It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Benar pak Priyo, sebentar lagi kami juga akan mencabut selang infus bapak, biar bapak mudah bergera" kata nya lagi
"Makasih ya sus"
"Sama sama pak, mudah mudahan bapak cepat sembuh, saya permisi dulu pak Priyo"
"Ia sus"
Nga lama Suster tadi meninggalkan kamar ku
Sekitar jam delapan ritual pagi di rumah sakit sudah selesai, aku sudah rapi, dan juga sudah bisa turun dari ranjang, mungkin karena kelamaan di atas ranjang,
Sekarang aku sedang berdiri di pinggir jendela melihat orang orang yang sedang bermain golf di kejauhan sana
Lalu pandangan ku menerawang jauh ke atas langit biru
Lalu tiba tiba dua telapak tangan menutup mata ku, aku rasakan seseorang menempelkan tubuh nya di belakang ku
"Ah nga lucu banget sih, ini siapa sih" kata ku pelan, biasa nya yang iseng gini cuma Jimi doang, tapi ini bukan harum dari parfum nya jimi, ini pasti mas Rudy kata ku dalam hati
"Hayo tebak siapa ini" kata nya sambil tertawa
"Mas nga lucu ah" kata ku
"Mas Rudy kan" jawab ku dengan nada jutek
"Kok tau sih"
"Ya, yang kenal aku pake parfum nya seperti ini cuma mas Rudy aja"
"Mang harum nya seperti apa"
"kaya minyak pelet" kata ku sambil tertawa
"ih ini parfum mahal tau, asli dari paris"
"Mau dari paris kek, dari tegal atau dari bojong, emang gw pikirin, yang penting tangan mas lepasin dulu dari muka aku, bau terasi nih tangan nya" kata ku dengan manja
Ia lalu menurunkan tangan nya
Dagu nya di letakkan di atas bahu kanan ku, kini aku rasakan degup jantung nya menempel di punggung nya
"Mas semalam kemana" tanya ku
"Hmm kemana ya, emang penting ya buat kamu tau, saya kemana"
Bigung aku jawab nya, benar juga ya, apa urusan nya aku nanya nanya kemana ia pergi semalam, siapa aku
"Tadi mas yang bilang sendiri, apa penting nya saya tau mas pergi kemana, suka suka mas lah, mas kan sudah gede, emang aku siapa mas, paling juga kalo mas kasih tau ke aku mas pergi kemana aku cuma bisa ..."
"Bisa apa yo" tanya nya lagi
"ya gitu mas"
"Gitu gimana si yo" tanya nya penasaran
"ya cuma bisa gigit jari saja"
"Kok bisa gitu yo"
"Nga tau, aku cuma nebak nebak aja"
"oh" kata nya
"Mas udah ah jangan peluk peluk" kata ku, sambil melepaskan tangan nya
"Bukan nya begitu mas" kata ku setelah menghela nafas panjang
"Terus kenapa"
"Aku nga enak kalau ada yang lihat mas peluk peluk aku, takut nya ada gosip miring tentang mas, takut entar orang orang nuduh mas gay" kata ku
"Penting ya pendapat orang" kata nya lagi
"Ya penting lah buat mas,
"Kamu itu kalo udah ngomong kaya nenek mas" kata nya sambil tertawa
Tanpa kami sadari sepasang bola mata menatap kami dari kaca yang ada di pintu kamar
Aku lalu duduk di sebelah mas Rudy
"Mas hari ini, aku boleh pulang"
"iya, mas sudah tau tadi"
"Mas senang ya" tanya ku
"Senang dong"
"Kenapa" tanya mas Rudy
"Nanti aku nga bisa ketemu mas lagi"
"Ya enga lah, nanti mas sering main kok ke tempat kamu"
"Ah nga percaya aku, emang aku siapa mas, teman bukan, sodara apa lagi"
"Ya udah mulai sekarang kita temenan, mau nga" kata nya sambil tersenyum
"Emang mas mau punya temen kaya aku" kata ku pura pura heran
"Emang kenapa, toh kamu nga jelek jelek banget kok" kata nya sambil tersenyum
"Bukan nya itu mas, maksud nya kan kasta kita berbeda"
"Cie, mang masih jaman ya, yo"
"Masih lah mas, tuh aku liat di sinetron sinetron tema yang begitu masih laku"
"Dasar korban televisi" kata nya lagi "Mas nga pernah beda bedain orang dari status nya, yang penting nga pernah merugikan mas"
"Mas nga kerja hari ini" tanya ku
"Kerja, sebentar lagi mas berangkat, soal nya ada meeting dengan klien"
"ya udah sana gie, nanti terlambat, di jakarta kan jalan nga bisa di tebak, kadang lancar, sering macet"
"Nga si mas"
"Priyo nanti kalau mas selesai meeting nya malam, mas nga bisa nganter kamu pulang ya, nanti mas suruh Ferdy buat nganter kamu pulang, nga papa kan"
"Nga papa mas" kata ku
"ya udah mas berangkat dulu ya" kemudian ia bangkit berdiri dan melangkah ke luar kamar
"Yo, kamu mau pesan apa buat makan siang, nanti mas suruh Ferdy belikan"
"Nga mas, makasih"
"ya udah nanti kalau kamu perlu apa apa sms Ferdy aja ya yo"
"iya mas"
Kemudian mas Rudy keluar dari kamar
Aku di antar oleh Fredy, asisten nya mas Rudy
Akhir nya aku sampai di kosan ku, ternyata di kosan sudah ada Mas Elang, dan Jimi, mereka langsung menyambut aku dengan senyum bahagia, Ferdy langsung pamit mau kembali ke kantor
"Priyo lo gemukan sekarang" kata Jimi yang duduk di atas karpet
"Iya jadi lebih ganteng" kata mas Elang "dan putihan"
"Yo, nasabah lo ada yang di approve tuh" kata jimi
"iya mas, dapet berapa" tanya ku penasaran
"Iya, cuma seratus juta, itu loh yang owner bengkel Ahas"
"Oh itu"
"Yo mas jalan dulu ya" kata mas Elang
"Mau kemana mas" tanya ku
"Ada perlu sama orang cabang, biasa soal target cabang" kata mas Elang sambil memakai kaus kaki
"Jiah paling makan makan nih mas Elang" kata Jimi
"Mas ntar malem balik ke sini apa ke rumah" kata ku
"Mas balik ke sini, ini cuma sebentar jam delapan mudah mudahan mas bisa sampai sini lagi, mas cabut dulu ya" kemudian ia keluar dari kamar, dan meninggalkan halaman kosan dengan mempergunakan motor nya
Jimi masih sibuk merapikan aplikasi yang akan di setor besok, seperti nya dari tadi dia kerja di kosan ku
"Jim dapat berapa hari ini" tanya ku
"Lumayan yo, hoki gw nelpon dari sini"
jangan sampai ya nanti akhirnya berbagi priyo