It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku masih menata puding buatanku diatas piring lalu kukembalikan kedalam kulkas. Aku memang menyebut kamar kostku dengan sebutan kamar kost Hijau Muda, karena cat kostanku warnanya hijau muda, lebih terlihat sejuk buatku yang memang penyuka warna hijau terang.
Kuambil hapeku lalu kutelpon eza.
“halo za, lo bisa ke kostan gua gak..”
“kenapa lagi emangnya..”
“kompi gua tiba-tiba mati. Gua bingung mesti diapain nih..” kataku dengan nada cemas.
“uuh..dasar. ya udah, gua kesitu. Awas aja kalo Cuma gara-gara gak dicolokin. Klik” jawabnya ketus.
Yess, teriakku dalam hati. Tipuan ku berhasil. Biarin dah gapapa boong dikit juga. mumpung belom puasa. Haha. Yang penting eza bisa kesini dan aku bisa kasih puding kesukaan dia.
Cukup lama aku menunggu dia.Sambil menunggunya aku aku menata kamarku yang memang belakangan ini jarang mendapat sentuhan tanganku. Kurapikan buku-buku dan novel-novelku yang berderet di lemari kecilku. Tak lupa kupajang foto-fotoku bersama teman-teman smp dan stmku dan kutambahkan foto baruku sama eza yang kuambil diam-diam. Kutempelkan foto ukuran kecil itu di atas stereofoam.
Dan setelah selesai, aku mendengar ada suara motor yang berhenti di depan kamar kostku. lalu tanpa ba bibu seseorang masuk tanpa salam.
“mana kompi lo?” tanya eza tanpa basa-basi.
“eza. ketuk pintu dulu napa.”
“kelamaan. Lagian kayak masuk ke kamar siapa aja si ah.”
“huh, dasar. Kompi gua di dalem. Gua bingung tau za...”
Dia lantas masuk ke dalam dan langsung menuju ke kompiku. Dia otak atik sebentar dan ketika dia nyalakan, ternyata nyala juga.
“ini gapapa. Kata lo mati” kata dia sambil melotot ke arahku.
“oh, gapapa ya? Hehe. Tadi mah gabisa nyala kok..beneran..”
“udah deh. Gak usah boong. Lo mau apa nyuruh gua kesini”
“lo jangan marah-marah mulu atuh.”
“iya, tapi gua jauh-jauh kesini mau ngapain..?”
“hmm..bentar, tunggu dulu ya” kataku sambil berjalan ke petakan depan dan langsung kuambil puding yang tadi kutaruh di dalam kulkas.
Kubawa ke dalam dan ketika aku masuk, kulihat eza tampak sedang memerhatikan stereofoam yang telah kutambahkan foto aku sama dia di bandung kemaren.
“gua mau ngasih puding buat lo..” kataku sambil menaruh piring berisi puding diatas meja. Dia melihatku sesaat dengan pandangan aneh.
“lo gak marah kan foto kita waktu di bandung gua tempel disitu? Foto-fotonya keren banget sih za..eh pudingnya dimakan dulu ya, keburu cair dan gak dingin. Kalau udah gak dingin mah kurang enak..” kataku sambil memotong pudingnya dengan pisau lalu kutempatkan di piring kecil dan kuserahkan padanya.
Dia mengambilnya dengan agak kikuk.
“bentar za, sendok kecilnya mana ya? Tadi perasaan aku taruh disini deh...adududuh..kok bisa gak ada sih..”
Dia terdiam sebentar lalu tertawa kecil.
“Lo itu rempong banget si. Pake sendok gede juga gapapa” katanya pelan.
Aku menoleh. Biasanya dia sewot kalau pasangannya tidak sesuai. Seperti kalau kita makan mie goreng pake mangkok, dia pasti sewot karena katanya mangkok itu buat mie kuah. Dan pasangan mie goreng itu ya mesti piring.
Dia lantas menyendok puding itu lalu memakannya. Dia tersenyum ke arahku.
“enak bay.manis, kayak yang bikin” kata dia.
Aku terdiam sejenak mencerna kata-katanya. Nafasku tercekat dan mataku berkedip beberapa kali. Apa aku gak salah denger? Manis kayak yang bikin? Huwaa...hadududuh..kok mukaku jadi merah gini, dan dadaku mulai dag dig dug...
“ini foto waktu di Ciwalk itu ya?” kata Eza sambil menunjuk ke salah-satu foto.
“i..iya za..”
“hmm..yang ini waktu lo minta difotoin sampe nangis-nangis di depan logo Trans TV itu.”
“aahh..siapa juga yang nangis-nangis..tapi foto lo yang backgroundnya lampu-lampu warna oranye itu keren juga tau za...”
“ada tau yang lebih keren.”
“mana mana mana. Yang mana?”
“yang di Dunia Lain.”
“hah?”
“gua kan fotoin lo yang waktu nangis-nangis liat pocong. Hahaha”
“ahh..eza...” kataku dan langsung menggelitikinya.
Dia meronta-ronta lalu menaruh piringnya diatas meja dan terjadilah kejar-kejaran sampai akhirnya dia terjatuh ke kasurku dan kukelitiki dia sampai dia minta ampun.
“ampun bay..ampun..hahaha”
“lagian iseng banget orang lagi takut malah difotoin..” kataku masih berusaha mengelitikinya.
Dia meronda dan akhirnya dia berhasil lepas lalu balik memelukku dan memegangi tanganku. Aku merasa nyaman sekali ketika dipeluk olehnya. Kami berdua terdiam sesaat. Aku merasa kikuk, dia pun juga sama. Akhirnya dia melepaskan pelukannya dan kami berdua terdiam dan salah tingkah.
Beberapa menit suasana kamar menjadi hening. Bahkan aku terus mengatur nafasku.
“mmm..gua setel radio ya. Kataku sambil menyalakan radio. Itu dihabisin pudingnya za” kataku kikuk sambil berjalan ke arah pojok dan menyalakan radio.
Aku memang termasuk orang yang paling suka mendengarkan radio daripada tivi. Begitupun dengan musik. Aku lebih suka mendengar lagu yang diputar di radio daripada di player, karena kalau di radio itu lagu yang diputar tak bisa kita tebak, apalagi saat acara request lagu. Lagu yang diputar itu pasti dipersembahkan oleh siapa untuk siapa dengan pesan-pesan romantis. Dan itu sangat romantis sekali.
Kau kan slalu tersimpan di hatiku
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku
Degg.
Aku menoleh ke arah radio, begitupun eza. kami saling pandang dan kami berdua kembali terdiam.
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Aku terdiam mendengar lagu the Virgin yang berjudul Cinta Terlarang ini. Apakah ini yang sedang kurasakan? Apakah aku sedang merasakan cinta terlarang itu?
Mengapa cinta ini terlarang
Saat ku yakini kaulah milikku
Mengapa cinta kita tak bisa bersatu
Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu
Kami berdua tiba-tiba menjadi kikuk. Kami saling pandang tanpa ada yang berani memelulai percakapan. Dan jujur, aku makin bingung harus apa atau ngomong apa ke dia. apa aku harus jujur sekarang?
“mmm..bay..gua..balik dulu ya”
Aku menoleh. Dan jujur aku sedikit kecewa dia mau pulang. padahal kan baru bentar dia disini.
“buru-buru amat za?”
“kompi lo kan udah bisa nyala..”
“oh..”
“...”
“yadah, dibungkus ya buat ibu..”
Lantas akupun berjalan ke belakang dan mengambil tupperware dan memasukan beberapa potong puding buat ibunya eza. Aku berjalan ke teras karena eza sedang berdiri diteras. Setelah kuserahkan, dia pun menerimanya dengan kikuk. Tatapannya rumit sekali. Dan dia tak langsung menarik tangannya, kami memegang tupperware itu cukup lama.
“besok kita udah puasa za. Maafin gua ya..gua sering banget bikin lo kesel, bikin lo jengkel..ngerepotin lo..nyusahin lo..”
Dia hanya diam saja. padahal biasanya dia akan langsung nyerocos atau mengapit leherku.
“lo..sahur di rumah gua aja Bay”
“hah?”
“hmm..daripada lo telat sahur. Lo besok masih libur kan?”
“i..iya. tapi..”
“udah..lo sahur dirumah gua aja ya”
“tapi..”
“lo kan dah lama gak masakin buat gua. Ini saur pertama dan gua mau makan makanan asin buatan lo lagi...” katanya dengan penuh harap.
Baru kali ini aku melihatnya begitu. Tatapan matanya itu seperti anak-anak yang minta dibelikan boneka, maksudku minta dibelikan mobil-mobilan sama ibunya.
“yaudah, karena lo yang nyuruh..”
“bukan gua. Tapi ibu yang nyuruh”
“hey, bukannya lo yang maksa?”
“siapa yang maksa? Gua kan Cuma nyampein permintaan ibu”
“nyampein dari mananya? Lo nyampe narik-narik tangan gua, terus dengan mata lo yang kayak anak pudel gitu..”
“HEY..GUA GAK MAKSA..”
“yaudah. Gua saur disini aja” kataku lagi sambil mendekap tangan di dada.
Dia lantas masuk kedalam dan tiba-tiba mengunci pintu dan memangku tubuhku. Aku yang belum siap hanya melongo.
“LEPASIN ZA..LO APA-APAAN SI?” kataku sambil berusaha berontak.
“sudah. anda jangan melawan. Saat ini anda kami culik, hahaha” katanya dan ternyata dia kuat juga memangku tubuhku yang sedikit lebih besar dari badannya.
Aku terus meronta sampai akhirnya dia menurunkanku disamping motornya diparkirkan.
“lo apa-apaan si?”
“pokoknya lo mesti ikut. Ayo naek”
“gamau”
“yaudah, kunci kostan lo gua yang pegang. Gua duluan ya..”
“eza..tungguin..iya iya..gua nginep di rumah lo” kataku sambil mengejarnya dan langsung neplok di jok belakangnya.”uuhhh..rese banget siloh. Awas,aj..”
“ngongggg..”
“EZAAAA..PELAN-PELAN..”
Dan akupun kembali mendekap tubuhnya. Untuk kesekian kalinya dia memboncengku dengan kecepatan gilanya. Dibalik sikap misuh-misuhku, ada rasa yang melambung dalam hatiku. Rasa yang rumit yang aku sendiri tak mengerti kenapa rasa ini bisa tumbuh. Rasa yang terlarang, rasa yang tidak semestinya. Tapi..Ya, aku sayang kamu za..
****
lanjut!
bodynya mirip2 ama abang angkat @tri_s sebelum dia makan overdosis. hahaha
Lanjut kang
Eza ma azam itu pasti suka sama bayu..
Bayunya aja yg oot...
Lanjut lg bia...
lannjuuut....
suka suka.. tp brasa ada yg hilang ato karna ngantuk yah bacanya. hehehe..
makin bagus bi ceritanya..