It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
The Sacrifice ..
Hari telah berlalu, menyambut hari berikutnya...
tiada kesan terhenti bagi semua insan atas peristiwa yang telah terjadi sepanjang mereka masih bernafas, berpikir, dan merasakan tentunya.
ketika malam menjadi penenang dan bersiap untuk berjuang esoknya.
malam yang akan memeluk senja di pelupuk mata.
dan pagi akan menyambut dengan terbuka.
tidak satu pun manusia bisa menetap dalam kebahagiaannya, karena hari selalu bergulir maju.
menjadi pemacu jiwa yang ingin terus memburu asa.
entah kebahagiaan abadi atau bahkan berujung sendu nan pilu.
entah derita jiwa, ataupun suka cita...
biarkan hari dan esok tetap misteri...
karena kita tak kan mampu menguaknya,
--
Pagi hari buta Lingga terbangun secara tiba-tiba. ia melihat Fingga sedang tertidur namun tubuhnya menggigil kedinginan padahal temperature suhu AC sedang dalam posisi 24'C. segera Lingga menyentuh Leher dan dahi Fingga. Ternyata benar, Fingga sedang terserang demam.
Tidak bermaksud untuk membangunkannya, Lingga membetulkan letak selimut Fingga. dan juga ia mematikan AC karena dirasakan suhu itu masih terlalu dingin untuk Fingga.
semoga ia segera merasakan hangat.
Lingga beranjak dari tempat tidur dan duduk di kursi sambil menatap Fingga. Dilihatnya wajah Fingga mulai tenang dengan selimut yang hampir menutupi sekujur tubuh tegapnya. begitu polos dan lugu. adik 10 menit setelah ia lahir di dunia itu membuat Lingga benar-benar merasakan kasih sayang setulusnya untuk Fingga. kesempatan yang dulu terbuang ingin dia balas saat ini juga. ya, sekarang ketika Lingga berada di dekat Fingga. ingin sekali ia menunjukkan bukti bahwa ia sangat menyayangi Fingga. dan berharap suatu hari nanti Fingga bisa menerima Lingga kembali sebagai kakak dan saudara kembarnya.
" Get well son My boy..." ucap Lingga mengecup kening Fingga sambil berlalu meninggalkan kamar.
haha... masa calon dokter sakit.. tawa Lingga dalam hati
ia berjalan menuju halaman belakang rumah sambil membawa secangkir kopi dari mesin espresso di dapur.
menikmati fajar pertama di Jogja..
halaman belakang rumah Fingga memang sengaja di desain terbuka menghadap keperkasaan Gunung merapi. dengan pagar teralis besi setinggi 2 meter tidak menghalangi indahnya pemandangan pematang sawah dengan latar belakang merapi yang menjulang. apalagi semburat surya di di pagi hari dengan gradasi warna biru tua sisa malam berbaur rona jingga matahari membuat hati menjadi tenang untuk tetap memandangnya. sangat membantu menjernihkan pikiran semua orang. termasuk Lingga.
Secangkir kopi di pagi hari..
pahit yang pas bercampur dengan manis creamer yang sempat ia tambahkan sedikit. Lingga memang penggemar kopi. ketika di SG ia pernah belajar menjadi seorang barista dalam meracik kopi dan minuman lainnya. apapun akan Lingga jalani jika memang ia menganggap itu adalah hal yang menyenangkan.
Hari ini Lingga akan menyusun rencana,.
Rencana untuk membantu Fingga menyelesaikan beberapa tugasnya. dan juga ia ingin merawat Fingga selama masa pemulihan demamnya.
wait...
Fingga kan harus mengantar Albert wisata hari ini...?
tidak mungkin kalau dia harus keluar rumah dalam keadaan seperti itu.
I've to do something..
gumam Lingga
Fingga mengecek sekitar, ternyata Lingga tidak ada di kamar. ia berpikir mungkin Lingga telah pindah ke kamar lainnya atau sedang jalan-jalan santai. berulang kali ia mengucek matanya, bermaksud menghilangkan rasa kantuk yang masih mendera. apalagi Fingga sangat malas meninggalkan kamarnya kalau kondisi tubuhnya sedang demam seperti ini.
sandwich dan susu? heran Fingga
" baik banget si Lingga mau bikinin aku kayak gini." katanya sambil membuka jendela kamar.
" astaga! udah terang!"
segera Fingga melihat jam dinding, dan ternyata waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi.
" Sial! telat 2 jam! harusnya aku menjemput Albert jam 7 tadi.." cemasnya.
" Lingga...!! ngapain kamu nggak bangunin akuu!!" teriak Fingga dari dalam kamar.
" Lingga??!"
Suasana masih sepi dan hening. sama sekali tidak ada keributan pertanda adanya kehidupan lain di rumah selain Fingga. ia celingukan. ingin sekali mengomel di depan Lingga yang tidak membangunkannya pagi - pagi.
berulang ia memanggil Lingga tetapi responnya tetap nihil . lalu Fingga mengecek keluar kamar, karena tidak ada jawaban dari Lingga. ia mencari keseluruh penjuru rumah dan tetap saja tidak menemukan batang hidung Lingga. segera ia berjalan ke garasi, dan ternyata benar. Lingga pergi menggunakan mobil Fingga.
anjrit tu anak!
Fingga kembali ke kamarnya dan mengambil handphonenya berada di kasur. bermaksud untuk menelepon Lingga untuk menyuruhnya segera pulang. namun ternyata yang didapatinya adalah sebuah digital notes dari Lingga.
wanna call me? haha...
I'm sure you dont know yet my local mobile number , rite!
dont worry. I wont pawning your car.
you should take a rest. GWS .. BRB soon my boy
LINGGA
"argghh.. kemana lagi ni anak!"
Fingga bergegas ingin menghapus note dari Lingga dan ternyata bersamaan dengan masuknya inbox dari Albert.
you should enjoy your bed time.
Hopefully you get well soon. Lingga can handle your job now.
see ya there...
" yang bener aja tu anak..! emang dia tau tempat wisata di jogja?? entar kalo nyasar gimana? ntar kalo Albert nggak puas gimana? mati aja aku! percuma deh bikin itin semalam kemarin kalo ternyata ga kepake! hhmmm...." ia mengomel sendiri...
setelah membalas sms dari albert yang berisi permohonan maaf, Fingga menjadi sedikit lebih tenang. meskipun sebenarnya hatinya tetap saja gelisah. ia duduk di kasurnya sambil mengambil sepotong sandwich yang telah Lingga siapkan tadi pagi.
" enak juga sandwichnya.."
ishh.. ngapain juga aku muji Lingga...
Fingga menyantap dua potong sandwaich itu dengan lahapnya. tiris tak tersisa. meskipun sakit, perut tetap saja sama, akan menjadi jadi ketika dalam keadaan kosong. setelah menikmati sandwich special dari Lingga, ia meneguk habis susu putih yang telah mendingin. biarpun dingin, nutrisi masih sama saja. Fingga pun tidak ingin semua menjadi mubazir karena jarang sekali dia makan langsung tersedia di rumah. lebih sering harus menyiapkan sendiri atau bahkan harus memasak terlebih dahulu. resiko tinggal di rumah sendirian.
setelah sajian licin tak tersisa, Fingga bermaksud untuk beristirahat kembali di atas tempat tidur, namun ternyata mata nya telah bugar sentosa. tidak ada lagi keinginan untuk kembali merajut mimpi seperti ketika ia bangun tadi. karena merasa kurang kerjaan akhirnya ia menelepon Astra untuk menemaninya hari ini.
" Halo Fing, iya tnggu dulu. bentar lagi gw kesana kok." kata Astra di handphone terdengar tergesa-gesa.
" hah? lo kok tau gw mnta ditemenin di rumah?" Fingga heran.
" lhah,? bukannya lo tadi yang sms gw... gimana sih."
pasti kerjaan Lingga lagi ....
" oh.. hehe, sory gw lupa. ya udah buru gih!"
" beres ndoro kakung.."
Fingga tidak habis pikir dengan tindakan-tindakan Lingga yang penuh kejutan hari ini. dari menyiapkan sarapan, menghandle kerjanya untuk menjadi tourgide, sampai menyuruh astra untuk menemaninya di rumah. anggapan Fingga tetap saja sama, pasti Lingga ingin mencuri perhatian agar Fingga tidak ketus dengannya. mulanya Fingga sedikit kasihan dengan Lingga. tujuan dia ke Jogja kan ingin berlibur. tidak untuk merasakan kerepotan dari kegiatan-kegiatan Fingga.
Tapi itu akan menjadi hal yang sulit bagi Fingga, ia sudah merasakan sesuatu hal yang beda ketika menilai sesosok Lingga. alasan yang sama ketika Anggia meninggal selalu menjadi tameng untuk menerima kemurahan hati Lingga. masa bodoh katanya...
Waktu menjelang siang, dan Astra belum juga datang ke rumah. untuk mencari kesibukan meskipun tubuhnya masih lemah, Fingga mereview tugas-tugas kuliah nya dan juga laporan yang nyaris selesai. harapannya untuk menyelesaikan blok Limited movement di semester ini sangat lah menggebu karena persaingan akademik di fakultasnya cukup tinggi. ia tidak ingin nilainya anjlok ketika menjelang ujian blok nanti. laporan praktikum makronatomi sudah selesai, patologi klinis juga sudah selesai, tinggal belajar untuk persiapan responsi minggu depan.
ketika Fingga akan mengecek email di laptopnya, tiba-tiba handphonenya berdering..
" iya mah? ada apa?"
" sayang keadaanmu gimana skrang? udah ga papa kan? udah makan blum? obat nya nggak lupa kan?" tanya mamanya khawatir.
" pelan dong mahh... Fingga gapapa kok. pasti mama dikabarin ama Lingga ya. hhmm..." kata Fingga dengan cemberut.
" iya sayang.. kenapa ih? kalo nggak gitu, mama ga tau kan jadinya. Lingga khawatir banget lho!"
" alasan aja tu anak.!"
" nggak boleh gitu ah ama kakak sndiri,.. kan dia di jogja juga mau nemenin kamu sayang.."
" iyee....ye..."
" ya udah., udah makan belum?"
" udah..."
" minum obat?"
" belum..."
" buruann gih, ini udah hampir siang!"
" iya ah! mama bawel deh..."
" Lingga mana?"
" eee.... main mah! ninggalin tuh.. kan aku lagi sakit!"
" ya udah ga papa. kan dia rencana emang mau liburan..."
" lhah?? kok mama jadi belain dia sih!"
" iri yaa... hehehee....!" goda mamanya.
" tau ah!"
" udah gih! kamu istirahat dulu aja...trus main bareng berdua ok! mama mau ke kantor om Reno dulu. dada sayang... luv u always.."
" huu genit.. luv u too.. hehe" jawab Fingga.
Fingga cukup terhibur ketika mamanya telepon. hanya saja sebenarnya ia tidak ingin mamanya khwatir meskipun ia sedang sakit di jogja. setelah bercakap ria dengan mama nya, Fingga kembali mengecek email nya. ada salah satu email baru dari agen perjalanan wisata tempat ia berkerja sampingan sebagai tourguide. Fingga sontak terkejut ketika membacanya. info yang diterima benar-benar diluar dugaan....
keep posting Bro.