It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kalo iya, wewwww, mungkin anda belum pernah mengalami ataupun melihat cinta sejati dalam gay relationship bro.
Ga semuanya berdasar birahi.
Memang ada dan banyak yg hanya mikirin soal selangkangan aja.
Makanya sy bilang di atas, kalo sampai ada pasangan gay yg memang punya cinta sejati dan akhirnya mengkomitkan diri dalam gay marriage, itu luar biasa dan sakral. Karna langka kan, orang2 jaman sekarang yang masih menghargai komitmen dan cinta?
@cupuimoet
Saya mau nanya dulu nih, apakah kamu seorang sekuler? . Mungkin bagi orang yang sekuler atau atheis, gay marriage itu sah-sah saja. Tapi bagi gw yang beriman (walau imannya masih naik-turun), pernikahan gay itu ga ngasih solusi apa2, ga bakal ngasih ketenangan, hidup gw akan selalu dibayang-bayangi oleh dosa.
Beda sama yang hetero, setelah nikah sex menjadi halal, tentu saja sex suami dengan istri.
Kalau soal pandangan masyarakat juga saya ga peduli, toh bisa pindah rumah ke daerah lain. Tapi kalau soal dosa, apakah dengan pindah ke daerah lain dosanya jadi hilang?
Ok, ini semua adalah pendapat saya dan sepertinya memang ga akan ada titik temunya
Sy dulu pernah membuat statement, entah orang setuju atau ga, sy ga akan membawa2 agama dalam kehidupan gay, karna kedua hal itu buat sy ga ada titik temunya . Sy sendiri hanya berusaha untuk "berdamai" dengan agama dan Tuhan .
Kalopun mau dibahas lebih jauh, jangankan nikah, soal gay sendiri masih banyak agama yang menentang soal itu.
Kalo sy sih ga mau hidup sy ditekan dan dibayang2i soal ini .
Sy sudah mencapai satu titik dimana sy memang tau 2 hal ini ga bisa ketemu (ini pendapat sy pribadi) so sy ambil titik damai aja .
Dan sampai hari ini sy ga pernah menyesali keputusan sy untuk menjadi gay . Sy menangkap anda masih bergumul soal itu. Kalo memang menurut anda, itu membuat anda ga tenang, ya ambil keputusan yg membuat anda tenang .
Tapi sy pribadi ga akan pernah melabeli gay dan pernikahan gay dengan "dosa". Siapa sy, sy bukan Tuhan, jd ga ada hak untuk menghakimi dan melabeli hal itu .
Soal nikah gay, pandangan sy juga sama. Sy ga mau memusingkan soal pendapat agama dan masyarakat. Yang saya hargai adalah komitmen dan rasa hormat terhadap cinta, makanya kenapa sy pro terhadap hal ini . Yup, makanya sy ajak anda salaman
Apakah anda Islam? Kalau Islam apakah anda termasuk penganut "STMJ", alias solat terus , maksiat jalan? hehehe
Sebetulnya kalau hanya sebatas perasaan saja, belum ke perbuatan mungkin tidak berdosa. Cuma kalau sudah berhubungan intim, lelaki dengan lelaki jelas itu dosa.
Nah, sebenernya saya suka dengan judulnya yaitu "Pasangan gay Tanpa Sex" , tapi dari situ muncul rasa skeptis, apakah manusia bisa hidup tanpa sex sampai akhir hayatnya?
Soal STMJ, hmmm, kalo memang agama dan orang lain melabeli apa yg sy lakukan (relationship with sex) itu maksiat, sy ga peduli .
Again, sy sendiri ga suka label2an bro. Label ini dosa, ini boleh, itu maksiat itu ga ada bagus2nya buat sy . Itu malah bisa jadi pandangan yang judgmental .
Bukan tempat sy dan sy ga peduli
Sy lihat anda sangat peduli dengan label "dosa" , ya ambillah jalan hidup yg buat anda ga dosa . Kalo memang sex atau gay marriage buat anda itu "dosa", ya jangan lakukan .
Batasan soal perasaan saja itu ga dosa dalam agama? Apa iya ya . Buat beberapa orang dan agama tertentu, jadi gay saja (yang mempunyai perasaan terhadap sesama pria) itu sudah dilabeli dengan "dosa" . Makanya sy bilang, sy ga peduli dengan label .
Sy membuat keputusan dan berusaha bertanggungjawab dengan hidup sy dan ga menyesali hal itu .
Kalo memang anda sendiri ga yakin bisa menjadi gay tanpa sex, dan itu membuat anda tertekan dengan label dosa, saran sy, jangan jadi gay
Saya menyebutkan yang ini dosa yang itu dosa bukan asal-asalan tapi berdasarkan
ilmu agama yang saya ketahui. Kalau anda tidak perduli ya silahkan .
Yang jadi polemik adalah kata "berdamai dengan agama", nah saya kurang faham dengan kata-kata itu. Mungkin anda bisa jelaskan lebih detail.
Tapi yang seringkali terjadi, orang menggunakan agama untuk menekan dan menghakimi orang lain. Bahkan ada yang menafsirkan ayat ataupun ajaran agama dengan persepsinya sendiri dan memakainya untuk melabeli suatu hal dengan "dosa". Kalo itu ditujukan ke dirinya sendiri, sy sih ga masalah. Tapi biasanya yang terjadi, label itu ditujukan dan dijadikan standar untuk menilai hidup orang lain.
Apakah itu membuat orang nyaman dan semakin dekat dengan dengan Tuhan? Biasanya yang terjadi adalah penghakiman dan perdebatan ga jelas , dan ujung2nya ga membuat seseorang kembali ke Tuhan yang seharusnya menjadi inti dari agama .
Ga ada 1 orangpun yang bisa melakukan ajaran agama dengan sempurna bro, termasuk diri sy. Makanya sy ga suka mengatakan ke orang lain, hei, itu maksiat, hei itu dosa.
Karna seringkali kita begitu mudah melihat dan melabeli tindakan orang lain, tanpa menyadari diri kita juga ga sempurna.
Selama kita mengambil keputusan untuk diri sendiri dan tidak melukai orang lain dalam keputusan itu, itu cukup.
Sy terganggu kalo ada orang yg melabeli tindakan orang lain dan point out kalo tindakan mereka itu "dosa". Hanya Tuhan yang sempurna dan buat sy, hanya Dialah yang boleh menghakimi seseorang.
Makanya sy ga peduli dengan label dari manusia yang menghakimi orang lain. Silakan kalo label itu ditujukan ke diri sendiri dan mendasari keputusan seseorang dalam menjalani hidupnya. Tapi kalo itu juga ditujukan ke orang lain? well, sy terganggu dengan itu .
Soal Berdamai dengan agama,
Ajaran agama sy dan gay itu ga akan pernah ketemu . Dulu itu membuat sy tertekan dan berusaha menyangkal "ke-gay-an" sy. Menekan perasaan sy dan berusaha menyukai perempuan .
Apakah sy bahagia? Nope, malah sy stress dan tertekan.
Makanya sy berdoa ke Pencipta sy, ijinkan sy untuk memilih jalan hidup sy sekarang. Sy tetap berusaha menjalani ajaran agama sy, tapi untuk 1 sisi hidup sy yang ini, sy memilih untuk menjadi gay. Apakah itu disebut kompromi? Bisa jadi , tapi itu keputusan sy sekarang dan nantinya akan sy pertanggungjawabkan ke Pencipta sy.
Mungkin anda harus membedakan mana yang memberitahu dan mana yang menjudge. Posisi saya di sini hanya memberitahu bahwa perilaku gay itu adalah dosa, dan tentu itu pun berlaku untuk saya, jadi sampai saat ini saya pun masih bergelimang dosa.
Menarik soal kompromi dengan Agama, sebab agama itu sifatnya tegas . Contohnya, mabuk itu ya haram, apapun alasannya ya haram. Ga bisa kita bilang, "aku udah nyandu sama mabuk, kalau ga mabuk aku menderita, maka mudah2 an mabuk bagi gw bukan dosa" .
Terus apakah mungkin ingin mendekatkan diri pada Tuhan tapi tetap melanggar aturan-Nya? , Ini seperti "aku ingin sholeh tapi tetap mabuk-mabukan".
Tapi akhirnya kembali pada diri masing-masing, soalnya yang menanggung akibatnya juga diri sendiri.
Cara kita berkata dan menyampaikan sesuatu itu penting bro, walau mungkin maksudnya bukan seperti itu, tapi yang membaca bisa menangkapnya berbeda .
Iya, sy setuju dengan statement anda yg bicara agama itu tegas. Itulah sebabnya kenapa sy mengatakan kalo 2 hal ini (gay dan agama) ga ketemu kan jalan tengahnya .
Sebenernya, yg sy lebih minta "kemurahan hati" itu bukan ke agama ataupun orang lain , tp lebih ke Pencipta sy .
Sy mengenal sisi lain dari Pencipta saya, selain ketegasanNya, yaitu kasih-Nya.
Dan seperti yang anda bilang, akhirnya itu adalah urusan pribadi sy dengan Dia, bukan urusan orang lain . Sy pribadi yg akan mempertanggungjawabkan keputusan sy kan .
Oleh karena itu jugalah, sy juga ga akan mencampuri urusan orang lain dalam soal agama, mengatakan sesuatu itu dosa atau ga . Itu bukan urusan sy, krn itu hidup orang lain .
Kecuali kalo sampai keputusan mereka itu mempengaruhi hidup saya dan terutama merugikan sy ataupun teman2 sy, baru sy akan menanggapi dengan tegas .
Btw, ini terakhir kali sy akan membahas soal agama dengan anda . Topik ini bukan topik fave sy dan bukan thread yang tepat untuk membahas soal ini .
Thx buat diskusi di atas, again, salaman krn beda pendapat
@cupuimoet kata2 mas @Boyorg benar di poin bahwa ajaran agama itu mutlak, untuk org yg meyakini, hukum agama itu ga kenal reasoning, justru tugas kita mencari kebenaran untuk mendukung hukum itu.
Kejauhan kalo orang ngomongin dosa ini itu, tapi sebagai makhluk berakal gw perlu tanya tujuan jangka panjang lo. Picture aja dengan keputusan yg lo ambil sekarang, ke depannya bakal ada konsekuensi apa. Ga usah di bales gapapa komen gw, cuma jdi bahan renungan bersama aja.
@Boyorg gw ga percaya sih sama cinta birahi, itu mah namanya nafsu. Btw di agama gw, ini yg berat bgt, cinta kita sama sesuatu yg bersifat duniawi itu ga boleh lebih besar dari cinta kita ama Tuhan, kalo lebih besar, siap2 aja kehilangan. Kaya cinta nya Habibie ke Ainun. #pendapat pribadi.
Sy hanya ga setuju aja dengan cara orang mengatakan tindakan orang lain itu dosa . Itu terkesan judgmental .
Kalo memang seseorang merasa suatu tindakan itu dosa, ya buat instropeksi diri sendiri saja. Ini pandangan pribadi saya .
Di sini sy hanya menegaskan posisi dan pandangan sy terhadap topik ini terlepas ntar ada yg setuju atau ga .
Toh namanya forum, tentu akan ada perbedaan pendapat . Makanya sy juga tetap menghargai pendapat bro @boyorg, walau beda pemikiran . Ini pendapat sy sebelumnya bro Seperti perkataan sy sebelumnya, sy sudah memikirkan baik2 mengenai keputusan ttg hidup sy dan konsekuensinya ke depan .
Sebenarnya kesimpulan dr omongan panjang lebar sy sebelumnya adalah, itu hidup seseorang. Biarkan orang itu yang mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap keputusannya. Orang lain boleh mengingatkan atau berpendapat soal itu (walau sy pribadi biasanya kagak mau ikut campur hidup orang lain ), tapi please, jangan dengan cara yg judgmental .
Setelah diskus dengan bro @boyorg, sy mengerti maksud bro @boyorg tidak menghakimi, tapi cara pengungkapannya aja yg sy ga setuju .
Again, ini pendapat pribadi sy. Kalo ga setuju, silakan keluarkan pendapatnya, kita diskus (dan bkannya yg terjadi jg seperti itu yak? )
Cuma memang soal topik agama, jujur, sy sudah males bahas hehehe, udah cukup panjang lebar sy ngomong, ntar yg baca juga bisa eneg
Jadi panas?
well, I know im passionate person . Kalo sudah diskus dan menjelaskan pendapat sy, terkadang terkesan "panas" hehehe.
Dulu biasanya, ada orang2 tertentu yg jadi pendingin kalo diskusi ini sudah terkesan "panas". Where are you guys? hehehe