It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Just make it happyly ever after, for ever and ever... Forever, forever, forever...
belummmmmmmmm. aku rombak dulu kayaknya banyak adegaan makan2nya jadi gak enak, ada yang bilang makan makan mulu katanya
bentar ya, rombak rombak dulu soalnya
Apaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?
#sambil guling guling
“Masssssssssssssssssss”
“Apa sayang” kataku
“Hari ini jadi kan bikin cheese cake sama chocolate cake”
“Iya sayang, habis sarapan ya”
“Asik asik. Sarapannya apa mas, Agus sudah gak sabar ni”
“Tadi mas bikin frech toast ama omlet sayang. Juga ada nasi juga”
“Ya udah Agus mau French Toast nya aja deh”
“Mas bikinnya dua kok sayang, kalau kamu gak abis biar mas abisin nanti”
“pasti abis deh”
“Kecil kecil makannya banyak ya”
“Biarin aja aja yang penting ganteng” katanya
“Siapa yang ganteng sayang”
“Agus dong”
“Masak sih sayang, kayaknya gak ada deh yang bilang Agus ganteng”
“Ganteng banget tau gak?”
“Gak tau tuh” kataku
“Mas jahat deh” katanya sekarang mulai cemberut mulutnya
“Agus tu cute dan manis sayang”
“Plus ganteng dong”
“Emang penting”
“Gak juga sih hehehehhe”
“Udah sayang kita mandi lalu sarapan, kemudian bikin roti keju ama roti coklat tadi”
“Ihhhhhhhhhhhhhhhh udah dibilang cheese cake ama chocolate cake massssssssssssssssssss”
“Huuuuuuu, udah ah ayo mandi. Bareng aja deh biar cepet” kataku mengedipkan mata
“Pasti nanti mandinya lama” senyumnya
“Masak sih, ayo dibuktikan” kataku
“Yukkkkkkkkkkkkkkkkkk”
Mandi yang cukup 15 menit ternyataa berlangsung 45 menit. Lama juga, karena banyak bercandanya dari main main busa sabun sampai gelitik gelitikan. Setelah badan fresh kita sarapan dan kemudian aku bikin yang dimaui Agus.
“Masssssssssssssssssss”
“Ada apa sih, ganggu aj deh. Kalau hasilnya gak enak jangan salahin mas ya”
“Enak aja, ya salahin dwong dan bikin lagi”
“Wah gak enak di mas ni kesimpulannya”
“Pasti enak kok. Emang mas sekarang mau apa”
“Cheesecake sudah didalam freezer, nunggu beku saja. Lalu roti coklatnya bari di bake tu. Ni mas mau bikin glazingnya. Karena agus nakal mas hias pake pare aj ya. Biasanya kan strawberry, ini beda gitu”
“Kan ada mas strawberry nya”
“Biarin aj, biar pahit”
“Jangannnnnnnnnnnnnnnnnnn, nanti Agus ngambek”
“Biarin aj, cium aja juga ngambeknya ilang”
“Ih, mas pasti mikir yg macem macem”
“Enak aja, Agus tu yang omes kayaknya. Sekarang makin omes deh”
“Agus mah lugu orangnya”
“Oh ya?”
“Iya dong”
“Iya deh daripada nanti ngambek” kataku
“Agus gak pernah ngambek”
“Masak sih?”
“Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
“Tu kan udah mulai ngambek” kataku
Kedekap dia, aku cium pipinya
“Mas kolokan deh” katanya
“Gak suka ya”
“Suka dong”
“Mas mas mas masssssssssssssssssss”
“Apa sayang”
“Mau dibikinin minum gak?”
“ Boleh deh” Kataku
“Agus bikinin jus pare ya, mas kan suka sayur”
“Boleh boleh, tapi Agus yg ngabisin dulu setengahnya baru mas minum sisanya”
“Ogahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, huffft, pasti deh Agus yang kena getahnya. Mau susu atau teh mas?”
“Teh aja sayang, pake madu aja ya” kataku
“Beres mas”
Waktu sudah agak siangan, aku sedang membuka laptop dan memeriksa dokumen yang aku harus segera selesaikan. Lumayan banyak juga yang harus dicek satu per satu. Tiba tiba aku dengar ada bunyi bel di pintu depan.
“Gus, ada tamu tu, bukain pintu” kataku
“Iya mas, ih siapa sih siang siang datang, gangguin yang lagi makan kue aja” gerutunya
Tidak lama kemudian Agus sudah masuk ke kamar dan menemuiku.
“Siapa sayang tamunya”
“Pacar mas datang tu?”
“Pacar? Jangan ngelantur ah”
“Iya tu Risna datang sama bapak bapak”
“masak sih”
“Iya”
Aku lihat mukanya sudah cemberut. Manyun kayak bebek, lucu menggemaskan dan pengen nyium dia jadinya.
“Kenapa ngambek sayang?”
“Agus takut mas diambil sama dia”
“Enggaklah sayang, mas kan cuma sayang dan cinta sama Agus”
“Bohongggggggggggggggg” katanya
Langsung aku cium bibir merahnya. Setelah beberapa lama aku lepaskan dan senyuman manis tesungging di wajahnya.
“Bikinin minum ya sayang”
“Agus kasih racun tikus aja deh”
“Sayang lucu banget sih” aku peluk dia dan aku cium pipinya
“Peluk peluk mulu sih, yang lain dong”
“Apaan?” kataku dan hanya dijawab senyuman lebar
“Dasar pacar mas sekarang omes ya?”
“Biarin, biar gak berpaling dari Agus”
“Gak akan sayang, udah bikinin minum dan kuenya dikeluarin”
“Enak aja, pake kue kue segala”
“Gak sopan ah”
“Ya sudah, pake kue yang beli aja, jangan bikinan mas, nanti dia betah dan gak pulang pulang”
“Emang bang toyib sayang gak pulang pulang”
“Wek” katanya sambil melet
Akupun segera keluar dan menemui mereka, aku juga bingung mau apa mereka kesini, kayaknya semua sudah selesai urusannya dan gak diperpanjang lagi. Apa jangan jangan mau diperpanjang lagi urusannya, aku gak tahu. Aku duduk dihadapan mereka, ada Risna dan Ayahnya.
“Selamat pagi Ris, Om” kataku
“Selamat pagi mas” kata Risna, hari ini cantik dia dan sexy bajunya
“Oh ya, gimana sehat sehat saja kan?” kataku
“Baik baik kok mas, Cuma sedikit sakit” kata Risna
“Oh ya nak Damar, bapak kesini mau ngomongin pernikahan nak Damar dengan Risna” Kata ayahnya Risna
Bertepatan dengan ayah Risna ngomong begitu, Agus muncul membawa baki berisi minuman dan kue, aku melihatnya syok dan segera aku berdiri dan membantunya agar yang dipegangnya tidak jatuh. Setalah itu dia diam dan langsung masuk ke dalam.
Aku bingung ni, aku harus nenangin Agus dulu atau aku harus nyelesein dulu dengan mereka. Kuputuskan menyelesaikan dulu dengan mereka supaya semua bisa segera berakhir.
“Maaf om, tapi semuanya sudah selesai kan, gak aka ada pernikahan antara aku dan risna?” kataku
“Nak Damar memangnya sudah punya calon istri? Kok menolak begitu”
“Enggak juga sih om, saya belum punya calon istri”
“Lalu apa anak saya dimata kamu kurang cantik?”
“Gak juga, cantik banget malah” kataku
“Lalu apa masalahnya?”
“Masalahnya saya hanya menganggap dia adik saja om, aku gak pernah punya pikiran untuk menjadikan pendamping hidup”
“Memangnya tidak bisa di tumbuhkan cinta itu, kata orang jawa kan witing tresno jalaran seko kulino”
“Maaf om, untuk menikah dengan Risna saya benar benar minta maaf, saya gak bisa”
“Kamu lihat dia kan, gara gara itu dia sakit, kamu bisa kan punya hati sedikit dan membantu dia”
“Maksud om?”
“Dia sangat mencintai kamu, kamu pasti bahagia kalau menikah dengan dia”
“Menikah itu harus dengan orang yang dicintai pak, aku gak mau mencoba coba menikah dan hanya alasan kasihan, gak adil bagi Risna”
“gak apa apa mas, aku mau kok” kata Risna
“Aduh, aku yang gak bisa, maafin aku ya Ris”
“Memangnya kamu nunggu apaan, pekerjaan sudah ada, rumah sudah ada, kendaraan sudah ada, mau nunggu apa lagi, Risna pasti cocok buat jadi istrimu, pasti akan jadi keluarga yang bahagia. Aku sudah membayangkan menimang cucu dari kalian”
“Apa om!, maaf deh, tolong berhenti berpikiran agar aku menikah dengan Risna, aku gak bisa”
“Emang alasannya apa? Bukannya nak Damar belum ada calon istri kan?”
“Aku gak mencintintai Risna”
“Cinta bisa dipupuk nak, aku sudah siapin persta perkawinannya, dijamin meriah”
“Sudah kubilang aku gak bisa”
“Jangan jangan kamu sudah punya istri ya di Jawa”
“Belum om, aku gak punya hubungan serius dengan perempuan manapun”
“Ya sudah kalau begitu, ayo kita bicarakan acara resepsinya”
“Aku gak bisa dan aku gak akan menikah dengan Risna” kataku
Makin lama aku makin jengkel dengan ni bapak bapak, ngapain maksa maksa aku kawin dengan anaknya, aku sudah bilang aku gak cinta sama anaknya ini malah mau ngebicarain resepsi segala. Aku mau nenangin dulu sebentar biar gak emosi sekalian lihat Agus.
“Maaf om, Ris, aku kebelakang sebentar” kataku
Aku segera kedalam dan aku langsung mencari Agus, aku kedalam kamar dan kulihat agus tengkurap di ranjang dengan mukanya terbenam di sebuah bantal. Aku langsung dekati dia, aku dengan suara isakan di mulutnya. Kuelus punggungnya lembut.
“Sayang, jangan nagis dong, itu bikin mas sedih”
“Mas mau ninggalin Agus kan?”
“Enggak sayang, siapa bilang?”
“Itu ngomongin nikah nikahan segala. Kalau mas sudah gak sayang sama Agus, bunuh Agus saja dulu mas, Agus sudah gak kuat lagi kalau berpisah dengan Mas Damar”
“Sayang, itu kan mereka, percaya mas deh, mas akan selalu hanya untuk Agus”
“bener?” katanya
“Iya sayang, kapan mas bohong sama Agus” kataku
Segera aku bangunkan dia, aku dudun di tepi ranjang dan dia duduk dipangkuanku, kepalanya terbenam hangat di leherku, aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
“Mas sayang dan cinta Agus selamanya, Agus gak usah cemas kalau masalah itu”
“makasih mas sudah sayang ma Agus yang jelek ini”
“Seharusnya mas yang bilang gitu, Agus kan superduper manis dan imut, unyu unyu pokoknya”
“Plus ganteng dong”
“Iya, ganteng banget” kataku
“udah sayang, kamu makan kue aja aku mau nyelesaikan urusan dengan Risna dan ayahnya dulu, biar gak berlarut larut”
“Iya mas, aku habisin ya kuenya”
“Sisain dikit dong, masak mas gak dibagi”
“Kalau lama ya tanggung sendiri akibatnya”
“Iya sayang” dan aku mencium keningnya
Kami berdua keluar kamar dan Agus mengambil kue dan kemudian menonton TV sambil dengan asik makan kue. Aku kebelakang cuci muka dulu, semoga ini segera beres doaku.
Setelah cuci muka aku segera kembali kedepan dan duduk dihadapan mereka lagi
“Gimana nak Damar, kita adakan pestanya tanggal 20 nanti ya, itu hari baik lo, aku sudah sebar undangan, pasti meriah”
“Apa? Apa maksudnya sudah sebar undangan segala?”
“Iya, undangan pernikahan kita mas, jadi kita akan menikah tanggal 20 nanti” kata Risna
“Tunggu tunggu, aku kan gak bilang ingin dan mau menikah kan?”
“undangan sudah disebar nak, mau gak mau kamu harus menikah”
“Aku gak mau, terserah kalian aja deh apa maunya, pokoknya aku gak akan menikah dan itu putusan final” kataku ketus
Aku sekarang merasa marah dan jengkel sama mereka berdua ini, gila apa ngirim undangan ke orang orang tanpa aku setujui terlebih ahulu, emang siapa mereka boleh ngambil keputusan satu pihak gitu. Akibat ulah mereka hidupku diambang kekacauan dan aku ingat kejadian yang diceritakan Agus, aku pengen marah dan hajar mereka, tapi aku sadar diri mereka orang tua. Tapi kalau gak bisa dajak untuk dihormati ya aku gak akan tinggal diam.
“Nak Damar harusnya senang kan, kami sudah siapin semua, nanti kami kasih rumah juga kalau sudah menikah, rumah ini kayaknya terlalu kecil”
“maaf pak sekali lagi kutegaskan aku gak akan menikah dengan Risna”
“Harus nak, undangan sudah disebar, aku gak mau nama kelargaku malu nak”
“Itu bukan urusan saya, saya belum pernah bilang iya untuk pernikhan itu tapi om secara sepihak sudah mengiyakan”
“Pokoknya harus nak, tanggal 20 nanti harus menikah, gak pake enggak”
“Terserah om mau ngomong apaan, sudah selesai pembicaraan ini dan gak ada yang perlu dilanjutkan”
“mas, tolong aku dong mas, nama keluargaku bisa buruk kalau aku gak menikah dengan mas, berkorban sedikit dong”
“Berkorban sedikit? Itu berkorban buat seumur hidup dan aku gak mau”
“Udah pokoknya nak Damar harus menikah, kalau gak mau akan terima akibatnya”
“Emang apa akibatnya?”
“Pekerjaanmu yang jadi taruhannya, aku kenal baik dengan bosmu dan aku sahabatan baik dengan nya. Jadi aku bisa memintanya untuk memecatmu kalau kamu gak mau dan kamu akan menjadi gelandangan”
“Maaf om, saya gak bisa diancam”
“Om buktikan, pasti nanti kamu yang memohon mohon pada om untuk menikah dengan risna”
“Gak akan itu terjadi om”
“OK kita buktikan, Ris, kita pulang dan gak usah khawatir, tanggal 20 kamu pasti menikah”
“Ya sudah, kami balik dulu ya nak, kami tunggu dirumah” kata ayahnya Risna
Akhirnya mereka pulang, aku cuek aja sama yang diomongin dia, masak pekerjaan dihubung hubungkan dengan masalah pribadi. Udah ah, aku balik kedalam dan melihat Agusku sedang menonton TV.
“Gus mas kedalam dulu ya, mau nyelesein berkas yang tadi belum selesai. Semua udah beres, kamu gak usah takut”
“I love you mas”
“Love you sayang, oh ya bikinin mas teh manis hangat ya, bawa kedalam buat nemenin mas kerja”
“Iya mas, pasti Agus bikinin yang paling enak dengan cinta dan kasih sayang”
“Makin jago ngegombal aja deh kamu sayang”
“kan diajarin mas” jawabnya dan aku hanya bisa ketawa
Sudah beberapa saat aku tenggelam dalam dokumen dokumen berisi angka angka ini. Harus cerat agar tidak terjadi kesalahan, juga harus teliti agar kalau terjadi penyimpangan aku tahu. Sewaktu aku sedang asik bekerja Agusku masuk dan mencium pipiku.
“Love you sayang, tapi mas masih sibuk ni, kamu nonton TV atau main game aja sana, tapi diluar ya dan jangan berisik”
“Iya mas Damar tercinta” katanya sambil mencium mulutku dan kemudian dia kabur
Tapi gangguan gangguannya tidak berhenti disitu saja, dia malah suka memelukku dan nangkring di pangkuanku.
“Sayang jangan begajilan gini dong, mas lagi sibuk”
“Bete ah, temani Agus”
“Nanti kalau sudah selesai”
“ogah ah” katanya dan aku gak tahu tangannya gak segaja atau gak dengan keras mengenai laptop yang kupakai kerja dan tiba tiba terjatuh dan suara prak terdengar.
“Agussssssssssssssssssssssssssssssssss” teriakku
Agus hanya diam, wajahnya pucat. Aku gemas deh sama dia, untung sempat disave secara periodik, tapi isinya di hardisk. Semoga laptopnya gak kenapa napa. Aku segera coba hidupkan tapi gak bisa, ternyata mati dan ada retakan di layarnya.
Aku langsung berdiri, kutatap dia tajam. Harus dikasih pelajaran nih anak.
“buka pakaianmu semua” kataku
Agus dengan patuh membuka pakaiannya, tubuh mulusnya terpampaang indah dihadapanku.
“kamu berdiri dipojokan sana, tunggu mas balik” kataku dan dia dengan patuh berdiri disana
Aku segera bawa laptop ke reparasi, kalau gak bisa diperbaiki at least data di hardisk bisa dicopy, aku bawa HD eksternal. Ternyata benar, gak bisa diperbaiki, hancur semua baik motherboard dan LCD nya, aku sih gak terlalu peduli, masih ada laptop lain (punya Agus sih) dan aku minta data ditransfer he HD.
Setelah dua jam aku balik ke rumah an aku masih mendapati dia berdiri dipojokan, dia menundukkan wajahnya
“Ini ni kalau jadi orang terlalu hiper, harusnya gak banyak gerak. Kayak cewek tu gak banyak gerak” kataku
“Maaf mas, maafin Agus. Maaf”
“Udah ke tempat tidur sana”
“Mas mau apa?”
“Diem deh”
Kukeluarkan pisau yang aku bawa dari dapur tadi, Melihat itu Agus jadi kaget, matanya menunjukkan ketakutan yang sangat
“Agus punya ini ni jadi kelakuannya hiper kayak gini, cewek kan gak punya jadi biasanya diam gak begajulan” kataku
“Mas mau apa?”
“tenang aja, mas cuma mau potong aja kok”
“Jangannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn”
“Diem deh, semua yang ada di Agus adalah milih mas, jadi terserah mas mau apain”
“Jangannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn”
“Diem, tenang aja gak akan mati kok, nanti segera aku bawa ke rumah sakit”
“jangan mas, please”
“Diem aja gak usah melawan, pasti kejadian kok, Agus gak akan bisa melawan”
Aku hanya mendengar isak tangisnya, kepalanya dititupi bantal. Ketakutan kayaknya, juniornya suga sudah mengkerut. Aku hanya ingin ketawa saja.
Aku kan cuma bercanda, aku gak mungkin melukai dia apalagi sampai memotong miliknya, hahahahah. Aku buang pisunya diam diam ke bawah ranjang dan aku buka juga pakaianku, Aku segeran menuju ke juniornya an kumasukkan ke mulutku. Aku isap pelan. Agus terkejut dengan kejadian itu dan segera menyingkirkan bantal yang ada di kepalanya.
“Mas, terus mas”
Aku segera melepaskannya dan aku langsung diatasnya, kucium bibirnya. Setelah beberapa saat kulepaskan dan kupandang wajahnya.
“I love you sayang”
“I love you mas, aku ketakutan tadi”
“Masak Agus percaya mas akan melakukan itu”
“Kalau mas Damar apa sih yang gak bisa dilakukan, kalau beneran marah pasti dilakuin”
“Enggak sayang, mas gak marah, cuma sedikit jengkel aja kok”
“Laptopnya gimana mas”
“Rusak gak bisa diperbaiki”
“Lalu gimana”
“ya sudahlah, kalau sudah rusak mau diapain lagi. Nanti beli yang baru saja”
“pake punya Agus saja gimana”
“Agus kan butuh, gampang kalau mas”
“Iya mas, beneran gak marah marah kan?”
“Enggak sayang”
“Agus takut”
“Kita mau terusin ngobrolnya atau ehem ehemnya” kataku sambil mengedipkan sebelah mata yang dijawabnya dengah merengkuh belakang kepalaku dan menariknya kedalam ciuman hangatnya
Aku sudah sampai di kantor, dan ketika disana Endah asistenku bilang Bos mencariku dan ketika aku sampai disuruh langsung menghadapnya.
“Pak, aku dapat undangan bapak mau nikah sama Risna? Beneran itu pak?”
“Undangan sepihak itu, aku gak merasa mau kok”
“Gimana tu pak, sudah menyebar lo”
“Bikin bete aja deh, pasti nanti aku ditanya macam macam, mempermalukan aku saja, dasar stress mereka”
“Yang sabar ya Pak”
“OK deh, aku akan menghadap Bos dulu. Nanti disambung lagi ya ndah”
Aku segera keruangan Bos, aku bilang pasa asistennya yang menjaga di depan pintunya dan dia mengetuk pintu dan setelah tahu aku yang mau menemuinya aku dipersilahkan masuk.
Aku masuk dan bos langsung bilang
“Duduk Mar”
“Makasih pak, ada keperluan apa pak” tanyaku
“Kita langsung aja ya, kamu beneran menolak menikah dengan Risna”
“Maaf pak, kirain ada hubungan dengan kerjaan, iya pak, saya gak akan menikah dengan dia”
“Pertimbangkan lagi deh, dia baik lo, aku kenal dengan bapaknya. Pasti kamu bahagia”
“Aku gak cinta dia pak, jadi aku gak akan menikah dengan dia”
“kamu pertimbangkan ya, kamu jangan mempermalukan aku ya?”
“Maksud bapak?”
“bapaknya dia teman baikku, jadi kamu jangan mempermalukan aku dan perusahaan ini”
“maksud bapak?”
“Aku minta kamu menikahinya”
“gak bisa pak”
“kamu ingin mempermainkan perusahaan ini, kamu ingin mempermalukan aku?”
“Apa hubungannya pak ppekerjaanku dengan masalah ini?” kataku bingung
“Kamu harus menikahinya, berarti kamu patuh pada saya dan mengutamakan integritas perusahaan ini”
“Maaf pak, aku gak bisa”
“ya sudah, kalau itu maumu, kamu tu tahunya mempermalukan perusahaan ini dan aku saja” katanya
“OK kalau bapak memang gak ingin aku bekerja disini lagi, gak perlu memecat saya, saya yang akan mengundurkan diri” kataku ketus.
Aku langsung keluar dari ruangan Bos, aku marah masak urusan pribadi dihubung hubungkan dengan kerjaan. Gak profesional bener, kalau begitu aku juga akan melakukan hal yang sama.
“Ndah, aku balik dulu ya. Tolong bikinin surat pengunduran diriku dan rapikan barang barangku, aku tandatangani besok sekalian aku ambil barang barangku”
“Jangan emosi pak, sabar. Apa gak bisa dibicarakan lagi?”
“Sudahlah, aku balik dulu ya” Kataku tanpa menjawab pertanyaanya
“iya pak”
Aku segera keluar dari gedung dan menuju mobilku. Langsung aku telpon mas Faisal
“mas, tolong batalkan rencana untuk pak Amir, ada perubahan planning” kataku
sudah sudah dilanjut @andychrist