It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kurang lebih 7 tahun yang lalu
“Ji, kamu kok akhir akhir ini sibuk dan sering gak kelihatan kalau mas pulang, emang kemana aja?” tanyaku pada Aji adikku
“Gak kemana mana kok mas, Aji gak ada kesinukan apa apa kok”
“Jangan bohong ya pada mas”
“Bener kok”
“Ya udah, tapi awas kalau sampai ngelakuin yang aneh aneh”
“Gak kok mas, Aji gak akan ngelakuin yang membuat mas Damar malu”
Akhir akhir ini Aji jadi aneh, sebanarnya dibilang aneh juga enggak, setelah pulang sekolah aku gak bisa temukan dia dan dia balik sudah malam.
Aku jadi khawatir sebenarnya, aku takut nilai dan sekolahnya terganggu, tapi dia kalau balik pasti sama bapak jadi ya aku gak terlalu berpikir aneh aneh.
Udah ah capek banget ni, aku langsung tidur aja abis dari jogja. Langsung aku tertidut nyenyak. Tapi aku kok ngerasa ada seseorang gitu yang memelukku, langsung aku terbangun.
Ternyata Aji sedang memelukku dan mencium pipiku, begitu aku membuka mata dia bilang
“Selamat ulang tahun mas”
Aku jadi ingat bahwa memang ini pas ultahku, langsung aku peluk balik dia dan kucium keningnya
“makasih ya Ji”
“Semoga mas menjadi kakak yang makin baik buat Aji ya” katanya
“Amin”
“Mas ini hadiah untuk mas, kemaren aku ikut bantu bantu bapak agar diberi uang lebih untuk beli hadiah ini untuk mas”
Dan Aji memberiku sebuah Kotak, aku yang gak sabar untuk membuka kotak itu langsung kubuka dan dan didalamnya ada sebuah kalung dengan liontin membentuk huruf A.
“kok huruf A ji” tanyaku
“Biar mas selalu mengingat Aji dan melindungi Aji sepanang hidup mas” katanya tersenyum
“Makasih ya Ji, mas akan lindungi kamu selamanya”
Sejak saat itu kalung itu selalu ada di leherku, sampai musibah itu datang. Setelah kepergian Aji aku gak berani untuk menyentuh kalung itu, aku sudah gagal menjadi kakak untuknya dan kalung itu tersimpan dalam kotak dan di dalam hatiku.
Agus masih tertidur di ranjang, memang waktu masih menunjukkan pukul lima seperempat pagi, abis ibadah aku langsung siapkan sarapan buat Agus dan diriku sendiri.
Semua masalah kesalah pahaman sudah selesai, sekarang tinggal meng clearkan masalah Agus dan orangtuanya. Kebencian tidak baik di pelihara terus di hati, walaupun kadang kebencian yang menjadi pilihan kita. Manusia memang egois dan keras kepala, hanya demi rasa tidak mau mengalah dan membenarkan apa yang dilakukan, maka dia memelihara dan memendam kebencian, padahal dengan saling memaafkan dan menyayangi semua akan lebih baik dan hidup menjadi lebih damai dan tenteram.
Aku sangat bersyukur Agus bisa menghilangkan atau paling enggak mengurangi kebencian yang ada dihatinya. Aku juga menyadari pasti gak bisa langsung seratus persen hilang tapi yang penting adalah bahwa dia sadar gak ada gunanya kebencian itu dan aku percaya akan hilang dengan sendirinya dari waktu ke waktu.
Aku hari ini mau mengundang orang tua Agus ke rumah untuk kembali mengkondisikankembali baiknya hubungan mereka. Semoga nanti semuanya baik baik saja dan kembali normal. Aku harap hubungan orang tua dan anak kembali baik, walaupun gak dipaksa untuk kembali seperti semua paling tidak hubungannya tidak terputus.
Aku hubungi Bob dan aku bicara dengan papanya Agus.
“Selamat pagi om “ kataku
“Selamat pagi, aku mau tanya gimana kondisi Stefan”
“Agustinus baik baik saja om, aku ingiin sampaikan untuk mengundang om dan tante malam ini kerumah”
“Dia masih marah?”
“Sudah enggak kok”
“Lalu gimana sekarang?”
“Kalau dari saya sih, saya ingin hubungan antara orang tua dan anak kembali baik, tidak ada kebencian dan permusuhan”
“Kalau gitu Stefan siap balik ke Solo dong”
“Kalau itu aku ragu om, soalnya dia semalam bilang gak ada rencana kesitu”
“Emang dia bilang begitu?”
“Iya, emang kenapa om?”
“Gak apa apa, nanti om dan tante kesana malam ya, jam 7 an nanti. On nanti minta mama nya Bob anter”
“Baik om, aku tunggu ya kedatangannya”
“Baik” katanya
Kemudian setelah itu aku putuskan telpon dan kembali mengerjakan yang aku kerjakan. Ngelanjutin masak dan setelah itu mandi. Jam setengah 7 aku sudah selesei tapi Agus belum ada tanda tanda bangun. Aku segera bangunkan dia, ada kuliah soalnya jam 11 dia. Kulihat masih meringkuk di bawah selimut. Aku belai rambutnya dan kucium pipinya. Dia membuka matanya.
“Udah siang sayang, yuk bangun”
“Masih ngantuk mas, masih pengen bubu lagi” katanya
“Udah gede jangan malas malasah ah, kan sekarang udah jadi BOS”
“Ah Agus sekarang kan masih kecil mas, Agus masih bayi”
“Masih kecil apaan sih, ayo bangun sayang, mandi dulu lalu sarapan. Semuanya sudah mas siapkan”
“Ogah masih ngantuk, bentar lagi masih pengen bubu”
“Kalau gak mau bangun nanti mas perkosa ya”
“Uhhhhhhhh, Ogah bangun, Agus pengen diperkosa aja deh mas”
“Udah ah sayang, bangun lalu mandi ya”
“ogah mas, masih ngantuk”
Ni anak pasti susah banget kalau udah ogah ogahan gini, langsung aku letakin tanganku dibelakang lehernya dan kuangkat kepalanya. Kemudian aku paksa buat dia duduk dan kemudian aku cium bibirnya. Agis kemudian lingkarkan tangannya di leherku dan dia balas mencium.
Setelah beberapa saat aku lepaskan dia lalu aku minta dia mandi, aku kemudian ke ruang tengah nonton TV. Acaranya lumayanlah pagi pagi gini nyari acara berita, harus tahu juga gimana kondisi sekitar dan jangan menjadi tidak tahu menahu walaupun kadang berita di TV sudah dipelintir untuk kepentingan kepentingan tertentu.
Aku dapatkan seseorang yang sudah wangi sabun memelukku, Agusku ternyata sudah selesai mandi dan dia menemaniku di depan TV.
“Sarapan dulu sayang”
“Iya mas”
“Bantuin mas bawa makanannya ya”
“Iya mas”
Aku ambil makanan yang sudah aku siapkan, sebenarnya lebih praktis ambil piring dan makanan lalu dibawa ke ruang tengah tapi aku malas kalau Agus nanti minta tambah harus kembali bolak balik. Aku juga siapkan susu coklat hangat dan teh buatku.
Lumayan lahap makannya Agus, kalau aku jangan ditanya, agak terganggu juga dengan bibirku yang luka akibat ulahnya semalam. Tapi ya masih gak terlalu parah juga kok dan sarapan pagi itu berlangsung dengan diam. Setelah selesai Agus lalu meletakkan kepalanya didadaku.
“Sakit ya mas?”
“Enggak sayang, gak apa apa kok”
“Maafin Agus ya”
“Kenapa harus minta maaf mulu sih, sekali sudah cukup gak usah diulang ulang”
“Maaf”
“Tu kan diulang ulang lagi, semua sudah baik baik saja kok sayang. Hari ini jangan maen maen ya sayang, setelah kuliah langsung balik”
“Emang ada apa mas?”
“Aku tadi sudah bicara dengan Bob dan mengundang orangtuamu kesini”
“Iya mas, tapi Agus takut”
“Takut apa sayang”
“Entahlah?”
“Gak uah takut, nanti mas akan temani akan temani Agus kok. Mas akan ada di sisi Agus. Dan juga rasanya gak akan ada kejadian apa apa, semua sudah baik baik kan? Jadi tinggal siapa yang memulai aja acara saling memaafkan, karena walau ada niat tapi kalau gak berani memulai ya gak akan terjadi sayang”
“Iya, Agus percaya sama mas”
“Baguslah, Agusku memang hebat” kataku dan mencium kepalanya
“Makasih ya mas, Agus sayang mas Damar”
“Hari ini bawa kuliah kan? Mas sebenarnya ada perlu mau keluar sebentar mau ketemu temen, tapi mobilnya nanti Agus aja yang bawa, mas naik taxy saja”
“Mau kemana mas?”
“Gak kemana mana, ketemuan aja di rumah temen mas di daerah kuningan sana, ada syukuran apa gitu deh. Sekalian sudah lama gak ketemu”
“Temen apa temen?” katanya dan mulutnya cemberut
“Sayang, temen biasa kok, dulu temen waktu kuliah”
“Ya udah kalau gitu gak apa apa, tapi jangan malam2 pulangnya, Agus masih takut kalau nanti mereka datang, mas gak ada”
“Iya sayang, mas akan pulang kok jam 3 an sudah sampai rumah”
“Bentar amat”
“Ngapain juga ah lama lama, lagian di rumah masih ada urusan yang lebih penting kan?”
“Iya, makasih ya mas”
“Oh ya gus, mas ada sesuatu buatmu”
“Apaan mas?”
Aku segera ke kamar dan aku buka lemari, aku ambil kotak yang sudah lama terseimpan. Yup, kotak yang berisi kalung pemberian Aji. Dengan gemetaran aku ambil dan bawa ke Agusku.
“Sayang, ini mas ada sesuatu, tapi jangan dilihat dari harganya ya”
“Apaan mas”
Kubuka kotak dengan gemetar dan kupakaikan kalung yang ada dikotak itu di leher Agusku”
“Kenapa mas gemetar begitu?” tanyanya heran
“Aku percayakan kalung ini untukmu sayang, ini adalah hadiah dari Aji dulu, aku ingin kamu memakainya sehingga mas sadar dan ingat terus bahwa mas memiliki kesalahan yang gak boleh diulang dan mas akan berusaha semampu mas untuk menjagamu dan tidak melakukan hal yang mas lakukan pada Aji. Mas harus bisa menahan emosi”
“Ini sangat berharga mas”
“Mas tahu, makanya mas minta Agus yang pakai karena Aguslah milik mas yang paling berharga”
“Makasih ya mas, I love you”
“I love you too Gus” dan aku peluk tubuh Agus erat erat
Siang ini rencana ada ke tempat teman, sebenarnya teman kuliah dulu sih sudah lama banget gak ketemu, kemaren dikasih tahu sama Hendra bahwa temenku ini mau ngadain selamatan. Dulu waktu kuliah dia salah satu temenku juga yang lumayan akrab tapi ketika sudah lulus semua lost contack dan aku gak taahu nomernya berapa karena nomer yang dulu gak aktif. Kemaren ditelpon Hendra bahwa ni orang sudah ketemu (kayak orang ilang aja) dan sekarang mau ngadain selamatan. Katanya sih selamatan untuk usahanya gitu dan sekalian mau acara kawinan atau tunangan (ya gitu deh pokoknya, peresmian hubungan gitu)
Aku segera kesana naik taksi ke daerah kuningan, lumayan lama karena lalulintas jakarta yang didominasi oleh satu suku kata “Macet”. Sampai disana ternyata rumahnya lumayan megah (dibanding rumahku yang memang kecil dan sederhana ) Aku memang memilih rumah yaang kecil dan sederhana soalnya males banget rumah gede gede harus melihara dan gaji pembantu, mending dikerjain sendiri, selain lebih punya privasi juga lebih bebas ngapa ngapain sama Agus ku wakakakka.
Aku langsung aja ke dalam dan ternyata sudah ada Hendra disana, langsung aku dibawa oleh Hendra menuju ke tempat tuan rumah
“Mar, kangen banget ni, kamu gak berubah ya” katanya dan memelukku
“Biasa aja Sob” kataku. Sob disini bukan panggilan sobat, tapi memang namanya Sobri, tapi dia dari dulu gak mau dipanggil namanya lengkap, panggilannya Sob aja biar keren katanya
“Sudah sukses ni Sob dirimu, udah kaya. Kemana aja ni kok gak ada kabarnya?” kataku lebih lanjut
“Aku dulu sempat kena musibah kerampokan gitu, jadi semua ilang dan lost contact semua, kemaren ketemu sama Novi, itu tu yang dulu ngejar ngejar kamu Mar, nah dari dia aku dapat nomernya Hendra, setelah itu kita bersama lagi”
“Walah gundulmu ah bersama lagi kayak suami istri aja” kataku
“Wakakakakka” jawab Sobri dengan tawanya
“Sob, katanya kamu mau ngenalin calon istri ya?”
“Iya ni, oh ya fren aku tinggal dulu ya tu pihak cewek udah nyampai”
Akhirnya aku bersama Hendra, masih tetap ganteng dia. Makin keren pokoknya.
“Hen, makin ganteng aja kamu ni”
“Wait, maksudnya apaan ni muji muji, jangan bilang kamu suka ma aku ya?” kata hendra sambil ngakak
“Gak apa apa, kan aku pengen muji aja, kali aja dapat duit saweran”
“Lagakmu mar, biasa aja kok, gimana hubunganmu dengan Agus”
“Baik kok, semua baik baik aja”
“Tapi Mar, mukamu kok kayaknya abis tawuran gitu sih, aku baru perhatiin ni”
“Hahahahha, biasalah, namanya juga cowok”
“Tapi langka lo lihat kamu babak belur gini, dirimu bisa babak belur gini adalah hal yang luar biasa, biasanya kalau duel gitu kamu gak parah gini”
“Hahahahah, iyalah yang melakukan Agus ni”
“Wakakakakak, emang kamu ngapain? Pasti selingkuh ya. Makanya jangan nakal ya nak” katanya
“Selingkuh? Gak ada deh dikamusku. Ada sedikit masalahlah, ada hubungannya dengan masalah keluarga, dia jadi kalap gitu dan acaranya lalu pukul pikul aku gitu”
“Pantesan kalau gitu, kamu tu kalau sama orang yang disayang paling ngalah”
“Namanya juga aku merasa bersalah sama dia, aku diam aja lah”
“Lalu gimana?”
“Apanya yang gimana”
“Masalahnya”
“Udah selesailah. Makanya hari ini aku gak bisa pulang lama lama, nanti malam harus menyelesaikan sisanya”
“Ow begitu, semoga yang terbaik aja deh” kata Hendra
“Pastilah itu yang kita semua harapkan”
“Oh ya Mar, gimana kerjaanmu?”
“Baik baik kok, yang kemaren sempat berhenti, tapi senin depan aku udah dapat gantinya kok, udah mulai kerja lagi, itu yang kemaren kamu rekomendasikan ternyata lolos”
“Wah salut dong, disana kan kantor elit, salut salut”
“Salutlah seharusnya sama kamu, kan kamu yang rekomendasikan”
“Hahahah, itu kantor kan tempat kerja GF ku jadi katanya ada lowongan ya aku sampaikan kepadamu”
“Sip deh, pokoknya makasih”
“Tapi ditunggu makan makannya ya”
“OK deh, nanti kuundang ke rumah, aku mau ngadain party kecil kecilan”
“Ditunggu deh”
“Hubungan ma pacarmu gimana Hen, kapan kawin?”
“Kawin? Udah sering kali”
“Ndasmu Hen, ya udah ganti pertanyaanya, nikahnya kapan ni?”
“Kalau itu nunggu nanti aja deh, aku kabari kalau udah tanggal pastinya”
Tiba tiba HP ku berbunyi tanda ada panggilan masuk. Aku tengok ternyata dari Risna, ngapain lagi ni cewek ngubungin aku, aku cuekin aja deh, mending gak usah digubris, aku rijeck sambungan darinya.
“Siapa Mar kok gak diangkat”
“Biasa cewek stress”
“Ow cewek yang itu”
“Iya lah, ngapain juga ngubungin aku siang siang gini, kurang kerjaan amat”
“Terpesona kali sama ketampananmu Mar”
“Masak segitunya”
“Jangan jangan kena peletmu tu Mar”
“Enak aja aku pakai gitu gituan, musrik tahu”
“Tapi heran juga kok sampe segitunya, emang gak ada cowok yang lain”
“Mana ku tahu dan emang kupikirin”
“Kamu tu deh ya”
“Udah gak usah mikirin yang gak penting, aku mau lihat makanan ah, dah laper”
“Kelakuan lo Mar, gak berubah dari dulu”
“Emang gue butuh pendapat mu” dan si Hendra ngakak mendengar kata kataku
Agus Side
Sudah jam 3 sore ni dan aku dah sampai rumah. Mas Damar gak ada, kayaknya dia sedang pesta ni alias makan makan, ih Agus gak diajak, pokoknya nanti Agus ngambek ah biar ditraktir makanan yang enak enak. Kalau Agus ngambek kan Mas Damar pasrah aja dan nurutin yang diminta Agus.
Agus harus siap siap ni, papa dan mama mau datang nanti malam, siap gak siap sih, walau masih sakit hati ini pada perlakuan papa dulu tapi akhirnya mas Damar bisa memberiku pengertian untuk memaafkan mereka. Semoga kedepannya makin baik, aku juga gak akan kembali ke mereka, aku sudah menetapkan untuk bersama Mas Damar selamanya.
Mandi dulu ah, biar kelihatan ganteng dan ketika mas Damar pulang bisa manja manja sama dia. Aku sayang banget sama mas Damar. Kan asik peluk peluk orang yang disayang.
Tadi di kampus gak ada acara apa apa sih yang fantastis dan spektakuler, semuanya biasa biasa aja. Dan hari ini juga gak ketemu kak Bob, entah ngacir kemana dia. Mungkin lagi mesra mesraan kali sama pacarnya kak Luna.
Aku mau mandi dulu ah biar seger dan bersih. Tapi kudengar ada yang mengetuk pintu depan, Siapa ni yang datang? Moga moga mas Damar ah, biar bisa mandi bareng hehehhehehe, kan asik bisa mandi bareng berdua sekalian bisa ada plus plusnya hehehehhe.
Kulangkahkan segera kakiku (walah istilahnya) segera untuk menyambutnya, aku segera buka ternyata yang ada didepan pintu adalah Risna, cewek yang ngejar ngejar mas Damar. Mau apa ni cewek kemari. Dia bersama dua orang dan salah satunya mirip mirip banci salon gitu. Ih mau ngapain mereka kemari.
“Nyari siapa ya, kalau mas Damar lagi keluar” kataku jutek
“Ih adik kecil jutek amat deh, anak SMP jangan galak galak dong, nanti eke cium lo” kata tu oranng yang mirip banci
Langsung begidik deh mau dicium dia, mending makan masakan Mas Damar aja daripada dicium sama dia. Ogah lah yau.
“Ih mau cium cium Agus, emang siapa situ” kataku
“kak Damar kemana ya Gus, kak Risna ni kesini mau datang sama desainer kenalan kakak, mau ngomonngin baju buat nikahan kita, sekalian ngukur buat kak Damar”
“Ha? Menikah? Bukannya mas Damar gak mau?” kataku
“Ih anak kecil gak usah ikut campur deh, jadi dong kita nikahnya, siapa bilang gak jadi” kata Risna
“Iy ni, kamu kan cuma adik angkat Damar aja. Gak usah bikin ribut deh, nanti kalau udah nikah bisa bisa dibuang lo kamu sama Risna kalau gak sopan dan hormat sama dia” kata cowok satu lagi temennya
“Enak aja dibuang, emang Agus sampah”
“Udah ah, aku mau nunggu kak Damar aja buat ngebicarain ini, kamu gak usah ikut campur deh ya” kata Risna
“Enak aja, ngapain juga kalian kesini, udah ah pergi pergi”
“Eh ni anak gak tahu diri, dasar anak pungut gak tahu diri. Ris, lo usir aja dia kalau udah nikah, bikin empet aja. Atau dijual aja kayaknya laku mahal”
“eke juga mau deh sama dia, lucunya kan bisa jadi bahan untuk arisan sama temen temen eke, pasti mahal bo” kata cowok banci salon
“Sarap deh kalian semua, semua dasar orang stress. Pergi pergi dari sini” kataku jengkel
“kamu aja tu yang pergi, ini kan rumah kak Damar calon suami aku” kata Risna
Dasar orang orang sarap, bikin sore ini bad day aja. Langsung aku telpon mas Damar, untung langsung diangkat sama dia, kalau enggak udah kubanting ni HP.
“ Mas lagi dimana?”
“Di taxy sayang ni baru mau balik, sepuluhan menit lagi sampai”
“Cepetan ah, ni ada rombongan orang gila datang ke rumah” kataku emosi
“Orang gila?”
“Risna daan kawan kawan, katanya dia mau ngomongin baju kawinan atau apa gitu deh, ngukur nukur gitu pokoknya”
“Wakakakak, serius ah sayang, jangan bercanda”
“Ihhhhhhhhhhhhhhhh, beneran ah. Pokoknya urusin mereka ya mas, Agus mau ngumpet dan ngambek di kamar”
“Iya sayang, tapi diawasin lo mereka jangan ngumpet ke kamar, ada yang dicuri lo nanti”
“Iya” kataku
“Bentar lagi juga sampai kok, tunggu ya”
Kemudian kumatikan sambungan telpon. Lalu kembali deh sama orang orang gila dihadapanku ini
“bentar lagi mas Damar datang, malesah Agus ngobrol sama kalian”
“Emang kami juga gak males ngomong sama kamu, aku kan cuma mau ketemu kak Damar” kata Risna
“Dasar cewek sinting”
“Sembaraangan deh, beneran Ris, buang aja dia kalau udah nikah sama Damar”
“Sip lah, aku juga gak mau hidup sama dia, kecil kecil nyolot gitu, bikin hidup rumah tangga kita kacau aja” kata Risna
“Emang siapa juga yang mau hidup sama situ, ogah lah yau” kataku
“Kalau gitu sama eke aja ya, jadi brondong lucu pelihaaan eke deh. Mau ya sama tante sayang?”
“Tante tante dari hongkong, situ kan cowok kok dipanggil tante, tante apaan, om kali”
“Ih ni anak makin lama makin nyebelin aja deh, cantik cantik gini dipanggil om, gue perkosa lo ya” katanya nyolot
“Atut” kataku mengejeknya
“Ngelunjak ya, awas lo ya, gue sobek sobek lo” katanya marah marah gak jelas
Waduh parah ni banci sudah ngamuk ngamuk, aku takut ni, kalau aku diapa apain gimana ni. Mas Damar cepetan datang dong, kok dari tadi belum sampai sampai juga, kemana she? Masak beli rujak dulu sih emang Agus nyidam ya?
“Ada apa ni kok ramai banget, apa gak ada sopan santun kalau di rumah orang, atau memang gak punya sopan santun?” tiba tiba ada suara. Mas Damarku datang, aku langsung bergegas menghampirinya dan kupeluk dia. Aku takut banget sama mereka terutama banci gila itu. Tapi sekarang sudah lega, malaikat pelindungku sudah datang. Mampus kalian semua dibantai mas Damarku nanti.
“Lama banget sih mas, Agus takut”
“udah sayang gak usah takut, mau disini atau nunggu di kamar aja sana”
“Agus masuk aja ya mas, Agus takut”
“Ya udah kalau gitu, tapi bikinin mas minum dulu ya, haus banget ni”
“Iya mas, bentar ya”
“Kami juga ya” kata tu banci
Ih, sapa juga yang sudi bikinin minum buat situ, ogah deh amit amit jabang dinosaurus. Mendingan bikinin minuman spesial buat mas Damar aja.
“Ada apa ni kesini, ada perlu apa Ris?” tanyaku
“Ini kak, aku bawa desainer kak buat ngukur untuk pembuatan baju kita untuk resepsi dan acara nikahan kak?”
“Iya, pasti akan eke buat baju yang paling OK” kata cowok yang dandan mirip ondel ondel
“Maksudnya apa ni kok aku gak ngerti sama sekali?”
“Kakak gimana sih, kan gak lama lagi kita nikah, harus pakai pakaian yang pantas dan spesial dong kak”
Agus kembali muncul sambil membawa segelas teh dingin. Udah haus banget ni. Ingin langsung kuteguk minuman yang dibawa Agus.
“Diminum ya mas”
“Makasih ya sayang”
“Iya mas”
“Buat kita kita mana” kata tu orang yang dandan aneh
“Emang Agus pikirin” kata Agus ketus
“Sayang, bawain air juga dong, namanya juga tamu kan?”
“Yaudah kalau gitu, bentar ya” kata Agus
“temanya untuk resepsi aku pengen “white glamour” kak, pasti keren banget”
“Iya eke setuju banget, pasti cantik dan anggun”
“Ini pada ngelantur ngomongin apaan sih?” kataku
“Gini mar, ini tentang resepsi mu dan Risna, paman mau mastiin gimana temanya dan semua detilenya” kata pamannya Risna
Agus lalu datang dan membawa tiga gelas air putih. Dasar ni anak, moga moga gak dikasihnya air putih panas. Tapi kayaknya dugaanku tepat deh.
“Silahkan diminum” kata Agus
Tu cowok yang dandan udah gak sabar langsung megang gelas dan langsung ditarik tangannya kembali
“Panas bokkkkkkkk, ih jahara deh”
Aku yang melihat itu langsung ketawa ngakak.
“Kenapa mas kok gak jadi diminum”
“Panas banget gila”
“Emang kamu bawain air apa gus?”
“Air termos mas” katanya dengan wajah tanpa dosa
“Ada ada aja kamu sayang”
“Terserah deh mau diminum apa enggak, yang penting sudah Agus sediain minuman. Udah sah gak ada utang lagi.” katanya dan ia lalu masuk kedalam
“Dasar anak gak tahu diri” kata pamannya Risna
“Iya kak, jahat banget dia, kalau kita udah nikah nanti anak itu jangan sama kita ya kak, biarin aja hidup sendiri”
“Iya begitu lebih baik” kata pamannya Risna
“Stop stop kalian. Ini aku tegasin untuk yang terakhir kali, aku gak akan nikah dengan Risna”
“Tapi kak, semua udah disiapin”
“Emang itu jadi masalah saya, pokoknya gak akan dan titik”
“Mar, Risna cinta mati sama kamu dan ini masalah kehormatan keluarga, pakai hati lah”
“Aku harus berkorban untuk kalian? Kalian ingin aku berkorban gitu? Lalu aku gimana? Kalian ingin memaksakan kehendak dengan alasan kehormatan kalian tapi gak mikirin gimana aku. So, kalau kalian cuma mikirin diri sendiri kenapa aku harus mikirin urusan kalia?” katakku keras. Udah eneg lihat orang orang kayak gini. Pengennya dimengerti dan dilakuin yang mereka inginkan tapi tanpa menghargai apa pikiran dan kehendak orang lain.
“kakak, aku cinta kakak”
“Tapi aku enggak” jawabku
“Udah deh, namanya pasangan kekasih biasalah ribut, sekarang aku ukur aja ya buat baju pengantinnya” kata cowok ondel ondel
Kalau udah kayak gini yang namanya ngomong baik baik pasti gak bisa, ngadepin orang orang keras kepala dan egois harus dengan otot.
“Diem kalian semua, dan kamu cowok jadi jadian gak usah ikut campur. Ris, ini terakhir aku bilang aku gak akan nikah sama kamu dan silahkan cari cowok lain, dan kalau gak ada urusan silahkan kalian pergi dari sini”
“Kakak, kakak jahat” dan Risna mulai menangis. Tapi untuk situasi gini tangisan gak ada gunanya, kalah oleh tangisan dan mengabulkan kemauan mereka? Kagak sudilah
“Gak usah mewek, silahkan pergi”
“An**ng lo Mar, gak kasian apa kamu”
“Enggak” kataku sinis
“Jadi cowok kok jahat sama kita kaum cewek yang lemah” kata tu cowok jadi jadian
“Diem lo ya, gak ngaca lo dirimu tu cowok, dan gak usah sok menderita, gak mempan buatku”
“Mar, pokoknya hari ini aku mau mastiin pernikahanmu titik” kata paman Risna
“Gak ada nikah nikahan, apa kalian tuli ya” kataku emosi
“Kakak, pokoknya aku mau nikah sama kakak”
“Silahkan pergi atau aku panggil satpam kompleks sini buat ngusir kalian, aku masih ada urusan” kataku
“Jahatnya” kata cowok jadi hjadian
“Pergi!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” kataku keras
“Awas ya akan aku balas, aku gak terima perlakuanmu gini” kata pamannya Risna
Kurang ajar ni manusia satu, malah berani ngancam diriku, bisa bisa aku matiin disini dia. Saking kesel dan gongoknya aku pukul meja yang ada didepan mereka sampai hancur berantakan kacanya. Semuanya terkejut dan langsung ngacir. Dongkol banget ngadepin orang orang gila kayak mereka. Harusnya udah kumampusin dari tadi, untungnya masih mampu nahan diri.
Kemudian aku langsung kunci pintu dan masuk ke kamar. Agus ada diranjang sedang duduk duduk.
“Ada apa mas kok Agus denger ada yang pecah tadi”
Aku tidak menjawab tapi langsung aku lumat bibirnya dan aku peluk erat. Aku lampiaskan kekesalanku pada Agus hehehe. Aku cium dia denga ganas. Kemudian kubuka semua pakaiannya dan aku juga sama dan aku tindih dia dan kulanjutkan ciumanku yang makin panas.
Aku sedang berendam dengan Agus diatasku. Kulingkarkan satu tangan diperutnya dan yang satu membelai dadanya.
“Mas brutal ya tadi huhuhuhuhuhu”
“Habisnya kesel banget sama manusia manuia itu, Agus deh yang jadi pelampiasannya”
“Gak apa apa sih, kan Agus juga suka kok” katanya polos
“Jadi Agusku suka yang kasar kasar gitu ya?”
“Enggak juga sih mas, kan buat variasi aja”
“Mafin mas ya sayang, tadi kasar sama Agus” kucium kepalanya
“Gak apa apa kok mas, Agus ngerti kok dan Agus sayang sama mas”
“Sama sayang”
“Udahan yuk, bentar lagi kan mama papamu tiba”
“Iya, tapi mas juga udahan dong mainin punya Agus, nanti Agus minta jatah lagi lo. Tangan mas nakal deh”
Aku hanya ketawa karena memang dari tadi tanganku memegang dan bermain main dengan juniornya Agus.
Sekitar jam 7 malam orang tua Agus dan mamanya Bob datang. Suasana hangat langsung tercipta. Mungkin menang karena sudah gak ada ganjalan jadi semuanya tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan. Agus berpelukan dengan mamanya.
“Mama kangen banget sama Stefan”
“Maafin Agus ma”
“Gak apa apa kok sayang”
Kemudian kami duduk dan akhirnya terjadi obrolan yang menyenangkan. Aku turut gembira dan lega karena satu masalah mengenai masa lalu Agus sudah selesei.
“Gus kakek menunggumu lo untuk balik, kamu beneran gak maukembali?”
“Saya sudah bahagia disini ma”
“Tapi kamu kan ada yang harus kamu warisi dari kakek kan?”
“Aku gak minat ma, kan masih ada saudara yang lain”
“Tapi itu hak kamu sayang”
“Sudahlah ma Agus iklas kok, Agus gak butuh apa apa”
“Sudahlah ma, jangan dipaksa kalau gak mau” kata papanya Agus
“Tapi pa”
“Agustinus sudah gede, kok sudah dewasa, sudah bisa ngambil keputusan sendiri”
“Iya, Agus butuh pengertiannya. Makasih ya pa”
“Maafin papa ya gus, dulu papa khilaf”
“Iya pa, Agus juga minta maaf”
Kemudian papanya Agus memeluk Agus, cukup senang juga melihat mereka berpelukan. Akhirnya dendam nya hilang. Senyum tersungging di bibir keduanya.
Tiba tiba ada seseorang datang dan tanpa aling aling langsung ngebentak
“Stefan, ngapain kamu peluk peluk dia, kamu tahu gak dialah yang ngerencanain semua hal buruk yang menimpamu.
udah bro @arieat, silahkan dibaca ya. Di tetangga keren2 ceritanya bikin addict bro dan ni lagi malas nulisnya
Update 1x seminggu gpp
hehe
Haddeehhh..... Dateng lagi deh masalahnye!
iya moga gak lama ya
penasaran apaan ni?
Dia tau,Soalnya si Risna s
itu suruhannya ortu si Agus..
Sengaja biar si Agus ama mas Damar pisah..
bener gak om poke ? =p