It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Udah dek gak usah dipikirin. sekarang gimana kita keluar. "
"Ada pohon mas. kayaknya angsana tuh. Dulu sering bijinya buat maenan waktu kecil"
"Kamu tahu pohon ini dek?"
"Dulu waktu kecil waktu ke tempat kakek di desa mas, banyak pohon kayak gitu. tapi yang ini gede, dan anehnya gak tinggi"
Memang pohon ini aneh, gede sampai nutupin jalan tapi gak terlalu tinggi dan daunnya rimbun. Aneh seharusnya angsana tu tinggi pohonya. soalnya kita bisa ngambil bijinya yang sudah tua dan berwarna merah yang telah jatuh
"Ya udah deh aku periksa"kata Yuda
Yuda kedepan dan memeriksa pohon itu, tiba tiba sulur2 yang ada dibatangnya membelit tangan Yuda. Yuda terkejut, tapi dia lebih memikirkan Pram
"Jangan mendekat dek, bahaya. Kamu disitu saja"
Pram perkejut dan pengen menolong Yuda dan tiba tiba dari rimbuna pohon itu muncul dan beterbangan langsung memenuhi tempat itu. Sosok burung aneh yang muncul
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Yuda ingat, itu kan hantu keblak, hantu yang bentuknya seperti ayam, tapi kakinya cuman satu. Ada di pohon2 dan menakut nakutin manusia. Yang dengan anehnya bisa membesar sebesar apapun yang dia mau.
Yuda terkejut, mata dari burung burung aneh yang bentuknya ayam berkaki satu berwarna hitam pekal dengan mata merah darah menyilaukan. Ketakutan sangat menghampiri Pram.
Pram yang pada dasarnya takut pada hantu dan sejenisnya sudah tidak bisa berkutik lagi. Tiba tiba ada sosok yang kayaknya pemimpin hantu itu. Sosoknya besar, Sosok syam sebesar manusia dewasa dengan kaki satu mata merah mencorong tajam
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Para keblak mengepak kebakkan sayapnya, diakhiri bunti sirrrrrrrrrr dari paruh mereka
Tiba tiba pemimpin para keblak itu ngomong (ternyata bisa ngomong) dan memerintah anak buahnya
"Wektune mangan bocah bocah, wes ono kae panganane "
(waktunya makan anak anak, itu makanannya udah tersedia)
Pram terkejut ketika mendengar suara jeritan mengenaskan kesakitan dari Yuda. Para keblak mematuki tubuh Yuda. darah mulai mengalir. Yuda gak bisa apa apa, karena tangannya terikat sulur sulur itu.
Pram langsung shock, tapi tiba tiba ketika melihat sosok Yuda yang mengenaskan dan gak bisa membela diri itu, tiba tiba rasa kaku dan takutnya hilang. Amarah yang ada, amarah pada dirinya sendiri yang gaisa melindungi orang yang dicintai. Amarah karena merasa gak bisa apa apa.
Biasanya Yuda yang jadi Pelindung dia, dimana ia bisa bergantung dan mempercayakan dirinya.
Dengan nekat dia menghambur kedepan. Langsung membuka bajunyaa dan dipakai buat melundungi Yuda. Sambil teriak teriak dia melihat banyak bertebaran buah buah angsana, langsung ia lempar ke arah para keblak itu dengan kalap
Tapi kayaknya gak ngefek, tetep aja mereka merangsek ke depan, dengan tubuhnya sendiri dia melindungi Yuda, sampai akhirnya ketika di menggenggam batu biru miliknya, dia lempar kearah para kawanan keblak itu. Dia gak peduli batu itu berharga atau enggak, dia cuma berpikir batu itu berasal dari alam ini, jadi mungkin hanya itu yang bisa melindungi Yuda tersayang
Batu biru terlempar anehnya melesat menuju keblak terbesar (raja keblak dan kena ke matanya. Keblak2 lainnya langsung mendesis desis terbang kesana kemari gak teratur. Panik atau gimana gitu
Dari kepala raja keblak yang terkena betu biru tiba tiba muncul batu merah yang bersama batu bitu terpental kembali ke arah pohon angsana dan anehnya tiba tiba pohon angsana tersebur daun2nya merimbun ke bawah dan menelan sosok Yuda dan Pram kedalam rimbunan pohon pohon itu
Dan raja keblak tersebut tiba tiba berubah menjadi sama seperti yang lain, keblak keblak yang ukurannya sebesar ayam dan matanya tetap merah tapi gak mencorong dan bersinar lagi seperti sebelum batu merah keluar dari raja keblak dan terpental ke pohon angsana.
Gimana keadaan Yuda dan Pram?
susah bayanginnya
hehehe
macem2 aj, orang itu aku dpt ide dr cerita jaman dulu
katanya jika ad pohon nangkli disitu ad suara bluk 2 gitu
kata yg pernah lihat bentuknya mirip ayam hitam berkaki satu
lanjutannya dibawah ya?
Yuda terluka parah. Tangan dan kakinya hancur. Pram menangis meraung raung melihat keadaan Pram.
Melihat sosok Yuda sang Pelindung dalam keadaan seperti itu dia merasa sakit.
Tiba tiba disamping Pram dia merasakan ada sesuatu di tangannya. Ya, batu berwarna biru dan merah ada ditangannya.
Tiba tiba ada suara "watu abang watu biru, jodomu dewe dewe"
Langsung saja Pram ngeh dan mendekati yuda, dan tiba tiba batu merah bersinar dan sulur sulur melilit tubuh yuda dan Splash, tiba tiba cahaya merah memenuhi dan dalam sekejap hilang bersama hilangnya pohon angsana dan tubuh Yuda yang kembali seperti semula.
Pram langsung berteriak keras dan menangis di pelukan Yuda. Yuda yang merasa aneh, rasa sakitnya tiba ilang dan tubuhnya kembali seperti semula. Dalam genggamannya ada batu berwarna merah yang dia merasa sangat suka pada batu itu.
Dia merasa lega. Huffft semua sudah selesai. Tapi yang ada di pelukannya adalah cowok tanpa baju (hehehhehe mesum).
Dia meluk Pram, "Udah dik cukup nangisnya"
"............................." Pram tetep sesenggukan.
"Udah deh, hayo ngapain gak pakai baju, mau pamer body ya?"
"Uhhhhh, enak aja"
"hahahhahaha, gak papa kok, cakep cakep kok"
"Omes deh mas ini, lihat aku gak pakai baju langsung mesum"
"Abisnya seksi seh heheheheheh, sini sini cicip cicip dikit" kata pram sambil cium2 pundah Pram
"Mesuuuuummmmmmmmmmmmmmmmm" teriak Pram. Tapi dia diem aja pasrah
Yuda mengambil baju Pram dan menyerahkan bajunya, memakaikan ke Pram.
"Udah dik, dilanjutin yuk, udah gak kenapa kenapa kan?"
"Iya mas, yuk. Pengen cepet pulang aku. Takut disini banyak yang aneh aneh"
Keduanya akhirnya meneruskan perjalan. Terdengar didepan suara menggeliat geliat yang menunggu kedatangan meraka berdua
Jalan kedepan pohon pohon disekitar jalan batu makin kecil, gak gede gede dan raksasa kayak sebelumnya. Pohon pohon juga gak rapat lagi tapi sudah mulai jarang sehingga pemandangan bisa dilihat.
Tempat itu memang indah, banyak pohon2 perdu dan bunga bunga liar. Pram dan Yuda memutuskan untuk menikmati tanpa merusak alam yang diciptakan Tuhan.
Alam yang begitu sempurna. hanya saja manusia yang tega menjamah dan merusahnya
Sampai akhirnya mereka ada di sebuah jembatan . Yup jalan batu itu melewatu jembatan. Yang menjadi masalah di jembatan itu ada sesosok ularsebesat batang kelapa berwarna hitan kelam melingkar di sana menutupi jalan.
"Dik, ada ular gede banget tu, gimana?"
"Ya gimana mas, mau gak mau kesana"
"Iya, kayaknya ini juga ular gaib, kita tanyain aja langsung ke dia, mungkin bisa ngasih jalan dikit"
Keduanya mendatangi ular tersebut. ternyata mereka berdua mendengar suara merintih dan menangis dari ular tersebut.
Pram yang sekarang udah gak ketakutan (la ular kok bisa merintih dan menangis, pasti ular siluman tu)
"Mbah Ulo, Nopo mbah kok nangis"
(mbah ular, kenapa kok nangis)
"Mbah Mbah gundulmu kui, aku ki isik enom"
(mbah mbah kepalamu, aku masih muda)
"Yo Nyuwun pangapurane kang. Tak celuk kang yo. Mang ngopo kang kok nangis?"
(ya minta maaf, aku panggil kang aja ya. Kenapa kang kok nangis)
"Aku dijaluki watu jodo biru abang, nek ra iso aku aku ra di kei restu karo calon mertuo"
(aku dimintai batu jodoh biru merah, kalau gak bisa gak akan direstui calon mertua)
"Watune koyo opo kang"
(batunya kayak apa kang)
"Watu loro, abang karo biru. aku rangerti nandi le golek. Jarene nek dicerakke watu loro kui murup warnane dari abang jambu"
(batu dua biji, merah biru, aku gak tahudimana nyarinya. katanya kalau dideketin batu dua itu jadi merah jambu)
Pram dan Yuda saling pandang. Spontanmereka ngeluarin baru yang mereka dapat dari perjalanan dan tiba tiba ada semburat warna merah jambu keluar dari campuran warna kedua batu itu. Ular hitam gede mengerikan tiba tiba bergerak.
"Kui watune"
(itu batunya)
Pram terkejut dan demikian juga Yuda. Mereka mundur kebelakan takut ular itu melumat mereka guna merampas batu tersebut. Tapi yang lebih ditakutin jika mereka melumat pasangan mereka
Yuda takut Pram diapa apain, demikian juga sebaliknya
"Aku njaluk tulung, wenehke aku watu kui. Aku tresno banget karo Nyai Kembangan. Aku ra iso urip tanpo deweke"
(aku minta tolong, kasih ke aku batu itu, aku cinta nyai Kembanyan, aku gak bisa hidup tanpa dia)
Ular hitam itu meletakkan kepalanya ditanah, seperti memohon dengan sangat.
"Njalukmu opo takwenehi, Emas Rojo Brono tak kei. Neng watu kui go aku yo"
(minta apa aj kkukasih, emas dan kekayaan. Tapi batunya buat aku)
Yuda ma Pram saling pndang. Mereka seperti sepakat, dari hati mereka.
Mereka berdua meletakkan dua batu itu didepan ular itu.
"Aku ra pengen opo opo, mugo mugo iki iso dadi syarat kanggo mbangun bebrayan. Mugo mugo dadi keluarg seng apek" Kata Yuda.
(aku gak pengen apa apa, semoga bisa membangun keluarda dan jadi keluarga bahagia)
"Iyo, neng nek nek iso aku njaluk tulung, carane mbalek ke alamku piye yo?" Timpal Pram .
(tapi kalao bisa minta tolong, keluar dari alam ini gimana ya)
Ular hitam itu mengambil batu itu, lalu bilang
"terus wae dalan iki, memtok ono warung. Pesen wedang uwoh karo sing dodol"
(terus aja jalan ini, mentok ada warung. Pesen wedang uwoh ama yang jual"
*wedang uwoh=sejenis minuman herbal dari batang secang yg diserut dan beberapa bahan lain
"Maturnuwon kang"
Tiba tiba ular tersebut hilang. kaget juga uler hitam segede gitu (ada deh sebesar batang kelapa) tiba tiba hilang didepan mata mereka. Tapi ya sudah, gak kaget lagi. Mereka melanjutkan perjalanan dan sampai di ujung jalan batu. Ada sebuah warung sama persis ketika mereka mau masuk ke alam aneh ini dulu.
"Bade dahar nopo mas?"
(mau makan apa mas)
"Ngunjuk wedang uwoh mawon mbah, kalih gih"
(minum wedang uwoh aja mbah, dua ya?
Akhirya minuman pun tiba. saling pandang dan mengangguk mereka lalu minum minuman di depan mereka
Dan tiba tiba gelap dan gelap. Kilatan cahaya ada dimana mana
"Mas tangi mas"
(mas bangun mas)
Ternyata Yuda dan Bram bibangunkan bapak bapak yang tadi siang ketemu mereka. Mereka ditemukan di pinggir jalan di sebuah pohon tua yang tumbang.
"Nopo kok tilem ten kiri, lungkrah nopo?"
(ngapain tidur disini, capek ya)
Yuda ma Pram bingung. Tapi seneng akhirnya kembali ke dunia mereka semuala
"Inggih pak, niki bade wangsul mawon" kata Yuda.
(Iya pak, ini mau pulang aja)
"Ati ati gih mas"
(Ati ati ya mas)
"Monggo pak" Kata Yuda
Yuda akhirnya pulang dan Pram diboncengin Yuda. Dalam perjalanan pulang Pram peluk Yuda dengan erat. Dengan satu senang tangan Yuda memegang tangan Pram yang ditangannya.
Tiba tiba ada cahaya merah jambu. Yuda terkejut langsung menghantikan motornya.
"Kenapa mas" Kata Pram
"Lihat tanganmu dik?"
Pram menjulurkan tangannya dan baru sadar ternyata ada cincin di jari manisnya. Yuda melakukan hal yang sama, dan ternyata ada cincin disana. Cincin yang sama dengan motif ukiran ular. Bedanya Batu yang ada di cincin Yuda berwarna Biru, sedang di tangan Pram berwarna merah.
Saling pandang mereka
"Itu beneran kejadian ya mas?"
Yuda mengingat semua kejadian aneh di alam yang gak tahu itu. Langsung dipeluk Pram dan bilang
"I love you dik, Aku gak akan ninggalin kamu apapun yang terjadi"
"Sama mas"
Tamat