Cerita kedua gue ya
Ini semua hanya hayalanku saja
Siang itu Yudi dan Pram lagi bermotor ria. Mereka berdua yang sedang dalam perjalanan menuju Bukit Watu. Tujuannya seh cuman mau happy happy doang. Karena sedang libur kerjaan, akhirnya memutuskan pergi melihat alam yang masih alami. Ya, akhirnya diputuskan ke Bukit Watu.
Perjalanan yang panjang dan berkelak kelok. Dengan mengendarai motor berboncengan disertai dengan canda canda. Ya, mereka pacaran (BF an istilah kerennya).
Ternyata sudah menjelang siang dan baru setengah perjalanan, dan dalam perjalanan di sebuah jalan mereka dihentikan oleh bapak bapak yang sedang memanggul kayu bakar.
"Mas, Badhe tindak pundi?" Tanya bapak bapak tersebut
(Mas, mau pergi kemana?)
"Badhe ten Inggil pak, Badhe tindak Gunung Watu" Jawab Yuda
(mau ke atas pak, mau ke bukit watu)
"Becikke mboten sah kemawon mas, Mudun kemawon. Singit mas"
(baiknya gak usah, turun aja, angker)
"Kulo mboten wontem maksud jahat pak, namung dolan kemawon kok" Jawab Yuda
(saya gak ada maksud gak bener k, cuma main aja"
"Gih, pesen kulo setunggal gih mas, mengkih nek wonten warung nopo sak jenisipun, mboten sah tumbas utawi dahar ten riko"
(ya sudah, pesan saya cuma satu. nanti jika ada warung atau sejenisnya, hindari beli/makan disana)
"Mengkih bilih panjenengan kalih luwih utawi pengen dahar, tindak ing omah omah penduduk kemawon, Penduduk riki mesti mboten kawratan, malah remen mbantu tiyang "
(Nanti jika kalian berdua lapar atau pengen makan, pergi ke rumah penduduk desa aja, pasti mereka gak keberatan dan malah senang}
"La emang wonten nopo pak?" Tanya Pram agak penasaran
Bapak itu cuma tersenyum dan meninggalkan mereka berdua sambil ngomong
" monggo mas, rumiyin gih?"
Yuda dan pram saling pandang. Pram yang memang sedikit phobia ma hal hal nyeremin (penakut lebih tepatnya).
Yuda nimpali, "Gak papa Pram, Gak kan terjadi apa apa, kita kan gak ada maksud jahat"
"Iya, moga moga aja" jawab Pram
"Tenang aja, aku akan melindungimu darling hahahahhahahahahhahahhaha"
Akhirnya keduanya meninggalkan jalan itu dan meneruskan perjalanan naik menuju Bukit Watu. Jam sudah menunjukkan jam 2 Siang. Pastilah keduanya lapar, dan celakanya mereka berdua gak bawa bekal. Cuman ada air doang hehehhe.
Dasar masih muda dan perut lapar, mereka tiba2 melihat ada warung di pinggir jalan.
"Pram, ada warung makan tu?"
"Lo, kok ada, bukannya tadi dari jauh gak ada sama sekali, kok tiba tiba ada."
"Iya ya aneh, tapi mungkin kita aja yang matanya sliwer jadi gak lihat. Ayo mampir, lapar ni"
(Sliwer=rabun)
"Jangan yud. Inget ma pesan bapak bapak tadi." Timpal Pram
"Alah gak papa, gak mungkin juga kita diracuni kok. Orang desa kan baik baik"
"Tapi Yud, takut"
"Tenang aja, ada aku. Nanti kalau ada apa apa aku yang melindungi"
"Ya udah terserah mas aja hehehehhehe" kata Pram sambil tersenyum. Pram manggil Yuda mas cuma disaat saat dia pengen dimanja atau memberi perhatian pada Yuda.
Akhirnya mereka berdua menuju warung itu. Sepi dan suasana aneh. Walau di siang hari suasana mistik bener bener terasa walau itu oleh orang biasa aja. Merinding gitu ceritanya.
Pram yang memang dasar ketakutan pegangin baju Yuda sambil masuk dan duduk di bangku panjang
Seorang nenek nenek tua, bener bener dah renta dengan kulit keriput memakai baju kebaya berwarna biru tua tersenyum pada mereka. Bagi Pram seh itu bukan senyuman tapi seringai yang bikin ketakutan
Yuda tahu hal itu
"Gak papa dek, ada mas disini" kata Yuda. Yudajuga sama, akan manggil Pram dek jika jiwa ingin melindungi dan menunjuukkan kasih sayangnya muncul.
"Iya mas" kata Pram. Dari suaranya Yuda tahu Pram sedang ingin dilindungi. Ingin berlindung dari ketakutan dia
"Badhe dahar utawi ngunjuk menopo mas?" kata nenek itu
(Mau makan atau minum apa mas)
"Kulo pesen sekul kalian gudeg mawon mbah. Sami kemawon rencang kulo. Unjukkane Teh anget mawon mas" Kata Yuda
(saya pesen nasi dengan gudeg aja nek, temen saya disamain aka. minumnya teh hangat aja)
"Sekedap gih mas" kata denek itu dengan agak terbata bata
(sebentar ya mas)
"Inggih mbah, matur nuwun" kata Yuda dengan hormatnya sambil tersenyum. baginya menghormati orang yang lebih tua adalah wajib, walaupun posisi dia sebagai pembeli yang bisa dibilang pembeli adalah raja.
(Iya nek, terimakasih}
Gak beberapa lama 2 teh anget hangat sudah tersedia. kemudian nenek itu bilang
"Monggo diunjuk mas"
(silahkan diminum mas)
Yuda dan Pram meminum tehnya. Lumayan buat mengusir hawa yang dingin
Tiba tiba gelap. Semua gelap bagi Yuda dan Pram. Lalu muncul sinar kayak flash ditu, gelap terang gelap terang yang memusingkat
Dan jeritan Pram terdengar dengan kerasnya
"AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH"
Jeritan Pram terdengar keras, jeritan ketakutan yang menyayat hati Yuda.
Yuda memeluk Pram dan menenangkan dia
"Udah dik, tenang tenang, mas disini"
"Udah udah, semua akan baik baik saja"
Akhirnya Pram tenang. Mereka berdua "ada dimana ni" pikirnya. Mereka ada disebuah tempat yang asing bagi mereka. Hanya ada pohon pohon besar dan mereka sekarang sedang berpelukan diatas bau ceper besar.
Pram bener bener ketakutan. Gemetaran tanpa henti tubuhnya
Yuda yang sadar dan melihat sekeliling. memang ada banyak pohon pohon besar yang luar biasa besarnya yang seumur hidup belum pernah ia lihat. Pohon pohon yang aneh (memiliki batang yang berwarna kebiru biru andan sebagian kemerah merahan)
Yuda melihat lokasi mereka, sebuah batu besar berdiameter 10 meteran, pipih dan bulat. bener bener berbentuk lingkaran sempurna. Siapa yang bikin ini ya, keren banget.
Dan Yuda melihat ternyata ada jalan batu setapak. Dan kayaknya itu jalan buat keluar dari tempat ini
Tiba tiba ada sebuah bisikan "Dalan Watu Dalan Metu" (jalan batu jalan keluar)
Pram yang juga mendengar itu kaget dan langsung teriak.
Yuda yang sadar dan tanggap langsung tahu apa yang harus dilakukan, dia harus menenangkan Pram. Dengan terpaksa dia tampar Pram lumayan keras
"Sadar Dik sadar" bentak Yuha
Pram yang gak pernah dibentak yuda tertegun. Tapi gemetarnya langsung hilang. Ketakutannya dah gak nampak lagi.
"Maaf ya dik kita harus keluar dari tempat itu, mas sayang adik makanya kulakuin itu"
"Iya mas gak papa. Makasih ya mas”
"Ya udah kita keluar sekarang. ikuti jalan batu itu" kata Yuda
Akhirnya mereka berdua berjalan menyusuri jalan itu. Dan tanpa mereka sadari, didepan sana ada dua mata merah sedang menunggu mereka
Ditunggu komennya ya. Update soon jika ada yang minat
Comments
Setelah mereka berjalan lumayan lama tiba tiba kanan kiri pohonnya berkurang dan terhampar taman bunga. Anehnya bunga bunga yang ada disitu luar biasa bagus. Pram pun mengajak yuda berjalan dan melihat lihat.
"Pram, ni bunga kesukannmu nih" kata yuda menunjjuk sebuah bunga mawar berwarna biru tua.
"Iya keren ya?" timpal Pram.
"Mau gak dik satu. Buat nunjukin rasa sayang mas"
"Ada ada aja mas, gak usah deh. kita kan gak tahu siapa pemilik bunga bunga ini. Nati marah lo yang punya"
"Adik ini aneh deh, ini kan dialam liar. masak ada yang punya. Langka lo bunga mawar biru gini. "
"Ah, mas ada ada aja heheheheh. tapi emang bagus seh"
Akhirnya Yuda memetik sebuah mawar yang berwarna biru tua. Dan dengan suka cita diberikan mawar itu kepada Pram.
"Ini mas kasih buat kamu ya dik"
"Makasih Mas" kata Pram sambil tersenyum
"Yaudah dik ayo lanjutin jalannya"
Tiba tiba mawar yang dipegang yuda bergetar dan warnanya yang semula Biru tiba tiba menjadi berwarna putih seputih kapas.
Dan anehnya lalu menjadi kemerah merahan. Pram lemas seperti orang yang kekurangan darah dan makin lama mawar tersebut makin berwarna merah
Merah nya warna merah darah
Yuda kaget. Ketakutan dan kekawatiran nampak diwajahnya dengan jelas.
Dia melihat mawar yang berada ditangan Pram makin lama makin berwarna merah seiring dengan kondisi Pram yang makin pucat lemas dan gak sadar.
Dan tiba tiba dia dikejutkan munculnya sosok kepala dengan dua mata merah. Hanya kepalanya saja dengan rambut awut awutan. Kepala yang gk normal karena ukurannya yang besar. kalau diameter nya seh 1 meteran deh.
Kepala itu tertawa menyeramkan, gigi runcingnya dan lidahnya menjulur julur. Lihah bercabang kayak lidah ular.
Jujur Yuda ketakutan, walau terang tapi dilihatin sosok begitu ketakutan. Tapi dia melihat Pram, dia beranikan hati.
"Pram tak apakno kui"
(kamu apain Pram)
"Kui kowe tak ukum karang wani nyolong kembang ku. Kui kembang mawar getih, kembang seng bakal nyerot getihe wong sek wani nyekel" sosok itu terkekeh2
(itu kamu saya hukum karena berani mencuri bungaku. itu mawar darah, bunga yang akan menghisap darah orang yang berani memegangnya)
"La aku to mau sing njupuk, aku mau seng nyekel, kudune aku seng keno. tulong aku wae nek arep dihukum, ojo deweke"
(la kan aku yang ambil, aku tadi yang pegang, harusnyaa aku yang kena, tolong kalau mau dihukum aku aja, jangan dia)
"Kui artine deweke wong seng tak tresnani to? kembang kui seneng nek wong tak ditresnani mati. hehehhehehhehhehhehe. Delok wae wong kuwi bakal mati" kata sosok itu terkekeh.
(itu artinya orang itu yang kamu cintai kan? bunga itu senang kalau melihat orang yang kamu cintai mati hehehehheheheh
Lihat aja orang itu bakal mati)
Yuda terkejut. Karena keusilan dia dia melihat orang yang disayangi meregang nyawa seperti itu. Dia menyesali apa yang telah dia lakukan. Dia menyesali keusilan dia memetik bunga itu yang akhirnya malah membuat Pram, orang yang dicintainya menjadi seperti itu.
"Tulong, piye carane ben deweke slamet, tulong. Aku gantine rapopo" kata pram pada sosok itu.
"Raono sek iso kowe lakoni. Takdire nek bocah kui mesti mati nangkene wakakakakakak" tawa sosok itu dengan keras. Puas karena mendapat korban manusia.
(Gak ada yang bisa kamu lakuin, takdir anak itu mati disini)
"Kembang kui sak kembang cukup nyedot getihe sak jalmo menungso. dadi mesti mati rabakal slamet"
(Bunga itu cukup buat menyedot darah satu manusia, jadi dia gak bakal selamat)
Yudha mendekati Pram. Akankah dia kehilangan orang yang dia sayangi?
Dia menangis sambil memeluk tubuh Pram.
LANJOOOOTT!!!
tunggu aj nanti jam 11 an kulanjutin. biar siang aj postnya, biar gak pd tkt
aku tunggu selalu
khayalan doang kok hehehe
*miris
blm mati kok
siapa yg belum mati ?
Rasa akan kehilangan orang yang dicintai didepan mata benar banar memukul mental dan perasaannya.
Rasanya ingin mati mati. tiba tiba dia ingat bahwa jalan pasti ada hal yang bisa dilakukan, at least buat nyelamatin Pram
Dia jadi inget kata sosok kepala bermata merah bahwa bunga itu cukup menyedot darah satu orang, cukup satu. Gimana kalau dua, pasti gak. Jadi masih ada kemungkinan dia nyelamatin Pram
Dia melihat bunga mawar yang mulai merah dan makin meras, akhirnya ia menegang pangkal berduri yang masih ada diluar genggaman Pram. Yuda merasakan hidupnya seperti disedot keluar, kesadarannya seperti hilang bersamaan dengan dihisapnya darahnya oleh bunga tersebut.
Tiba tiba sosok kepala menyeramkan itu menjerik dan teriak ketakutan. Kepala itu melayang layang disekitar Yuda dan Pram yang tergeletak dengan lemas.
Tiba tiba Mawar yang berwarna merah tersebut bergetar, ada kejadian mistis ketika darah Yuda dan Pram tercampur dalam kelopak kelopaknya. Tiba tiba terjadi ledakan besar dan mementalkan makluk kepala.
Ledakan yang berasal dari bunga tersebut, membuat kebun bunga itu musnah dan memusnahkan juga sosok hantu kepala tersebut. Ledakan berwarna merah pelahan lahan berudah menjadi pink dan menyalimuti tubuh Pram dan Yuda. Tubuh mereka yang lemas berangsur angsur kembali ke kadaan semula dan wajah pucatnya kembali seperti sudah memiliki darah kembali.
Beberapa saat posisi pingsan Pram dan Yuda masih seperti kondisi semua, mereka saling genggam tangan. Tangan Yuda menggenggam tangan pram.
Yuda bangun duluan. Dia terkejut taman bunga sudah gak ada lagi dan kembali disamping kiri kanan adalah pohon pohon besar. Tapi anehnya sekarang kok warnanya agak ke pink ya?
yuda memeluk tubuh Pram erak, tangisnya gak bisa ditahan lagi. Tiba tiba dia merasa ada gerakan dari Pram, dia lalu berhent menangis dan segera melihat kondisinya. Pram sudah sadar.
"Mas, aku kok tidur disini?"
"Kamu gak ingat apa apa dek?"kata yuda
"Gak Mas. Waktu mas kasih bunga itu tiba tiba aku gak ingat apa apa mas"
"Udah dik gak ada apa apa kok, kamu pingsan, mungkin kecapean kayaknya"
Pram merasakan ada sesuatu di dalam genggaman tanggannya Ada sebuah batu berwarna biru di tangannya. Bagus banget batunya.
"Lo mas, kok mawarnya ilang, kok ada batu ni. cakep mas batunya. Aku suka. Makasih ya mas"
Yuda terkejut dan bingung. Kok ada sebuah batu ditangan pram. Tapi melihat pram gembira kayak gitu ia hanya diam dan tersenyum.
Tiba tiba Yuda memeluk pram erat. Rasa mau kehilangan Pram yang tadi kembali muncul. Dia peluk erat.
"Dik, jangan tinggalin mas ya. Mas akan jaga kamu dik" kata yuda dengan terbata bata
Pram kaget kenapa Yuda jadi kayak gitu. Tapi dia senang banget. Dia gak meninggalkan Pram apapun yang terjadi
"Jangan khawatir mas, adik gak akan ninggalin mas. I love You"
Pram langsung mencium bibir Yuda lembut. "I love you dik, sampai kapanpun"
Setelah beberapa saat berikutnya Yuda sadar bahwa harus diterusin perjalannya. Segera dia mengajak Pram melanjutkan menyusuri jalan batu untuk keluar dari tempat itu.
Dan yang ada didepan mereka adalah sebuah kejutan yang siap mengejutkan mereka
belumlah
masih ada kejutan lainnya.
Emang jelek ya?
bukan itu maksudku bang...
cuma ku kira udah tamat tuh cerita diatas
"Mas kok kita jalan naik turun gini gak capek ya"
"Aneh banget dik, tapi malah asik kan, kita bisa sekalian melihat pemandangan indah. Kan memang tujuan kit ke Bukit Watu mau refresing"
"Iya seh mas, dan memang bener bener indah pemandangan disini. Masih asri ya mas. Moga ini bisa lestari ya mas, jangan ada yang merusak"
"Kamu baik sekali deh dek, moga banyak orang yang seperti kamu deh"
"hahahha, gak kok mas, kan kalau banyak pohon suasana bisa adem. Pohon juga bisa jadi rumah dan habitat banyak makhluk hidup mas. Selain itu oksigen juga terjaga"
" Pinter deh kamu dek. Pasti dulu pelajaran biologinya bagus"
"Ye, emang ada hubungannya ya mas. Peduli lingkungan harus ditanamkan pada diri sendiri mas, jangan ke ahlinya doang?"
"kok gitu dek?"
"Kan kalau cuma mengandalkan yang berkepentingan tanpa kita juga ikut ya sama aja. masak bersih sampah harus nunggu orang2 dari dinas kebersihan. Dimulai dari diri kita dong mas?"
"La hubungannya sampah ma tanam pohon apaan?"
"La itu makanya untuk menanam pohon jangan kita bergantung pada dinas kehutanan atau pemerintah, tapi kalau bisa swadaya masyarakat gitu lo mas"
" Ih pacarku emang hebat, pinter baik hati dan TOP"
"Biasa aja lah mas" Pram tersenyum
Yuda sangat kagum ama pemikiran Pram. dari dulu memang dia kagum dengan dia. Pram orang yang sangat disiplin, memikirkan semuanya. Gak kayak dia yang kadang masih ogak ogahan dan males.
"Sini mas peluk sebagai hadiah" Kata yuda
Akhirnya Pram menyerahkan dirinya dalam dekapan Yuda
Sambil berbisik dia bilaang " mas kagum padamu, jangan berubah ya"
Dan dibalas Pram dengan senyuman manisnya
Tiba tiba ada suara
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Dan jalan didepan mereka tepatnya di bebatuan secara aneh tumbuh pohon. Pohon seperti pohon angsana tapi batangnya ada sulur kayak akar gitu. Dan jalanan tertutup oleh pohon itu.
Pram ma Yuda bingung harus gimana. dan tiba tiba terdengar lagi
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
Bluk Bluk Sirrrrrrrrrrrrrr
selamat dinikmati ceritanya