It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku hanya berharap di tahun 2013 ini tidak akan merasa kesepian. That's all. #PelukBalik
@zalanonymouz #PelukMouzJuga hehe
Kemudian aku kembali masuk ke dalam toilet dan melihat ke cermin di atas wastafel itu. Ternyata benar, itu darah. Darah itu mengucur hingga menetes di wastafel. Dengan sikap tenang aku membasuh darah yang mengucur itu dengan air, aku harap ini akan segera berhenti dengan sendirinya. Namun setelah aku membasuhnya dengan air beberapa kali, darah itu tidak juga berhenti keluar dari dalam hidungku. Darahnya cukup banyak, tidak biasanya hidungku berdarah seperti ini. Aku mulai panik dan mengambil tissue di saku celanaku, mengelapnya terus menerus hingga tissue itu basah penuh dengan darahku.
"Ya tuhan, kenapa ini ?? Ada apa dengan hidungku ?? " Ucapku penuh cemas.
"Ahhh.. Ayoo berhenti laaahh.. Aku mohooonn.. " Gumamku sambil terus mengelap darah yang terus mengucur.
Saking paniknya aku saat ini, tanpa aku sadari ada 2 murid yang masuk toilet ini dan melihatku sedang menyeka darah yang keluar dari hidungku.
"Eeh kenapa ?? Kamu gapapa ?? " Tanya salah seorang siswa tersebut sambil menghampiriku. Mereka siswa kelas 3.
"Ahh euh nggak, gapapa. Biasa, mimisan. Heu sorry, duluan ya ?! " Kataku sambil pamit pada mereka yang masih mengamatiku.
"Ohh ia sok. "
Lalu aku berjalan dengan terburu buru sambil menyumbat hidungku ini dengan tissue. Semoga saja dengan cara ini darah itu akan berhenti keluar. Sesampainya di depan kelas, aku ganti tissue itu dengan yang baru, dan menyumbatnya kembali. Setelah itu aku masuk kelas dan duduk seperti biasa.
"Ehh kenapa tuh bro ?? Idung kamu dicocokin tissue gitu. " Tanya agus.
"Ahh biasa gus, lehoan (ingusan). Hehee " jawabku bohong.
"Ohh kirain teh gaya gayaan. Hahaa "
"Heu kagak lah. "
'TeeeeeeeeT TeeeeeeeeetT' bunyi bel istirahat berbunyi. Semua anak anakpun keluar kelas untuk beristirahat. Akupun bersama agus dan darmo seperti biasa pergi ke kantin untuk membeli baso tahu. Seperti tidak ada makanan lain. Sejujurnya saat aku berdiri dan berjalan sampai saat ini aku sangat merasa lemas dan sedikit pusing. Hanya saja aku selalu mengabaikannya selama aku masih bisa tersenyum. Karena jika saat aku masih tersenyum, di saat itupun aku masih mampu untuk melakukan apapun. Sulit maupun mudah.
"Put, muka kamu pucat ?! Kamu sakit put ? " Tanya darmo tiba tiba.
"Ahh kagak mo, baik baik aja kok. " Jawabku seadanya.
"Ia put, beungeut maneh pias kitu (ia put, muka kamu pucat gitu). " Tambah agus.
" Ahh masa ?? Kagak perasaan mah, biasa kok. Udah lah makan yuk ! "
"Ahh ya udah, makan we makan. " Ucap agus dan langsung melahap baso tahu itu.
Aku penasaran, apa sepucat itu kah mukaku ?? Mungkin karena tadi darah yang keluar dari hidungku cukup banyak. Ya sudah aku harus banyak makan.
"Hey chan !! Lagi makan ya ?? " Sapa kak rendy yang tiba tiba datang dan duduk di sebelahku.
"Euh kak rendy. Ia kak lagi makan " jawabku biasa.
Tiap istirahat kadang kak rendy dan kak nico gabung dengan kami. Tapi kak rendy selalu hadir menemaniku walau kak nico tidak ada.
Aku sangat senang dengan itu.
"Kakak gak makan ? " Tanyaku.
" Lagi pesen chan. " jawabnya sambil tersenyum membuatku bahagia sekali.
":) kak nico mana ? Kok gak kesini ? " Tanyaku lagi.
"Dia di depan kelas, nongkrong sama yang lain. Kamu kok keliatan pucat ya ?? " Katanya sambil mengamati mukaku.
"Tuh kan bener put, muka kamu teh pucet. Dibilangin kagak percaya. Bener kan kak rendy ?? " Tegas agus.
"Ia gus. Kamu sakit ? Lemes gitu kayanya. " Tanyanya lagi memastikan.
"Ahh aku gak sakit. Pegang aja badanku. Gak panas kok. " Jawabku meyakinkannya.
"Liat, bibir kamu juga pucat. " Lanjut kak rendy.
"Mungkin ia juga sih, mungkin aku kecapean. " Jawabku meng-ia kan saja.
"Kamu pulang aja kalo gitu. Kayaknya kamu kurang sehat. " Saran kak rendy.
"Ia put, balik we lah. Kasian urang mah. Nanti minta ijin pulang aja. " Tambah darmo.
"Gak lah. Gapapa juga kok. Kalian ini ahh lebay. " Kataku kesal.
"Ya udah kalau gitu. Terserah kamu. " Ucap kak rendy.
2 days later
Saturday
"Eeh bro bawa koas lukis gak? Urang teu bawa uy. " Tanya agus padaku, darmo dan agung yang sedang beristirahat di kantin.
"Aku bawa lah sama catnya juga. Kan kemarin udah diingetin gus. " Jawabku.
"Hu.uh saya juga bawa dong. Sekarang kan kata pak anton ngelukis. " Jawab agung.
"Ahh da si agus mah aki aki, jadi pohoan weh. (Ahh si agus tuh kakek kakek, jadi aja lupaan.) " Timpal darmo.
"Ya aku lupa. Nanti deh beli ke toko peralatan di depan. Bisa bisa aku di keluarin dari kelas. Halaaah.. "
"Amiinn " ucap agung mengamini.
"Siall.. " Pekik agus.
Setelah itu aku merasakan sesuatu mengucur dari hidungku. 'Clik' darah itu jatuh di atas meja. Aku kaget dan langsung melihat ke arah teman temanku, dan ternyata mereka melihatnya juga. Lalu aku buru buru mengusap darah yang ada di hidungku dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku mencari tissue di saku celanaku. Tapi nampaknya aku tidak membawa satu helaipun. Tanpa basa basi aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan cepat untuk mencapai toilet. Teman temanku memangilku, namun aku tak menggubrisnya.
Naasnya, kerena terburu buru dan merasa pusing, aku menabrak seseorang disana dan membuatku tersungkur. Alhasil mereka semua menoleh ke arahku dengan darah di sekitar hidungku.
"Ahhh maaf maaf. Maaf.. " Hanya kata maaf yang aku ucapkan sambil berusaha bangun dan pergi ke toilet. Aku kira orang yang aku tabrak itu hendak marah padaku, tapi sepertinya dia iba melihatku berdarah.
"Aaahhh sial sial. Kenapa lagi hidungku ini ?? " Gerutuku kesal sesampainya di toilet.
Dengan cepat aku membasuh darah itu dengan air di wastafel.
"Chan, hidungmu berdarah. " Ucap seseorang mengagetkanku disaat aku sedang panik.
"Ahh hh ia kak, kayanya mimisan. Hee " jawabku pada kak rendy sambil terus membasuh hidungku dengan darah.
"Kamu sakit ?? " Tanyanya yang membuatku bingung untuk menjawabnya.
"Ahh aku, aku gak tau. " Jawabku.
"ini, kamu sumbat hidung kamu pake ini. " Suruhnya sambil menyodorkan sapu tangan.
Sejenak aku terdiam, namun aku rasa aku harus cepat menyumbatnya. Lalu akupun menyumbatnya dengan sapu tangan itu dan menegakkan kepalaku di depan cermin.
Pucat, seperti tak mempunyai darah. Aku sangat menyedihkan. Pasih, terlihat suram "cermin" itu.
Kak rendy mendekat di belakangku, aku bisa melihatnya di cermin. Sepertinya dia cemas denganku, tatapannya mengkhawatirkan keadaanku.
Tiba tiba dia menarikku ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu itu rapat rapat.
Sejenak dia memandangiku dan menggenggam kedua lenganku. Aku senang sekali saat itu.
"Chan, kamu kenapa ? Coba cerita sama kakak ! Kamu jangan nutupin ini sama kakak ! Jangan buat kakak cemas chan. " Tanyanya dengan nada yang berbisik.
"Aku, aku sendiri gak tau aku kenapa. Udah beberapa hari ini aku lemas, pusing dan pucat. Dan ini mimisan yang ke dua kalinya. Aku gak tau aku ini kenapa. " Jelasku padanya.
"Kenapa kamu gak bilang sebelumnya sama kakak ? " Tanyanya lagi.
"Aku cuma gak mau bikin kak rendy cemas. Dan aku kira aku baik baik aja. "
"Chan, walaupun kakak gak pernah bilang sayang ataupun memperlakukan kamu selayaknya pacar kakak. Tetep, kakak itu sayang banget sama kamu. Dengan tiap istirahat kakak temenin kamu makan, kakak udah seneng banget. Karena kakak tau kamu ada di sisi kakak. Kakak tau itu semua kurang. Tapi saat ini yang kakak bisa lakuin cuma itu. Percaya sama kakak, saat ini kakak akan banyak luangin waktu buat kamu. " jelasnya.
"Kak, aku tau itu, dan aku percaya itu semua. Kak rendy gak perlu khawatir, walaupun sebenarnya aku pengen punya banyak waktu berdua sama kakak, tapi aku ngerti. "
"Maafin kakak chan.. " Ucapnya lalu kemudian dia memelukku dan ku balas pelukannya.
Tak ada rasa yang lebih indah dari apa yang aku rasakan saat ini. Hangatnya pelukanya seakan menyelimuti lapisan kulitku. Desiran jantungnya berirama menciptakan emosi yang kuat.
salam kenal buat TS nya,, mention yah kalo ada apdet,,
itu jangan2 si Chan-chan nasibnya sama kaya ade nya Nico yah??
@masdabudd hey budd, waah senengnya ada new reader. Salam kenal ya. Ok bakal aku mention.
Ia gak ya ?? Hehe Terima kasih
Jgn ampe' Chan2 koit....
@Achan amiinn.. Koit ?? haha
@zalanonymouz hahaa masih muda kan ya?? Masih cute. Wkwkwk
@Just_PJ huuuhh cancer ?? Mengerikan. Let's see it at later ya PJ ?! Hehee makasih yoooo