It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hahahaha
@callmespica :
Lapak gua lumutan hahaha
Kenapa asiiiik??,jangan GR ya,aku kangen ngejahilin kmu loh.........wkwkwk
Ogaaahhh,pasti nggak ada fulusnya,tu.
Omg....!,spica mlm mingguan ama guling????,nggak ada lain lagi apa???
Kecoa toh.......!!,sini*spica langsung lari kepelukanku..............
Hmm... Ikhsan tu anaknya polos banget sih... kan kasian tu si Aldo.
Trus-trus... ini cerita endingnya entar Ikhsan ama sapa yah? Gw penasaran...
Semangat yah TSnya...
ayo! post di KCY~~!!! ^0^/
cherry jamin banyk yg suka!!! ^^
go! go! go! ^0^/
@aries77: arieeees kangen kamu lagi~ *peyuk2* #plaak
hiks, sedih banget ya jadi anak kelas 3 SMA, tugas tugas tugas mulu kerjaannya... ='D *kokjadicurhatya?*
ries gimana kabarnya? Spica mau update sekarang nih ^^ hehe
@You_chan: iya nih, kurang peka yah dia... lol
Untuk endingnya... bisa diliat nanti ya XD Bingung mau ngebuat sad ending atau hepi ending :')
Sip deh, thank you so much you-chan =D
@ocha_noma: makasih banyak udah mau ngikutin cerita Spica =D hehe, ini mau dilanjutin sekarang kok ^^ dua chapter sekaligus lho XD
@Cherry36: ternyata udah di share di KCY, cuman bingung sampe Part yang mana...lol tapi Spica udah post kok di group ^^
Thanks banget ya Cherry~ sama2 semangat ya dalam menulis, yang bertema yaoi pastinya~ lol XD
Chapter X: Me, and my precious gifts
~Ikhsan's POV~
"Udah ih cepet bangunin dia! Udah jam 6 pagi nih...!"
"Sabar napa, Yol! Kasian tau kalau dibangunin sekarang, kemarin kan dia baru tidur jam setengah 12!"
"Ssst, udah diem! Nanti dia jadi bangun beneren lho...!"
Urgh, suara apa sih itu? Apa udah pagi ya? Pagi-pagi gini udah pada berisik... Maunya apa sih? T.T
Tapi mau gak mau, aku harus membuka kedua mataku untuk melihat siapa saja tadi yang mengobrol. Perasaan dari kemarin cuman ada aku dan Aldo. Apa yang tadi cuman suara TV aja ya?
"Lho? Yola? Yuda? Aldo?" sapaku dengan sedikit takjub. Mereka saling beratatapan satu sama lain, lalu mereka menatapku sembari mengucapkan sebuah kata yang sangat membuatku terkejut.
"HAPPY SWEET SEVENTEEN, IKHSAN CHANDRA WEDHARTA!" teriak mereka dengan bersamaan. Happy sweet seventeen? Jangan bilang hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-17!? Yaampun, aku benar-benar gak sadar! Kenapa mereka bertiga bisa ingat ya!?
"Kalian... Aku... Aku bener-bener speechless banget dengan kejutan kalian. Makasih banyak ya, Aldo, Yola, dan Yuda!" mendengar rasa terimakasihku, Yola langsung memelukku dengan erat. Disusul dengan Aldo dan Yuda yang tak kalah kencang memelukku. Urgh, rasanya udah mau gepeng aja, tapi aku seneng sih! Hehehe!
Gak lama, Yola membawakan sebuah kue Blackforest yang diatasnya terdapat 17 lilin. Gadis berambut panjang itu duduk disebelahku diiringi oleh lagu 'Tiup Lilin' yang dilantunkan oleh Yuda dan Aldo. Tapi, sebelum aku meniup lilinnya. Tentunya aku memanjatkan sebuah permohonan.
"Semoga aku tak pernah kehilangan mereka bertiga dalam hidupku." bisikku dalam hati. Permohonanku memang simple, tapi itulah yang benar-benar aku inginkan. Aku berharap agar aku bisa selalu disisi mereka.
Untuk potongan kue pertama, aku disuruh memberikan keorang yang aku anggap special dulu. Wah, repot nih. Aku menganggap mereka sama, gak ada yang dispecial-kan. Aduh, bingung... T.T setelah semenit berpikir, akhirnya aku putuskan suapan pertama jatuh pada Yola, karena perempuan harus diistimewakan. Lalu untuk suapan kedua, tentu saja Aldo. Dan yang ketiga adalah Yuda.
Dalam acara makan-makan kue, aku bertanya ke Yola dan Yuda. "Kenapa kalian bisa ada di Pangandaran?" tanyaku. Yola dan Yuda tersenyum sesaat. Mereka berdua menjelaskan bahwa mereka sengaja datang kesini untuk merayakan ulang tahunku. Makanya, mereka datang ke cafe tempat magangku agar mereka dapat informasi tentangku dan Aldo yang sedang berlibur di Pangandaran. Wah, aku terharu mendengarnya! Mereka benar-benar harta berhargaku!
Tak lama, Yola memberiku sebuah kotak berpita yang dibungkus dengan rapih. "Kado untukmu!" ujar gadis itu dengan riang. Akupun menerima pemberiannya, dan setelah kubuka... Demi apa!? I-ini kan iPod touch! Barang semahal ini, aku gak pantes buat menerimanya.
"Yol..."
"Ssst! Diem! Diem! Diem! Aku gak mau kamu menolaknya! Pokoknya itu buat kamu, ok?" ucap Yola dengan cepat. Akupun tersenyum mendengar kalimatnya itu, wah... Yola tau aja kalau dari dulu aku ngidam iPod! Thanks banget, Yol!
Kado selanjutnya diberi oleh Yuda. "Wah, apa lagi ini?" tanyaku yang sambil memegang kotak berwarna biru tua. Hah? Benda mahal apa lagi ini!? Lagi-lagi aku terkejut dengan pemberian kado dari temanku.
"Itu hadiah buat kamu, San!" ujar Yuda dengan senyuman khas-nya. Aku tertegun mendengar kalimatnya. Gimana nggak tertegun coba? Soalnya Yuda memberiku sebuah Handphone bermerk Apple! Bayangin, iPhone kan mahal banget! Mungkin sepuluh kali lipat dari gaji aku! Tapi aku gak bisa menolak, karena kata Yuda aku harus memiliki Handphone biar lebih mudah untuk berkomunikasi.
Lalu yang terakhir... Kado dari Aldo. Sebelum aku menerimanya, Aldo menyuruhku untuk menutup kedua mataku. Dan akupun menutup mataku. Hening, sama sekali gak ada suara. Tapi aku ngerasa kalau ada yang ngelus-ngelus pipi aku... Apa ya?
"Nah, sekarang kamu buka mata kamu," ucap Aldo. Dengan perlahan aku membuka kedua kelopak mataku dan terkejub dengan makhluk kecil nan imut yang sedang berada di bahuku.
"Ini kan... Sugar Glider!? Wah, lucu banget!!" aku langsung mengambil hewan sejenis tupai itu dari bahuku. Aaah, lucu banget! Bentuknya kayak tupai cuman dalam versi mini, warnanya Cinnamon, dan... Arrgh, pokoknya ngegemesin banget deh! "Makasih banget, Al! Aku suka banget!!"
"Syukurlah kalau kamu suka sama kadoku, Chan!" ujarnya dengan tersenyum lebar. "Kamu mau kasih nama apa?" tanya Aldo. Aku berpikir sesaat. Kira-kira apa ya yang cocok namanya? Cinnamon? Nggak mau ah, gampangan banget namanya... Uhm, apa ya? Karena yang ngasih Aldo... Ah iya! Aku tau!
"Gimana kalau Ai aja namanya? Bagus kan? Kayak nama unit kita, Do!" Aldo tersenyum kembali dan menganggukkan kepalanya.
"Nah, mulai sekarang kamu namanya Ai ya! Salam kenal!" Ai kembali merayap dibahuku dan menempelkan dirinya kepipiku, lucunya~
Yola dan Yuda mengajakku main keluar, sedangkan Aldo dan aku sedang memasuki Ai ke kandangnya. Setelah itu, baru kami menyusul mereka berdua ke Pantai.
Kami berempat sudah siap dengan pakaian renang masing-masing. Sekarang sudah jam satu kurang, Pangandaran masih dipenuhi oleh orang-orang. Ada orang yang sedang berjemur, berenang, bahkan ada yang membuat sesuatu diatas pasir. Aldo diseret-seret sama Yola biar mereka berenang, lucu baget deh mukanya si Aldo! Hahaha. Sedangkan aku hanya duduk bersama Yuda dan melihat suasana pantai yang indah. Mendengarkan suara-suara tawa anak kecil yang sedang berlari-larian, dan deburan ombak membuatku sangat nyaman.
Sampai jam setengah enam sore, kami akhirnya selesai bermain di pantai dan menanti-nantikan moment sunset. Setelah itu, Yola harus pulang ke kota karena dia tak boleh menginap diluar. Sedangkan Yuda menginap bersamaku dan Aldo.
Tapi karena penginapan disekitar Pangandaran sudah penuh semua, Yuda terpaksa menginap dikamarku.
"Lu tidur di sofa aja ya? Gak masalah kan?" tanya Aldo ke Yuda.
"Kok gitu sih? Kamu gak kasian apa, Do?" protesku yang sambil keluar dari kamar mandi. "Kamu sama aku aja tidurnya, Da! Oke?" tawarku sambil tersenyum kearah Yuda.
"Kamu emang baik banget, San! Thanks ya," ujar Yuda sambil memelukku kilat. Entah kenapa kedua mata Aldo terlihat tajam memandangiku dan Yuda. Ada apa sih dia? Kayaknya sinis banget sama Yuda, ckckck.
Tanpa sepatah katapun, Aldo langsung mematikan lampu mejanya dan langsung menempati tempat tidurnya. Tak lama, aku dan Yuda pun menaiki kasur dan mematikan lampu. Karena tempat tidurnya single bed dengan ukuran kecil, Yuda menaikkan tangan kirinya dan merangkul bahuku agar bisa lebih dekat dengannya.
"Pfft...! Apa-apaan nih tangan? Udah kayak suami-istri aja kita, hahaha!" candaku diselingi oleh tawa kecil. Yuda pun bertingkah sama sepertiku.
"Kan biar kamunya gak kedinginan ma, makanya Papa peluk," tawaku semakin meledak ketika mendengar kalimat Yuda tadi. Hahaha, bener-bener lucu deh si Yuda!
"Sorry, volumenya bisa dikecilin dikit gak sih? Mikirin dong orang yang disebelahnya mau tidur," ujar Aldo dengan nada dinginnya. Duh, aku jadi merasa gak enak deh sama Aldo. Kenapa dia tiba-tiba bad mood ya? Perasaan kalau ada Yuda bawaannya bad mood mulu. Ah, sudahlah. Yang penting aku sangat bersyukur dengan kejadian di hari ini. Setiap detik aku selalu merasa bahagia. Aku tersenyum dengan hati terharu.
Ah, betapa indahnya sebuah persahabatan. Betapa bahagianya memiliki sahabat seperti mereka.
Chapter XI: Me, and my Nightmare
~Ikhsan's POV~
Liburan tengah semester telah berlalu, seluruh murid-murid pun kembali beraktifitas di sekolah. Selama seminggu pertama kami masuk sekolah, Aldo sudah mendapatkan cobaan pertama, yaitu membuat karangan Bahasa Perancis tentang liburannya kemarin.
Aldo menelponku dan meminta untuk meminjamkan kamus Bahasa Perancis kepadanya. Untungnya aku punya, hehe. Tapi aku menolak Aldo untuk datang kerumahku, karena lebih baik aku saja yang kesana, masa iya aku harus merepotkan Aldo lagi? Padahal kan Aldo sudah melakukan banyak hal untukku, jadi kali ini harus aku yang bertindak untuk membantunya.
Setelah mengganti pakaian pergi, aku langsung pergi ke alamat yang diberi tahu oleh Aldo. Selama perjalanan kurang lebih, akhirnya aku bisa sampai dirumahnya Aldo! Rumah nomor lima dari perempatan dengan cat tembok dominan putih. Dengan sedikit nervous, aku memencet bel dan terlihatlah seorang wanita cantik yang menyambutku. Aku mengangguk dan tersenyum sedikit. Aku rasa wanita ini adalah Tantenya Aldo.
"Selamat sore, Tante! Apa benar ini rumahnya Aldo?" tanyaku sesopan mungkin. Wanita itu mengangguk dan menatapku dengan lekat.
"Ya, benar. Silahkan masuk..." balasnya dengan nada yang berat. Akupun segera memasuki rumah megah ini. "Kamu duduk dulu aja, tante panggil Aldo dulu," sambungnya sembari mempersilahkan aku duduk.
Sepeninggalan Tante itu, akupun melirik-lirik keseliling rumah mewah ini. Rumahnya bernuansa belanda, sangat bagus. Pasti pemiliknya adalah orang yang terpandang. Barangkali keluarganya Aldo adalah keturunan dari bangsawan belanda? Entahlah... Habisnya meyakinkan sih.
Kalau dibandingkan dengan rumahku, rumah ini mungkin delapan kali lipat lebih luas dari rumahku. Jangankan luasnya, semua perabotan dalam rumah ini pun pasti barang-barang yang bermerk semua. Seluruh jendela rumah ini besar-besar dan kacanya terbuat dari kaca patri dengan gambar burung Phoenix warna-warni. Lantainya terbuat dari marmer berukuran besar juga, kelihatan banget deh antiknya. Dibelah kiriku terdapat pemandangan taman yang sepertinya luas. Benar-benar rumah idaman ya... Padahal rumah Aldo seluas ini, tapi kenapa dia malah sering kerumahku yang kecil itu ya?
"Hai, Chan! Sorry ya, lama ya tadi nungguin aku? Maaf ya, tadi lagi ada panggilan alam... Hahaha," serunya sambil tersenyum lebar. Akupun ikut tersenyum dan menggelengkan kepalaku.
"Nggak kok, nyantai aja! Eh ya, ini bukunya..." ujarku sambil memberikan kamus bahasa perancis kepadanya.
"Thanks, Chan! Oh ya, kamu duduk sini dulu ya... Aku mau kewarung sebentar, disuruh tante nih! Nanti aku anter pulang deh, ok?" pinta Aldo sambil menepuk bahuku.
"Hmm... Gimana ya?" gumamku.
"Udahlah, duduk-duduk dulu lah sebentar! Aku cuman bentaran kok, ok? Dah!" ujarnya yang sambil keluar dari pintu pagar depan rumahnya dan menghilang disebelah tembok.
Disaat aku sedang menunggu Aldo, tiba-tiba saja ada Tantenya Aldo yang keluar dan duduk dihadapanku. "Kamu yang namanya Ikhsan ya?" tanya wanita berambut panjang itu. Akupun tersenyum dan mengangguk kecil. Wanita itu bilang, kalau dia sering mendengar Aldo bercerita tentangku. Lalu ia kembali menimpaku dengan pertanyaan-pertanyaannya, seperti:
Sudah berteman sama Aldo dari kapan?
Apakah Aldo sering jalan keluar denganku?
Apakah Aldo sering menginap dirumahku?
Apakah Aldo pergi ke pantai pangandaran bersamaku?
Dan semua pertanyaan aneh yang ditanyakan oleh tantenya Aldo. Tentu saja aku menjawabnya dengan apa adanya, nggak dikurangi, nggak dilebihkan. Aku bersahabat dengan Aldo semenjak aku kecil. Dia juga sering jalan denganku dan sering mentraktirku makan. Aldo memang pernah menginap dirumahku untuk beberapa hari. Dan tentu saja aku pergi bersama Aldo ke pangandaran karena kami telah dikasih paket liburan ke pangandaran dari cafe tempat kami bernyanyi.
"San, tante bukannya melarang kalian bergaul ya. Tapi tante mohon sama kamu, batasi pergaulanmu dengan Aldo," kedua bola mataku langsung terbuka lebar menatap wanita berumur tiga puluh tahunan itu. "Tante sangat sayang sama Aldo. Dan Tante gak mau kalau dia terjerumus oleh hal yang tidak baik. Dek Ikhsan pasti mengerti perasaan tante kan? Tante gak mau nilai Aldo turun hanya karena dia sering keluyuran kemana-mana."
Mendengar kata demi kata yang dilontarkan oleh wanita dihadapanku ini, membuatku sesak untuk bernafas. Aku tak pernah mengajak Aldo bekeliaran kemana-mana. Kenapa wanita ini melarangku untuk bergaul dengannya?
"Terus terang, tante sangat terkejut ketika tante mendengar dek Ikhsan pernah kerja menjadi penari di tempat-tempat hiburan malam. Padahal... Kamu ini masih SMA kan?" sindirnya setajam pisau yang menusukku.
Oh, jadi ini masalahnya. Sekarang aku tahu kenapa Tantenya Aldo melarangku untuk berteman dengan Aldo. Jadi dia takut kalau Aldo terjerumus dalam pergaulan yang salah? Hanya karena aku pernah bekerja menjadi penari ditempat-tempat hiburan malam? Hanya karena itukah? Lagipula apakah pekerjaanku itu haram? Nggak kan!?
Aku tersenyum getir menatap wanita dihadapanku. "Sudahlah Tante, tak usah berbelit-belit. Saya sudah tahu masuk Anda. Dan mulai sekarang saya akan menjauhkan Aldo, biar Anda bisa tenang! Permisi."
Aku langsung berdiri dari tempat duduk dan segera meninggalkan rumah megah tadi. Aku benar-benar gak bisa menahan emosiku. Lebih baik aku langsung pulang dari pada berlama-lama disana.
Berkali-kali Aldo sms dan telpon ke Handphoneku, tapi aku gak mau menjawabnya. Sebenarnya aku gak mau melakukannya, tapi ini demi Aldo, dan juga tantenya. Malam harinya aku mendengar suara mobil Aldo di depan terasku, bahkan dia juga memanggil-manggil namaku, tapi aku gak bisa keluar.
"Ichan... Please, Chan. Aku tau kamu ada dirumah kan? Tadi kenapa kamu gak nungguin aku? Kenapa telponku gak pernah kamu angkat?" aku hanya bisa terdiam dan memojok disudut ruang kamarku. "Ichan..." panggilnya untuk yang berpuluh-puluh kali. Sudah hampir satu jam Aldo berada di depan rumahku. Dan akhirnya ia pergi karena ditegur oleh tetangga. Aku buru-buru menelpon Yuda untuk meminta kepadanya, bahwa aku ingin bekerja di clubnya kak Aurel, Untungnya kak Aurel setuju-setuju saja. Jadinya aku semakin berhasil untuk menjauhi Aldo dari sisiku.
Tak lama, Handphoneku berdering kembali. Aku kira dari Yuda lagi, ternyata dari Yola... Akupun mengangkat telponnya.
"Halo? Ikhsan? San, tadi Aldo kerumahku lho, katanya dia barusan aja kerumahmu, tapi kamunya gak ada. Eh ya, San! Kamu setuju gak kalau misalkan aku jadi pacarnya Aldo? Dia kan baik banget, San! Udah gitu wajahnya tampan banget, blasteran belanda-indonesia! Ditambah lagi kalau Aldo tuh pinter nyanyi... Wuih, tipeku banget deh! Sebenarnya ya, San. Aku tuh udah suka sama dia waktu pertama kali aku ketemu dia, tapi gimana ya San? Menurutmu aku harus gimana dong? Bantuin aku dong San biar aku bisa deket dengannya, ok? Lho, San? Kok dari tadi kamu gak bicara? Aku kebanyakan ngomong ya? Sorry, sorry... Aku terlalu bersemangat sih, hehehe! Jadi gimana San menurutmu? Halo? San? Ikhsan............"
Kumatikan telepon genggamku dan ku non-aktifkan HP ku. Maaf Yol, aku lagi bingung. Please, jangan nambahin aku lebih pusing lagi. Tadi masalah Aldo, sekarang masalah cinta segitiga antara Yola, Yuda, dan Aldo. Aaargh, pusing! Tuhan, cobaan apa lagi yang kau berikan untukku?
Aku hanya bisa menangis mengingat kejadian hari ini. Dan tanpa sadar akupun memasuki alam mimpi sambil masih menangis. Bahkan Ai yang imutpun tak mampu untuk menghilangkan kesedihanku, dia hanya bisa mengelus-ngeluskan mukanya di pipiku. Walaupun Ai hanya bisa mengeluarkan suara purrr purrr purrr, tapi aku merasa bahwa dia sedang berbicara untuk menghiburku.
Tuh kan, kalau Aldo gak ada disamping... Pasti aku mimpi buruk. Contohnya saat ini, aku benar-benar mendapatkan mimpi buruk.
Sebuah mimpi.... Dimana persahabatanku dengan Aldo, Yola, dan Yuda... Berakhir begitu saja.
Udah ach,lepasin jangan kuat2 peluknya !!,kangen sich bleh,tapi jangan pakai acara pelukan.nanti dikira selingkuh lagi*sambil menatap orang disebelah yg lgi jealous*.
Nanti mlm aja pelukannya*ngarep.com
Iya...!,sekolah buat pening kepala aja!!,enakan kita nggak school,kita married aja ya*plaaakk*
Kbr aku,badmood melulu,kamu jarang mau diajak dating....!!*sebelnyhatitiadayangtau..........
Updatenya,yg panjang dong!!
Kan kmu siluman,sekejap muncul terus ilang bertahun2,baru muncul lagi......!!wkwkwkwk......
Cherry36:KCY,apa ya???
Wah, sapa tuh yang disebalhnya? Spica juga lagi sama pacar Spica nih, si Greyson Chance...lol #ngarep
Iya lain kali Spica updatenya panjang kok :'D
Besok mumpung libur Spica meditasi dulu ya di gunung nyari inspirasi XD
Ries tau aja deh kalau Spica siluman~ lol~ nanti Spica gentayangin Aries ah XD
fansnyaAdele: hehehe, sipp deh =D