BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tempura, Teppanyaki, and Us.

16791112

Comments

  • Semoga se praktekan jg lah ya sama gue,hahaha
  • kenal lah jiii haha :D
    cerita tentang di KL dooong, supaya nanti gw ga kaget niih
  • @itssimplyme kamu juga anak setiabudhi 186? banyak yah ternyata. btw saya jurusan mtb-belt 2011. salam kenal.

    @bitter_ballen ceritanya ga di update
  • @itssimplyme anak kitchen jg ya ?
  • Jakarta subuh ini sudah mulai bangun. Aku sedang memperhatikan seorang bapak dengan bakul penuh sayuran di boncengan motornya. Aah, kata orang hidup di Jakarta itu keras. Buatku, itu salah. Selama di negeri sendiri nggak ada perjuangan yang harus dilewati.
    "Mau sarapan apa?", tanya Adit. Guratan letih terlihat olehku.
    "Ke apartemenku aja deh. Kamu capek kan?"
    "Nggak kok. Aku malah seneng."
    Aku tersenyum.
    "Ke apartemenku. Kamu tidur sebentar aku siap-siap juga. Ga enak ah kucel gini. Lagian kan semalem abiisss.. Heheheh.."
    Adit mengacak rambutku.
    "Thank you for everything."
    "It's pleasure."
    Mobil Adit berbelok menuju apartemenku.
    ***
    Aku mengantar oatmeal berisi pisang dan kismis ke kamar. Adit masih terlelap diatas kasurku. Aku meletakkan mangkuk oatmeal di nakas. Membelai rambut Adit dan mencium hidungnya. Aku beranjak dari kasur dan menyantap oatmeal dengan coklat milikku.
    ***
    "Yaaaang..", Adit memaanggilku. Manjanya kumat nih. Aku melihat Adit duduk bersandar headboard dengan mangkuk yang sudah kosong.
    "Enak?"
    Adit tersenyum puas.
    "Apa sih yang ngga enak?"
    Adit menciumku. Aku memegang lehernya. Hangat.
    "Kamu demam. Nggak enak badan yah?"
    Adit mengedikkan bahu.
    "Ngga tau."
    "Ih. Kumat deh manjanya."
    Adit menggesekkan hidungnya di lenganku. Tanda kalau dia memang sedang manja dan mencari perhatian.
    "Hmmm.. Ya udah kamu tidur. Aku ntar kabarin Chef Surya kalo kamu ga masuk."
    "Kamu?"
    "Kerjalah."
    "Aku sendirian dong?"
    "Ga aka ada yang nyulik kamu juga, Yang."
    Adit mnegerucutkan bibirnya. Ngambek.
    "Aku udah janji sama kak Nila, Yang. Mau bantuin buat promo bulan depan. Mau minum obat?"
    Adit mengedikkan bahunya. Aku beranjak menuju kotak obat. Mengambil paracetamol dan segelas air.
    "Buka mulutnya. Aaaa.. Minum." Aku menyidorkan gelas berisi air. Adit meminumnya setengah. aku membetulkan posisi tidur Adit. Menaikkan bed cover hingga sebatas dada.
    "Cium."
    "Mananya?"
    Adit menunjuk bibirnya. Aku tersenyum. Mengecup bibirnya. Adit bermain lidah.
    "Udah. Get well soon, Sayang"
    Adit memejamkan matanya.
    ***
  • Kangen udah lama gak diupdate... :(
  • Jgn lama" updatenya
  • uwa, it's so romantic...
    Can't bear waiting for the next chapter...
  • Restaurant lumayan ramai hari ini. Aku sudah mengeluarkan lima porsi tempura moriwase, dua porsi ebi tempura dan satu setengah yasai tempura. Aku juga membantu Kak Nila menyiapkan menu promosi bulan ini, hotate atau scallop yang langsung didatangkan dari Hokkaido. Kak Nila yang mengolahnya dan aku yang membantu dalam hal presentasi. Orang advertising akan datang sore ini. Teppanyaki side agak sibuk hari ini karena Adit mengambil medical certificate.
    "Ji, kakak liat kamu deket ya sama Adit?", tanya Kak Nila sementara aku sedang memilih piring untuk presentasi.
    "Iya. Deket. Kenapa?"
    "Hmmm.. Nggak kenapa-kenapa sih, Ji. Tapi, apa nggak terlalu deket?"
    Aku menghentikan aktivitasku. Berbalik badan kearah Kak Nila.
    "Maksudnya?"
    "Iya, Kakak nggak mau kalo orang lain tahu kalo kamu itu..."
    "Apa kak?"
    "Udahlah. Jadinya pakai piring yang mana, Ji?"
    Aku menghela napas. Menyodorkan sebuah piring persegi panjang dengan warna coklat dan hijau.
    "Oya Ji, malem ini manajer kita yang baru dateng."
    "Oya Kak?"
    "Iya. Namanya Bram."
    "Oooh.. Tau dari mana kak?"
    "Ada deeeeh."
    "Kak, itu mau digimanain lagi?"
    ***
    Sore hari kami mengadakan briefing. Memperkenalkan manager restaurant yg baru. Aku menebak umurnya sekitar 35 tahun lebih. Berperawakan tinggi besar, berambut cepak, berkulit coklat, dan mata yang lumayan tajam. Ketika tersenyum tampak gingsul yang menurutku, menambah kesempurnaannya. Ganteng.
    Chef Surya juga memeperkenalkan dirinya. Disusul yang lain.
    "Hai, Pak Bram. Saya Aji, tempura section."
    "Hai, Aji. Kamu paling muda ya disini?"
    "Eee.. Kebetulan pak."
    Pak Bram tersenyum. Aku menganggukan kepala.
    "Oke, mari kita kembali bekerja.", ucap Chef Surya.
    ***
    Aku mengecek suhu tubuh Adit. Udah tidak sehangat tadi. Adit masih terlelap.
    "Dit.", aku berbisik di telinganya. Adit membuka matanya. Menguap dan memandangku. Tersenyum.
    "Kangen."
    "Manja.", aku menyentil hidungnya. "Udah makan kamu?"
    adit menggeleng. "Males bangun."
    "Euh.", aku beranjak dari tempat tidur. Menyambar handuk dan membuka pintu kamar mandi. Sepuluh menit kemudian aku keluar dengan handuk yang melilit di penggang. Adit sudah bangun. Ia bersandar di headboard sambil memainkan handphonenya.
    "Kasihan tadi teppanyaki sibuk banget. Nggak ada kamu.", aku berkata sambil memakai baju.
    "Hmmmm.."
    "Oiyah, manager yang baru udah dateng. Namanya Abraham Bharata."
    Adit meletakkan handphonenya dan memandangku.
    "Kenapa kamu?"
    "Abraham Bharata?"
    "Iya. Kayaknya umurnya sekitaran 35 keatas deh. Belum tua-tua banget. Terus aku juga ga tau deh kok dia tau yah kalo aku yang paling muda di dapur?"
    Adit hanya diam mendengarkan.
    "Kalo senyum lucu. Ada gingsulnya."
    "Pak Bram. Diaa..."
    Aku memandang Adit. Mengernyitkan dahi.
    "Dia mantanku."
    Aku melongo.
    ***
  • @bitter_ballen yeeeyyy dah dilanjut,,, up up up kak ^^
  • lanjut bos. enak diikutin ceritanya tapi bagian endingnya suka bikin penasaran dan itu yang bikin nagih ayo DILANJUT!!!
  • si TSnya lagi sibuk tuh udh kuliah. haha.
  • Aku mengendarai motorku membelah Jembatan Pasupati. Angin malam masuk dari sela-sela jaket yang kupakai. Jangan tanya Adit padaku. Ya, sudah sebulan kami tidak bertegur sapa. Ya, Adit dekat dengan Pak Bram, lagi. Dan mungkin, sudah balikan. Aku hanya dapat memandang bagaimana mata Pak Bram selalu penuh cinta saat menatap Adit. Adit juga selalu tersenyum. Aku bertanya pada Adit dan berujung dengan pertengkaran hebat.
    Aku menyeruput hot ocha yang sudah mulai mendingin. Bandung sedang memamerkan indahnya kilauan lampu-lampu malam hari. Sendiri. Dan sepi. Restaurant ini ramai sebenaarnya. Aku menegeluarkan sebatang rokok, yang sudah ke lima malam ini, menyulutnya dan menghisapnya dalam-dalam..
    ***
    Aku sudah tak bekerja. Bosan, alasanku yang sebenarnya. Bukan karena ada masalah dengan Adit. Gantinya, aku jadi supir Mama bolak balik workshop. Mama seneng-seneng aja. Karena ada teman dan yang pasti bisa disuruh buat belanja dan masak.
    Handphoneku berbunyi. Ada BBM.
    "Ji.."
    Dari Adit.
    "Iya?"
    "Apa kabar?"
    "Not so good."
    "Why?"
    Nggak peka yah? Aku mengutuk dalam hati.
    "Nggak. Nggak papa. Knp?"
    "Aku"
    "Aku dapat tawaran kerja di Jepang."
    Aku diam. Jepang?
    "Glad to hear that. Congrats!"
    "Thank you. Tapi aku tahu, itu bukan jawaban yang jujur dari hatimu."
    Skak!
    "Yaaaa.. Gimana ya, Dit? Pak Bram udah tau?"
    "Udah. Nanti aku tinggal sama dia."
    "Kalian?"
    "Sorry, Ji. Aku gak maksud. Tapi, mungkin kita memang harus kaya gini."
    "Okay. So, there's no more me and you."
    "I'm so sorry."
    "It' okay."
    "Next Wednesday, first flight."
    "OK."
    "I hope we can meet before the flight."
    "I hope so."
    ***
    I'm not going to airport. Tapi aku disini, disebuah tempat yang hanya aku yang tahu. Sebilah pisau berlumur darah. Aku mengamati nadiku. Tersenyum.
    ###
Sign In or Register to comment.