It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hihihihihi...salah ketik kali mas....
sorry man. maksud saya jeung. moga-mogaa ke depannya kita bisa memakai bahasa yang standar aja mungkin ya!
dan belumz tentu diluaranznya begini
anggapz ja kayak ketemu temenz yg satu daerah...
maka ya mereka kangenz2an pake bhs daerah masing2
so...jangan dipukulz rata bahasa disini ngondeks = gaya diluar ngondeks juga
salah besarz itu........lolz lolz
bahasa tubuh yg mana tuh say ^_^
xixiixiii....
Bahasa bagian tubuh yang mana ?
Bahasa bagian tubuh yang mana ?
eke juga cuma ngomong begindrang kalo di bf doank koq
kaget waktu ada yang manggil Jeng, Mbak, Mbak Yu, Tante
dan sebutan lain yang merujuk ke gender kewanitaan.
lama-2 itu jadi semacam 'sebutan persahabatan", keakraban diantara kami.
Contohnya gue panggil PG dengan Jeng.
panggil satria dengan Mbakyu.
panggil cimox dengan ' del ' (sundel)
hanya untuk lucu-2an saja.
Hallo BD. bukan ga boeh becandaan. tapi you lihat di TV sepertinya bahasa kaum gay ini menjadi semacam bahan lelucon. Mohon maaf, saya katakan. saya pernah tinggal di eropa selama 3 tahun. di sana kalau bhasanya yang aneh-aneh itu memang milik tras gender. Kalau gay sejati mereka justru menunjukan ke maskulinan mereka. . dengan mengubah tutur kata dan gaya bicara saya berharap kaun gay tidak lagi jadi bahan cemoohan orang-orang. Saya tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan siapapun, akan tetapi saya berharap suatu hari nanti kita kaum gay bisa diterima oleh semua orang bukan merupakan penyakit sperti yang banyak dianggap orang.
Setahu saya dalam bahasa Jawa yang benar adalah "jeng" dari diajeng untuk perempuan (kalau laki2 sebutannya "dimas"). :roll: Bahasa Jawa tidak mengenal bunyi "eu" yang lazim digunakan dalam bahasa Sunda. Dulu ada staff saya orang Jawa yang kalau berbahasa Sunda terdengar janggal karena bunyi "eu" dijadikan "o", misalnya "teuing" (entahj menjadi "toing" atau "sieun" (takut) menjadi "sion"! :P Mungkin bagi pakar bahasa Jawa bisa memberikan informasi yang lebih pas? Soalnya saya orang Sunda yang kurang paham bahasa Jawa (belum pernah ditugaskan di DIY, Jateng atau Jatim) Belajar bahasa Jawa juga hanya dari pergaulan dan kromo inggilnya cuma bisa "kulo mboten sumerep" tapi sering memaki "sira kejeblètèt"!