bahasa di bf

afkaristan

aryajablaq wrote:

Ya amplop! Ini banci tua dari Tangerang sotoy banged, SKSD Palapa (Sok Kenal Sok Deket Padahal nggak ada apa2). Oma2 pencinta brondong? :roll:: Liat profil gw di FS dulu dong! Waktu ngeliat banci tua ini di Bar Raden Poeas tanggal 26 Maret gw aja langsung mau muntah! Udah tua, jelek, ngondek eh naksir om Satria pula! Ngebela2in dari Tangerang ke Jakarta Pusat cuma buat grepe2in om Sat! :shock: Jadi ngapain siriq sama dia? Secara yang nggak level getoh! :P Perfilen syech? Emangnya Syech Puji?

duh...
ngebayangin kalian ikut gathering kemaren
coba aku ada di seputaran ibukota
pasti uda ikut juga
hhmmm....

lost_in_confusion

hiiiiaaaatttttt.... jduarrrr.... grombyaaaanggg... blaarrrrrrrrr.....

ajisurya

lost_in_confusion wrote:

hiiiiaaaatttttt.... jduarrrr.... grombyaaaanggg... blaarrrrrrrrr.....

mas lost sedang mematahkan kaki siapa ??

lost_in_confusion

ajisurya wrote:

lost_in_confusion wrote:

hiiiiaaaatttttt.... jduarrrr.... grombyaaaanggg... blaarrrrrrrrr.....

mas lost sedang mematahkan kaki siapa ??

kaki brondong yang mencoba mendekati gadun gw...

masmacho

aryajablaq wrote:

masmacho wrote:

eike tahu goreng kok jeng siapa nick oma oma yang satu ini, emang diana sirsak sama cece, ngerasa lebih tinggi kali bo intelek tualnya dari eike, perfilen syech

Ya amplop! Ini banci tua dari Tangerang sotoy banged, SKSD Palapa (Sok Kenal Sok Deket Padahal nggak ada apa2). Oma2 pencinta brondong? :roll:: Liat profil gw di FS dulu dong! Waktu ngeliat banci tua ini di Bar Raden Poeas tanggal 26 Maret gw aja langsung mau muntah! Udah tua, jelek, ngondek eh naksir om Satria pula! Ngebela2in dari Tangerang ke Jakarta Pusat cuma buat grepe2in om Sat! :shock: Jadi ngapain siriq sama dia? Secara yang nggak level getoh! :P Perfilen syech? Emangnya Syech Puji?

NGGAK BANGET DEH SAMA EIKE, SORRY YAH NGGA LEPPEL

New Heaven Snow

haaaaaaai :oops: :x :twisted: :shock: :x :idea: :oops: 8) :?

Esa Mulyana

vendi74 wrote:

bd wrote:

wow wow panasonic.

ngungsi nyok

duluan ngungsi akh... :x

vendi74

Esa Mulyana wrote:

vendi74 wrote:

bd wrote:

wow wow panasonic.

ngungsi nyok

duluan ngungsi akh... :x

NEK!!! sendalnya ketinggalan!!!

maximinus

hehe..
jadi keresahan juga yah bahasa ngondek disini...
gua juga awalnya agak risih...

emang kalo kita baca dari sudut pandang lain kayaknya geli juga baca percakapan2 kita ini...

kesannya genit banget...
cewek aja gak gini-gini amat.. hahaha
padahal aslinya belum tentu pada ngondekz...

tapi bener juga sih,,
kayaknya jangan terlalu over_ngondek juga..
gay kan gak harus melambai-lambai...
jangan dibiasain ah...
act normal aja senormal alat kelamin kita!

dimas beck noh, awalnya gak ngondek kesininya jadi kebiasaan ngondek...
lagian lama-kelamaan risih juga liatnya...
kaya yang gimanaaa gitu...
heu2...
terus si vino gay sebastian juga katanya awalnya ngondek abis,,
tapi sekarang para straight jadi pada ngefans ama dia karna “kejantanannya”...
si afgan juga entah gimana nasibnya kalo dia ngondek depan kamera...
cewek2 jadi pada kabur kali ilfil ma dia... hahaha...
di salah satu universitas di bandung juga katanya gay2 yang lebay itu emang eksis,
tapi orang2 jadi ‘looking down’ ke mereka...
jadi bikin risih para gay yang gak ngondek di kampus itu...

pokoknya, sekali mencoba ngondek, ketagihan!!
hahaha...
racuuuuuuuuunnnnnn.... (akay mode:on)

udah ah jangan ngondek2an lagi!
jadilah gay yang jantan!
jangan kaya cewek...
biar enak diliat... sedap dipandang...
(jadi inget member kutusukpantatmu waktu dia menertawakan,tepatnya mengejek gaya becanda kita yang kata dia kayak cewek banget, heu..)

udah ah,
jangan keseringan ngondek...
jadi ngondek beneran luh...

yuk mari ah semuanya...
eik cacamarica dulu yah...
mawar bobina dulu...
(ooopsss... racun ngondek itu berreaksi)

buzz.

ikutan maximinus deh.

*lagian teu bisa urang babahasaan siga kitu mah, jadi inget di kampus gw ada juga yang kaya gtuh, heraaan

sukadit

JAYUZ MODE OFF
Masalah ini memang pernah diperdebatkan di Forum 4 tahun yang lalu. Sayang threadnya ikut hanyut dilanda tsunami. Ada kelompok yang merasa bahwa lantaran sebab karena kaum OKK menyukai lelaki berarti mereka adalah perempuan. Ada kelompok lain yang beranggapan bahwa menyukai sejenis adalah suatu pilihan sehingga sah2 saja untuk tetap bersikap jantan atau menyukai lelaki yang jantan juga. Saya pribadi beranggapan bahwa sebetulnya tidak perlu ngondek atau bersikap seolah2 perempuan hanya karena kita menyukai sesama lelaki. Masalahnya, sebagian masyarakat (tidak hanya di Indonesia) sering salah kaprah dengan menyamakan kaum OKK sebagai waria (trans sexual atau transvestite). Lebih repotnya lagi, sebagian kaum OKK juga menganut pandangan seperti itu. Akibatnya banyak rekans OKK baik di Forum maupun di luar Forum yang merasa wajib ngondek untuk menegaskan identitas mereka sebagai perempuan. Sejak menjalani kehidupan alternatif ini 40 tahun yang lalu saya sama sekali tidak pernah merasa sebagai perempuan dan tetap bersikap jantan. Makanya ketika dinas aktif saya masuk di Korps Infanteri dan bukan KOWAD. :P Ada untungnya, yaitu para brontjes merasa "aman" jalan dengan saya ke tempat2 umum (mall, bioskop, dll) sehingga kalau ketemu teman bisa bilang bahwa mereka sedang jalan dengan "oom"nya. 8) Bayangkan kalau saya ngondek! Tentu mereka akan malu lantaran sebab karena tidak mungkin mengatakan mereka jalan dengan "tante"nya!

lost_in_confusion

sukadit wrote:

JAYUZ MODE OFF
Masalah ini memang pernah diperdebatkan di Forum 4 tahun yang lalu. Sayang threadnya ikut hanyut dilanda tsunami. Ada kelompok yang merasa bahwa lantaran sebab karena kaum OKK menyukai lelaki berarti mereka adalah perempuan. Ada kelompok lain yang beranggapan bahwa menyukai sejenis adalah suatu pilihan sehingga sah2 saja untuk tetap bersikap jantan atau menyukai lelaki yang jantan juga. Saya pribadi beranggapan bahwa sebetulnya tidak perlu ngondek atau bersikap seolah2 perempuan hanya karena kita menyukai sesama lelaki. Masalahnya, sebagian masyarakat (tidak hanya di Indonesia) sering salah kaprah dengan menyamakan kaum OKK sebagai waria (trans sexual atau transvestite). Lebih repotnya lagi, sebagian kaum OKK juga menganut pandangan seperti itu. Akibatnya banyak rekans OKK baik di Forum maupun di luar Forum yang merasa wajib ngondek untuk menegaskan identitas mereka sebagai perempuan. Sejak menjalani kehidupan alternatif ini 40 tahun yang lalu saya sama sekali tidak pernah merasa sebagai perempuan dan tetap bersikap jantan. Makanya ketika dinas aktif saya masuk di Korps Infanteri dan bukan KOWAD. :P Ada untungnya, yaitu para brontjes merasa "aman" jalan dengan saya ke tempat2 umum (mall, bioskop, dll) sehingga kalau ketemu teman bisa bilang bahwa mereka sedang jalan dengan "oom"nya. 8) Bayangkan kalau saya ngondek! Tentu mereka akan malu lantaran sebab karena tidak mungkin mengatakan mereka jalan dengan "tante"nya!

betolllllllllllll.... kalau ada teman yang nanya masa ntar d bilang... eh kemaren gw liat loe lagi jalan ma tante loe yak?

lost_in_confusion

sukadit wrote:

JAYUZ MODE OFF
Masalah ini memang pernah diperdebatkan di Forum 4 tahun yang lalu. Sayang threadnya ikut hanyut dilanda tsunami. Ada kelompok yang merasa bahwa lantaran sebab karena kaum OKK menyukai lelaki berarti mereka adalah perempuan. Ada kelompok lain yang beranggapan bahwa menyukai sejenis adalah suatu pilihan sehingga sah2 saja untuk tetap bersikap jantan atau menyukai lelaki yang jantan juga. Saya pribadi beranggapan bahwa sebetulnya tidak perlu ngondek atau bersikap seolah2 perempuan hanya karena kita menyukai sesama lelaki. Masalahnya, sebagian masyarakat (tidak hanya di Indonesia) sering salah kaprah dengan menyamakan kaum OKK sebagai waria (trans sexual atau transvestite). Lebih repotnya lagi, sebagian kaum OKK juga menganut pandangan seperti itu. Akibatnya banyak rekans OKK baik di Forum maupun di luar Forum yang merasa wajib ngondek untuk menegaskan identitas mereka sebagai perempuan. Sejak menjalani kehidupan alternatif ini 40 tahun yang lalu saya sama sekali tidak pernah merasa sebagai perempuan dan tetap bersikap jantan. Makanya ketika dinas aktif saya masuk di Korps Infanteri dan bukan KOWAD. :P Ada untungnya, yaitu para brontjes merasa "aman" jalan dengan saya ke tempat2 umum (mall, bioskop, dll) sehingga kalau ketemu teman bisa bilang bahwa mereka sedang jalan dengan "oom"nya. 8) Bayangkan kalau saya ngondek! Tentu mereka akan malu lantaran sebab karena tidak mungkin mengatakan mereka jalan dengan "tante"nya!

betolllllllllllll.... kalau ada teman yang nanya masa ntar d bilang... eh kemaren gw liat loe lagi jalan ma tante loe yak?

masmacho

yuk

Bemz_Sturtz

owh owh... salm ya,,,

hay gimanong kabarnyo... ceu"

n hy capus yuuuu

hahaha