It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lanjut bang dimention y... @RakaRaditya90
***
Hujan kembali tercurah di kota tempat gua nimba ilmu petang ini.Gua sedari siang pulang ngampus cuma ngendon di kamar mainan laptop,sambil sesekali nengokin Aalan yang masih kurang enak badan.Dia menolak gua ajak ke doter,tapi nurut gua minumin obat demam.Gua masih inget gimana dia tidur dengan gelisah semalam.Lalu setelah gua bilang akan temenin dia tidur dia lalu tertidur dengan tenang di samping gua.Gua juga masih inget gimana tangan dia yang meluk dada gua saat terpejam.Otak gua lalu memutar lagi memory kemaren2 bersama temen kos baru gua itu.Mau ga mau gua juga berpikir kenapa Aalan terlihat nyaman kalo lagi ama gua,tapi doi takut setengah mati ma penghuni2 lain di kosan ini.Pada Abrar pada Ben.
Padahal temen2 gua itu ga ada potongan residivis,malah pada ganteng2 semua.Silvi mantan cewe gua aja dulu pernah bilang kalau kosan gua ini gudangnya para pria tampan.Tapi tentu saja gua yang paling tampan disini.Siapa yang bilang?ya gua lah.
"Daaamm sini turun luu ngapain sih ngendon di atas aja!" terdengar seruan Jerry dari lantai bawah.
Gua lirik jam.Jam 7.Pasti lagi pada kumpul2 dibawah.Gua matiin laptop lalu beranjak mo turun.Gua sempetin melongok kamar Aalan terlebih dulu,kosong.Kemana ni orang sakit kok keluyuran.Gua melanjutkan langkah menuju tangga.Dan gua ketemu Aalan di depan kamar mandi.
" udah enakan bro?" tanya gua"
"mendingan," sahut dia
"yaudah ikut turun yuk ngumpul ma anak2," ajak gua kemudian.
Tapi Alan menggeleng.
"kenapa bro?ayolah biar lu akrab ma anak2 laen,"
"ga usah Dam kamu aja,aku mo tidur" doi tetep nolak
"yelah jam segini udah molor,masih sore ini broo"
Gua tanpa nunggu jawaban dia lagi langsung menggamit tangannya turuun ke bawah.
" nah turun juga akhirnya anak gadis kita" olok Tony dengan mulut penuh martabak.
"ngapain aja sih lu bro betah amat dikamar" timpal Abrar mencomot satu potong martabak di piring.
"nonton bokep," sahut gua cuek sambil ikut nyambar martabak,jajanan faforit kami kalo lagi kumpul2 begini.
"aakkhh ukhhh oughhhh awwwwwhh croootttttttttt!" Jerry menirukan suara desahan dalam adegan bokep sambil matanya merem melek.
Kami ketawa melihat tingkah jerry,kecuali tentu saja Alan,yang duduk diam di samping gua.
"hai Lan gmn kerasan ga disini," Ben menyapa Alan yang duduk merapat disisi gua.Alan ngeliat ke gua sekilas,lalu mengangguk tanpa melihat sang penanya.
"abis demam dia semalem,"gua berujar sambil ancang2 mo nyamber martabak yang tinggal sepotong di piring,tapi sayang kalah cepet ma tangan Abrar.Sial.
"oh lu sakit bro," Tony mendekati Alan dan menyentuh keningnya.Dan seharusnya gua ga perlu kaget dengan reaksi Alan yang seta merta langsung menampik tangan Tony dengan keras agar menjauh dari keningnya.Tapi tetep aja gua kaget<apalagi temen2 gua yang bengong ngeliatin Alan.
"bro?kenapa?"gua bersuara sambil memandang Alan yang mulai memucat,lagi.
Alan diam,lalu bangkit dengan langkah payah menuju tangga.
"mo kemana bro?mo ke atas?"tanya gua ga diindahkanoleh doi.Dia tetep melangkah naik dengan tertatih.
Jerry yang melihat itu langsung bangkit nyamperin Alan,dirangkulnya pundak Alan bermaksut membantunya naik ke atas.Tapi apa yang terjadi kemudian?Alan mendorong tubuh Jery hingga jery hampir saja terjengkang di undakan tangga.
***
Gua menyulut rokok sambil mengaduk aduk es jeruk gua di kantin kampus siang ini.Gua nungguin Lukman,anak manajemen dakwah yang kebetulan juga temen gua jaman masih siaran radio dulu.Beberapa belas menit kemudia gua liat sosoknya melangkah nyamperin gua.
"maaf Dam lama,tadi dipanggil Pak Ibrahim,"Lukman menyatakan ketidakenakanya.
Gua tersenyum.Lukman ga berubah,doi masih santun seperti dulu.Apa anak2 manajemen dakwah tu santun2 kayak gini ya,guabertanya dalam hati.
"gpp bro nyante aja,gua malahan yang minta maaf udah ganggu waktu lu"
"oh gpp Dam ,jdi apa yang bisa saya bantu Dam?"
Gua diam sejenak.Mikir kalimat seperti apa yang musti gua keluarin.
"emm..lu gua minta tlong buat ketemuan ma gua disini tu sebenarnya cuma mo nanyain tentang temen sefakultas lu aja sih Luk,"
"wah siapa tuh Dam?" Dahi Lukman berkerut.
"Alan," sahut gua sambil lihat reaksi Lukman
Lukman terpana sejenak,sejurus kemudian ketawa.
" Adam kok bisa kenal Alan sih?" tukasnya masih ketawa.Gua jadi heran.
"gimana ga kenal,doi temen sekosan gua luk,"
"oh ya???" mata Lukman membesar.
"yoi,makanya gua pengen nanya ke elu secara lu kan temen sefakultas doi,gua pengen tau dia tuh gimana kalo di kelas,pendiem banget engga kayak di kosan" gua langsung pada intinya.
Lukman berdehem dehem sebentar sebelum menjawab.
"nih ya Dam,bagi kami Alan seperti mahluk tak kasat mata,dia ada,dia hadir di ruang kuliah tapi seperti ga da,nah gimana tuh,womg ga pernah ada suaranya.Dia terlalu diam orangnya,dia juga ga punya temen satu pun di fakultas,gimana mo punya temen orang dia selalu terlihat takut klo dideketin," Lukman juga ngejelasin langsung pada intinya.Gua bengong.
***
Gua langsung pulang ke kosan siang inipulang ngampus,ga minat keluyuran seperti yang bisasa gua lakuin klo pulang kuliah.Gua mo lihat keadaan Alan yang hari ini ga kuliah lagi seperti kemarenkarna masih demam.
Saat gua nyampe di kos dan langsung masuk kamarnya tanpa permisi,doi sedang ngelamun duduk dikasur,pandanganya lurus ke jendela.
"bro..mendingan lum,ni gua bawain bakso panas pedes biar lu enakan," gua mengangsurkan bungkusan ke muka dia.Dia menoleh kaget.
"udah pulang Dam,syukurlah," Alan berujar dengan muka yang tampak senang.
"lu seneng bro gua pulang?lu kesepian ya ga ada orang di kosan"
"iya aku seneng kamu pulang" jawabnya tersenyum.Senyumnya gua kasi nilai 8,9,manisss.
"kalo yang pulang Ben,atau Abrar,Tony,Jerry,seneng juga ga?" gua bertanya langsung,ga tahan buat memendam keheranan gua dengan segala hal ganjil yang dia tunjukkan ke temen2 kosan ini.
Gua tahan napas menunggu reaksi dia.
"engga," jawaban yang gua tunggu keluar,mengagetkan gua.
"ga?maksutnya ga seneng?why?" gua ngejar.
"takut,"jawab doi singkat.
"takut apa sih bro,dari kemaren lu selalu bilang takut,takut,emang mereka monster !"gua ga abis pikir.
"bukan,"
"so?alien?"
"engga"
"penjahat kelamin?" gua ketawa sendiri setelah berujar seperti itu.
Tapi gua kaget melihat anggukan kepala Alan.
"kenapa lu ngangguk2 bro?"
"penjahat kelamin,...mereka biadab!!jahaatttt!!!!lindungin aku Daammm tolong akuuu cuma kamu yang bisa nolong aku!!!"
gua kaget setengah mati ngeliat Alan tiba2 kalap sambil memukul2 kepalanya.Gua tarik tanganya lalu gua raih dia ke pelukan gua.
"tenang Lan tenang ,lu kenapa sih???"
Alan nangis hebat di dada gua.
***
ADAM MAULANA.aku mengeja namanya setiap malam,menjelang tidurku.Nama yang tidak akan mungkin aku lupakan,aku hapus dari hatiku.Meski sudah 8 tahun berlalu.Dan meski aku tak melihat lagi bagaimana lelaki penyelamatku itu.Bagaimana wajahnya sekarang.Pasti dia tumbuh tinggi besar dan sangat tampan.Karna saat dia masih SD dulu dia sudah menjulang melebihi tinggi anak sekolah dasar pada umumnya.Kulitnya yang putih menambah ketampanan pelindungku itu.Apalgi sekarang,dia [asti jadi idola di kalangan remaja wanita.
ADAM MAULANA.Aku mengeja namamu lagi malam ini.Kamu lagi apa sekarang Dam?Kamu tahu Dam,aku begitu senang hari ini,karna aku mau kuliah di jogja,seperti kamu.Aku yang selama ini mencari tahu keberadaanmu,masih tinggal di jakrta seperti saat SD dulu ataukah sudah pindah,sangat gembira mendengar kabar dari pembantumu yang kudatangi di rumahmu di cengkareng,bahwa kamu kuliah di jogjakarta.
ADAM MAULANA.Aku tahu,melihatmu kembali itu sama halnya membuka lagi kepedihan masa kecilku dulu.Melihatmu seperti membaluri luka jiwaku dengan air garam.Perih,sangat perih.Mengingat bagaimana siang itu di kebun kosong yang tiap hari aku lewati pulang sekolah,aku dilecehkan oleh 3 orang pria tak dikenal berusia sekitar 25tahuan.Aku masih ingat bagaimana mereka mengacung2kan pisau ke leherku,lalu memasukkan alat vital mereka ke anusku.Mereka dengan beringas menyodomiku bergntian,dengan menyumpal mulutku dengan kain.Aku yang kemudian lemas masih bisa melihat bagaimana salah satu pria dwewasa itu hendak menghunjamkan pisau ke dadaku,seperti berniat menghabisi nyawaku.Tapi samar2 aku lihat satu ssosok tinggi berseragam putih merah seprtiku berlari mendekati kami,lalu melolong2 berteriak kencang" TENTARAAA!!!PAK TENTARAA ADA YANG MAU DIBUNUH!!!"teriakmu kala itu,yang dengan ampuhnya berhasil membuat 3 pria dewasa yang hampir saja membunuhku itu lari tunggang langgang meninggalkan kami.Beberapa hari setelah peristiwa itu aku baru tahu kenapa kamu menyebut tentara ketika berusaha menyelamatkanku.Kamu bilang sangat mengidolakan tentara ketimbang polisi.Kamu lucu Dam.Semenjak itu aku takut pada lelaki Dam,siapapun itu,kecuali kamu,malaikat penyelamatku.
Gua terpekur membaca kalimat demi kalimat di buku journal milik Alan yang dia serahkan padaku.