"Aku cinta dia, dan aku tau dia pun mencintaiku. Tapi saat ini kami sudah sama sama memiliki kehidupan baru, sama sama memiliki wanita yang disebut istri dan mempunyai buah hati yang membuat hidup kami lebih indah.
Lupa dengan dia? Tentu tidak, mana mungkin aku bisa melupakan pria yang membuat hidupku berwarna. Namun kini beda, karna aku adalah seorang ayah...."
( Rizal Hasibuan _ Polisi Lalu Lintas )
"Untuk saat ini aku masih ingin bebas, aku belum puas bermain main dengan hidupku. Lelah sich, tapi inilah pilihan hidupku.
Dan yang pastinya aku bukan lah perebut suami orang seperti kata mereka karna merekalah yang mengejarku. Lumayanlah untuk mengobati kesepian dihidupku ini. Hahaha dan aku ingin pria pria itu merasakan sakit yang kurasa ketika pria yang kucintai dulu menikah dengan wanita pilihan orang tuanya."
( Maratua Simanullang _ Pegawai Negri Sipil )
"Hidup ini indah teman, segalanya harus dinikmati. Sakit hati dan kecewa itu adalah hal lumrah dikehidupan ini.
Wanita wanita itu, yang pernah menolakku dan membuatku kecewa akan merasakan hal yang sama nantinya ketika pria pria yang mereka kejar kejar dan mereka cintai malah mengejar ngejar dan mencintaiku hahaha"
( Rafael Siregar _ Vocalist Band )
TIGA KISAH SATU CERITA
Comments
Wanita yang sangat cantik dan humoris, walaupun terkadang selalu membuatku kesal dengan semua keinginannya yang harus diikuti. Jika tidak, jangan harap pintu akan terbuka ketika aku pulang bekerja nantinya tapi aku mengerti kalau dia berlaku seperti itu karna sikap manja nya. Dan aku sangat mencitainya sekarang
Aku seorang Polisi lalu lintas yang menuntutku agar selalu tegas dan tetap ramah kepada semua masyarakat dikota ini. Tapi bukan soal pekerjaanku yang akan kuceritakan yang tentunya membuat kalian bosan. Karna aku akan menceritakan hal lain, hal yang membuat kota yang sangat indah dengan sejuta pesona pantai dan pegunungannya ini selalu mengobati rasa kegelisahanku bila aku terkenang akan masa laluku bersamanya, masa lalu terindah yang tak pernah terganti.
*flashback*
Dia, satu satunya pria yang pernah ku sebut dengan panggilan sayang, pria yang lebih muda 3 tahun dari usiaku dan dia sangat sangat mempesona.
Rinto namanya, seorang prajurit amgkatan darat yang sedang tugas dikota tempatku tinggal terdahulu. Satu satunya pria yang membuatku berani menjalani sebuah hubungan terlarang. Satu satunya pria yang memberikanku kehangatan tanpa banding dan dia pulalah satu satunya pria yang membuatku berani menunjukkan kasih sayangku sebagai pria kepadanya sewaktu di masa lajangku dan membuatku jadi gila.
Gila? Ya, aku memang sempat gila dibuatnya. Gila akan cintanya yang lembut namun terkesan liar, juga membuatku gila akan semua hal yang dimilikinya.
Namun, gila yang kuanggap adalah katagori kemabuk kepayanganku kepadanya berubah dengan benar benar benar kata Gila.
Itu semua karna wanita itu, wanita yang telah membuatnya berpaling dariku dan memilih untuk menikah dengannya.
Saat itu rasanya aku seperti mati rasa dan hilang semangat hidup, karna aku pikir setelah pernikahannya dia akan melupakanku dan meninggalkanku begitu saja.
Pun tau begitu aku masih tak ingin menyerah dan percaya pada cinta kami, karna yang ku tau dia milikku, aku lebih dahulu mengenalnya jauh sebelum wanita jalang itu bertemu dengannya dan akulah yang telah memiliki hatinya.
3 tahun, bukanlah waktu yang singkat bila mengingat betapa banyak pengorbanan dan perjuangan kami untuk mempertahankan hubungan ini dan semua yang kami lakukan agar kami bertahan dan bahagia selalu dan bersama.
Untungnya ketakutanku akan ditinggalkannya salah besar, aku salah menilainya dengan berpikir dia akan meninggalkanku setelah menikahi wanita itu, karna dia masih tetap datang padaku dan tetap berbagi kasih sayangnya untukku seperti sebelum sebelumnya dan membuatku semakin yakin bahwa dia hanya untukku dan takkan pergi jauh dari hidupku.
Tapi ternyata itu semua tak berlangsung lama dan kenyataan berikutnya mulai berubah. Cinta dan kasih sayang yang kuanggap tetap bertahta dihatinya yang selama ini diberikannya padaku hanya manis kurasa diawal pernikahannya saja.
Setahun berlalu setelah pernikahannya dan berbagai hal tetap kami lewati, terkadang aku merasa kalau dia mulai terpaksa berlaku lembut dan manis padaku hingga akhirnya aku mulai sadar ternyata aku telah lelah, benar benar merasa lelah.
Lelah berjuang sendiri akan cintaku kepadanya, dan lelah menahan perasaanku yang seakan akan aku kuat dan ikhlas dia menduakan cintaku dengan wanita itu padahal sebenarnya aku sangat tersiksa dan sementara itu dia malah perlahan namun pasti mulai berubah dan mundur teratur lalu menjauh dariku dan menghilang begitu saja dari kehidupanku.
Sedih? Tentu saja aku sedih, tapi aku tetap mencoba untuk tenang karna yang ku tau dia bukanlah pria pengecut yang lari begitu saja dari masalah.
Mengingat perjuangannya dahulu mendapatkan hatiku, maka aku putuskan untuk tidak mencarinya dan membiarkan semuanya berjalan apa adanya, mungkin dia hanya ingin menikmati masa masa berumah tangganya tanpa membagi pikirannya dengan memikirkanku. Toh bila dia bosan dengan wanita itu maka dia akan datang lagi kepadaku dan kelak akan menyadari bahwa akulah yang benar benar mengerti dia seutuhnya.
Hari berganti hari dan bulan pun telah berganti bulan, sepertinya penantian ku benar benar berakhir dengan kata sia sia karna tak kunjung ada juga kabar darinya.
Pada suatu malam diacara keluarga besarku dimana hampir semua keluarga datang, aku harus menebalkan daun telingaku dari pertanyaann pertanyaan yang terkadang menyakitkan hatiku.
Awalnya sich bahasan dari obrolan ngalur ngidul berkeluarga ini sangat biasa saja dan terasa membosankan. Hingga pada akhirnya mereka membicarakan tentang kelajanganku.
Sebenarnya bagi mereka yang 'biasa' saja mungkin gak akan sesensi aku bila ditanya masalah pernikahan.
" Zal kamu kapan nikahnya? Umur dah mulai matang lho zal, lagian kerjaan kamu kan juga sudah ada. Harusnya kamu mulai berpikir cari pendamping, biar ada yang ngurusi kamu. Masa' harus diurusi mamak (ibu) terus zal"
Kakak dari ibuku yang biasa kami panggil dengan sebutan uwak berujar sambil tersenyum simpul.
Aku sempat terdiam dan bingung mau jawab apa
"Iya wak, belum ketemu wanita yang cocok dihati saya wak"
Kataku akhirnya sambil menunduk malu malu
"Masa' iya keponakan uwak yang ganteng dan gagah begini gak punya pacar?"
Uwakku seakan tak percaya dengan ucapanku hingga kembali mendesakku dengan perytanyaan pertanyaan yang kurasa masih sama rumitnya dengan pertanyaan sebelumnya
"Ada sich wak, tapi dia pria wak. Seorang angkatan yang sudah memiliki istri, dan dia sekarang lagi menghilang wak tak tau kemana"
Tentu itu hanya ada didalam hatiku saja, jika aku berucap senekat itu, aku tak bisa bayangkan bagaimana gemparnya keluargaku bila mengetahui keistimewaan 'rasa' yang kumiliki.
"Ya begitulah dulu wak, terkadang kerjaan terlalu menyita waktu jadi tak punya kesempatan mencari pacar"
Ucapan itulah akhirnya yang keluar dari bibirku.
Andai saja keluargaku tau dan mau mengerti bahwa aku penyuka pria, mungkin tak akan ada momen seperti ini yang harus kulalui
"Ooo begitu ya, bagaimana kalau uwak kenalkan sama anak teman uwak? Anaknya cantik dan sangat sopan santun. Dia juga guru disebuah madrasah didekat rumahnya. Bagaimana zal, kamu mau? Biar uwak bicara sama dia"
"Bolehla wak, terserah uwak saja. Aku yakin kalau pilihan uwak pasti yang terbaik. Uwak tolong aturkan saja ya wak. Mana tau jodoh hehehe"
Aku ingin sekali rasanya cepat cepat mengakhiri pembicaraan ini. Makanya kuiyakan saja kehendak uwak dan keluargaku. Tapi apakah mungkin aku bisa menjadi suami yang baik bila menikah kelak dengan seorang wanita???
Setelah pembeciraan itu berlalu aku jadi selalu memikirkan hal hal yang menyangkut pernikahan.
Takut, aku sangat takut menghadapinya. Bagaimana bila aku tak bisa membahagiakan wanita itu, bagaimana bila nantinya dia curiga ketika aku tak mau bercinta dengannya, bagaimana bila akhirnya dia tau bahwa aku adalah seorang 'gay'? Dan bagaimana bila dia tidak bisa menerimaku dan memberitahu segalanya kepada keluargaku dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan dari keraguanku yang tak bisa kutemui jawabannya sehingga membuatku ciut akan menghadapi semua kenyataan ini.
Singkat cerita, aku jumpa dengan wanita yang dikenalkan uwakku tempo hari kepadaku. Benar benar sama dengan apa yang telah digambarkan uwak tentangnya.
Fina namanya, gadis periang yang hampir tak pernah melepas senyuman dari bibirnya juga berprilaku sangat dewasa dan sopan.
Setelah pertemuan itu menurut cerita yang kudapat dari uwakku kalau dia mau bila menikah denganku, pun begitu pula dengan keluarganya yang akhirnya menerima lamaran dari keluargaku untuk fina.
Tak perlu waktu lama, 3 bulan setelah penetapan tanggal pernikahan yang telah ditentukan akhirnya kami pun mengadakan acara resepsi pernikahan kami.
Tak ada kata pacaran dalam hubungan kami, karna aku pikir itu hanya akan membuang buang waktu saja tanpa ada manfaat apapun. Untungnya dia juga berpikiran yang sama denganku hingga akhirnya kami memutuskan untuk secepat mungkin menggelar acara pernikahan kami dan membuat semua keluargaku bersorak gembira dengan keputusan kami.
12-12-2012, hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam kehidupanku. Dimana mulai hari ini aku akan menjadi seorang suami dari wanita yang akupun tak tau bagaimana perasaannya padaku, tapi melihat senyum sumringah dan pegangan eratnya ditanganku menunjukkan kalau dia sangat menikmati momen momen ini.
Tamu undangan yang terus berdatangan dan bergantian menyalami kami berdua ternyata sangat membuatku lelah. Namun aku tetap menutupinya dengan senyumanku kepada mereka hingga akhirnya seseorang yang datang perlahan mengarah kekami membuatku shock dan terdiam kaku.
Seseorang yang berjalan pelan dan terlihat ragu sambil menggendong seorang balita mungil nan lucu dan menggandeng seorang wanita cantik yang sedang ter senyum ramah menatap penuh arti kepadaku....
Jam kerjaku sungguh menguras segala hal dalam hidupku..
Mohon maaf sekali lagi ya..
Iya.. insyaallah dilanjutin tapi blum tau kapan... thanks ya dah baca hehehehe
Dilanjut, ya, kak? Aku greget sama konsepnya
Aku hanya bisa tertunduk lesu melihat lantai tempatku berdiri dan hanya menerima kemarahannya yang tak kunjung reda sesaat setelah kubilang ku ingin mengakhiri hubungan kami
"Mar kamu jangan diam aja, aku butuh penjelasan. Aku bukan pacaran sama patung kan? Heh "
Kuberanikan diriku untuk menatap matanya, disana aku masih melihat ada amarah dan kecewa yang sangat jelas tertuju padaku.
"Mohon abang mengerti bang. Kita takkan bisa melanjutkan kisah kita ini"
Aku coba bicara dengan tenang walaupun pada akhirnya aku meneteskan air mata.
"Apa abang gak pernah pikirkan bagaimana hati istri abang dan anak anak abang bila tau hubungan ini?"
Dia yang tadinya sangat penuh amarah secepat kilat terlihat melunak dan mulai mendekati lalu menyeka air mata yang aku tak tahu kapan mulai jatuh disela sela mataku.
"Abangkan sudah pernah bilang kalau abang rela meninggalkan mereka hanya untuk kamu mar"
Ujarnya lembut, sangat lembut
"Tapi maaf bang, aku gak bisa menyakiti hati seseorang hanya demi memperjuangkan cintaku"
Aku masih terus menangis dan mulai menjauh darinya
"Terima kasih untuk semua cinta abang padaku selama ini. Mohon maaf aku harus pergi dari sisi abang. Dan aku mohon andai abang jumpa denganku diamanapun nanti, jangan lah menyapa ku. Anggap saja kita gak pernah jumpa"
Dan aku pun pergi meninggalkan dia yang hanya terdiam lesu berdiri diruangan kosong digedung tempat kami bekerja sekarang.
Dan akupun berhenti untuk duduk sejenak diruanganku Setelah kurasa sudah agak jauh dan menoleh sebentar kebelakang untuk memastikan bahwa dia tidak mengikutiku.
Yang kusebut dia itu bernama Rio, seorang ayah dari 2 orang anak remaja yang menjabat sebagai tata usaha dikantor tempatku bekerja. Dia memiliki istri yang cantik. Namun karena memang dasarnya dia lelaki bodoh dan jalang, akhirnya aku bisa menggaetnya.
Memang gak heran sich kalau dimanapun di instansi pemerintahan pasti ada aja cowok yang suka batangan. Gak percaya? Percaya aja dech. Buktinya aku sudah punya 4 mantan dari instansi berbeda. Keren keren sich tapi gak berguna. Hahhaa
Sebenarnya aku ninggalin dia bukan karna takut istrinya tau, tapi karna memang istrinya sudah tau.
Dan memang dari awal, rencanaku mendekati mereka mereka cowok bodoh beristri itu hanya ingin membuat mereka hancur dan merasakan sakit hati ketika orang orang terdekat mereka pergi meninggalkan mereka.
Tadi nangis juga aku cuma akting aja kok
Ya keleeeeus nangis cuma gara gara dia
Ewww
Jahat? Gak akh biasa aja kan ya
Namanya juga manusia, pasti ada rasa dendam
Walaupin sebenarnya aku sakit hati nya bukan pada mereka mereka yang kusakiti
Ya udah, aku ceritain dech siapa cowok yang buat aku jadi dendam begini
Yudi, namanya yudi prawira. Cowok manis dan baik hati ini punya darah campuran batak dan jawa. Dia teman ku waktu kuliah.
Singkat cerita , dia yang goda aku duluan dia yang dekati duluan hingga aku akhirnya terjebak dalam rasa cinta yang tak kunjung padam.
Setelah sekian lama berhubungan dengan dia, bahkan aku rela lho melakukan apapun demi dia.
Dia malah memutuskan ku dan memilih hidup bersama wanita pilihan orang tua nya.
Sakit hati fong ya, makanya aku jadi dendam sekali pada pria pria beristri yang dengan mudahnya bisa digoda
Yo weslah, lupakan dulu masa lalu itu.
Kuraih ponselku dari saku celanaku lalu membuka aplikasi pesan instan ku dan mengirim beberapa pesan pada sahabat sahabat ku di group chat kami
-Maratua. M-
"Guys, aku udah selesai. hanya tinggal 2 lagi. Doain nikita mirzani ya guys"
"Dan jangan lupa nanti malam kumpul ditempat biasa"
Tak perlu lama memang menunggu balasan dari mereka sahabat sahabat binalku itu
-Rizal hasibuan-
"Hati hati lho jeung karma, terlalu sering mainin hati lelaki entar kena karma lho"
"Entar jeung yang dimainin baru tau rasa"
-Maratua M-
"Aduh jeung, kayak gak tau aja kalau saya paling suka dimainin "
-Rizal hHasibuan-
"Terserah aja dech kalau gitu"
"Sirafa mana ya? Udah tanya dia bisa gak ikut ngumpul nanti malam?"
-Maratua M-
"Gak tau, sms juga gak dibalas. Telpon gak diangkat. Latihan kali"
-Rizal Hasibuan-
"Mungkin aja sich"
"Ya udah nanti kabari ya"
-Rafa sang Pujangga-
"Hellloooooow"
"Maaf artis telat nimbrung. Wahhahaa"
"Cuma mau bilang, kayaknya aku gak bisa ikut dech"
"Entar malam ada jadwal manggung. Sorry ya guys"
-Rizal Hasibuan-
"Oke, gpp fa.. semangat ya teman "
-Maratua M-
"Oke, lain kali aja. Semangat semangat hehe"
-Rafa sang Pujangga-
"Terima kasih ya fans. Hahaha"
Hahhahhahaha
Aku hanya mengirim emotikon muntah untuk membalas chat terakhir dari teman kami yang sok artis besar itu. Cuih