Ini adalah sebatang rokok. Tapi dalam sebatang rokok ini ramai dengan berbagai macam zat beracun. Yang paling populer diantara racun-racun itu adalah saudara Nikotin dan saudara Tar. Dari artikel yang pernah saya baca. Nikotin merupakan racun yang bertindak langsung ke otak, merusak pemikiran dan tubuh. Nikotin pada roko adalah merupakan candu yang sangat kuat yang mengandung lebih banyak zat adiktif dibanding yang terdapat pada heroin ataupun kokain. Sedangkan Tar adalah sebuah zat yang dihasilkan dalam pembakaran tembakau. Tar akan menempel pada paru-paru setiap perokok baik aktif maupun pasif. Dan semakin banyak kita menghirupnya, maka kerusakan pada paru-paru akan semakin besar. Nama mereka diabadikan pada bungkus roko. Sperti roko yang ku hisap saat ini, Pro Mild 14 Mg Tar dan 1,0 Mg Nikotin.
Selain saudara Nikotin dan saudara Tar, ada penghuni lain yang tak kalah populer karena manfaatnya. Seperti Benzena bermanfaat meningkatkan resiko terkena leukimia. Formaldehyde biasanya dipakai untuk mengawetkan mayat (bersyukur bagi para peroko, karena kita bisa mencicipi pengawet mayat tanpa harus mati terlebih dahulu). 3,4-Benz[a]pyrene, Taluene, Bahan Radioaktif, Polonium-210 (Po-210) dan Lead-2010 (Pb-2010), Aceton, Amoniak, Metanol, Hidrogen Sianida, Vinyl Klorida, Propylene Glycol, Karbon Monoksida, Logam Berat,Kadmium, Arsenikum, Beryllium dan masih sangat banyak lagi. Kalian bisa dengan mudah mencari manfaat zat tersebut di rumahnya Mbah Google. Btw, nama mereka keren-keren ya! Salut buat yang ngasih nama dan yang menyatukan mereka dalam satu rumah. Yakni rokok.
Seorang perokok termasuk saya, tidak termasuk perokok pasif adalah mereka yang mengalami keputusasaan di dalam hidup. Ada pepatah bilang “kalau mau awet muda, maka merokoklah. Karena seorang perokok tidak akan mengalami yang namanya masa tua”. seorang perokok adalah mereka yang berputus asa itu jelas. Tapi seorang perorok yang katanya akan “awet muda dan tak akan mengalami masa tua” aku meragukanya. Kakek saya sudah berumur 80 tahun lebih, dia seorang perokok dan dia tidak awet muda. Saya sangat kecewa dengan pepatah itu. Yang membuat pepatah sungguhlah seorang pendusta. Padahal seandainya itu benar, maka saya akan sangat bersyukur bila bisa “awet muda dan tak akan merasakan masa tua”.
Saya merokok aktif sejak tahun 2011. Dimana ketika saat itu saya baru memulai hidup tanpa keluarga. Keluarga saya sudah hancur. Akibat Bapak yang kurang puas dengan cara perokok Ibu. Dan akhirnya bapak mencari perokok baru yang bisa lebih memuaskanya. Oh ya, racun rokok Bapak lebih dahsyat dibandingkan dengan racun rokok buatan pabrik. Racun rokok Bapak bisa membuat perut kembung selama sembilan bulan. Dan saya memulai merokok yang itu ketika kelas dua Mts. Bukan hanya dari segi racun yang berbeda, tapi rokok yang ini memiliki keunikan. Apabila dibakar api nafsu dan rangsangan, ukuran rokok akan bertambah panjang dan besar. Baik rokok buatan pabrik maupun roko tunggal, saya menyukai ke dua-duanya. Hanya saja rokok tunggal lebih susah didapat. Bukan berarti tidak ada, karena saya sendiripun mempunyai rokok tunggal. Dan saya sendiri sangat menikmati kalau ada yang menghisapnya.
Sebatang, dua batang, sebungkus sampai akhirnya sebungkus setengah perhari. Berawal dari minta, mencuri dan sekarang beli sendiri. Itupun ngutang di koprasi atau di warungnya Pak Umar. Pengeluaran rokok perbulan susah diprediksi. Bergantung pada tingkat stres selama bulan tersebut. Semakin stres, semakin banyak rokok yang saya hisap. Semakin banyak pula pengeluaran yang keluar. Merek rokok yang pernah saya cobapun termasuk banyak, Sampoerna Mild, Smpoerna Ijo, Class Mild, Star Mild, Djarum Black, Djarum Super, Gudang Garam, Pro Mild, Pencil, U Mild, LA, Sampoerna Flava, Seven Mild, Dunhil, Marlboro, Esse, dan Dji Sam Soe (paling enak sebelum dirokok di masukan dulu ke dalam kulkas. Dijamin lebih renyah. Hahaha). Belum termasuk anak dari merek rokok tersebut dan rokok yang saya lupa namanya karena rokok murahan.
Itu baru rokok pabrik. Rokok tunggalnya yang pertama kali saya hisap adalah rokok tunggal teman sekolah yang bernama Septian, ketika kami menginap bersama. Rokok tunggal yang takan pernah saya lupakan. Rokok lain yang pernah saya coba adalah rokok bapa saya sendiri, tentunya tanpa sepengetahuan dia. Tujuan saya hanya ingin mengetahui rasa rokok yang telah membuat saya ada di dunia ini. Setalah itu semakin banyak rokok tunggal yang pernah saya coba. Rokoknya Cepi, Devan, Ardy, Selo, Ekber, Radit, Ibnu, dua orang yang tak saya ketahui namanya, dan yang terbaru adalah rokoknya Anthony dan rokoknya Kristo. Sensasi roko setiap orang berbeda. Dan saya tetap paling suka rokoknya Septian.
Suasana yang paling nikmat untuk merokok, merokok dan dirokok adalah ketika pagi buta sekitar pukul satu malam waktu musim hujan. Gairah saya untuk menghisap rokok, menghisap rokok bertambah besar. Sekarang saya paling suka rokok Pro Mild. Rasanya lain. Kalau rokok tunggal, semuanya saya suka tetapi tak suka racunya yang putih kental. Rasanya membuat saya mual. Anyir, asin, aneh, nanorasanya.
Hmm... Membicarakan tentang rokok, saya dulu seorang aktifis anti roko. Saya memaki mereka yang meroko. Setiap kali ada orang yang merokok, saya pasti menutup hidung. Bagi saya waktu itu, rokok adalah haram. Tetapi setelah merasakan rokok itu bisa mengurangi rasa stres, saya akhirnya menjadi seorang perokok. Munafik memang, tapi inilah hidup. Bukankah tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini?
Malam semakin larut, udarapun semakin dingin. Saya mengasihani diri saya sendiri yang sudah lama tidak merokok, tidak dirokok dan tidak dibakar rokok. Saya ingin malam ini. Oh, betapa merananya hidup di pedalaman. Tak ada yang bisa saya minta rokoknya. Saya takut salah meminta yang ada saya dapat pukulan. Sejenak saya mengkhayalkan wajah seseorang. Jefri namanya, keturunan Dayak Punan yang bekerja sebagai pembantu Operator traktor. Kalian bisa membayangkan sendiri perawakan orang dayak. Putih, tinggi, dada bidang, berotot dan bertato. Saya ingin bermain rokok-rokoan sambil merokok denganya. Saya remas rokok saya, saya gerakan maju mudur dengan perlahan. Ah... Saya sedang dibakar api nafsu. Saya membayangkan Jefri sedang memegang rokok saya dan saya sedang memegang rokok Jefri. Kami saling menghisap. Saya bisa memvisualisasikan ekspresi kenikmatan yang terpancar dari wajah Jefri. Sungguh menggairahkan. Setiap lekuk tubuhnya, keringat yang mengucur dan berbaur dengan keringat saya. Terasa begitu panas. Bagaimana lenguhan dari bibirnya. Pasti sexy. Bagaimana gerakan dia ketika rokoknya masuk membakar tubuh saya. Pasti terlihat macho. Dia menaik turunkan rokoknya, saya memeluk tubuhnya. Tiba-tiba saya teringat sesuatu. Tato Yesus sedang di salib di punggung Jefri. Kalau seandainya itu terjadi, apakah tato Yesus akan marah ketika melihat saya sedang bermain rokok dengan Jefri? Saya jadi takut berdosa. Walaupun saya bukan penganut agama yang dibawa Kristus. Tapi saya menghormati. Tiba-tiba hayalan saya pun memudar. Jefri pergi dari benak saya. Dan saya menghentikan aksi bermain rokok. Saya kecewa karena tersadar sebelum sempat rokok saya mengeluarkan racun putih kentalnya. Ah, dari pada kecewa lebih baik saya menghisap rokok Pro Mild saja. Walau berbeda rokok yang penting dapat merokok.
Sei Senting, 17 Juni 2013, 21.50 WITA
Di Ruang Kerja TUK sambil merokok dan memainkan rokok.
Dariku: Kang Zaen/ABI_Manyu
Comments
sama2..keep writing.....
Thanks Brian...
All, thanks juga dah nyempetin baca n ninggalin jejak...
Newbie,tapi nulis rapi gini hahahaa
Hidup perokok pabrik,
Tapi gw gak perokok tunggal hahahaha
Gimana ya... Hmmm... Kalau merasa tertantang kenapa ga coba ja? (ga ngerekomdasiin loh. Coz harus hanya dilakulan oleh orang nekad profesional. hahaha).
Makasih. Kalau aki suka 22nya. Hidup rokok pabrik, hidup rokok tunggal. Wekawekaweka
hahahahaha
Istilahnya lucu deh. Lanjutkan! Mention gw juga.
Punya pengalaman dengan orang yg bernama Septian? Hehehe. Ok, nanti aku berkunjung. Makasih yo...