BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Brokeback Mountain

edited April 2009 in BoyzRoom
Brokeback Mountain
(Annie Proulx)


Ennis Del Mar bangun sebelum pukul lima, angin membuat trailernya bergoyang-goyang, suara angin menimbulkan bunyi desis di pintu aluminium dan bingkai jendela. Kemeja-kemeja yang digantung di paku bergerak sedikit ketika terkena embusan angin. Dia bangun, menggaruk bagian bawah perut dan bulu-bulu kemaluannya, menyeret kakinya menuju kompor gas, menuangkan kopi sisa di panci enamel yang sumbing; api menyala biru. Dia membuka keran dan kencing di bak cuci piring, mengenakan kemeja dan jinsnya, kemudian sepatu bot bututnya, lalu menjejakkan tumitnya di lantai agar sepatu itu pas di kaki. Angin menghantam badan trailer, dan di bawah lintasan angin yang menderu itu dia bisa mendengar suara kerikil dan pasir yang berhamburan. Keadaan seperti ini bisa berakibat buruk bagi trailer pengangkut kuda di jalan raya. Dia harus berkemas dan pergi dari tempat ini pagi itu juga. Peternakan itu hendak dijual dan mereka sudah mengirim kuda-kuda yang tersisa, membayar semua orang kemarin, dan pemiliknya berkata, "Berikan pada orang-orang real estat yang rakus itu, aku pergi dari sini," kemudian si pemilik memberikan kunci-kuncinya ke tangan Ennis. Dia mungkin harus tingal bersama putrinya yang sudah menikah sampai dia berhasil mendapat pekerjaan lain, namun dia sedang diliputi perasaan gembira karena Jack Twist ada dalam mimpinya.
Kopi basi itu mendidih tapi dia berhasil mengangkatnya sebelum kopi itu meluap. Dia menuang kopi itu ke cangkir yang kotor kemudian meniup cairan hitam itu, lalu membiarkan rentetan mimpinya bergerak maju dalam benaknya. Jika dia tidak memaksakan perhatiannya pada mimpi itu, mimpi itu akan menghidupkan hari dan menyalakan kembali peristiwa lampau pada saat dingin di gunung, ketika dunia serasa milik mereka dan tidak ada satu pun yang tampaknya salah. Angin menerpa trailer seperti kotoran yang jatuh dari truk sampah, tenang, mati, meninggalkan keheningan sementara.

Comments

  • Mereka tumbuh dewasa di peternakan-peternakan kecil yang miskin di sisi yang berlawanan di negara bagian itu. Jack Twist di Lightning Flat, di utara negara bagian dekat perbatasan dengan Montana. Ennis del Mar dari sekitar Sage, dekat perbatasan dengan Utah. Mereka berdua pemuda desa yang tidak lulus sekolah menengah atas dan tanpa harapan masa depan, serta dibesarkan dalam kerja keras dan kemiskinan. Keduanya sama-sama sering bertingkah dan bicara kasar akibat terbiasa menjalani hidup dalam kekurangan. Ennis dibesarkan oleh kakak laki-laki dan perempuannya setelah mobil orang tua mereka meluncur di satu-satunya tikungan di Dead Horse Road, meninggalkan mereka dengan uang tunai sebanyak 24 dolar dan dua hipotek atas peternakan. Pada umur empat belas tahun dia mendaftar untuk mendapatkan SIM khusus yang memungkinkan dia menempuh perjalanan selama satu jam dari peternakan menuju sekolahnya. Pickupnya sudah tua, tanpa pemanas, kipas kaca mobilnya hanya satu, dan bannya juga sudah botak; ketika persneling pickup itu rusak, tidak ada uang untuk memperbaikinya. Dia ingin meneruskan sekolah, merasa pendidikan bisa meningkatkan gengsinya, tapi truk yang rusak membuatnya berhenti, mengantarnya langsung menuju pekerjaan di peternakan.

    Pada tahun 1963 ketika bertemu Jack Twist, Ennis telah bertunangan dengan Alma Beers. Baik Jack maupun Ennis mengaku menabung kecil-kecilan; bagi Ennis ini berarti menvimpan dua lembar uang lima dolar di dalam kaleng tembakau. Musim semi itu, mereka berharap mendapat pekerjaan apa saja dan sama-sama mendaftar di Kantor Tenaga Kerja Pertanian dan Peternakan - di atas kertas mereka terdaftar sebagai penggembala dan penjaga kemah untuk kegiatan penggembalaan domba yang sama di bagian utara Signal. Pekerjaan musim panas itu berlangsung di atas barisan pohon di tanah Dinas Kehutanan di Gunung Brokeback. Ini akan jadi musim panas kedua di gunung bagi Jack Twist, dan yang pertama bagi Ennis. Keduanya belum berusia dua puluh tahun.

    Mereka bersalaman di dalam kantor trailer yang sempit, di depan meja yang di atasnya berserakan kertas-kertas penuh coretan dan asbak Bakelite yang nyaris luber oleh puntung rokok. Kerai venetian tergantung miring dan cahaya putih berbentuk segitiga menyorot masuk dari celah-celahnya, bayangan tangan sang mandor bergerak-gerak dalam ca¬haya itu. Joe Aguirre, dengan rambut bergelombang yang dibelah tengah dan warnanya sama dengan abu rokok, sedang memberi penjelasan.
    "Dinas Kehutanan punya daerah-daerah perkemahan yang ditunjuk untuk pekerjaan ini. Letak kemah-kemah itu bisa ratusan meter dari tempat domba merumput. Banyak domba hilang karena binatang buas, tidak ada yang jaga mereka kalau malam. Yang aku mau, penjaga kemah ada di kemah utama di tempat yang ditunjuk Dinas Kehutanan, tapi PENGGEMBALA"—kepalan tangannya menunjuk Jack—"diam-diam pasang tenda kecil di dekat domba-domba, jangan kelihatan siapa-siapa, dan dia TIDUR di sana. Makan malam, makan pagi di kemah, tapi TIDUR BERSAMA DOMBA-DOMBA, seratus persen, TIDAK BOLEH ADA API, jangan ada TANDA APA-APA. Bereskan tenda setiap pagi, takut ada petugas Dinas Kehutanan melihat-lihat. Bawa anjing-anjing, senapan, tidur di sana. Musim panas lalu aku kehilangan hampir 25 persen. Sialan. Aku tidak mau seperti itu lagi. KAU," katanya pada Ennis, memperhatikan rambutnya yang acak-acakan, sepasang tangannya yang besar dan penuh guratan, celana jins yang robek, dan kemeja yang tidak terkancing, "Setiap Jumat jam dua belas siang tunggu di jembatan dengan daftar belanja buat minggu depannya dan keledai. Nanti ada yang datang naik pickup bawa barang-barang persediaan. Dia tidak bertanya apakah Ennis memiliki jam, tapi dia mengambil jam bulat murahan dari kotak di atas rak tinggi, memutar dan mengatur waktunya, lalu melempar benda itu ke arah Ennis seakan-akan dia tidak mau bersusah payah mengulurkan tangannya. "BESOK PAGI kau diantar naik truk ke tempat berangkat." Menurutnya, mereka sepasang pecundang yang ridak punya harapan.
Sign In or Register to comment.