BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

FIKSI "IJINKANKU SEKALI LAGI UNTUK...."

edited April 2009 in BoyzLove
Mungkin hanya aku saja yang mengalami rasa ini, rasa sedih yang pastinya tak akan pernah bisa aku ceritakan secara detail kepada semuanya. Yang pasti dan bisa aku katakan adalah, bahwa rasa itu sangat menyakitkan dan terasa perih bila aku pikirkan.

Aku lahir, pasti bukan begitu saja. Pasti ada yang membuatku ada seperti sekarang ini. Tapi, bila aku ditanya siapa yag telah melahirkanku, aku akan menjawab, tak tahu. Ya, aku tak pernah tahu siapa seorang wanita yang telah mengandung serta melahirkanku. Apalagi siapa ayahku.

Selama ini, aku hanya hidup dan diasuh oleh seseorang yang aku panggil Eyang. Ya, dialah orang yang telah merawatku. Lalu, apa hubunganku dengan beliau, aku tak tahu. Bahkan Eyang pun hanya berkata bahwa aku bukan siapa-siapanya. Tapi, beruntungnya aku karena dia telah menganggapku sebagai bagian dari keluarganya, aku dianggapnya sebagai anaknya.

Namaku, Cahya Setya.

Comments

  • Sepahit apapun hidup yang aku jalani saat ini, aku berusaha untuk selalu tegar meghadapinya. Aku selalu berusaha melakukan segala hal yang terbaik untuk hidupku serta untuk Eyang yang telah membesarkan aku. Aku sangat menyayangi Eyang, bagiku, beliau adalah segalanya bagiku.

    Aku membuktikan segalanya dengan belajar sungguh-sungguh. Aku termasuk salah satu mahasiswa yang memiliki nilai prestasi yang baik. Bahkan aku menjadi mahasiswa terbaik dan bernilai indeks prestasi tertinggi seangkatan. Dengan ini, aku pasti akan mendapatkan apa yang aku inginkan untuk kebaikanku dan Eyang di masa depan. Itu pikirku, saat ini.
  • PERTAMAX!!!!! baca dulu hehe :lol: :lol:
  • "gimana persiapanmu Ya?" Tanya Dimaz, sahabatku sejak kuliah. Dia sekelas denganku.

    "persiapan apa?" kataku balas tanya.

    "persiapan untuk ujian pendadaranmu.... mang persiapan apa lagi." jawab Dimaz.

    "mmmmm.... lumayan. mudah-mudahan aja lancar ya..." kataku.

    "sip.... aku doain deh...." ujar Dimaz. "o ya, mang kapan kamu pendadarannya?"

    "masih agak lama Maz, satu bulan lagi...." jawabku.

    "satu bulan?, itu sih nggak bisa dibilang lama...." kata Dimaz. "Denger-denger, kamu sudah dapat tawaran kerja ya dari perusahaan?"

    aku mengangguk. Dimaz bertepuk tangan serta tersenyum senang.

    "hebat deh kalo gitu...." Dimaz memelukku. "keren, salut aku sama kamu...." ujar Dimaz.

    aku tersenyum. sumpah, saat ini, hatiku berdetak kencang sekali.... entah kenapa, tapi rasa itu sungguh menyesakkan.

    ada rasa suka, senang, serta gembira. tapi, ada rasa takut juga dihatiku. takut ketahuan.

    "Ya, koq mukamu merah gitu, kenapa?" tanya Dimaz yang heran melihatku.

    :oops: aku gugup menjawab pertanyaan Dimaz. "aku.. aku.. seneng aja...." jawabku.

    "seneng?" tanya Dimaz lagi heran. "seneng apa maksudnya?"

    "mmm... ya seneng aja karena aku ntar lagi pendadaran dan sudah dapat panggilan dari perusahaan...." jawabku berkilah.

    "kirain, kamu seneng aku...." kata Dimaz.

    "ye... ya nggak lah.... mang nya aku homo apa....!!!" kataku agak serius.

    entah kenapa, wajah Dimaz jadi agak cemberut. :(
    "padahal, aku pikir kamu memang seneng ma aku.... tapi ternyata nggak ya...." kata Dimaz kecewa.

    "kamu apa-apaan sih Maz.... ya nggak lah...." kataku meyakinkan Dimaz.

    "beneran?" tanya Dimaz lagi. terlihat wajahnya penuh harap.

    hatiku jadi agak bimbang untuk menjawab pertanyaan terakhirnya. aku hanya diam.

    "ya.... nggak apa-apa koq. lagian, aku juga cuma bercanda koq....hahahahaha :lol: " kata Dimaz. wajahnya yang tadi terlihat cemberut, sekarang menjadi sangat ceria dengan senyum serta tawa renyah dibibirnya.

    tapi, lain dihatiku. rasanya kecewa, sedih bercampur jadi satu. benar-benar berbalik 180 derajat deh dari rasa yang sebelumnya.
    sebenarnya, aku memang seneng ma kamu Maz. :cry:
  • malam hari, aku pergi dengan Dimaz menikmati indahnya kota Pontianak. aku duduk di alun-alun kota yang dekat dengan sungai kapuas yang amat sangat elok dilihat kala malam. sambil menikmati kacang kulit, aku memasukkan kakiku dalam air sungai kapuas.

    "ternyata benar kamu Maz, satu bulan tuh nggak lama...." kataku sambil mengunyah kacang. serta kaki yang aku main-mainkan di air.

    "memang iya Ya...." ujar Dimaz mengiyakan kataku. "tapi, nggak selamanya koq Ya, yang namanya satu bulan itu juga akan terasa lama untuk orang lain. ya, tergantung situasi lah...." kata Dimaz menambahi.

    "ya sih... yang namanya waktu itu terasa berbeda-beda bagi setiap orang." kataku. "terutama bila kita menunggu sesuatu yang sangat berarti buat kita."

    "berarti, kamu tinggal seminggu lagi ya ujian pendadarannya?" tanya Dimaz. aku mengangguk.

    "aku jadi deg-degan dan merasa takut nih Maz...." ujarku.

    "semangat dong.... kayak bukan Cahya aja kamu...." kata Dimaz. aku tersenyum kecil. "selama ini ya, Cahya Setya yang aku kenal itu selalu tegar dan tak pernah takut menghadapi apapun...." kata Dimaz menyemangati aku.

    Dimaz merangkul pundakku. jantungku, seketika itu juga terkejut.

    "kamu harus yakin Ya, bahwa kamu bisa...." kata Dimaz.

    damai, yang aku rasakan dihatiku. dalam menit berikutnya, aku diam. begitu pula dengan Dimaz.

    "Ya, aku tanya ya...." kata Dimaz, aku mengangguk. "untuk siapa keberhasilan ini akan kamu berikan nantinya?" tanya Dimaz.

    aku berpikir sejenak. "hanya untuk tiga orang saja...." jawabku.

    "boleh tahu, siapa saja mereka?" tanya Dimaz. dia melepas rangkulannya.

    "untukku, untuk Eyang. satu lagi, untuk seseorang yang aku sayangi...." jawabku.

    "yang kamu sayangi? siapa tuh?" tanya Dimaz, bibirnya tersenyum manis sekali.

    sebenarnya aku ingin langsung bilang bahwa orang itu adalah dia. tapi, entah mengapa, aku belum sanggup katakannya.

    "ada deh...." jawabku sambil tersenyum kecil.

    "mmm.... aku coba tebak ya...." kata Dimaz. dia berpikir sejenak. "aku tahu, pasti yang satunya lagi itu, untuk.... ibumu. iya kan, Ya?" tebak Dimaz.

    saat mendengarnya, senyumku terasa langsung lenyap. kini, berganti sedih yang teramat sangat. hitam kelabunya awan, kini ada diwajahku. aku diam, aku menunduk.

    "maaf ya, Ya...." ucap Dimaz.

    Dimaz meraih pundakku. kepalaku ditempalkan didadanya. Dimaz memelukku.
    air mata, membasahi pipi-pipiku. aku menangis.

    setelah aku dirumah dan berada di kamarku, aku tak banyak berkata. aku hanya diam sambil berpikir tentang sesuatu yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. yaitu, tentang sesosok ibu yang telah melahirkanku.
    aku menangis karenanya.
  • aku sulit mengatakannya, tapi entah mengapa dihatiku kini menyimpan sedikit rasa jengkel pada Dimaz. kebahagiaan yang pernah aku rasakan sebelumnya, kini terasa hambar.

    selain itu, di kampus aku selalu berusaha untuk menghindar dari Dimaz. masih sulit rasanya aku maafin dia. entah apa salah Dimaz, yang jelas, aku jengkel padanya.

    seharian aku berhasil menghindar dari Dimaz. rasa dalam hatiku sungguh sangat campur aduk. ada benci, ada jengkel, bahkan, ada rasa kangenku pada Dimaz.

    sebenarnya, Dimaz selalu berusaha untuk mendekatiku, bahjan dia meminta maaf padaku. tapi, aku masih sulit memaafkannya. aku hanya diam saja waktu Dimaz minta maaf, malah aku pergi begitu saja meninggalkannya yang tampak menyesal.

    malam hari di kamarku, aku membaca pesan yang dikirim oleh Dimaz.

    mlm Ya, gmn kbrny?
    Ya, Q bnr2 mnta maaf ma km.
    Q bnr2 mnyesal Ya....
    Km mau kan maafn Q?


    aku tak membalas pesan Dimaz. 10 menit kemudian, Dimaz mengirim pesan lagi.

    Km bnr2 g mau maafn Q y Y?

    aku tak membalas lagi. 5 menit kemudian, sebuah panggilan masuk ke hp ku. ku lihat nama yang tertera dalam ponsel, dari Dimaz. ku diamkan saja panggilan itu berlalu. tak hanya sekali, bahkan berkali-kali.

    sepertinya Dimaz menyerah juga. tak ada lagi panggilan masuk. hanya sebuah pesan saja yang dikirimnya.

    salahku mungkin yak bisa lagi kamu maafkan.
    tapi, aku akan selalu mengharapkan kamu memaafkanku.
    walaupun kamu membenciku, aku akan selalu sayang padamu.
    aku akan selalu menunggumu.
    hubungi aku, aku akan selalu ada untukmu, sahabatku, Cahya Setya.


    aku terpaku membaca pesan dari Dimaz.

    sebenarnya, aku sudah memaafkanmu Maz, kataku dalam hati.
  • OOHHHH

    DALEM BGT TUCH.................


    HICKS... HICKS...... :(
Sign In or Register to comment.