Hi...
Anak baru nih, mencoba berkarya disini...salam kenal
This is my modified-true-based-story waktu SMA dulu
enjoy !
HONEYMOON BERANTEM
BAB I New High School
Aku Honey, cowok, 15 tahun, rambutku hitam lurus, kulitku kuning, tinggiku 170an cm, badanku ramping tapi gak kerempeng, rumahku di desa Gusur sekitar 5 km dari sini, aku ke sekolah naik motor, masih single...salam kenal. Begitu aku memperkenalkan diri di depan kelas di sekolah baruku. Semuanya masih baru kurasa, maklumlah temen-temenku SMP yang nerusin sekolah ke SMA ini cuma sekitar 7 orang termasuk aku, pisah kelas pula. Aku ditempatkan di kelas XD, lumayan lah daripada di kelas XH. Tak sedikitpun senyuman ku lempar saat aku kembali ke tempat dudukku. Aku orangnya emang cuek, apalagi kalau sama orang-orang yang tak ku kenal. Kemudian terdengar seseorang dari belakangku yang menyebutkan namanya sambil menyodorkan tangannya. Aku menoleh ke belakang dengan malas...
Rendy : "Rendy"
Aku : "Oooh...yah, salam kenal juga" <sambil kujabat tangannya>
Rendy : "Nama loe sapa?"
Aku : "Loe tadi dah denger gue ngomong didepan kelas kan?"
Rendy : "Sorry, gue gak perhatiin loe" <sambil meringis hambar>
Aku : (Sialan, jadi tadi ada yang gak ngedengerin gue) "Gue Honey" <sambil tersenyum manis semanis orangnya>
Lalu senyumku menurun saat ku lihat Rendy cekikikan ditahan. Sejenak ku terdiam sambil memandangi muka Rendy yang bikin ilfil.
Aku : "Loe ngapain cekikikan? apa sih yang lucu?" <makin ilfil>
Rendy : "Sorry sorry...nama loe koq aneh gitu...kayak nama cewek aja..."
Langsung ku putar badanku membelakangi Rendy menghadap kembali ke depan. Oh my, beri aku ketabahan dalam memperjuangkan hidup, beri aku sedikit alasan untuk mempertahankan nama sialan ini.
Sehabis perkenalanku dengan temen sebelah yang bikin bete itu aku sudah tak menggubris lagi acara-acara apa saja yang berlangsung didepan kelas. Kalau tidak salah dengar, saat ini berlangsung acara pembentukan struktur organisasi kelas. Ah, aku makin cuek. Ku teruskan pekerjaanku membaca beberapa lembar kertas yang berisi visi, misi, serta beberapa peraturan sekolah ini yang sebenarnya sama sekali tidak penting bagiku. Alah...ribet banget sih, dimana-mana tuh yang penting berkelakuan baik, gak suka bikin masalah, dan nurut pasti gak bakal masuk ke ruang BK, gumamku. Lalu cacianku pada beberapa lembar kertas itu langsung buyar saat kudengar orang didepan kelas yang memanggil-manggil ke arahku.
--- : "Heh, loe yang lagi baca kertas..."
Aku : "Heh, iya, kenapa?"
--- : "Loe jadi wakil ketua ya ?!"
Aku : "Hah ?!" (sial, koq mesti gue sih? kayak gak ada orang lain aja...males banget gue)
--- : "OK, orangnya mau, langsung catet..." <kata orang itu ke teman disampingnya yang sedang mencatat nama-nama korban mereka>
Aku : "Lhoh, aku kan gak bilang iya..." <Arrrkkggghhhh, cewek itu gak ngedengerin gue, kejam !!!>
Aku hanya bisa pasrah menerima takdirku. Kalaupun protes nanti malah bikin gara-gara, aku kan belum kenal siapa-siapa disini. Ku lampiaskan emosiku pada beberapa lembar kertas yang ku pegang tadi. Lalu terdengar sebuah pengumuman dari speaker di pojok kanan atas kelasku.
--- : "...mohon ketua dan wakil ketua kelas sekarang berkumpul didepan kantor..."
Hhh, males banget...yang dipanggil kan wakil ketua, bukan wakil ketua paksaan. Dengan malas ku berdiri dan beranjak dari kelasku. Disusul seorang cowok dari belakangku. Dia mempercepat langkahnya agar sejajar denganku...
Doni : "Gue Doni, loe Honey kan..." <sambil menyodorkan tangannya>
Aku : "Iya" <sambutku membalas tangannya>
Hhhmmm, orangnya setinggi aku, kulitnya putih, rambutnya cepak kriwul, bibirnya merah jambu, badannya tegap dan berisi, singkat kata...dia cakep. Kkk, aku dah ngliatin dia cukup lama, begitu juga dia, buru-buru ku buang mukaku melihat sekelilingku. Aku gak tau dia masih ngliatin aku pa gak, aaah masa bodoh.
Sesampainya didepan kantor, kulihat anak-anak yang lain sudah banyak yang berkumpul. Segera kami masuk kedalam kerumunan itu. Karena aku males terlibat, jadi aku menghentikan langkah diluar kerumunan itu, temenku Doni yang masuk lebih dalam. Alah, biar dia aja yang berpusing-pusing ria aku gak mau tau...pikirku santai. Tak lama kudengar suara beberapa koin jatuh dibelakangku. Dengan iseng aku menoleh ke belakang, mencari tahu siapa orang yang terlibat dengan kasus penjatuhan koin. Deg...wajah orang yang ku kenal...kulihat diapun menatap tajam kearahku. Langsung ku putar kembali kepalaku ke depan yang beberapa saat tak bisa ku gerakkan karena pengaruh hipnotis dari matanya. Oh my, dia lagi...batinku sambil memejamkan mata. Kalau tidak salah, namanya Moon, dia anak XI IPA 1, dia salah satu anggota OSIS yang udah membuatku bete seminggu yang lalu waktu MOS dan Persami. Perawakannya kayak si Doni, badan tegap berisi, kulit putih, rambut cepak, cuman dia lebih tinggi 5 cm-an dari Doni, 5 kali lebih cakep...asli, tapi...juteknya minta ampyun!!!. Kembali aku ke sadarku, lalu ku lihat si Doni keluar dari kerumunan yang mulai bubar itu. Ku lihat si Moon-yet juga sudah gak keliatan batang anunya...heheh maksudnya hidung. Tanpa menunggu Doni nyampek ditempatku, ku tinggalkan lebih dulu dia kembali ke kelas.
Comments
Sebulan setelahnya, sekolahku mengadakan pameran karya seni. Karya-karya seni itu diambil dari setiap siswa kelas X. Singkat kata, penyelenggara pameran ini yaitu kelas X sebagai acara unjuk gigi kepada kakak kelas XI dan XII dan juga ke sekolah. Sore hari sebelum acaranya dimulai besok paginya, aku menyelesaikan karya seniku di ruang seni rupa sekolahku. Kebetulan juga aku ikut ekskul seni rupa jadi aku memilih menyelesaikan karyaku disekolah yang banyak temennya daripada dirumah sendiri. Kini pergaulanku membaik, temenku makin banyak. Orang-orang yang dulunya berstatus temennya temennya temenku kini berubah jadi temenku, yang dulunya temenku kini berbubah jadi sohibku. Eh, gak juga sih...aku cuma punya 2 sohib yang deket banget ma aku, si Doni dan si Rendy...tuh, anak kemarin yang di bab 1. Rendy rumahnya berjarak sekitar 500 meteran dari sekolah, disusul Doni ngekost disamping rumah Rendy. Rumahnya si Rendy sekarang sudah jadi tempat nongkrong kami bertiga. Kembali ke pameran, pukul 5 sore akhirnya karyaku selesai. Sudah ku bingkai bagus, tinggal nunggu reaksi para penonton besuk pagi. Aku beranjak menuju parkiran motorku yang berada dibelakang gedung seni rupa itu. Kutinggalkan temen-temenku yang masih sibuk dengan pekerjaannya diruang seni rupa. Suara gaduh anak-anak sial yang bermain basket dilapangan basket yang terletak di samping parkiran itu sekarang udah gak ada. Asli, gaduh banget...ngrusak konsentrasiku dalam menuangkan hasrat dan nafsuku dalam berseni tadi. Saat ku kenakan helm mini santaiku, kudengar suara siulan ke arahku, suit suit.. Ku copot kembali helmku, lalu menoleh kanan kiri. Agak merinding aku, soalnya waktu itu hari udah cukup gelap buat munculnya para hantu. Tak lama kudengar suara letupan lidah, tak tok... Lalu ku menoleh ke belakang...Deg, si Moon-yet, dia pake baju basket, keringetan, duduk dimotornya sambil memeluk bola basketnya. Ooo, jadi yang dari tadi ngrusak konsen tu dia...
Moon : "Eh, besuk pamerannya jam berapa?" <sambil menatap lapangan basket tanpa sedikitpun menatapku>
Aku : "Loe nanya ke gue?"
Moon : "Siapa lagi ??? disini kan cuma ada kita berdua..." <jawabnya ketus seakan aku ini orang begok>
Aku : (Hih, ni anak makin lama makin nyebelin) "Kurang tau ya..." <ku balas ketus>
Moon : "Koq gak tau ??? kalian kan penyelenggaranya ???"
Aku : (Duh, ni anak maksa banget) "Paling jam 8an udah mulai"
Tanpa basa-basi, tanpa kata-kati, dia gitu aja ninggalin aku. Bahkan ngeliat wajahku aja gak sedikitpun. Bener-bener kejam!!! aku cuma bisa mengelus dada. Dia bener-bener dah bikin aku merasa kayak manusia rendahan yang gak pantas dipandang. Atu atit ati banget !!! Pokoknya gak mo mo lagi berurusan ma dia. Aku sebel.
Esoknya, acarapun dimulai. Pameran itu bertempat di kelas-kelas X. Karya dari setiap siswa dipajang dikelasnya masing-masing. Apesnya, aku dipilih jadi panitia pameran dikelasku, mungkin karena aku ikut ekskul seni rupa. Jendela-jendela kelasku kami tutup pake kain lebar gelap, sehingga ruangan kelas kami menjadi gelap meskipun disiang hari. Ruangan kelas kami hias dengan bunga-bunga, rumput-rumput, batu-batuan dari gabus, kolam kecil dari plastik beserta air mancur dan ikan-ikannya. Tak lupa kami kasih lampu-lampu kecil yang remang-remang, AC biar gak gerah, lalu karya kami kami letakkan di beberapa rak, ada juga yang selipkan diantara tumbuh-tumbuhan. Pokoknya ruangan kelas kami jadi romantis banget, pas banget buat honeymoon. Mulai acara dibuka sampek sekarang lumayan padat juga pengunjung kelas kami. Aku kebagian jaga pukul 10 pagi setengah siang sampai 12 siang. Satu, dua, tiga...apa-apaan ini ??? Dari tadi pagi yang beli cuma 3 orang aja. Bener-bener apes. Kena kutukan apa sih nih kelas, sial mulu..!! gumamku. Lalu seseorang datang. Unexpected, si Moon-yet berkunjung ke kelasku bersama seorang temannya. Dia emang yang tercakep di sekolah jadi lagaknya agak arrogant gitu dimataku. Males ah, ngeliat dia..ntar kelas ini tambah apes lagi. Kulirik dia sedang berkeliling melihat-lihat karya kami. Aku tertegun saat melihat dia tersenyum..manis banget. Senyuman yang barusan tulus banget. Lekuk wajahnya kalo diliat dari samping bener-bener perfect. Merasa diperhatikan dia menoleh kearahku. Secepat kilat kubuang mukaku takut ketahuan. Setelah beberapa saat aku kembali meliriknya, kulihat dia geleng-geleng sambil meringis, meringis ngejek. Langsung naik emosiku. Beberapa saat kemudian dia berjalan kearahku.
Moon : "Yang itu harganya 10 ribu kan?" <sambil menunjuk kearah lukisanku>
Aku : <kaget, menatap matanya sejenak, lalu kembali menunduk> "Yang itu gak dijual"
Moon : "Yang bener ??? koq ada sticker harganya ???" <sahutnya ngetes>
Aku : "Mungkin ada anak iseng yang nempelin" (padahal aku sendiri yang nempelin)
Moon : "Udah deh, dijual aja...aku pengen ambil yang itu"
Aku : (Duh sial, aku terjepit, kalo gak dikasih ntar anak-anak pada ngamuk, kalo dikasih kenapa mesti dia sih) "Iya iya, gue kasih...sebentar"
Aku langsung beranjak ngambil lukisanku, ku masukkan kedalam plastik pembungkus sambil mengucapkan kata-kata perpisahan pada lukisanku. Baik-baik bersamanya ya nak...
Aku : "Nih..." <sambil menyerahkan lukisanku tanpa mandang orangnya>
Moon : <ngambil bungkusan lukisanku sambil nyerahin uang 50 ribu ke aku> "Nih, thanks ya"
Aku : "Wah, gak ada kembaliannya, pake uang kecil aja" <masih menunduk>
Moon : "Harga lukisan ini lebih pantas 50 ribu daripada 10 ribu"
Aku yang kaget langsung mengangkat muka, kulihat senyuman indah yang tulus diberikan kepadaku. Sekali lagi aku gak bisa menggerakkan badanku karena terhipnotis matanya. Senyuman itu makin berlalu, menjauh, seiring dia beranjak keluar kelasku. Aku seperti tak rela kehilangan senyuman itu...duh, kenapa sih aku begini. Kayak orang lagi...oops, gak mungkin !!! gak mungkin sama dia !!! gak mau !!!
Sudah 3 jam aku disini, dirumah Rendy. Ternyata aku ketiduran di sofanya sejak 2 jam yang lalu. Aku masih malas untuk bangun, kulihat masih jam 3 sore. Di rumah Rendy ini tersedia berbagai macam alat hiburan, mulai dari PS, PC plus internet, DVD, dan sebagainya. Betah banget kami disini, apalagi Rendy tinggal sendiri disini, cuma ada 2 orang pembantu. Orangtuanya tinggal diluar kota. Saudara-saudara Rendy yang lain juga memilih untuk tinggal sendiri seperti Rendy. Hah, dasar orang tajir...ada-ada aja...
Rendy : "Eh, Han dah lama loe?"
Aku : "Lumayan, darimana aja?"
Rendy : "Biasa, main futsal sama si Doni disekolah"
Aku : "Ooo...terus si Doninya kemana?" <sambil kembali merebahkan tubuhku disofa dan memejamkan mata>
Rendy : "Pulang ke kost, katanya sih mau mandi mo ada rapat OSIS. Loe dah di kasih makan belum ma mbok Ima?"
Aku : "Belum" <bernada malas>
Rendy : "Hhh, koq gak minta?"
Aku : "Belum lapar maksudnya"
Rendy : "Alah, pake acara bo'ong...ayo sini" <sambil mengangkatku dari sofa dan menyeretku ke ruang makan>
Jarak ruang makan dari kamar Rendy cukup jauh, jadi aku agak letih berjalan apalagi baru aja bangun tidur...malasnya minta ampun. Makanan sudah terhidang dimeja, menunya kayak direstoran aja. Tiba-tiba aku tersadar ditengah-tengah acara makan kami.
Aku : "Ren, kalo gak salah loe tadi bilang Doni ada acara rapat OSIS kan?"
Rendy : "Iya, emang kenapa?" <sambil mulut tersumpal makanan>
Aku : "Sejak kapan dia gabung di OSIS?"
Rendy : "Sebulan yang lalu. Emang dia gak pernah cerita ke loe?"
Aku : "Gak...merasa"
Rendy : "Ada apaan sih?"
Aku : "Nothing...just ask" (waduh, berarti sekarang si Doni dan si Moon bisa deket-deketan donk...Eh, apa urusannya ke gue??? itu kan bukan urusan gue ??? bodo ah)
Beberapa hari sesudahnya, pagi-pagi, aku lari-lari keliling kompleks rumah Rendy. Kebetulan pas weekend jadi aku nginep dirumahnya Rendy. Kompleksnya lumayan lebar, sesaat aku jadi males tuk lari berkeliling, tak gak boleh nyerah, berjuang!!!maju terus!!!demi kesehatan!!! Gak sadar dah cukup jauh dari rumah Rendy. Aku memilih berkeliling lewat jalan belakang biar aman dari kendaraan yang dari subuh sudah berlalu-lalang di jalan depan. Kulihat beberapa orang warga kompleks juga keluar rumah pake pakaian jogging. Hhhmmm ternyata warga sini suka olahraga juga. Sudah 30 menit nih aku jogging, waktunya balik kerumah Rendy. Saat nyampek didepan rumah bercat kuning, berpagar hijau, ada seseorang yang menyapaku, suara ini aku kenal banget..Mendadak langkahku terhenti, rasanya kakiku seperti terjerat sesuatu.
Moon : "Loe tinggal di kompeks sini juga? koq gak pernah liat"
Aku : <dengan hati-hati kutengokkan mukaku> "Eh, elu..." <kulihat dia sama sekali gak ngeliat aku>
Moon : "Loe tinggal disini?" <tetap melihat kearah lain sambil minum air putih di botol>
Aku : "Elu ngomong ama gue?" (ah sial, koq mendadak aku kaku gugup gini, dia pake celana putih pendek setengah paha, kaos oblong biru muda yang basah kena keringat ma air minum yang sedikit tumpah, terlihat banget dadanya bidang, pake sepatu putih tanpa kaos kaki...ya ampun, jantungku mau copot aja rasanya. gak kuat gak kuat) <aku masih berlari-lari kecil ditempat>
Moon : "Ma monyet" <makin ketus>
Aku : <makin sebel tapi tetep diam...langsung kubuang mukaku, rasa deg-deganku berubah drastis jadi amarah>
Segera kutinggalkan dia, kulanjutkan lari-lariku. Sesaat kulirik dia, samar-samar kulihat muka kecewanya. Alah...biarin aja, salah dia sendiri. Aku makin benci ma dia, sebel banget aku dibuatnya. Apa sih salah gue kedia???kenal juga gak...koq ada sih orang kayak gitu???moga-moga aja gak nurun ke anak cucu. Beberapa saat kemudian aku tiba dirumah Rendy. Ku lihat dia ma Doni dah ngobrolin something diteras rumahnya ma cekikak cekikik.
Doni : "Habis olahraga mestinya kliatan seger donk???koq muka loe kusut gitu???"
Aku : "Bukan urusan loe"
Doni : "Yeee...gitu aja sewot..."
Rendy : "Emang loe kenapa sih?"
Aku : "Tadi gue dikejar anjing dibelakang sono..."
Doni : "Ya udah mandi sana, mules gue ngeliat muka loe"
Aku : "Gak usah nyuruh-nyuruh loe bukan bapak gue" <langsung kutinggalkan mereka menuju kamar mandi Rendy yang jauh dibelakang>
Rendy : "Perasaan disini gak ada yang melihara anjing ???"
Doni : "Alah...kayak gak tau Oon aja..." <si Doni manggil gue Oon, si Rendy manggil gue HanHan...nyebelin banget, pelanggaran hukum nama tuh...kayaknya gue mesti ngajuin UU yang melarang pemberian julukan jelek>
Rendy : "Emang dia dapat masalah apa?"
Doni : "Mene ketehek...dia belum cerita ke gue"
Rendy : "Ntar jangan lupa selidiki"
Doni : "Siip"
Selesai mandi ku susul mereka diteras, eh ternyata mereka dah berada di meja makan.
Rendy : "Duduk !!!"
Aku : "Gue belum laper..." <inget gimana si Moon-yet memperlakukan aku secara kejam, jadi ilang gairah makanku>
Rendy : "Duduk !!!" <makin ngebentak>
Aku : "Iya..." <jawabku malas>
Doni : "Ntar kita mau jalan-jalan ke Alplaz loe mo ikut pa gak?" <Alplaz tu salah satu mall dikotaku>
Aku : "Males...kalian jalan berdua aja" <masih menopang dagu dengan kedua tangan>
Rendy : "Yang gak ikut silahkan hidup sendiri..."
Aku : (Ih...ini ni pertanyaan ato pemaksaan sih) "Iya iya gue ikut" <sebel, langsung kubalik piring tengurap didepanku dan kuisi dengan nasi ditengah meja>
Doni : "Ren, ngomong-ngomong gimana kabar si Lilik?berhasil gak?"
Rendy : "Masih dalam proses, tenang aja...loe sendiri gimana?dah dapet belum?"
Doni : "Dah dapet inceran...loe gimana On dah dapet cewek belum?"
Aku : "Eeee..."
Rendy : "Makanya, jadi cowok tu jangan terlalu cuek..."
Doni : "Jadi males tuh cewek-cewek ngedeketin elu..."
Aku : <pasang muka cemberut sambil introspeksi diri>
Pas di Alplaz...
Doni : "Yang ini bagus, tapi yang ini juga bagus, duh pilih yang mana ya?"
Rendy : "Pilih yang spoolnya agak gede biar gak gampang alus..."
Aku : <jadi mereka ngajak gue cuman buat nyatpamin mereka beli sepatu futsal???nyebelin banget...kagak hobi gue ma futsal> "......" <gue ngeliat-liat lukisan-lukisan yang ada dipojok tanpa beranjak dari tempat>
Rendy : "Eh, elu...lagi nyari apa disini?"
Doni : "Hai mas..."
Aku : <aku yang penasaran dengan siapa temen-temenku bicara langsung mbalikin badan...damn...kutatap dia tajam>
Moon : "Hey Ren, Don, gue cuma jalan-jalan aja" <dia pake celana jeans biru dongker lebar, hem hitam, dalemnya pake kaos putih...kliatan cakep, tapi dah gak ngaruh>
Kubuang mukaku, kusumpal kupingku dengan headset mp3 playerku. Males banget ngedengerin dia ngoceh dideket gue, bikin ilfil. Sesekali kulirik, dia kadang melirik kepadaku dengan senyum yang bener-bener sinis, nambah bete aja. Plus, temen-temenku gak ada satupun yang mengorangkan aku...jahat...nanya kek, apa kek, aku bener-bener gak dianggap...kejam!!! Beberapa saat dia pergi gak tau kemana. Ku copot headsetku...
Rendy : "Loe kenapa koq diem aja?"
Aku : "Sakit gigi..." <aku langsung cabut ke tempat gombal alias baju, pengen nenangin diri, sendiri>
Wah, aku nemuin kaos bagus, menurutku. Warnanya kuning kecoklatan, ada gambarnya lebah madu didada depan...pas banget buat aku. Tapi kamar ganti pada penuh semua, terpaksa ngantri. Cukup lama aku menunggu, akhirnya salah satu dibuka juga. Langsung aja ku serobot tu pintu daripada didahului orang lain. Saat pintu kamar ganti terbuka lebar, spontan ceriaku berubah jadi amarah. Si Moon-yet keluar dari pintu itu. Sebel banget aku liat mukanya. Gue udah mati rasa ma dia, tapi anehnya, mukaku panas, kupingku merah. Beberapa saat kami terdiam didepan pintu.
Moon : "Loe pake aja, gue dah gak butuh" <langsung pergi gitu aja, gak tau sengaja pa gak, pundaknya ditabrakkan ke pundakku, tubuhku sampek miring ditabraknya>
What the...ya ampun sakit banget hatiku. Untung aja ditempat umum, kalo gak dah gue maki-maki tu anak. Ternyata loe ngajak gue perang dingin???OK, gue layanin...awas aja kalo sampek kita ketemu lagi..liat aja apa yang akan terjadi. Males banget aku make kamar ganti bekas dia, aku milih nunggu yang lain aja.
Sudah jam 8 malam, aku ma temen-temen dah pulang dari Alplaz 2 jam yang lalu, sekarang aku dikosnya si Doni. Aku masih bete ma kejadian tadi. Tuk ngilangin bete, aku dengerin lagu favoritku via mp3 playerku. Aku tiduran dikamarnya Doni, merem. Gak tau kapan datang, tiba-tiba Doni dah berbaring disamping kananku.
Doni : "Loe lagi ada masalah ya?" <sambil berganti posisi miring kehadapku>
Aku : "Hah???gak denger???"
Doni : <mencopot headset dikuping kananku, lalu melayangkan tangannya melewati tubuhku lalu mencopot headset dikuping kiriku, tangannya gak ditarik lagi, tapi masih dalam posisi menindih dadaku, bibirnya dideketkan kekuping kananku> "Loe lagi ada masalah?"
Aku : <aku merasa risih dengan apa yang dilakukannya, pa lagi kurasakan nafasnya berhembus di kupingku, lalu kulempar tangannya> "Gak ada apa-apa" <aku memiringkan tubuhku membelakanginya, lalu kupeluk guling didepanku>
Doni : <lalu dia menopang kepalanya dengan tangan kirinya, lalu tangan kanan tangannya ditindihkan lagi kedadaku, seakan mencegahku biar gak bisa kabur saat dia ngintrogasi aku> "Gak ada acara bohong, gue dah kenal banget ma loe" <katanya lirih, agak berbisik>
Aku : (duh, gimana nih, mesti cari cara) "Mmm...anu..."
Doni : "Udah, gak papa...cerita aja, gue pasti bantu loe" <pelukannya diperkuat>
Aku : (moga-moga dia percaya) "Masalah ma bonyok"
Doni : "Ada apa ma bonyok loe" <makin ngedeketin bibirnya kekupingku>
Aku : <iiih, aku makin risih...> "Biasa, masalah administrasi..." (plis...moga dia percaya, padahal administrasiku lancar abis)
Doni : "Ooo...ya udah, loe pengen berapa?" <melepaskan pelukannya lalu mengambil dompetnya>
Aku : <membalikkan badan kearahnya> "G-gue gak maksud tuk pinjem duit..."
Doni : "Aku gak niat minjemin loe, tapi ngasih ke loe"
Aku : (waduh, kerasukan apa ni anak?jadi takut gue) "Apa lagi minta !!! gue masih mampu Don !!!" <bergaya marah>
Doni : "G-gue gak mak-sud tuk..."
Aku : "Ya udah makasih banyak, gak papa, cuma terhambat aja koq"
Doni : "Ya udah kalo gitu, loe tidur aja dulu, pasti capek banget" <sambil mengelus kepalaku beberapa kali lalu beranjak keluar kamar>
Hhh, selamat juga gue akhirnya dari terkaman si Doni. Tapi sikap Doni tadi aneh banget, pake acara meluk, bicara pelan, ngasih duit cuma-cuma, biasanya gak kayak gitu. Bodo ah, emang gue pikirin. Mau ngapain aja juga terserah tau gak, yang penting gue dah sukses 100% ngibulin dia. Sekarang tinggal nyiapin senjata buat perang dingin ma si Moon-yet. Gue gak boleh kalah lagi tuk yang kesekian kalinya, gue mesti berjaya..hidup Honey!!!
Senin pagi, upacara bendera, kepanasan so pasti..soalnya pagi itu langitnya cerah jadi gak ada selembar mendungpun yang menghalangi sinar matahari sial. Aku dah pasang muka sadis sejak tadi, sekarang agak meringis karena kepanasan. Sudah hampir 15 menit berdiri dilapangan upacara. Kaki dah merasa pegel, haus?masih belum. Sedikit tengok-tengok, si Moon-yet berdiri dibarisan paling depan di barisannya. Agak jauh juga jarak barisanku ma barisannya, tapi dia terlihat jelas, begitu juga aku pastinya terlihat jelas olehnya, kalau dia tau tempatku. Kulihat dia lirak-lirik juga. Sesaat setelah dia menemukan posisiku, dia menghentikan aksi lirak-liriknya. Saat itulah kupasang muka tersadis dan terseramku, kulempar kearahnya. Makan tu muka jelek, langsung kulempar mukaku. Pandanganku kuarahkan ke sang saka merah putih yang berkibar-kibar diatas kami. Doni berdiri disampingku sedikit-sedikit melirik kearahku.
Doni : "Bibir loe kenapa? sampek monyong-monyong gitu?"
Aku : "Shut up!!!" <kulihat Rendy yang berdiri disampingnya Doni cuma senyum-senyum>
Aku kembali melirik ke arah si Moon-yet, ternyata dia masih menatap tajam kearahku. Sial, ternyata loe mau ngajakin gue lama-lamaan pelototan???Oke oke, gue layanin. Terang aja, ku pasang kembali muka sangarku...gggrrr... Sampai upacara selesai, aku ma si Moon-yet masih saling pelototan. Pegel banget rasanya leherku, tapi demi harga diri, gue gak boleh kalah. Akhirnya pertandingan lama-lamaan pelototan berakhir seri, kami menghentikan pertandingan secara bersamaan karena ditarik oleh teman kami masing-masing. Seri nih, gak papa, yang penting gak kalah, lain kali musti menang.
Break time !!! aku, Rendy ma Doni pergi ke kantin. Kali ini kami pengen beli rujak lontong, enak banget. Lumayan sepi jalan menuju kantin, secara kelas kami break time-nya agak duluan. Wait wait wait, koq lewat jalan ini sih...ini kan jalan menuju kelas XI IPA 1 tempat si Moon-yet mengeram. Temen-temenku ku ajak lewat jalan yang satunya gak mau, sial...katanya lewat jalan yang ini lebih deket. Yah, apa boleh buat, kalo gitu gue siap-siap aja masang wajah sadis lagi, siapa tau si Moon-yet dah nongkrong didepan sarangnya. 5m, 4m, 3m, 2m, 1m, sampai dikelas XI IPA 1. Tuh kan bener, dia dah nongkrong disana. Dia pake jaket jeans warna hitam, duduk nyantai bak raja, matanya kayak mercusuar yang berpatroli. Hpph, pandangannya terhenti kearahku. Sesaat kutembakkan semua rasa ilfilku lewat mataku dalam sekali shot, jbles...!!! kalo aja berbunyi. Langsung kupalingkan mukaku kedepan. Kulihat tadi mukanya agak-agak gak enak gimana gitu. Heheheh, rasain loe!!! gue menang !!! 1-0 !!! Sampai juga dikantin. Kami bertiga duduk bersamaan dimeja kosong yang telah kami pilih.
Rendy : "Loh, siapa yang mesen terusan? koq duduk semua?cepetan sana!" <kayak bos yang merintah anak buahnya>
Aku : "Ya udah, biar aku yang pesen...seperti biasa kan?" <aku langsung menuju ketempat pemesanan>
Aku : "Rujak sama es jeruk tiga ya buk"
--- : "Iya dik"
Aku : "Makasih..." <kembali kemejaku>
Kudapati si Rendy ma si Doni lagi asyik ngobrolin sesuatu, aku yang males nimbrung memilih tuk ngecek hpku, kali aja ada sms. Alah, paling-paling ngobrolin futsal, kalo gak gitu cewek...ah nyebelin, keadaan gak memihakku, gak ada sms sama sekali..cuma ada miscall dari nomor gak jelas, males banget ngurusin tu nomor. Paling anti aku ma orang asing. Lama banget lagi pesanannya dateng..akhirnya 2 menit kemudian dateng. Si Doni dan si Rendy berhenti ngobrol akhirnya, aku juga berhenti mandangin HPku yang gak ada apa-apanya dari tadi. Selamat makan...
Rendy : "Loe kenapa Han? dari tadi diem mulu?"
Doni : <cuma diem mandangin aku>
Aku : "Lagi males ngomong aja. Yaah, gimana yah...habis gak ada topik menarik yang masuk telingaku hari ini"
Mereka berdua terdiam, menunduk, dan kembali meneruskan makannya. Aku juga kembali meneruskan suatu perbuatan melahap makananku. Beberapa suap dah masuk keperutku, tiba-tiba mataku terdiam kearah belakang Doni. Hhh, si Moon-yet ternyata makan disini juga to?! Dia lagi bersama 3 orang temennya. Dia duduk menghadapku. Kupasang kembali wajah sadisku. Kayaknya dia mau balas dendam, takkan kubiarkan !!! Lalu, dia menatapku tajam, kayaknya sejak awal dia udah tau kalo aku duduk disini. Kupingnya memerah, kayaknya dia marah banget..bagus... beberapa saat dia menunduk kembali tuk menyuapkan makanannya. Lalu ada orang gak sopan yang mem-pause aksi intimidasiku.
Doni : "On, loe ngapain ngeliatin gue kayak gitu?"
Aku : <sebel karena diganggu gugat> "Yang ngeliatin loe tu juga siapa moonyet!!!" <agak mbentak> (Oops, accidentally shouted...tapi gue suka..secara gak sengaja udah nyindir si dumbas Moon-yet itu)
Doni kembali melanjutkan makannya, si Moon-yet langsung bangkit menatap kearahku. Ahaha yes !!! berhasil, berhasil, berhasil, hore !!! Kulihat mukanya jelek banget, bibirnya dikumpulin, alisnya ditarik kebawah, kupingnya makin merah. 2-0 Moon..aku memimpin. Lalu aku tersenyum sinis sambil geleng-geleng kecil dan membuang mukaku kearah piringku. Puas banget gue...
Hari ini aku pulangnya telat soalnya mampir dulu ke ruang seni. Anak-anak dah pada ngumpul corat-coret dikuas masing-masing. Baru aja mulai kayaknya, masih belum membentuk lukisan. Segera kuambil kanvas dan cat air dikloterku. Mmm, hari ini nggambar apa ya ??? Masih bingung mo nggambar apa, aku asal coret tipis aja. Masih pake pensil, jadi gak terlalu terlihat. Kulihat anak-anak pada keluar semua, kekamar kecil kali. Lapangan basket dibelakang dah mulai rame. Ini nih, yang bakal ngrusak konsentrasi. Tiba-tiba terdengar suara benturan dikaca jendela sebelah belakang gedung yang kudiami. Breng!!! astagfirullah halazim...!!! segera ku cek. Gak ada yang pecah sih, mungkin kena gawangan kacanya, tapi monyet sialan mana yang berani-berani ngagetin aku. Heh, emosiku naik kepuncak sampek pol, kulihat si Moon-yet dibelakang kaca pas, lagi megangin bola basketnya. Bastard!!! dia tersenyum sinis banget kearahku, lalu segera membalikkan badan dan berlari ke lapangan basket bergabung dengan teman-temannya. Kutunya kupret!!! 2-1 !!!
Malam minggu, dirumah Rendy, diruang keluarga. Karena gak ada rencana kencan, jadi Rendy ma Doni main PS2 berdua, Winning Eleven. Aku cuma duduk di sofa dibelakang mereka, membaca buku biologi. Ada beberapa yang belum ku mengerti, palagi senin depan ada ulangan jadi mesti siap-siap dari sekarang. Berisik juga sih ngedengerin mereka menggonggong, tapi aku nyantai aja, soalnya dah terbiasa. Duh, dah sampek mana tadi...
Rendy : "Han, loe lagi ngapain sih?" <masih tetap melihat layar kaca>
Doni : "Belajar biologi"
Aku : "Loe pada gak mo belajar juga? senin depan kan ulangan?"
Rendy : "Kalo ulangannya senin, berarti belajarnya malem senin..."
Doni : "Lagian soalnya pasti mudah-mudah, modal apal aja..."
Aku : "Terserah loe deh..."
---
Rendy : "Loe akhir-akhir ini koq kliatan aneh?sering cemberut..."
Aku : "Masak sih?gak ngerasa gue..."
Doni : "Masalah administrasi lagi?"
Aku : "Tu mah berita basi..."
Rendy : "Terus..."
Aku : "Duuh, nanya melulu ah...mohon kerjasamanya donk..."
Doni : "Ya udah, yang gak mo ngaku biar hidup sendiri..."
Aku : "Hhh, rese...maksa banget...gue gak kenapa-kenapa Doni..."
Sesaat mereka terdiam kembali melanjutkan main PS2nya. Akhirnya aku mendapatkan ketenanganku kembali. Tapi mesti hati-hati, ntar malem si Doni pasti mo ngintrogasi aku lagi. Gue mesti siap-siap. Sudah jam 10 malam, aku beranjak dari sofa, menuju kekamar Rendy dilantai 2 tuk ngembaliin buku biologinya. Capek mata gue, mending tiduran aja tuk mengistirahatkannya. Tak lama, kudengar suara pintu terbuka, lalu tertutup kembali. Si Doni pasti, aku merem kala itu. Dia lalu ikut tiduran disampingku. Aku sudah pasang headset, tuk mencegah dia mencabutnya, ku tekan kuat-kuat dengan tanganku.
Doni : "Oke-oke gue gak kan maksa, gue cuma mo tiduran juga disini, capek main PS terus"
Aku : <gak denger apa-apa...sori>
Doni : <memeluk guling yang berada ditengah-tengah kami>
Aku : <melepas tanganku, melihat kearahnya, memeriksa, kulihat dia merem, kayaknya dia emang gak mo ngintrogasi gue> "Don, loe koq tidur disini?kasur loe kan disebelah ntu..." <kamarnya Rendy punya tiga kasur saat kami jadi sohib dan sering tidur situ nemenin Rendy>
Doni : "Dingin On kalo tidur sendiri..." <masih merem>
Aku : "Loe pikir gue kompor ???" <sambil kutarik pipinya, lalu kucubit perutnya>
Doni : <akhirnya melek> "Aduuh...pelit banget sih..." <lalu kembali merem>
Aku : "Ya udah, tapi awas ya kalo ntar nggangguin gue...loe kan kalo tidur kayak kuda liar gitu polahnya..."
Doni : "He'eh..he'eh..." <makin males>
Kubiarkan aja dia tidur disitu, lagian aku juga makin ngantuk, jadi males ngusir-ngusir dia. Si Rendy kayaknya juga udah masuk kamar. Makin lelap, makin lelap, makin lelap...
Jadwal pertama dihari senin yaitu olahraga. Tapi tadi pas upacara, aku gak ngeliat si Moon-yet, padahal pengen balas dendam...masih sebel aku ma perlakuannya kemarin. Hari ini olahraganya voli, lumayan bisa aku kalo voli ketimbang main futsal. Hhh, capek habis olahraga, tadi aku overacting so keringat cukup banyak...Woops, habis olahraga ada ulangan biologi coi, jadi musti cepet-cepet ganti nih. Kulihat ruang gantinya kosong, aku serobot aja tanpa mandang kiri-kanan...langsung kukunci dari dalem. Biar muat 10 orang, tapi aku males banget ganti baju sama-sama, gak terbiasa soalnya. Ruangannya terlihat gelap dari luar, soalnya cuma ada pintu didepan ma jendela kecil dibelakang. Kulepas sepatuku terlebih dahulu, lalu kulepas kaos olahragaku dan menggantinya dengan seragam sekolahku. Kemudian kulepas celana pendekku dan kuganti dengan celana seragamku. Kupakai dasiku, ngrapiin sedikit seragamku, lalu kubereskan baju olahragaku. Saat semuanya beres, dan bersiap mau keluar ruangan, barulah ku menoleh kebelakangku. Busyet...!!! kaget banget gue !!! jantungku bener-bener mau copot, langsung kudekap dadaku. Ternyata ada orang didalam. Parahnya, orang itu si Moon-yet...dia megangin baju olahraga. Kayaknya dia habis olahraga juga. Tapi dia gak mandang kearahku, melainkan ke tembok...
Moon : "Dah selesai ganti bajunya?"
Aku : (waduh, jangan-jangan dia ngeliat aksiku dari A sampek Z tadi...sial...) "L-l-loe ng-ngapain disini?"
Moon : "Habis ganti baju..." <jawabnya enteng>
Aku : "K-koq diem aja!!! gak langsung keluar ato apa gitu ?!" <kulihat wajah dan kupingnya merah meski samar-samar, tapi wajah dan kupingku juga dibuat panas olehnya>
Moon : "Pintunya aja loe kunci...gimana bisa keluar???"
Aku : "Loe tadi gak ng-ngintip gue kan???" <kulihat dia hanya ketawa kecil, lalu berjalan menuju pintu>
Moon : <membuka kunci pintu, lalu membuka pintu> "Kalo iya kenapa?"
Aku : "Dasar mesum !!!" <sedikit berteriak>
Dia hanya membalasku dengan cara menatapku dari ujung kaki ke ujung kepala dengan senyuman nakal, lalu mengedipkan mata sebelah, lalu dia pergi ninggalin aku. Arkgh...makin malu aku dibuatnya...Sial, bener-bener sial...koq bisa sih? kedudukan 2-2 sekarang. Apes, aku tersusul. Hhh, lesu aku. Waktu ulangan biologi aku masih teringat tentang kejadian tadi. Untungnya gak terlalu banget, jadi aku masih bisa konsen ngerjain soal-soalnya. Bel berbunyi, sekarang giliran kelompok B yang ulangan. Setiap ulangan, kelasku dibagi menjadi 2 kelompok A dan B. Masing-masing kelompok dapat jatah sejam pelajaran buat ulangan. Aku ma Doni ke kantin, si Rendy ikut kelompok B, jadi masih ulangan didalam kelas. Hari ini aku gak nafsu makan, masih inget ma kejadian diruang ganti tadi. Duh, bikin malu aja kalo diinget-inget.
Hari ini aku pulang nelat lagi. Tapi koq, gak ada seorang anakpun di ruang seni. Kuambil canvas ma cat air dikloterku, kulanjutkan lagi corat-coretku kemarin yang gak jadi-jadi. Mau hari ini ato kemarinpun, otakku bener-bener blank. Sama sekali gak ada ide pengen nggambar apa...Padahal niatku datang kesini tuk nglupain kejadian diruang ganti tadi pagi. Tak terasa dah jam 3 sore, makin sepi kurasa. Malahan, kayaknya tinggal aku aja siswa yang berada disekolah. Lapangan basket dibelakang yang biasanya rame jam-jam segini, hari ini sepi banget, tumben..Unexpected, terdengar suara sesuatu menggebrak kaca belakang ruanganku, kali ini lebih keras. Brueng !!! astagfirullah halazim...!!! segera ku cek kebelakang. Bastard, scum !!! ternyata si Moon-yet lagi. Kulihat dia tertawa kecil sinis banget. Emosiku langsung naik, memuncak, sampek nyembul malah, udah gak ada toleransi lagi, aku dah muak !!! Langsung ku datangi dia kebelakang gedung ruang seni rupa itu. Kulihat dia masih tertawa kecil. Aku sempat berhenti sejenak didepannya, kutatap matanya dengan tajam, emosiku meluap-luap kala itu, nafasku sudah tak bisa kuatur. Plak !!! pukulanku mendarat dipipi kirinya dan menghentikan senyumnya. Dia terdiam sebentar, lalu kembali menatapku dengan senyumnya lagi. Plak !!! pukulan keduaku mendarat dipipi kirinya. Dia terdiam, lalu kembali lagi menatapku dengan tersenyum lagi. Plak !!! pukulan ketigaku mendarat dipipi kirinya, lebih keras. Oops, bibir sebelah kirinya sampek berdarah. Emosiku mulai mereda, karena aku melihatnya berdarah. Aku paling gak tahan kalo ngeliat darah. Dia terdiam lagi, lalu kembali meluruskan kepalanya tapi kali ini dia menunduk. Segera kuraih kerah bajunya dengan kedua tanganku, kedekatkan wajahku dengan wajahnya sekitar 10 cm, kutatap dengan tajam matanya, kulihat matanya menatap bibirku.
Aku : "Kenapa loe gak mbales?" <bicara lirih>
Moon : <agak lama dia menjawab> "Gue gak bisa..."
Deg...langsung sirna emosiku yang tadi meluap-luap kayak gunung mau meletus. Kulepaskan genggamanku dengan perlahan, kujauhkan wajahku dari wajahnya perlahan. Kami tertunduk membisu cukup lama, lalu segera ku raih tangannya kuat-kuat dan kuseret dia ke bangku dideket area parkiran itu. Ku paksa dia duduk dibangku itu. Dia masih menunduk, tanpa senyum.
Aku : "Loe tunggu disini"
Aku segera menuju ke kantin, kulihat masih buka, ku beli segelas air hangat setengah panas. Kuambil sapu tangan di tasku yang tergeletak dikloterku di ruang seni rupa. Lalu aku segera kembali kebangku dimana dia berada. Kulihat dia masih menunduk bisu seperti tak merasakan sakit. Aku jadi merasa bersalah banget, aku dah bikin anak orang berdarah-darah...duh, bingung banget gue. Bener-bener sepi gak ada seorangpun, haripun mulai gelap. Aku duduk disampingnya, segera kubasahi sapu tanganku kedalam gelas berisi air hangat tadi lalu kuusapkan kepipinya. Ssh, terdengar dia menahan rasa perih dan menghentikan tanganku. Kuteruskan mengusap pipinya dengan lebih pelan-pelan, dia menurunkan tangannya. Masih menunduk. Bener-bener heran gue, seumur-umur baru kali ini gue mukul orang, kakak kelas lagi...
Aku : "Kenapa loe gak mbales..." <sambil mengusap lukanya>
Moon : "Gue gak bisa..."
Aku : "Kenapa loe gak mbales !" <masih tetap mengusap lukanya>
Moon : "Gue gak bisa !"
Aku : "Kenapa loe gak mbales !!!"
Moon : "Gue gak bisa" <sedikit kesal, kutekan keras lukanya>
Moon : "Awww...sakit tau" <menatap mataku tajam>
Aku : <menunduk, lalu perlahan-lahan kembali mengusap lukanya>
Aku : "Kenapa loe gak mbales..." <dengan suara lirih sedikit berbisik>
Moon : "Gue gak bisa..." <juga lirih>
Aku : "Kenapa loe gak bisa..."
Moon : "Gue gak bisa mukul loe"
Aku : "Kenapa loe gak bisa mukul gue..."
Moon : "Karena...gue gak bisa nyakitin loe..."
Aku : <menghentikan usapanku, kaget, kutatap matanya, dia juga menatap mataku> "Mak-maksud loe..."
Moon : <mengangkat tangannya dan menggenggam tanganku, lalu menurunkannya perlahan ke pangkuannya> "Gue...gue...gue..." <makin menunduk>
Aku : <makin salah tingkah, duh...mau ngomong apa nih, ngomong apa ya...bingung, bener-bener blank> "Eee..."
Moon : "Gue minta maaf...tolong maafin gue" <sambil kembali bangkit dan kembali menatapku>
Aku : "Salah loe apa ke gue?" <pura-pura ngetes>
Moon : "Cuma loe yang lebih tau...maafin gue ya..." <memmohon tuluuuuus banget sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku>
Aku : "E-e-e...iya iya...dimaafkan dimaafkan..." <duh, padahal dari tadi niatku bilang gak...>
Moon : "Termasuk...pas tadi pagi dikamar ganti..."
Aku : <Hhhhhiikkkk, aku langsung malu banget...> "Yang tadi itu, loe ngintip gue gak sih?"
Moon : "Dikit..." <langsung kucubit perutnya>
Moon : "Awww...sakit tau"
Aku : "Biarin !!!dasar mesum !!!" <aku langsung berdiri dan beranjak menginggalkannya>
Moon : <ssst, dia menghentikan langkahku dengan cara menahan tanganku> "Gue Moon, loe sapa?"
Aku : "Honey" <tersenyum, membalikkan badan lalu beranjak lagi>
Moon : <lagi-lagi aku ditahan> "Mulai hari ini...kita..."
Aku hanya bisa mengangguk, lalu dia melepaskan pegangannya. Aku makin berlalu, kulihat dia tersenyum kepadaku dikejauhan, kubalas senyumannya. Hhh, gak tau kenapa, tapi setelah kejadian itu, semua rasa kesalku padanya bener-bener ilang tanpa bekas. Sekarang perasaanku netral ma dia. Perang dingin berakhir...skor...lupa...yang jelas kami seri...kayaknya...heheh...
Kalo positif aku terusin, kalo negatif, ya udah...
Moon tu...kayak orang ini nih, mirip banget...
Thanks
hehehe
Suka.. Suka.. Suka.. Suka.. Suka.. Suka... (Lebay mode)
Pliz honey, lnjut y.. Sran, jgn t'lalu jutek ma org2 y..
btw, Honey itu nama asli ? koq lucu banget (jgn tersinggung ya)
edited: menyebalkan!!!! gara2 keasyikan baca jadi penasaran deh...
lanjut nya dong X(
btw, itu kisah nyata ? waktu sd/smp/sma/kul ?
Honey bukan nama asliku, cuman julukan. Tapi aslinya emang honey related.
Oke deh, nih bab 6 dah kelar, dah move on ke bab 7...
hwhwhw..
jadi inget seseorang yang masih member di forum ini juga...