Monggo....
KISAH CINTAKU
Chapter 1. AWAL
Dimalam yang sesunyi ini
aku sendiri....
tiada yang menemani......
Bulan tak lagi terlihat begitu indah, seperti bulan-bulan sebelumnya....
Langit yang dipenuhi bintang malam ini juga tak cukup mengindahkan pandangan mataku pada hamparan luas di atas sana.....
Mungkinkah kamu ada disana?
"Arggggggg.... kamu tuh dah guede gini kok masih aja spt anak kecil.... koleksi mainan..... "
" Lha, emang cuma anak kecil yang boleh koleksi mainan???"
Bragi menatapku dan mencibirkan bibirnya ke arahku.... Anak ini memang agak kekanak-kanak an, baik dalam sifatnya ataupun kesukaannya... Masa umur segini masih aja kerjanya memburu koleksi Spidermannya..... Kamarnya tuh sampai penuh dengan segala macam pernak-pernik, mainan Spiderman......
"Tuh, ada Spidermannya...." kataku sambil menunjuk sarang laba-laba di ujung kamarnya..... Dan kami pun tertawa bersama... ah... saat indah seperti itu, akankah kembali lagi?
Dua tahun terakhir ini, entah sudah berapa banyak kenangan yang sudah kami jalanin.... Bragi, si anak manja, manager pemasaran di salah satu anak perusahaan dari luar negeri..... Korban perceraian orang tuanya, menyebabkan dia sudah harus mandiri sejak duduk di bangku sekolah menengah.... imut, kulit nya agak2 kuning langsat cenderung lebih putih... tingginya biasa, badan lumayan proporsional.... yang jelas, matanya.... hm... ya, matanya..... sepertinya ada sesuatu disana.....
Kalau saja waktu itu aku tak diharuskan membeli hadiah untuk keponakan kesayanganku itu, mungkin episode ini tak akan pernah hadir dalam hidupku....
"Koleksi Spiderman juga, mas...."
Aku menoleh ke makhluk imut di depanku ini.... rapi dengan dasi bergambarkan spiderman.... tak sengaja aku tersenyum melihat dasinya.... hare gini, kok ada ya orang dewasa pakai dasi spiderman... lucu....
"Oh... ngga... saya mau beliin mainan buat keponakan...."
"kirain koleksi juga...."
"Ya nggak lah... Udah gede begini kok koleksinya beginian.,..." jadi malu aku dituduh koleksi beginian...
"la, emangnya ngga boleh??"
"Ya ngga lah, saya kan sudah gede begini... masa di tuduh koleksi beginian"
Sekilas aku melhat mukanya yang berubah agak serius.....
"Mas, kok kolot ya.... Spiderman tuh bukan mainan anak kecil doang ya.... Dia itu superhero, jagoan.... bla bla bla...."
OMG, tengsin banget deh aku diceramahin mengenai segala kelebihan Spiderman dan bahwasanya bukan hanya milik anak kecil....
Ah, setiap kali mengingat masa itu, rasanya malu banget diliatin mbak - mbak yang jaga counternya. Masa sih ada 2 orang dewasa berantem mengenai spiderman di depan anak-anak kecil dan ibunya......
Gi.... aku kangen kamu......
Comments
Lanjut!n lg donk,jng 1/2" ngasih ceritanya bro..
thank you.... akan diusahakan.....
Untung saja aku sempat minta nomor hp nya ketika kami akan berpisah hari itu....
"Mau jadi konsultan ga neh???"
Bragi hanya tersenyum... manis juga.... sayang, aku sudah punya Lily, dan aku sudah berjanji untuk tidak kembali ke jalan yang satu itu....
"Aku akan menikah, Brahm...."
"terus??? "
"Aku tak ingin meneruskan hubungan kita..."
Kata-kata itu tak akan pernah hilang dari ingatanku.... Pemutusan hubungan yang begitu menyakitkan.... Sepihak... disaat aku benar-benar sudah memberikan segalanya untuk lelaki ini.... Guntur...... Lelaki kejam itu yang sudah menggodaku dan menyebabkan aku masuk ke dunia yang kerap di identikkan dengan "penyakit".....
Mengapa setelah hatiku akhirnya kuberikan sepenuhnya, dia malah menghancurkan semuanya..... Setelah jurang ini kuselami.... arrrgggggg... kejamnya dirimu, Tur.....
"Dinner's on me ya.." kataku ketika kami menyantap makanan jepang di Senayan City malam itu.... Aku ngga bisa menghilangkan pesona wajah itu, yang begitu menyala-nyala menjelaskan kepadaku tentang si manusia laba-laba...... Ketika Lily ikut keluarganya ke Sydney, aku sempatkan menelpon Bragi untuk menunjukkan rasa terima kasihku... atau ada yang lain???
Malam itu saksi keruntuhan tembok yang kubangun sejak kepergian Guntur.... Ya... lelaki yang sudah menggodaku ke dalam cinta yang dilarang itu, dan kemudian akhirnya meninggalkanku karna tuntutan keluarganya yang berstatus sosial cukup tinggi.....
"Mas.... wanita sexy yang waktu itu kayaknya pernah liat deh..."
Tanya Bragi ketika kami hampir selesai menyantap sushi di atas meja kami...
"Masa sih???? Kira-kira dimana???" Balasku bertanya.... aku yakin dia pasti pernah melihat Lily, karna Lily itu kan mukanya mirip kakaknya yang merupakan entertainer cukup terkenal di tanah Indonesia ini....
"Pacarnya ya mas...."
Aku hanya membalasnya tersenyum.....
"Benaran mas???" cecarnya....
Aku kembali tersenyum.....
"Memangnya kenapa??? Naksir sama dia???" Pancingku....
Dia hanya tersipu malu..... kemudian aku memperhatikannya.... sepertinya ada sesuatu yang ingin dibicarakannya.....
"Ngaku..... naksir ya...." gantian aku yang mencecarnya.... Ada sedikit kecemburuan disitu yang aku tak tau..... masa sih aku cemburu sama orang naksir Lily. Wong teman-teman aku terang2an bilang suka sama dia aja aku nggak cemburu kok... atau????
"Iya.... naksir mas.... tapi bukan sama dia..."
"Maksud kamu????"
"Sama mas naksirnya...."
Haaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh????? ini orang kok to the point amat ya.... Argggg... aku bingung.... aku benar-benar bingung dan tak tau mau bicara apa...... Kok bisa-bisa nya aku di "tembak" cowo pada pertemuan kedua....
"Aku sayang kamu, Brahm...." Kata-kata itu tak pernah hilang dari ingatanku.... Kata yang diucapkan Guntur setelah mengenalku lebih dari 5 tahun itu kini diucapkan kembali oleh orang yang baru mengenalku beberapa hari,....
"Hush... jangan bercanda....." selaku cepat menetralisir keadaan.... Dia tampak sedih...... Aku yakin sekarang kalau dia tuh serius, tapi.... aku ngga mau sakit untuk kedua kalinya... lagipula, aku sudah ada Lily.... Aku mau kembali jadi lelaki normal setelah sempat membengkok setahun lebih dan membiarkan hatiku disakiti sedemikian dalam.....
"Aku serius, Brahm.... aku ngga tau kenapa, aku sudah jatuh cinta ketika melihatmu hari itu....." Dia menatapku dengan pandangan sendunya.... OMG, apa nih yang harus kulakukan????
"Bragi.... maaf, aku cowok normal...." JAIM.
"Aku tau, Brahm.... aku cuma ngga mau membohongi perasaan aku sendiri, makanya aku bilang sama kamu...."
"Di hari kedua kamu bertemu aku???"
"Sebenarnya sudah kemarin aku ingin ngomong....."
HAHHHHHHHHHHHHH?????????????/
Masa sih dunia sudah bergolak begitu cepatnya.... Perlu 5 tahun untuk Guntur menyatakan cintanya padaku.... tapi yang ini.... hanya 2 hari....
"Aku sering kehilangan sebelum aku sempat merasakannya.... makanya aku ngga mau kehilangan kamu sebelum aku sempat mencintaimu...."
Teori apa ini????
"Maaf, Gi.... aku masih normal...." Ada sesuatu yang tak terungkapkan.... aku berbohong.... ya... aku sudah tidak normal lagi.... sejak hubunganku dengan Guntur memasuki "the next level", aku sudah tak bisa kembali... setiap saat kerinduan itu terus hadir, rindu akan belaian dan dekapan tangan yang kokoh, yang tak bisa diberikan Lily atau oleh wanita2 yang sering kupermainkan selama ini....
Ketika kita pisah malam itu, aku yakin, sejadi-jadinya..... aku sudah menyakiti sebuah hati yang dikemudian harinya aku tau, kalau memang hati itu sudah hancur oleh perceraian orang tuanya.......
Ah Gi, mengenang masa itu, aku selalu akan teringat betapa besarnya cintamu padaku......
"Agi mencintai Brahm, seperti Peter (Parker-red) mencintai Mary Jane (Watson-red)....... Agi rela mati demi Brahm....."
Janji itu benar kau tepati..... Agi..... betapa bodohnya dirimu......
Mama.... betapa wanita ini begitu mulia.... Aku telah mengecewakanmu, Ma.... masih teringat jelas bagaimana reaksi mu ketika tau kalau aku, anak lelaki satu-satunya milikmu ternyata adalah seorang gay..... Bagaimana saat orang tua Bragi mendatangimu dan melaporkan hubungan yang terjalin antara aku dan Bragi.....
"Memalukan....." Rutuk mama Bragi waktu itu..... sedang bapaknya yang datang dengan istri mudanya, memandang aku dengan tatapan yang begitu ganas.....
"Apa kata orang nanti????"
Mama hanya diam dan mendengarkan nya sambil sesekali menyeka air matanya.... Mama memang wanita paling mulia yang pernah kukenal.... Aku tau, dia sudah mengetahui hubungan istimewa ini jauh sebelum orang tua Bragi ini datang....
"Mama dan Papa ngga berhak mengatur hidup Bragi sekarang.... Mama dan papa cuma takut malu kan??? Apa ngga terlambat setelah sekian tahun melupakan kehadiran Gie....."
Bragi hanya berteriak dan seperti orang kerasukan, dia dipegangi oleh kedua kakak laki-lakinya.....
"Maaf ibu dan bapak..... Aku hanya bisa mengembalikannya kepada mereka.... Mereka sudah cukup dewasa untuk menentukan hidup mereka sendiri..... Silahkan bapak dan ibu pergi...."
Kata2 itulah yang terakhir diucapkan mamaku.... Mama yang dengan tegar menghadapi tekanan dari kedua orang tua Bragi dan dengan badan yang sedikit bergetar masuk ke dalam kamarnya dengan pipi yang penuh dengan airmata....
"Brahm... antar mereka keluar....."
Pertemuan ketiga kita terjadi tak sengaja....
Wisata kuliner.... canda teman sekantorku.... sore itu sehabis kerja, dengan isengnya aku dan 3 teman kantorku menaiki sebuah taxi dan berangkat ke pancoran di daerah kota. Sudah menjadi ritual setiap minggunya kami mencoba makanan di restoran2 yang lain2.... kebetulan kali ini, kami ingin mencobai makanan Chinese Food....
SIAW A TJIAP.... restoran yang di rekomendasikan oleh ko Anto, salah satu klien Rini yang cukup terpandang di bilangan Mangga dua ini.....
Ketika selesai makan, kami berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing. Aku berjalan ke arah belakang, mendekati sebuah gedung tua yang terlihat sudah dekil, namun menurut data adalah salah satu pengeruk uang terbesar selain Tanah Abang....
Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 7:30.... sekeliling sudah gelap, dan kelihatannya hujan akan segera turun... Dasar gendeng, aku dengan cueknya masih melihat2 sekeliling... Apalagi diseberang gedung itu terlihat beberapa toko masih buka yang menjual pernak pernik Imlek.
Rasa penasaran membuat aku melangkahkan kaki ke ruko 3 lantai itu dan ketika sudah dekat, aku melihat seseorang yang aku kenal.... sosok yang beberapa hari terakhir membuatku tak bisa tidur nyenyak....
"Hei, Brahm....." Sapa sosok itu...
"Hai, Gi... ngapain disini>????"
"Ini, lagi beli hiasan Imlek untuk kantor...."
Dia memintaku untuk menunggunya...
Aku tak tau apa yang merasukiku.... Ketika dia mengajakku ke apartemennya di bilangan kemayoran, aku mengiyakannya... apalagi dijanjiin akan diantar pulang, secara hujan mulai mengguyur langit Jakarta....
Begitu memasuki apartemennya, aku mulai mengerti, akan kegemarannya mengumpulkan mainan..... Di ruang tamunya yang kecil terlihat penuh Patung Spiderman dalam segala ukuran mejeng di rak-rak yang dibuat begitu khas dan unik...... Wow.....
"Wah..... keren..... keren banget....."
Dia tersenyum seakan mengucapkan terima kasihnya... kemudian dia membawaku ke sebuah kamar di apartemennya. Ketika dia membuka kamar itu, aku terhenyak.... Ini mah bukan kamar... INi lebih lengkap dari toko mainan..... Kamar berukuran kira-kira 4X5 itu benar2 dipenuhi mainan-mainan yang terlihat banget kualitasnya yang bagus.....
"Kamu tunggu sebentar ya, aku ambilkan minum....."
Aku masih mengagumi keindahan mainan2nya ketika Bragi membawa masuk segelas coca cola. Aku meneguknya perlahan.....
Selanjutnya, mataku terasa berat... rasa kantuk yang tak bisa kutahan lagi....
"Gi, aku rebahan sebentar ya di sofa kamu....."
Dia hanya tersenyum nyengir.....
diana kan musuh Monx rebutan mainan di ruko ntu....
tapi, baidewei eniwei baswei Brahm siape ya??? sering ke ruko ntu ndak???
wah, ketauan dah.
"Gi.... apa yang terjadi?"
Aku memandang mukanya yang sembab.... sepertinya dia baru menangis.
"Maafkan aku, Brahm....."
Aku teringat sekarang. Semalam, aku minum air yang diberikan Bragi. Kemudian aku merasa pusing dan aku akhirnya merebahkan diri di sofa ruang tamu apartemennya. OMG, apa yang telah terjadi?? Apa yang telah diperbuat Bragi padaku? Mengapa aku bisa dengan polosnya ikut ke apartemen dia semalam? Mengapa aku mau menerima minum darinya, padahal aku baru mengenalnya beberapa hari yang lalu?
Aku memandang ke dalam selimut yang menutupi badanku. Arg... untung bajuku masih ada....
"Tenang, Brahm.... tidak ada apa yang terjadi...."
"Apa yang kamu lakukan ke aku, Gi?"
"Aku.... aku... " Dia hanya bisa tergagap.....
"Katakan, Gi.... apa yang kamu lakukan?"
Sementara dia hanya diam menangis, aku mencoba untuk bangun. Ada sedikit berat terasa di kepalaku. Namun aku mencoba semampuku.... Tampaknya dia tidak akan bisa menjawab dalam kondisi ini, tapi aku serasa muak.... kesal... marah..... dan pusing.....
Ahirnya aku berhasil berdiri walau kepala masih serasa berkunang-kunang. Aku melirik jam dinding di dekat pintu kamarnya.... jam 3.... berarti sudah hampir 6 jam aku tertidur.... Benarkah dia telah menaruh obat tidur kedalam minumanku? Lalu mengapa dia tidak melakukan apa-apa kepadaku?
Aku tak peduli lagi dengan pertanyaan-pertanyaan di dalam benakku ataupun kondisi Bragi yang sekarang sudah terisak entah karena apa... Aku tak peduli lagi... Aku berjalan terhuyung keluar dari kamarnya dan meraih jaketku di sofa ruang tamunya dan akhirnya berhasil membuka pintunya dan berjalan keluar.....
Beginikah rasanya kamu waktu itu, Gi....
Kalau saja kejadiannya seperti waktu itu... Kamu bangun dan aku sedang
duduk disini.... Aku akan menangis, melebihimu hari itu.....
Sudah beberapa hari ini Bragi mencoba menghubungiku. Semua telpn yg masuk aku reject.... tampaknya dia belum menyerah juga. Aku belum bisa memaafkan dia seperti yang dia minta di sms nya... hanya kata maaf yang terus menerus memenuhi inbox ku....
Aku peduli setan dgn missed call nya Bragi juga mencoba melupakan pesona apapun yang tersisa dalam diriku ini. Rasa tertarik yang dulu ada kini sudah berubah jadi jijik.... ngga respect.... ill fill.... dan marah.....
"Pak Brahm, ada tamu...." Kata operator di telpon kantorku...
"Suruh masuk aja, Sin.. Thanks ya..." sahutku....
Ketika makhluk itu masuk, aku terhenyak.... Bragi....
"Ada apa kamu kesini?" ketusku....
"Aku datang untuk minta maaf, Brahm...."
"Ini jam kerja, Gi..."
"Aku tak peduli, Brahm... kamu ga pernah membalas sms ku dan ga mau terima telponk.... Aku harus minta maaf sama kamu...."
"Ya sudah... pulang sana... aku sudah memaafkan kamu...." Dalihku hanya supaya dia keluar dan pulang.... jangan sampai diketahui oleh teman2 sekantorku.....
Sorenya, aku memenuhi janjiku menemui Bragi untuk menghindari kejadian2 yang tak diinginkan di kantorku... Aku terpaksa membatalkan janjiku dengan Lily untuk ke rumahnya... Entah mengapa, Lily juga jadi begitu maniak akhir-akhir ini mengajakku bercinta.....
"AKu udah kangen, Brahm...."
"Iya, aku tau, sayang... tapi aku sudah janji sama Pak Adi menyelesaikan berkasnya malam ini.... besok aja ya.... janji deh..."
Lily selalu percaya dengan segudang alasanku.... bukannya aku tak mau, tapi memang bercinta dengan wanita tidaklah semenarik dulu sebelum mengenal Guntur... Sejak kisah hebat itu, aku jadi lebih merindukan pelukan hangat tangan kokoh...
Aku memilih tempat yang lebih ramai, karna aku takut akan terjadi seperti yang kemarin. Kafe Ohlala menjadi saksi kami berdua malam itu. Suasana M2 square yang tak begitu ramai mendukung juga untuk kami bisa berdialog lebih leluasa....
Bragi menceritakan semuanya padaku akhirnya.... tentang ortu nya yang sama-sama sibuk, papanya direktur salah satu bank di Indonesia, mamanya manager pemasaran salah satu perusahaan asing diIndonesia, sering meninggalkan dia dan kedua kakak lelakinya... kemudian ketika kedua kakaknya lulus dari SD, mereka dikirim ke Singapura untuk melanjutkan sekolahnya. meninggalkan dia sendirian tanpa teman....
Bragi menceritakan bagaimana dia sering ditinggal di rumah sendiri bersama supirnya yang ternyata seorang fedofil... Dia dipaksa mengulum penis sang supir saban hari... sampai waktu sekolah menengah ortu nya bercerai dan Bragi memilih tinggal di rumah neneknya di Sumatra....
Lulus SMU, Bragi kembali ke Jakarta dan kuliah di salah satu universitas elit di Jakarta.... Uang bukan apa-apa buat dia, ortunya masih mencukupi semua kemauannya. Ia bahkan dibelikan sebuah apartemen dana akhirnya dia memilih tinggal sendiri tanpa pembantu.
Aku hanya mendengarkan semua kisah hidup Bragi sambil sesekali menahan tangis mendengar kisah nya yang ternyata begitu menyakitkan...
Rupanya apa yang terjadi waktu kecil mengubah semua perspepsi Bragi tentang cinta dan mungkin berkelanjutan ke orientasi seksualnya.... Uang yang banyak membuat dia sering menyewa "kucing" atau ke panti pijat hanya untuk mendapatkan cinta sesaat....
Tentang keinginannya untuk bisa seperti SPiderman, meloncat dari satu gedung ke gedung yang lain.... Itukah hasrat dalam dirimu, Gi....
Malam sdh hadir ketika Bragi menceritakan kesadarannya ketika berjumpa dengan aku. Ia mengaku dia jatuh cinta pertama pada pandangan pertama yang langsung kujawab dgn "Bu*l Sh*t"....
Bragi juga akhirnya mengakui kalau malam itu dia berbuat nekat karna dia takut aku akan menolaknya apalagi dia tau aku sdh punya Lily.... Dia akhirnya berniat untuk memperkosaku dan kemudian dia yakin aku akan menyukainya.... Niatnya di urungkan ketika dia sudah membuka semua bajunya dan melihatku tidur dengan nyenyaknya.... dia mengaku dia terlanjur benar2 jatuh cinta padaku sehingga dia tidak tega melakukannya.... akhirnya dia hanya memandangiku tidur dan entah mengapa menurutnya, dia menemukan sebuah kedamaian... (Pintar juga ya rayuannya...)
Aku sedikit terhanyut dalam ceritanya.... tapi aku benar2 ga bisa dan ga mau lagi kembali ke jalan yang pernah membuatku begitu menderita... Aku ga mau lagi jadi korban... dan yang terpenting, aku mau hidup normal....
Ketika dia menyelesaikan ceritanya yang memakan hampir 2 jam itu, aku tak kuasa menitikkan sebutir airmataku.... Dia hanya menunduk dan kelihatan mendesah... sementara mataku menangkap pelayannya yang menatap tajam ke arah kami berdua yang duduk di pojok dan terlibat percakapan begitu serius.... aku jadi risih...