BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Cerbung : Give Him To Me

edited March 2010 in BoyzLove
Lam Kenal...gue anak baru disini..
mau ikutan bikin cerita...hehehe
mohon maklum klo banyak salah^^

EPISODE I

Awalnya aku bingung. Banyak sekali cewe2 cantik dan seksi, tapi aku benar-benar ga tertarik dengan satupun dari mereka.

*****

Namaku Rio, aku seorang laki laki yang sadar akan ke gay-an nya sejak umur 14 tahun. Dan delapan tahun telah berlalu, sekarang umurku menginjak umur 22 tahun.

*****

"Mau makan apa ya malam nanti?" gumamku, tiba tiba seseorang menabrakku dari belakang.

"Brukk!"

"Aduh, MAAF!"

Suara yang cukup tegas dan lantang. Kulihat seorang laki laki yang sebaya denganku, bertubuh mungil nampak tergesa gesa.

"ga papa" jawabku sambil membantunya berdiri. Kemudian dia mendongak ke arahku, wajahnya imut, manis dan tanpa dosa, kulitnya putih, benar benar seperti seorang cewek. Aku yakin cowo normal pun setidaknya akan tertarik melihatnya, apalagi aku, tidak seperti kebanyakan gay lainnya yang menyukai cowok bertubuh kekar, aku justru menyukai cowok yang imut seperti cowok di hadapanku ini.
Spontan aku merasa salah tingkah, lalu berusaha bertindak sewajarnya.

"kapan dilepasnya?"kata cowok imut ini polos, bagaikan disambar petir rasanya, menyadari bahwa tanganku masih menggenggam tangannya sejak membantunya berdiri tadi.

"oh maaf, kamu ga apa-apa kan? ada yang luka?" ujarku mengalihkan perhatian.

"belum tahu, kan belum dicari." jawabnya tersenyum manis sembari menepuk nepuk celananya.

Buseet..senyumannya manis banget. Ingin rasanya kulumat habis bibir merah mudanya itu.

Tiba tiba di tengah lamunanku dia berkata
"eh, aku cabut dulu ya, buru-buru nih. Nama kamu siapa? Jurusan apa?"

Aku langsung menjawab "Rio, jurusan akuntansi, klo kamu?"

"Evan,jurusan sastra. Lam kenal ya!"

dia berlari menuju gerbang keluar kampus.

Oh,jadi namanya Evan. Nama yang cukup bagus. Pikirku.

*****

Comments

  • *****

    "PIP!!" Suara handphoneku memecah lamunanku.
    Kulihat sms dari temanku yang menanyakan jadi atau tidaknya rencana ngegym hari ini.

    Aku memang tipe cowo yang begitu addicted terhadap futsal,gym,dan tantangan. Bisa dibilang gara-gara hobiku ini, bodyku terbentuk menjadi seperti body para bintang iklan parfum axe. Didukung tampangku yang di atas rata-rata ini yang membuat banyak cewek-cewek mendekatiku.

    Tanpa basa- basi langsung saja aku melesat pergi ke tempat gym yang sudah direncanakan.

    *****

    Di tempat gym bisa kulihat ada segerombolan gay sissy yg sepertinya datang hanya untuk cuci mata. Aku kurang suka dengan mereka yg sissy, bukan maksudku mendiskriminasikan mereka, namun karena kadang mereka terlalu lebay dan berlebihan dalam menggunakan bahasa-bahasa 'aneh' mereka. Di tempat ini mereka nampak liar menatap tubuh para pelanggan gym yang sedang berlatih.

    *****

    Di sudut ruangan fitnes,kulihat Adi melambaikan tangan, isyarat memanggilku untuk mendekat. Adi adalah teman gay ku yang pertama. Kami bertemu di tempat fitness ini. Namun kami tidak saling menyukai, bagiku dia adalah teman seperjuangan..karena begitu banyak kesamaan pada diri kami..bahkan tipe cowok kesukaan kami pun sama.

    "Gila Di..tadi gue dtabrak cowok imut bgt! Iri kan lo?" nadaku meninggi namun tetap dengan suara berbisik.

    Sambil tersenyum kecut, Adi menjawab "ah, gak bakalan seimut cowok yg tadi bukunya ak temuin di warung mie bu Inah"

    *****
  • blom ada yang komen?
  • *****

    "hahaha, ketawan banget lu ga mau kalah, pake bikin cerita nemuin buku segala." sahutku.

    "beneran! Namanya Evan!"jawab Adi meyakinkanku.

    "Evan?? Yang tadi nabrak aku juga namanya Evan. Jangan - jangan orang yang kita maksud sama Di?"

    Adi nampak kaget, aku pun tak kalah kaget. Adi langsung menjawab

    "pokoknya dia targetku!"

    tak ma kalah aku pun menanggapi serius

    "gak bisa, dia targetku!"

    Dengan nada meledekku, Adi menimpali lagi

    "kau kalah, aku sudah punya nomer handphonenya, tertulis jelas di bukunya, makannya tadi aku sms dia buat ngasih tau bukunya ketinggalan, beruntung juga jadi orang baik ya. Hahaha"

    tawanya membuatku sedikit jengkel. Oke, kali ini posisimu lebih unggul satu langkah dariku. Tapi lihat saja nanti, dalam hati aku bertanya - tanya, bagaimana caranya mendekati Evan.

    Kupikir, aku lebih beruntung, aku berada satu kampus dengan Evan, sedangkan Adi tidak.

    *****

    Satu minggu berlalu begitu cepat, entah malaikat apa yang hinggap padaku, hari ini aku berjumpa dengan Evan di kantin dan dia menyapaku.

    "hai, Rio kan?"

    Tak tahu kenapa, kata - kata sapaan itu membuatku gemetaran dan senang yang terlalu dalam.

    "iya" sahutku "kamu Evan kan?"

    kulihat wajahnya senang karena aku masih mengingat namanya.

    "oh iya, duduk aja di mejaku, sekalian kenalan sama temenku namanya Adi" kata Evan.

    "Deg" serasa mau berhenti jantungku, melihat Adi ada di lingkup kampusku. Usahanya lebih gila dari apa yang kupikirkan.

    Akhirnya aku duduk di meja dengan 4 kursi, aku, Evan, dan Adi duduk satu meja.

    "ha ha, gak nyangka kalian berdua udah saling kenal!" Evan tertawa sembari menjejali mulutnya yang begitu imut dengan sedotan.

    *****
  • Jangan-jangan dah ditidurin juga.... :shock:
  • Jangan-jangan dah ditidurin juga.... :shock:

    waduh mas esa... jangan bikin orang jadi down donk...
    liat tuh.. anaknye kaga posting lagi...

    @evan_lover: terusin aje perjuangan loe!!! jangan mau kalah sama yang namanye adi!!! Ganbatte!!!!
  • *****

    Begitulah, seiring berjalannya waktu, kami bertiga lambat laun menjadi semakin akrab.

    keakrabanku dengan Adi sebelumnya, bukanlah suatu kebetulan dan bukan hanya karena kami seperjuangan..

    dibelenggu oleh rasa penasaran, aku dan Adi yang waktu itu sama - sama masih virgin memulai sebuah hubungan, entah gila atau tidak, aku dan Adi pernah mencoba untuk menjadi kekasih. Aku yang masih kikuk ditambah Adi yang pada saat itu tidak tahu apa apa membuat keputusan untuk berpacaran.
    Aku yakin benar bahwa Adi bukanlah tipeku dan aku bukanlah tipenya. Tapi rasa penasaran itulah yang mengalahkan semuanya.

    Malam itu hujan deras dan aku masih berada di rumah Adi. Biasa, orang - orang bilang namanya apel pacar.

    tak pernah terpikir olehku sedetikpun bahwa malam itu akan menjadi malam yang paling aneh dalam hidupku. Status kami sebagai kekasih ditambah rasa penasaran kami membuat kami saling memandang dan seperti memberi isyarat untuk memulai pertempuran.

    sambil malu - malu dan terus membuka baju, aku dihadapkan dengan sesuatu yang sedikit banyak sama dengan tubuhku, otot otot yang merekah di tiap anggota tubuh, perut sixpack yang sedikit berisi dan kegagahan pundak seorang pria, serta lengan yang kokoh.
    Semua itu sama sekali tidak menggugah 'adik kecilku' untuk siap bertempur.

    hal yang sama terlihat di mata Adi, tak nampak sedikitpun nafsu di matanya.

    hingga akhirnya aku memberanikan diri meraba raba tubuhnya, begitu pula Adi mulai meraba raba tubuhku..

    *****
  • kalo ga sampe pada napsu curiga pada main congklak nih lanjutannya :lol:
  • *****

    Rasa geli dan aneh mulai bercampur aduk, rasa penasaran yang membelenggu selama ini akhirnya sirna.
    Dimana tangan kami saling meraba-raba, hanya kegelian semata yang ada.

    kami sama-sama tidak 'bangun', rasanya aneh hingga kami berdua saling bertukar pandang dan tertawa bersama, tawa ini sungguh tulus dari dalam hati.. Semenjak kejadian itulah aku dan Adi menjadi sahabat.

    Namun aku tak menyangka, bahwa Adi lah yang menjadi rival cintaku.

    Sejenak aku memikirkan taktik yang akan kujalankan untuk menggapai cintaku. Kumulai dari menyelidiki siapakah Evan sebenarnya.

    Hari itu aku menjumpai Evan di fakultas sastra. Kulihat Evan sedang berkumpul dengan teman - temannya. Bisa melihat Evan tiap hari merupakan suatu anugrah bagiku.

    Aku menghampiri Evan untuk mengajaknya ke kantin.

    "Van, ikutan gak ke kantin?"

    Teman temannya nampak penasaran dan satu dari mereka bertanya pada Evan

    "siapa tuh Van?"

    dengan santainya Evan menjawab "kenalin, pacar baruku nih!"
    entah harus senang atau malu,aku benar benar tidak tahu.

    Terdengar suara2 tawa dari mulut teman temannya.
    "iih, Evan homo ya?" ledek seorang temannya.

    Evan hanya tertawa, dan menganggapnya sebuah lelucon.

    Apakah ini merupakan sebuah harapan untukku?

    atau hanya harapan kosong?

    *****
  • Van lanjutin lagi dunk ceritanya,, bikin penasaran aja neh.....
  • *****

    Begitu kami sampai di kantin, Evan bertanya padaku

    "Mau makan apa Ri?"

    begitulah cara dia memanggilku, berbeda dari orang lain yang biasanya memanggilku Yo.

    "Makan nasi goreng aja deh, klo kamu?"

    "Sama deh nasi goreng aja"

    sambil menunggu pesanan, tanpa sadar aku memandangi Evan, entah apa yang membuatku tak mau melepas pandanganku darinya, hingga seseorang menepuk bahuku dari belakang.

    "Hai Yo makan kok ga ngajak - ngajak gue sih?"

    Oh My God... lagi - lagi Adi menggangu saat - saat dimana aku bisa berduaan dengan Evan.

    "Say, ayo gabung", celetuk Evan.

    DEG!! aku begitu kaget mendengar ucapan Evan memanggil Adi dengan sebutan say...

    "Sayutiiiii" celetuk Evan sambil tertawa..

    Untunglah, kupikir mereka jadian...TIDAK itu gak boleh terjadi, Evan harus jadi milikku.

    *****

    Pulang kuliah aku sungguh sangat capek, tiba - tiba aku menerima sms dari Evan, isinya sederhana tapi mampu membuat seluruh rasa capekku hilang.

    "Udah makan Ri?"

    itulah beberapa kata ajaib yang membuat rasa capeku hilang, sangat konyol namun aku yakin ini normal dirasakan oleh orang - orang yang sedang kasmaran.
    Aku segera saja membalasnya.

    "Belum. kenapa emangnya? mau pergi makan bareng?"

    Sms kukirimkan sambil merebahkan diri di kasur, nampaknya aku butuh kata - kata ajaib lain yang bisa membuatku makin bersemangat. Tak lama satu sms lagi masuk ke hpku.

    "Maunya sih gitu Ri, tapi apa kamu ga capek?"

    Wow, aku merasa Evan mulai memperhatikanku,,sejauh ini dia tak pernah sms semacam ini....

    "Lumayan capek, tapi kalo makan berdua sama kamu mah aku lupain dulu deh capeknya,hehehe"

    Aku mulai mencoba taktik yang sudah kurencanakan, memberanikan diri sedikit menggodanya dengan kalimat tadi,,,namun aku kurang berani menekan tombol send,,,hingga aku merubah isi sms ku

    Lumayan capek, tapi ayo2 aja, aku juga kebetulan laper. hehehe"

    aku merasa bodoh,,,tapi tak apa lah, semua harus berjalan pelan pelan. aku masih takut kalau ternyata Evan adalah seorang straight, jadi aku harus pelan - pelan mendekatinya.

    Evan membalas smsku yang isinya benar - benar membuatku ingin meloncat tinggi menembus langit - langit rumahku...

    "Kita makan di Cafe Red Sauce ya, tapi kamu jangan ajak siapa - siapa, aku mau berdua aja, ada sumthin mau aku omongin ke kamu. Bisa jemput aku?thx =P"


    Oh Tuhan,,,,siapa yang tau kalo sms seindah ini ternyata menjadi awal dari kekecewaan beratku....

    *****
  • lanjut..... kerennn...
    menarikkk...
  • Lanjuut mas..
    Dah mulai asoy tu critany.
Sign In or Register to comment.