setiap sore saya keluar untuk sekedar melihat senja. letaknya ada di belakang gedung gymnasium kampus saya. biasanya saya nongkrong disitu sambil melamun. lihat awan, menunggu senja, atau lebih banyak lihat orang-orang yang menggunakan lapangan sepak bola untuk berolahraga sore.
tak jarang beberapanya ada yang lari sore mengelilingi trek. suatu kali saya melihat salah satu dari mereka. seorang pemuda belasan tahun yang mengenakan baju biru dan celana pendek lengkap dengan sepatu sport-nya. dari aktifitas larinya yang berstamina saya tahu kalau dia gemar berolahraga. tubuhnya memang belum menonjol tapi ia cukup proporsional untuk pemuda seusianya.
sejak saat itu saya selalu rajin ke belakang gim dan menyaksikannya demikian. saya tahu saya akan memerhatikannya dari jauh dan itu saja terasa cukup. saya juga tahu kalau saya membayangkannya saja ketika itu: membayangkan menjadi sahabatnya atau bahkan lebih dari itu. yang jelas saya tidak mau membayangkan kalau akhirnya saya akan jatuh cinta kepadanya.
saya tahu selama setahun ini saya menunggu untuk jatuh cinta. barangkali dialah orangnya. tapi saya merasa malas untuk mengakuinya. karena saya tahu batasan dan konsekuensi yang harus saya tanggung kelak. semua ini tentang berbagai kemungkinan yang buruk. tentang bagaimana kalau saya jatuh cinta sama cowok straight? terus kalaupun dia gay, apa mungkin dia mau sama saya.
barangkali saya terlalu malas mengenai hal itu namun saya tidak cukup malas untuk melihatnya setiap sore. sampai senja muncul dan dia tiada. saya akan tetap berharap Tuhan masih memberi nafas untukku agar ia masih dapat saya tangkap meski dari kejauhan.
Comments
gw juga mau nangkring di kantor papa sambil liatin dia jalan kaki stlh kelasnya slesai ntar sore
gw juga ga brharap lebih slaen mlhatnya dari kejauhan
ya walopun saat ini gw emg lagi cari tau nama dia, paling ngga kalo suatu saat berpapasan gitu, gw bisa panggil namanya n basa-basi gitu
emang bung rijal ga mau skedar tau namanya aja?
dan tak berani melangkah lbh jauh lagi dengan segala konsekuensi yg harus di tanggung (walopun dia lurus atau bengkok)
tapi tak ada salahnya menjadi teman
Tapi janan sampai bilang kok dia bisa dapat bf aku enggak
Semua hal didunia ini ada konsekwensinya, jika mang kamu takut ya gak usah menjalani tapi jangan ngiri pada orang yang berani berjuang
....and you don't mind?
:?: