Gw cuma mo share aja dikit, soal media, terutama televisi.
Kenapa bandingin ama mexico? Two things
(1) dalam soal ekonomi emang banyak kemiripan antara indonesia dan mexico; Jadi dengan asumsi duit yang dimiliki tidak jauh berbeda untuk men-setup itu, kenapa indonesia dan mexico berbeda dalam aspek ini?
(2) gw taunya mexico.
Di mexico sebagian besar channel TV publik emang sampah, isinya telenovela, variety show, gosip selebritis, berita2 sensasional dan konyol, mirip lah kayak sebagian besar TV publik di indonesia.
Tapi setidaknya ada 2 channel, yang gak kayak gitu: OnceTV (
http://www.oncetv.ipn.mx/) dan Canal22 (
http://www.canal22.org.mx/index.html)
OnceTV itu terafiliasi sama salah satu universitas terpenting di mexico (Instituto Politecnico Nacional), sedangkan Canal22 itu dikelola oleh semacam lembaga budaya dan seni nasional.
Kadang2 aja sih gw liat TV, tapi yang gw amati dari content canal itu, itu kayaknya membantu banget pemirsanya untuk "belajar" dari sejarah (nasional dan dunia), kebudayaan (baik itu dari dalam, maupun negeri lain), dan sepertinya hampir gak ada kekangan / prejudice. Contohnya gini: kemarin gw liat ada spot jeda, 2 menit, animasi dengan narasi mengenai folklore / cerita rakyat dari negeri india, yang membantu setidaknya mengusik imajinasi, curiousity mengenai india, learn a little thing about other culture in a positive light, etc.
Hal-hal kecil macam itulah dan banyak. Gw terus coba bandingin ama TV di indonesia, kayaknya jarang gw liat yang kayak gitu. I was wondering: apa ini karena kefanatisan agama? Bayangin aja: kalau seseorang udah merasa superior, tentunya akan memandang rendah yang lain-lainnya kan? dan tidak merasa perlu untuk "belajar" dari yang lain itu. Gw sih curiganya gitu.
Apa mungkin ada TV indonesia yang berorientasi budaya dan sejarah kayak gitu, dan gak menutup diri dari budaya-budaya luar, __segala penjuru__, secara relatif berimbang?
Gw rasa itu akan membantu sekali untuk masyarakat kita. Sepertinya masalah2 sosial di indonesia itu sebagian besar terkait dengan sindrom katak dalam tempurung, akibatnya ya kita jadi masyarakat yang gak punya view internasional, akibatnya, ya dalam pergaulan internasional jadi kikuk / awkward (ngumpulnya ya sama bangsa2 kikuk lainnya yang kebanyakan bercokol di timur tengah)... ujung2nya, seperti layaknya inferiority sindrom, berujung pada sikap konfliktif terhadap dunia luar.... Aduh jangan sampai deh.
Atau mungkin "kekatakdalamtempurungan" itu yang emang ingin dipelihara dan dipupuk oleh kelompok2 tertentu?
Comments
TPI yang merupakan Televisi Pendidikan Indonesia, telah lama menghilangkan program pendidikannya dan digantikan oleh acara-acara idol dangdut gak jelas..
Parahnya lagi, acara-acara TV di Indonesia banyak memberikan kenyamanan bagi para kaum hawa berupa gosip, sinetron dan idola.. Acara untuk anak tuh dikit banget, aku masih ingat, jaman dulu kecil, di TVRI ada acara si Unyil, tuh acara doyan banget aku tonton, apalagi ada Pak Raden, takut aku ama kumisnya..
Sekarang, acara anak dikit amat, malah kartun yang memberikan pemahaman kekerasan yang biasanya dapat ditiru oleh anak-anak tadi..
Mau menjadi negara bebas dan demokrasi, tapi masih ada lembaga pengawas berita.. Pengaruh moral memang harus tetap dijalankan agar anak dan cucu kita menjadi pemimpin yang bijak di masa datang, tapi jangan sampai berita yang kita terima harus di sensor dan dimanipulasi demi kepentingan seseorang...
At least, di bidang berita, metrotv ud memberikan angin segar tentang pemberitaan yang aktual di Indonesia, namun harus memiliki saingan sehingga berita yang mereka berikan dapat memiliki perspektif berbeda.. Sekarang metrotv masih berjaya dengan slogan chanel berita tv pertama di indonesia, saya yakin ke depan, akan ada stasiun tv baru yang bersaing dengan keberadaan metro tv..
untuk segi mutu, tv indonesia kebanyakan sinetron gak jelas.. cinta.. sma.. dan religi.. mbulet aja seputar itu, gak pernah abis.. tapi beberapa bulan ini, reality show mulai digandrungi..
gak munak, saya suka tuh acara orang ketiga, reality show yang mengungkap hubungan gelap seseorang yang sudah berkomitmen dengan orang selain pasangannya.. ternyata, hal ini sudah common terjadi di masyarakat indonesia.. gak nyangka kan??
ke depan, masa depan tv di indonesia masih berputar pada sisi komersil, padahal, di luar negeri, channel discovery sangat bagus, kenapa gak di tiru? Indonesia itu kan diversity, lalu kenapa gak di film-kan? dibuat yang menarik, tiru tuh channel.. hewannya kek.. adatnya lah.. walau ada acara sejenis wisata, hal itu masih kurang efektif, kalo pemerintah tidak mau ikut campur menangani 'eksploitasi' indonesia dengan media ini.. katanya 'visit indonesia', gimana bisa kalo gak ada hal yang bisa diceritakan ke orang lain, padahal yang paling gampang, yah melalui media.. TV dan internet..
Mungkin juga, ini terkait dengan jenis negara kita yang masih digolongkan sebagai negara berkembang, pola pikir masyarakat kita masih belum bisa menangkap dan menginginkan TV yang memberikan 'kebaikan' bagi masyarakatnya, yaitu pendidikan. Lalu salah siapa? Masyarakat? Padahal kita memiliki pemerintah, kalau mereka bisa sedikit memaksakan, tentu saja masyarakat akan menerima, tapi kalo sudah terlalu lama dibuai dengan 'sampah' yang kita terima sekarang dalam pertelevisian kita, apa masih bisa untuk berontak?
aku sih tipe org yg jrg ntn tv, krn wkt luang gw kbykan buat istirahat.. hehe.. jadwal kerja padat sih.. kalo pun ada wkt, aku ntn channel luar kok, kota aku deket ma SGP n MLYS sih, trus jg udh berlangganan cable tv jd ntn itu lbh bermanfaat.
pemirsa kan pny byk pilihan, pilih aja yg terbaik..
Ini akar permasalahannya babe... 8)
Mereka pilih aman, yang penting rating tinggi, iklan jalan terus.. yah, prinsip ekonomi masih nomer satu di sini, betul gak?? D+amn, gmn mau maju ne Telivisi di Indonesia, kyk penjual buah aja di jalan, satu gang penuh penjual buah, apa mereka g rugi klo pembeli g milih mereka n beli disebelah mereka.. Acara tv kita seragam.. jrg perbedaan, kyk tuh pedagang buah..