BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Living With My Cousin [E-Book Re-Release]

1568101131

Comments

  • Lama banget uploadnya...
    Bikin kecewa aja...
  • hari16 wrote:
    Lama banget uploadnya...
    Bikin kecewa aja...
    gue kok jadi melayang-layang membayangkan si joshua nya....terlalu perfect.... :lol: :lol: :lol:
  • sabar episode 10 dan 11 akan upload bersamaan...!
  • ade_man wrote:
    hari16 wrote:
    Lama banget uploadnya...
    Bikin kecewa aja...
    gue kok jadi melayang-layang membayangkan si joshua nya....terlalu perfect.... :lol: :lol: :lol:

    Kok tokoh joshuax ni gw berasax mrp bgt karakterx ma brian d qaf us version.
    Bdax cman,kalo c brian it truly gay.
  • Huhuhuhu lama bener seh kaka? T_T

    Btw met taon baru yah all :D
  • ini lanjutanye maneeee?? dah kburu garing gw nungguin..huhuhu
  • Maaaf... Gua belum sempet-sempet nulis Episode 10nya...
    Gua janji bakalan Upload Episode 10 dan 11 Sekalian!
    Sabar ya!
  • gpp lama dikit asal ceritanya bgus... jgn krn dikejar deadline jd aneh ceritanya.... tp jgn trllu lama jg bozzz hehehehe
  • Bro... Gua kan janjian Upload 2 episode sekaligus Hari kamis nanti. Tapi berhubung gua udah kelar episode 10. Gua Upload aja sekarang yang episode 10nya.
    Episode 11 Hari kamis nanti! oke!
    ___________________________________________________________

    Living With My Cousin
    Episode 10 : Yang Terjadi Di Tanggal 26 Desember



    Senin 24 Desember

    Gua sudah tidur-tiduran di ranjangnya Jhosua sementara dia yang tanpa busana menyusun pakaiannya kedalam tas bepergiaannya.

    “Gua ya, minta dibawain oleh-oleh coklat, replika menara eiffel, majalah-majalah bokep paris, DVD-DVD bokep paris, baju, celana, celana dalam, baju dalem, gesper, sepatu.”

    “Buset, banyak amat. Gak mau ah.” Kata Jhosua sambil bertolak pinggang.

    “Yaaaah.... jangan gitu dong sob. Lo kan sohib gua. kasihlah gua sedikit kebaikan dari dirimu.” Gua pura-pura memelas.

    “Iya, tapi elo tuh minta oleh-oleh apa mau bikin gua miskin.”

    “Minta oleh-oleh lah. Lagian duit lo melimpah-ruah.” Kata gua. “Lo tu ye, enak banget. Natalan di prancis, sementara gua terkungkung di rumah gua.” gua lalu menambahkan dengan semangat. Dan ini pasti berhasil. “Kalo elo bawain semua oleh-oleh yang gua minta. Elo bakalan dapet Pijatan plus-plus Ala Aiga Dunnovan 3 kali, GRATIS! Tuh asik tuh. Special offer!”

    Jhosua tampak tergoda. Dia menatap gua lama sekali. Entah apa yang ada didalam pikirannya saat itu tapi gua yakin dia tergoda.

    “Oooh, jika elo mau membayar biaya tambahan sebesar 5 juta aja, elo bisa dapat tambahan free 2 kali pijat plus-plus ala Aiga Dunnovan. Plus super-super-duper sensational jerk-off service.” Gua memainkan jari-jari jangan gua.

    Jhosua mulai tersenyum. Hahaha.... dia pasti pengen.

    “Gimana?”

    “Boleh.” Jhosua termakan rayuan pulau Glodok. Pembeli yang lugu termakan tipu muslihat pedagang tingkat expert. “Elo bikin aja list oleh-oleh yang pengen gua bawain. Tar gua beliin.”

    “Asiiiik.” Gua tersenyum puas penuh kemenangan.

    “Tapi bener ya, sepulang dari sana elo harus mijit gua. Tiga kali. Pada saat suka dan duka, sakit maupun sehat...”

    “Dih kaya orang mau kawin aja. Lebay lo.”

    “Ya pokoknya kapanpun gua minta dipijit. Elo-harus-bersedia-mijit-gue!” Jhosua memberi penekana pada 5 kata terakhir.

    “Siap bos!”

    Gua kemudian mengambil kertas dan duduk dimeja kerja Jhosua. Mulai menulis apa aja yang harus dibawa Jhosua sepulangnya dari paris.

    “Jhos, elo punya Video ML lo sama lena?” tanya gua sambil menulis daftar oleh-oleh.

    “Enggak.”

    “Bikin dong. Biar gua tonton. Itu salah satu dari daftar oleh-oleh yang harus elo bawa.”

    “Kenapa emangnya?”

    “Gini. Elo kan enak. Udah akrab. ML ama dia udah gampang. Gua pengen liat itunya.” Kata gua.

    Jhosua senantiasa merekam beberapa aktivitas seksualnya dengan lawan jenisnya jika itu dirasa perlu. Dan 70% aktivitas seksualnya dia rekam dan disimpan secara rapih dan privat. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menyaksikannya dan salah satunya gua. Gua udah sering banget nontonin video Jhosua yang bercinta dengan wanita. Threesome, orgy dan lain-lain dapat gua saksikan dengan leluasa. Gua sempat khawatir bagaimana kalo sewaktu-waktu salah satu video itu tersebar.

    “Gila, gua gak tau dah bakalan gimana. Tapi pastinya gua bakalan marah aja. Malu sih enggak, secara itukan milik pribadi dan gua gak melakukan hal-hal aneh.” Kata Jhosua.
    Memang, aktivitas seksual yang ia rekam adalah yang masih dalam kategori normal. Kegiatan seksualnya dengan sapi sudah pasti tidak dia rekam. Begitu percayanya Jhosua dengan gua—dimana gua juga gak mau menyia-nyiakan kepercayaannya—Jhosua pernah menyuruh gua untuk ikut serta dalam proyek film terbarunya. Ya hanya proyek kecil namun sangat membuat gua nafsu. Gua dijadikan kameramen untuk merekam aktvitas onani Jhosua. Dimana dia melakukan onani ditempat tidur, balkon dan berkahir dibathub. Dan selama itu kita berdua bertelanjang ria melakukan proyek menggelikan itu.
    Dan setelah diedit dengan penuh rasa geli, akhirnya selesai juga video jerk-offnya Jhosua. video berdurasi 20 menit itu diburning kedalam sebuah DVD dan disimpan rapih. Menonton hasilnya gua malah jadi tertarik dan tertantang. Maka beberapa hari kemudian gua melakukan syuting video ala Sean Cody itu bersama Jhosua. dimana gua memperkenalkan diri, lalu melepas baju sampai bugil dan beronani. Gua lakukan di sofa, balkon, dan bathub. Dan asal tau aja, Jhosua konak selama mensyut gua. Apa benar ya cowok straight juga bakalan konak kalo ngeliat cowok lain beronani. Secara gua ngocoknya sambil menghayati dan mendesah-desah. Atau jangan-jangan Jhosua memiliki beberapa persen orientasi seksual ke pria. Tapi sudah lah. Gua anggap aja itu normal.
    Walhasil gua dan dia masing-masing mempunyai 1 video jerk-off sendiri-sendiri. Hahaha... beginilah kalo dua orang yang penuh pikiran bokep bertemu dan bersahabat. Maka hal-hal gila bakalan banyak terjadi.

    “Pokoknya elo harus rekam adegan ngefuck lo sama lena. Gua mau liat Jhos, Lena hot gak mainnya.”

    “So pasti gua rekam entar.” Kata Jhosua.

    Pukul sembilan pagi Jhosua sudah berpakain lengkap. Kaos putih yang ditutupi jaket coklat serta celana jeans dan sepatu putih sudah berhasil menutupi badan Jhosua dan membuat dirinya ganteng. Gua berpakaian dan turun kebawah untuk mengantar Jhosua.


    +++


    “Akhirnya elo pulang juga... inget rumah lo, nyet!” kata Chella, adik gua yang cantik itu. Beberapa bulan gak ketemu dia banyak berubah. Lebih cantik sekarang.

    “Ya iya lah.” Kata gua. “Elo juga sekarang keliatan cantik aja. Inget kodrat lo nyet!”

    “Yeeee... gua dari dulu emang cantik kaleee.” Adek gua gak mau kalah.

    Gua melenggang masuk kedalam rumah gua yang udah lama gua tinggalin. Rumah itu masih saja sama menyenangkannya. Bisa hangat saat dibutuhkan dan bisa dingin saat diinginkan. Kan ada AC. Nyokap gua yang sedang memasak keluar dari dapur dan menyambut gua.

    “Oooh Iga ku sayaaaang... kamu pulang juga akhirnya. Aduuuh, mama kangen banget deh sama kamu. Tambah ganteng aja lagi. Aduuuh... Jhosua pasti memelihara kamu dengan baik.” Kata nyokap gua sambil memeluk gua.

    “Apaan sih mama. Emangnya ternak. Papa mana?”

    “Papa lagi ke pesta kawinannya si Simatupang itu.” Jawab nyokap gua seraya kembali melangkah kedapur.

    “Mama nggak ikut?”

    “Males!” sahut nyokap gua dari dapur. “Lagian mama kan harus bikin banyak kue. Besok sodara-sodara banyak yang dateng. Ngomong-ngomong Jhosua gak ikut kesini?”

    “Apa, ma?!” seru gak yang sempat gak connect tadi.

    “Kamu nggak bareng Jhosua kesini?” nyokap gua berseru lebih keras lagi. Dasar orang batak, emang gak bisa ya nyamperin baru ngomong. Jadi gak perlu tereak-tereak kaya gini.

    “Dia tugas ke Prancis ma!” seru gua sama kerasnya dengan nyokap gua. Biarlah itu membudaya.

    “Waaah... mama mau dong dibawain coklat sama dia.”

    “Yang bener? Ntar biar iga teleponin. Dia janji mau bawain oleh-oleh buat kita.”

    “Ya udah, mama mau cokelat! Telepon sana!”

    “Entar!” seru gua.

    Haaaah... tak ada yang berubah setelah hampir 5 bulan gua tinggalin rumah ini. Semua masih sama aja. Yang berbeda paling hanya lebih berdekorasi. Ada pohon natal di pojok ruang tamu yang sudah dihias dengan indah. Ada hiasan-hiasan lain yang ditambahkan demi melengkapi suasana natal dirumah ini. Gua akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamar gua dan berisirahat. Lempar tas, lepas sepatu, kaos kaki, buka kaos, lepas celana dan langsung tergeletak hanya dengan boxer saja....


    +++


    Seperti biasa dan yang sudah mentradisi, gua sekeluarga bakalan kegereja dimalam natal ini. Oleh karena ini pukul setengah delapan malam kita semua sudah siap dengan pakaian rapih kita. Gua sudah berkemeja hitam dan bercelana jean biru gelap. Rambut pendek gua, gua beri minyak rambut dan dibentuk sedemikian canggihnya. Gua tampak 20 tingkat lebih ganteng dari sebelumnya...hahah, lebay!
    Sepatu kets putih gua kenakan dan melengkapi penampilan perfect gua malam ini. Memang ke gereja yang penting adalah hati dan niatnya. Tapi, kita gak bisa menutup fakta bahwa Gereja juga merupakan ajang Fashion Show... berjalan diantara deretan kursi-kursi gereja seakan berjalan di runway dimana para jemaat yang hadir seakan adalah karyawan majalah vogue atau elle magazine. Tidak cowok, tidak juga cewek mereka semua harus tampil wah setiap minggunya.
    Sama seperti malam ini. Gua sekeluarga berjalan bersama memasuki gereja. Ratusan pasang mata langsung menolah kearah kita. Tidak cowok, tidak cewek. Kita langsung menjadi titik perhatian. Kita berhasil masuk dalam ketegori Jemaat Fashionable... wuakakakak! Tapi itulah kenyataan. Setiap minggu gereja bukan hanya ajang mendekatkan diri ke Tuhan, tetapi juga ajang pamer martabat dan kelas sosial.
    Gua menyebarkan pandangan keseantero ruangan gereja. Memperhatikan apakah ada cowok atau cewek cantik yang lumayan buat jadi objek perhatian. Dan memang benar aja. Gereja ini cukup banyak digentayangi oleh mahluk-mahluk tuhan yang paling indah. Mereka juga berpenampilan luar biasa malam ini. Ada cowok ganteng berumur sekitar 25 tahun berpakaian tuxedo. Dia tampak cute. Ada lagi yang tampak gagah dibalik kemeja abu-abunya yang menampilkan otot-otot ditubuhnya. Seorang cewek cantik yang mengenakan gaun dan rambut ditata rapih membuat dirinya luar biasa cantik. Disisi lain ada gadis manis seperti model sedang berjalan menuju keluar gereja. Ia mengenakan kemeja putih polos yang luar biasa dan dipadu-padankan dengan rok hitam pendek dan sepatu boots setinggi lutut. Cewek itu luar biasa cantik, seksi namun tidak terkesan murahan.
    Salah seorang pendeta pernah mengatakan bahwa orang kristen adalah orang yang luar biasa. Mereka pergi kegereja dengan pakaian terbaik mereka. Salah satu wujud memuji Tuhan. Memang itu benar, kita harus memuji Tuhan dengan busana terbaik kita. Kita harus memberikan yang terbaik buat Tuhan. Jangan tampil berantakan atau buruk karena itu berarti tidak mensyukuri berkat Tuhan dan juga tidak menghormati-Nya. Dan itulah yang menjadi salah satu Pembelaan terhadap ajang Fashion Show yang kerap terjadi pada setiap ibadah di Gereja ini, maupun digereja-gereja lain.
    Pukul delapan ibadah dimulai. Gua sekeluarga mengikutinya dengan kusyuk dan dengan hikmat.

    +++

    Hohoho...! Merry Christmas...
    Siang hari rumah gua tampak ramai dengan sodara-sodara gua yang berdatangan dari segala penjuru. Mereka hadir dan tumpah ruah dirumah gua. gua seneng banget karena gua bisa ketemu lagi dengan sodara-sodara gua yang udah lama. Awalanya memang pada canggung, secara udah lama banget gak ketemu. Namun perlahan-lahan itu bisa ditepis dan akhirnya masa lalu kembali menyeruak diantara kita.
    Sepupu-sepupu gua yang seumuran atau tidak berbeda jauh umurnya dengan gua tampak memiliki banyak perubahan. Ada yang tambah gendut, ada yang tambah cantik, ada yang tambah keren, ada yang bilang udah mau nikah (kawinnya udah) ada lagi yang udah kerja. Huhuhu mereka cerita ini itu dan gua menjadi pendengar yang baik dengan sesekali memberi respon kecil; “Oh ya, oooh... yak ampun... beneran lo? Gila deh... buseeet... weis, sadis! Serius lo! Ooooh.... oh begitu.”
    Kesimpulannya... natalan kali ini berlangsung dengan sangat menyenangkan seperti biasa. Semuanya baik-baik saja. Semuanya meriah-meriah saja.

    +++

    Gua sudah kembali ke apartermen Jhosua keesokan harinya. Setelah bangun siang, bermalas-malasan, makan siang buatan nyokap, mandi dan siap-siap. Gua akhirnya kembali melangkahkah kaki gua masuk kedalam apartermen yang nyaman dan menyenangkan itu.
    Gua, yang sudah memiliki kebiasaan mendarah-daging, langsung saja melepaskan baju gua dan celana jeans gua. Membiarkan diri gua melanggang bebas hanya mengenakan segita tiga putih saja. Berjalan sambil membawa kaos dan celana gua dan meletakannya dilemari beserta tas gua.
    Sore itu gua bersantai diruang nonton sambil menonton acara televisi. Bosan, gua lantas memasang DVD. Menonton sendirian. Gua terangsang karena pada film yang gua tonton ternyata terdapat adegan Mlnya dan herannya dipertontonkan secara eksplisit. Si cowok bikin nasfu, si cewek apa lagi. Yang ada gua secara tidak sadar memainkan penis gua.
    Dalam sekejap setan sudah merasuk kedalam diri gua. Pikiran gua sudah dipenuhi bokep sekarang. Maka dengan liarnya gua langsung mengganti film dengan film bokep straight milik si Jhosua. gua lebih teransang jika menonton bokep straight.
    Waduuuh... luar biasa deh dampaknya. Gua seperti kesetanan. Menggelinjang gak keruan. Nafsu birahi sudah membakar diri gua. gua melepaskan celana dalam gua dan menggelinjang sendirian dalam ketelanjangan gua. nafas gua keluar masuk dengan cepat dan gua semakin terbakar nafsu. Seseorang harus ditelepon!

    “Do... lo keapartermen gua dong. Ngentot yuk!” Gua berkata tanpa basa-basi lagi.

    Kiddo menjawab setuju dan langsung melesat menuju apartermen gua sekarang. Lima menit terasa lama bagi gua ketika Kiddo datang. Gua membuka pintu dan melihat Kiddo. Dia mengenakan kaos hijau dan celana sepaha dan sendal. Sementara Kiddo tampak terkejut melihat gua yang telanjang dan dengan penis yang ereksi. Kiddo mangsa yang sesuai buat gua. gua lantas menariknya dan menciumnya senafsu yang gua bisa. Kiddo tampak berusaha membalas namun dia masih kalah dengan agresifitas guas. Gua lantas melepaskan dengan kasar kaos hijau Kiddo. Lalu menurunkan dengan beringas celana Kiddo. Hanya dengan mengenakan celana dalam gua menarik Kiddo ketempat tidur gua.
    Di kamar gua. Kita berdua saling berciuman. Lalu gua mencupang leher Kiddo. Lalu kedua tangan gua meraba-raba tubuh Kiddo. Memukul-mukul pantat montoknya lalu melepaskan celana dalamnya. Kita berdua telanjang sekarang. Gua langsung menghisap penis cokelat Kiddo. Lalu meremas-remas kedua bolanya sementara Kiddo mendesah-desah penuh kenikmatan. Lalu gua naik keatas. Menghisap kedua putingnya sekuat tenaga. Lalu naik kelehernya dan mencupang sebisa mungkin sampai leher Kiddo memerah. Lalu naik lagi keatas dan menciumnya, bermain lidah dengannya dan menjilati wajah tampannya.
    Kiddo terbawa permainan. Kini dia menarik badan gua dan merebahkannya ditempat tidur. Ia mencium gua lalu langsung melahap penis gua yang sudah mengeras dari tadi. Gua menggerak-gerakan pinggul gua dengan mendesah-desah.
    “Aaaaaah... enak bangeeeeet.... Ooooooh!”
    Sementara itu Kiddo terus menghisap penis gua seakan berusaha menarik keluar sperma gua. namun yang ada gua semakin menggelinjang dibuatnya. Desahan gua semakin keras dan itu membuat Kiddo semakin semangat. Kerasnya desahan gua dianggap pujian baginya. Dia semakin membuat gila meronta-rontan gua.
    Gua menarik kepala Kiddo yang belepotan dengan air liur. Tanpa peduli gua menciumnya.

    “Ayo lo tusuk gua!” kata gua. gua lantas pergi kelaci meja belajar gua dan mengambil kondomnya. Persetan dengan semuanya. Persetan dengan pantat gua yang harusnya buat kontolnya si Jhosua. gua dibakar birahi sekarang dan gua juga bingung mengapa bisa terjadi.

    Gua menghisap penis Kiddo sekali lagi sekuat dan senafsu mungkin yang membuat Kiddo berseru-seru nikmat. Lalu setelah itu gua memasangkan kondom di penisnya. Kemudian gua menungging didepannya. Mempersiapkan diri gua ditusuk Kiddo.
    Kiddo mendekatkan penisnya perlahan-lahan ke lobang pantat gua dan mulai menusuk pantat gua. sakit yang luar biasa gua rasakan, namun kemudian sakit itu sirna digantikan dengan rasa nikmat yang luar biasa. Kiddo menggenjot-genjot tubuhnya dengan mata merem-melek. Kedua jarinya dimasukan kedalam mulut gua dan gua menghisapnya seakan itu adalah penis Kiddo. Kita berdua sudah basah oleh keringat sekarang. Itu karena gua sengaja membiarkan AC mati agar suasana semakin hot.
    Giliran Kiddo selesai, gua memasang kondom dipenis gua dan langsung menusuk Kiddo kemudian. Kiddo tampak menjerit kesakitan namun dia tidak melakukan perlawanan. Beberapa saat kemudian dia mendesah-desah nikmat. Peluh tampak diwajah putih lugunya. Gua terus menyodok-nyodok pantatnya dengan sesekali menciumnya. Kedua kakinya Kiddo gua naikan keatas dan terus menyodoknya.
    Beberapa menit berikutnya kita berdua sudah tenggelam dalam kegiatan saling menghisap penis. Sekuat tenaga dan senafsu mungkin gua dan Kiddo menghisap penis lawan main kita.
    Mendadak Kiddo menarik penisnya dan berjalan meninggalkan kamar gua. gua lantas mengikutinya. Ternyata dia ingin pindah lokasi. Dia membuka pintu balkon dan membirkan udara masuk. Gua lantas menariknya jatuh kebawah dan menciumnya. Lalu gua berputar dan kembali berkonsentrasi dengan penisnya. Kita berdua kembali ber-69.

    “Ga, gua udah mau keluar nih!” Seru Kiddo.

    Maka gua semakin nafsu menghisap. Kiddo tampak menghentikan hisapannya dan mendesah-desah. Lalu berikutnya gua merasakan sperma hangat mengeruak keluar dari penisnya. Tumpah di wajah gua dan sebagian dimulut gua.

    “Aaaaaaah...” Kiddo menghelas nafas penuh kepuasan.

    Gua, yang wajah dan mulut penuh dengan sperma Kiddo lantas mencium Kiddo. Dia membalasnya. Gua yakin dia juga merasakan amisnya spermanya. Tapi gua gak peduli. Bagi gua sekarang berciuman dan wajah penuh sperma malah membuat lebih hot.
    Kini giliran Kiddo yang bekerja. Dia menghisap penis gua sekuat yang ia bisa. Gua yang tidur terlentang dengan dada mengembang kempis bersiap-siap menikmati orgasme hebat gua yang bakalan gua rasakan sebentar lagi. Dan itu akan terjadi.
    Perpaduan antara hisapan dan kocokan membuat tubuh gua mendadak mengejang-ngejak. Dan keluarlan cairan panas tersebut. Banyak dan memuncrat ke wajah Kiddo. Kiddo menutup mata namun tangannya masih terus mengocok penis gua. membiarkan gua terus mengeluarkan sperma gua sampai tetes terakhirnya. Setelah selesai lantas gua menghela nafas penuh kepuasan. Kiddo mendekati wajah gua dan menciumnya. Membiarkan sperma gua menyentuh dan sedikit tertelan ke mulut gua. Gua membiarkanya karena Kiddo juga merasakannya.
    Kita berdua lantas saling berpelukan dan terus berciuman. Dengan tubuh telanjang, didekat balkon dan dengan wajah dan mulut belepotan peju. Gua menikmati semua itu dengan bahagia. Dan Kiddo juga sepertinya bahagia dengan itu semua.
    Saling menutup mata dan berciuman. Saling meraba dan meraba. Melepaskan pelukan dan ciuman. Tersenyum dan membuka mata. Mendapati Jhosua berdiri tidak jauh dari gua. Mendapati gua sedang dalam posisi Telanjang, mulut kotor dan menindih seorang COWOK yang juga berpenampilan sama dengan gua, Dan baru selesai BERCIUMAN selayaknya sepasang kekasih.
    Jhosua sudah pulang! Gua Syok bukan main! Ini Kiamat!

    Bersambung Ke Episode 11
  • waoww..

    apakah jhosua akan mengusir atau malah bergabung.. ditunggu episode 11nya ya.. (katanya bakal bareng eps 10 kan)

    masalah fashion show di gereja, jadi inget waktu aku bantuin nyanyi di koor HKBP. duh.. emang jawara dah orang batak kalo ke gereja.. apalagi kalo pas malam natal.. wuihh.. jawara! kayak lagi mau pergi ke acara malam gala dinner para pejabat tingkat tinggi..
  • Living With My Cousin
    Episode 11 : Lelah Mulut, Lelah Hati


    Gua dan Jhosua sudah duduk di ruang nonton. Suasana malam itu tampak mencekam bagi gua. Sebelumnya gua sudah sempat membersihkan diri. Dan sekarang gua sudah duduk dengan mengenakan boxer dalam keadaan bersih. Sementara itu Jhosua masih berpakaian lengkap, duduk di sofa seberang dengan padangan tajam kegua. Wajahnya sedang marah, tapi entah kenapa dia masih saja tampak ganteng. Heran.

    “Elo Gay ya?!” dia langsung menembakan peluru kedada gua. Pertanyaan yang tanpa embel-embel dan langsung to the point.

    “Ah enggak kok, jhos. Gua nggak gay. Gua biseks. Gua-gua... gua masih bisa ngentot sama cewek kok.” Gua menjawab gelagapan.

    “Elo tuh gay. Lo ciuman sama cowok, mulut lo... mulut belepotan peju. Najis gue!” Nada bicara Jhosua semakin tinggi. “Ini gak bisa dibiarin, gua harus lapor ke bokap-nyokap lo.”

    Sontak gua syok dan panik bukan main. “Jhos-jhos! Jangan jhos... gua bisa abis ama bokap gua! Jangan bilang dong jhos!”

    “Enggak bisa! Gua harus bilang semua ini ke orang tua lo.” Kata Jhosua.

    Gua langsung mendekati Jhosua dan berlutut didepannya. Harga diri gua gua rendahkan serendah-rendahnya. Gua memohon. “Jhos, tolong sob. Jangan bilang. Gua bakalan lakuin apa aja yang lo minta. Serius! Gua bakalan ngelakuin apa aja! Apa aja. Asal jangan bilang keadaan gua sama orang tua gua. mereka pasti kecewa banget. Please jhos! Tolongin gua!”

    “Menjauh lo dari gua!” Jhosua berseru sambil mendorong tubuh gua.

    Gua terlempar kebelakang namun gua tetap balik lagi bersujud didepan dia. Memohon-mohon dibawah kakinya. Untuk pertama kalinya gua merendahkan diri sebegitu rendah dan sebegitu hinanya didepan seseorang. Karena kalo bukan karena Jhosua sepupu gua dan bukan karena keadaan seperti ini, gua gak bakalan pernah sudi bersujud dikaki orang. Tapi ini berbeda. Dan jalan yang terbaik menurut gua sekarang ini adalah merelakan diri menjadi terhina dan rendah dimata Jhosua.

    “Gua janji jhos. Elo minta apa aja. Elo suruh gua apa aja. Gua pasti kerjain. Gua gak bakalan nolak. Asal please... jangan kasih tau ini semua ke orang tua gua. gua takut jhoooos... gua emang suka sama cowok. Tapi gua pasti nikahnya sama cewek. Sama cowok gua Cuma nafsu seks aja... tapi sama cewek gua bisa mencintai!”

    Jhosua masih tampak dia menatap tajam wajah gua. Ada baiknya gua kembali mengobral janji.

    “Serius jhos. Gua janji. Kalo gua gak nepatin janji gua. elo boleh nyiksa gua. elo boleh buang gua dari apartermen lo. Asal jangan elo ungkapin ini semua ke orang tua gua!”

    Jhosua masih tampak diam, namun tak lama kemudian dia berkata. “Elo janji bakalan lakuin apa yang gua suruh, dan bakalan berikan apa yang lo minta?!”
    Gua mengangguk-angguk seperti anak kecil yang patuh. “Gua janji-gua janji.” Kata gua dengan pasti, menyadari penuh apa saja konsekuensi dari ucapan gua ini. Namun gua tidak peduli.

    “Oke... gua pegang semua kata-kata lo. Mulai sekarang... elo harus menuruti semua perkataan gua.” kata Jhosua. kemudian ia bangkit berdiri. “Sekarang gua mau mandi. Nanti gua panggil elo kalo gua butuh. Menyingkirlah dari gua sekarang!”

    Gua dengan sigap menyingkir memberikan jalan bagi Jhosua untuk pergi, sementara sepupu gua itu berjalan menuju kamarnya. Selang beberapa saat kemudian gua mendengar suara pancuran. Dia mandi.


    +++


    Gua duduk diam di sofa dengan pikiran kosong. Menatap tanpa arti jendela bergambarkan pemandangan malam. Gedung-gedung dengan lampu-lampu yang menyala dan bangunan-bangunan lain yang bercahaya. Mendadak terdengar suara Jhosua memanggil. Gua lantas bangkit dan berjalan menuju kamarnya.
    Jhosua baru keluar dari kamar mandi dengan mengelap-ngelap kepalanya yang masih basah ketika gua melangkah masuk. Ia melihat kedatangan gua dan—untuk sekarang—menyadari gua menatap penisnya selama beberapa saat.

    “Ngiler ya?!” tanya Jhosua. Itu sindiran. “Ya jelas lah, elo homo. Pastinya ngiler ngeliap kontol nggantung begini.” Gua tidak berani menjawab dan memilih diam. Menunggu apa yang akan diperintahkan sepupu gua itu setelah ini.

    Setelah selesai menghaduki diri dia melempar handuknya dan berjalan naik karanjangnya. Merebahkan diri dan tidur dengan posisi terlentang.

    “Elo isep peler gua sekarang!” kata dia tanpa menatap gua.

    “Apa?”

    “Elo isep peler gue, homooo!” kata Jhosua akhirnya menatap gua. “Elo demen kan ama peler. Nih ada kontol nganggur. Berarti selama ini elo udah ngebet banget pengen ngisep kontol gua kan. Pantesan lo semangat ngocok peler gua waktu itu. Ternyata elo napsu. Sekarang sini lo, homo! Isep peler gua sekarang!”

    Rasanya gua pengen banget nabok sama nendangin muka Jhosua saat itu juga. Kata-katanya bikin gua pengen naruh bom dimulutnya. Bangsat abis tuh orang.

    “Woi gay! homo!” Jhosua kembali memanggil, dan rasanya semakin menyakitkan. “Elo ngapain bengong disitu. Cepetan isep peler gua sekarang!”

    Gua berjalan naik ketempat tidurnya dan berlutut didekat pelernya.

    “Elo isep peler gua... nggak pake tangan. Dan elo minum semua peju nanti kalo keluar. Ampe ada yang berceceran. Elo harus jilatin! Kerjain sekarang!” kata Jhosua. ia menaruh kedua tangannya dibawah kepalanya dan menunggu.

    Gua membungkuk. Mendekat penis besar yang masih tertidur itu. Di kondisi lain ini pastinya sesuatu yang menyenangkan, namun sekarang ini, gua merasa seperti budak yang sudah kenyang dan jemu dengan penis namun dipaksa untuk bekerja. Bibirnya turun sampai keujung penisnya, kira-kira beberapa cenitmeter dari sprei dan memasukan penis Jhosua. karena gua gak boleh pake tangan maka gua membukuk sangat rendah agar mulut gua bisa memasukan penis Jhosua. setelah masuk gua sedikit menaikan kepala gua dan mulai menghisapnya. Jhosua tampak memperhatikan gua saat gua bekerja. Dia pastinya penasaran bagaimana seorang cowok menghisap benda yang ia juga punya.
    Sesekali penis Jhosua yang belum bangun terlepas dari mulut gua, sehingga gua harus kembali membungkuk serendah mungkin untuk bisa memasukan penisnya kemulut gua. ini benar-benar membuat gua seperti budak seks.
    15 menit berlalu ketika akhirnya penis Jhosua seutuhnya mengeras. Dan gua masih saja terus menghisap. Jhosua kini menutup matanya, tampak menikmati. Lalu beberapa menit kemudian dia membuka mata dan berkata.

    “Elo tuh ye, jadi gay kok isepannya jelek banget. Mendingan cewek deh. Eh homo, yang enak napa ngisepnya. Homo sejati harusnya ahli ngisep-ngisep kontol kan! Yang enak ngisepnya dong!” Perkataan Jhosua seperti komplain dari manjikan ke pembantu. Gua benar-benar harus menahan rasa marah, malu dan sakit hari.

    30 menit berlalu ketika Jhosua sudah tidak lagi komplain. Dia kini diam sambil menutup mata. Gua menggunakan segala keahlian menghisap gua yang gua bisa. Mulut gua pun sekarang terasa kelu dan lelah luar biasa, karena 30 menit bekerja tanpa henti. Selama itu mulut gua terus berinteraksi dengan penis besarnya Jhosua.
    45 menit berlalu ketika rasanya mulut gua lelah luar biasa. Dan herannya Jhosua belum mengeluarkan pejunya juga. Entah dia sengaja atau memang dia membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengeluarkannya. Tapi rasanya gua sudah lelah luar biasa. Segala upaya yang gua lakukan rasanya tak ada gunanya. Lalu beberapa menit kemudian....
    Crot...Crot...crot...crot...Crot!
    Jhosua dengan begitu mendadaknya menembakan pejunya. Begitu banyak, begitu kencang sampai-sampai mulut gua tak sanggup. Gua bahkan nyaris muntah ketika tembakan peju Jhosua keluar. Dan hasilnya banyak sperma yang berceceran disekitar penis Jhosua. Gua dengan segenap hati berusaha menelan banyaknya sperma yang masuk kemulut gua. Merasa sedikit mau muntah ketika menelanya. Sperma Jhosua banyak sekali.
    Sepupu gua itu akhirnya membuka mata. Dia kini memperhatika gua yang berusaha menelan spermanya.

    “Tuh masih banyak diluar. Elo jilat gih. Enak pastinya tuh bagi elo. Jilat cepetan!”
    Gua kembali menunduk dan menjilati ceceran sperma Jhosua. Menjilat-menelan-menjilat-menelah sampai rasanya benar-benar mau muntah. Lalu mulut gua juga harus membersihkan penis Jhosua sampai bersih. Kegiatan itu membutuhkan waktu beberapa menit sampai akhirnya Jhosua mengizinkan gua untuk selesai. Penis Jhosua sudah kembali bersih. Sejenak gua bangga juga. Hebat banget bisa bersihin kontol Cuma pake mulut.

    “Kerjaan elo selesai. Sekarang elo keluar dari kamar gua!”

    Gua beranjak dari tempat tidurnya dan pergi meninggalkan kamar. Berjalan dengan sedikit sempoyongan menuju ke kamar gua. masuk ke kamar mandi dan membersihkan mulut gua yang kotor. Lalu keluar tepat disaat pintu kamar mandi yang lain terbuka.
    Gua naik ketempat tidur gua dan merebahkan diri. Mulut gua seakan mati rasa sekarang. Begitu lelah dan seakan kebas. Tak bisa dirasakan. Mungkin makanan aja sudah tak ada rasanya dimulut gua sekarang. Mata gua menerawang kelangit-langit kamar. Berpikir dan menyesal. Mengingat kembali peristiwa beberapa jam yang lalu. Ketika gua dibakar nafsu saat bercinta dengan Kiddo, ketika gua seperti orang maling tertangkap basah saat Jhosua yang mendadak muncul, ketika gua benar-benar direndahkan dan dinistakan luar biasa saat dengan Jhosua, rasanya gua pengen banget pergi ke balkon dan loncat. Tapi pastinya itu hanya menambah panjang dosa gua.
    Peristiwa blom job yang melelahkan tadi gua tau hanya sebagai awal. Gua tau awal konsekuensi dari omongan gua baru terlaksana tadi. Dan gua tau bahwa gua bakalan terus seperti ini, terus direndahkan, terus diperlakukan seperti Sex Slave untuk waktu yang lama. Dan gua tidak bisa berbuat apa-apa.


    +++


    Gua baru saja bermimpi yang benar-benar menghibur dan lagi-lagi... membuat iga junior bangun pagi-pagi bukan saja hanya karena alasan biologis. Namun mimpi penuh birahi itu sirna ketika seseorang menampar-nampar pipi gua. dan ketika gua melek, peler Jhosua sudah berada didekat mulut gua. Yak ampuuun... bahkan pagi-pagi pun...
    Gua dengan terpaksa namun tidak menunjukan wajah keterpaksaan gua, menghisap penis Jhosua yang untungnya sudah mengeras, jadi gua gak perlu melewati proses membangunkan. Sekarang ini Jhosua mengizinkan gua menggunakan tangan, kemajuan. Namun yang lebih menyenangkannya lagi, gua merasa bernafsu pagi ini. Mungkin efek dari mimpi gua tadi ditambah hilangnya perasaan direndahkan pada waktu malam hari membuka dalam sekejap nafsu gua naik. Maka dengan senang hati dan tidak peduli bahwa status gua sekarang ini adalah Sex Slave, gua menghisa penis Jhosua.
    Butuh lima belas menit bagi gua untuk menghisapnya dengan segala kemampuan S1 Fakultas Teknik Menghisap gua, sampai akhirnya Jhosua mencabut penisnya dari mulut gua dan beranjak dari tempat tidur gua.

    “Ikut gua lo!” katanya seraya keluar kamar.

    Lima menit berlalu ketika gua harus duduk dibawah meja makan dan menghisap kontol Jhosua lagi. Jhosua benar-benar memperlakukan gua sebagai budak seks. Sementara itu ia sarapan sambil membaca koran dan sesekali menatap LCD TV yang menayangkan berita didepannya.
    Nafsu diri gua semakin menjadi-jadi dan gua semakin semangat menghisap kontol Jhosua. Efeknya, dapat gua lihat. Jhosua tampak mulai kelojotan dan menggelinjang ketika gua hisap. Gua gak mau diam aja, gua juga akhirnya mengocok penis gua. entah apa yang dirasakan Jhosua sekarang. Apakah sekarang masih membaca koran atau sudah merem-melek. Apakah tangannya sudah mencengkram koran dengan begitu kuat atau apa. Yang pasti Jhosua sudah tidak bisa duduk tenang sekarang.
    Jhosua akhirnya mengejang-kejang. Dan peju keluar dari penisnya. Tidak sebanyak yang semalam namun masih bisa memenuhi ruangan mulut gua. gua dengan segenap tenaga menelannya dan beruntung tidak ada yang tercecer. Sempat gua mendengar Jhosua mendesah waktu dia menembak. Gua sedikit merasa tersanjung.
    Gua menghentikan kocokan penis gua, karena gua gak mau menembak dilantai yang bisa beresiko gua harus menjilat sperma gua sendiri.
    Tak lama kemudian Jhosua melempar sejumlah uang kebawah meja, kemuka gua. “Tuh uang, buat sarapan lo!” ia kemudian bangkit dari kursi dan menuju kamarnya. Meninggalkan gua yang mematung dibawah meja. Benar-benar hina. Benar-benar seperti pelacur bayaran.


    +++


    Gua hanya melamun pada saat dosen gua menjelaskan panjang lebar pelajaran saat itu. Gua terus terbengong-bengong walaupun mata gua menatap kedepan. Rafael yang duduk disebelah gua tampak bingung dan sesekali menatap gua. Sampai detik ini gua dan dia belum berbicara satu sama lain. Gua lagi senang bengong sekarang dan amat sangat malas sekali berbicara. Mulut gua lelah luar biasa.
    Menjelang pelajaran selesai Rafael akhirnya tidak tahan. Dia akhirnya memaksa gua berbicara.

    “Kenapa sih lo. Dari tadi gua tanya gak ngomong-ngomong.”

    Gua memandangnya dan hanya menyunggingkan senyum. Rafael hanya menggeleng-geleng dan mendesah lalu kembali memperhatikan pelajaran.
    Sekeluarnya dari kelas Rafael menarik gua secepat mungkin. Membawa gua masuk ke lift kosong dan naik keatas. Babarapa saat kemudian gua keluar dilantai paling atas yang tidak berpenghuni. Lalu ia mencium gua. French Kiss. Dia yang inisiatif. Gua sih Cuma mangap-mangap doang. Gua sekarang merasa mangap dan membuka mulut lebar-lebar jauh lebih mudah sekarang. Kedua tangan Jhosua masuk kedalam kaos gua dan meraba-raba punggung gua. Lalu kedua tangannya menyelip masuk dan meremas-remas pantat gua. masih mencium gua dia menurunkan resleting gua dan menurunkan celana jeans gua. lalu menurunkan dengan satu tangan celana dalam gua. dia terus mencium gua saat tangannya mulai mengocok-ngocok penis gua. namun mendadak dia menghentikan semuanya.

    “Elo kenapa sih?” Rafael bertanya dengan sedikit kesal.

    “Nggak kenapa-napa.” Jawab gua ngasal.

    “Elo bohong. Dari tadi elo kaya orang gak ada nyawa. Gua nafsu-nafsui mesra-mesraan sama elo, tapi elonya diem aja.”

    “Gua gak kenapa-napa Rafa...” kata gua. gua kini berinisiatif mencium balik Rafael, namun dia menolaknya. Dia malah menjauh. Ngambek.

    “Gua udah males kalo kaya gini. Turun aja.” Kata Rafael dengan wajah cemberut.

    “Raf... rafa... ya udah ayo. Kita main disini.” Kata gua seraya menarik tangannya.

    Namun cowok indo ganteng itu malah memencet tombol lift. Beneran dia ngambek. Dasar ambekan. Gua membenarkan pakaian gua dan berdiri disampingnya. Ketika pintu lift tersebuka tiga orang cewek tampak terkejut ketika melihat dua cowok ganteng berdiri menunggu. Dan ketika kita berdua masuk rasasnya nafas-nafas mereka tampak berhenti. Gua yakin mereka terus menatap kita sekarang. Rafael berinisiatif menekan tombol G dan ><. Karena cewek-cewek tadi semua sedang terpesona maka yang masih sadar aja yang jadi operator.


    +++


    Haaah... hari yang melelahkan... mulut yang melelahkan... gua masuk kedalam apartermen di sore hari. Benar-benar lelah dan ingin segera rebahan di sofa dan bermalas-malasan.
    Matahari sore tampak indah dari kaca apartermen Jhosua menambah sempurnanya acara malas-malasan gua sore ini. Gua duduk di sofa dengan sudah berseragam celana dalam dan menyalakan televisi. Program infotaiment sedang tayang saat itu. Malas meneruskan karena tidak begitu tertarik dengan infotaiment lantas gua menarik keluar labtop dari tas gua dan langsung online di internet. www.boyzforum.com adalah situs pertama yang gua buka. Melihat-lihat isinya. Tempat yang paling sering gua datangi adalah Boysex, Boylove dan Boy Style... setelah puas di boyzforum gua berlanjut ke kaskus.us... situs disitus tersebut tampak orang-orang naif yang dengan noraknya berteriak-teriak maho-maho... anjing lo semua. Emang kita semua pengen kaya begini. Jujur aja, ada kalanya gua merasa pengen banget dilahirkan kembali sebagai cowok yang HANYA suka sama cewek atau sebagai cewek yang HANYA suka sama cowok.
    Disitus itu tampak orang-orang sok suci menghina-hina maho (Manusia Homo). Tanpa pernah merasakan bagaimana perasaan orang yang dikatain. Coba jika mereka yang berada diposisi kita. Coba jika merekalah yang homo dan kita ngatain mereka. Coba jika salah satu anak mereka ada yang gay atau banci dan temen-temennya dengan kejam mengatain mereka. Bagaimana coba reaksi mereka. Bagaimana coba tanggapan mereka jika mereka punyak anak seperti itu dan mendapat hinaan seperti itu. Memang manusia tidak akan berhenti berbuat salah sampai mereka merasakan sendiri getahnya. Dan selama mereka tidak pernah terkena karma dari hinaan maho mereka, maka selama itu juga mereka akan terus norak. Gua benci banget sama manusia-manusia yang gak menghargai keberadaan dan nasib manusia lain. Elo boleh gak suka sama kaum tertentu tapi elo gak boleh menghina kaum tersebut karena mereka juga berhak hidup dan berhak ADA!
    Gua terpaksa menyelesaikan browsing internet ketika malam hari, ketika Jhosua pulang dari kantor. Seperti biasa walaupun berantakan dan tampak lelah, entah kenapa dia selalu terlihat tampan dan macho. Gua menutup labtop gua dan berjalan mengikuti dirinya karena dia memanggil.
    Dikamar Jhosua melepaskan sepatunya, melepaskan dasinya, kemeja hitamnya, melepaskan kaos dalamnya, lalu menurunkan celana bahan hitamnya dan terakhir melepaskan celana dalamnya. Lalu ia naik ke tempat tidur dan tiduran terlentang.

    “Ga, tugas lo sekarang.” Katanya.

    Gua menghela nafas dan berjalan naik ketempat tidurnya. Seperti biasa menungging dan mulai menghisap penisnya. Seperti kemarin... satu jam ini mulut gua harus bekerja sekuat tenaga. Lelah Mulut, Lelah Hati...

    Bersambung Ke Episode 12

    Ditunggu Komen dan Votenya....
  • Gw save dlu ya Om...
    Bcanya ntaR, dan pasti gw ksh komen dah!

    ;p
  • gila.... gw gag nyangka klo ceritanya jd begini.....

    wah yg sabar ya iga...
    klo lo cpek, gw deh yg gantiin lo nyervis joshua tp gag dijadiin budak...
    hehehehe....
  • Gila! Koq bisa-bisanya sih si Josh gituin lo? Beneran.. Gw kaget juga baca nih... Moga-moga aja si Josh jadi g juga, trus dia nawarin jadi bf lo? :-?
  • bibay007 wrote:
    Living With My Cousin
    Episode 11 : Lelah Mulut, Lelah Hati


    Gua dan Jhosua sudah duduk di ruang nonton. Suasana malam itu tampak mencekam bagi gua. Sebelumnya gua sudah sempat membersihkan diri. Dan sekarang gua sudah duduk dengan mengenakan boxer dalam keadaan bersih. Sementara itu Jhosua masih berpakaian lengkap, duduk di sofa seberang dengan padangan tajam kegua. Wajahnya sedang marah, tapi entah kenapa dia masih saja tampak ganteng. Heran.

    “Elo Gay ya?!” dia langsung menembakan peluru kedada gua. Pertanyaan yang tanpa embel-embel dan langsung to the point.

    “Ah enggak kok, jhos. Gua nggak gay. Gua biseks. Gua-gua... gua masih bisa making love sama cewek kok.” Gua menjawab gelagapan.

    “Elo tuh gay. Lo ciuman sama cowok, mulut lo... mulut belepotan peju. Najis gue!” Nada bicara Jhosua semakin tinggi. “Ini gak bisa dibiarin, gua harus lapor ke bokap-nyokap lo.”

    Sontak gua syok dan panik bukan main. “Jhos-jhos! Jangan jhos... gua bisa abis ama bokap gua! Jangan bilang dong jhos!”

    “Enggak bisa! Gua harus bilang semua ini ke orang tua lo.” Kata Jhosua.

    Gua langsung mendekati Jhosua dan berlutut didepannya. Harga diri gua gua rendahkan serendah-rendahnya. Gua memohon. “Jhos, tolong sob. Jangan bilang. Gua bakalan lakuin apa aja yang lo minta. Serius! Gua bakalan ngelakuin apa aja! Apa aja. Asal jangan bilang keadaan gua sama orang tua gua. mereka pasti kecewa banget. Please jhos! Tolongin gua!”

    “Menjauh lo dari gua!” Jhosua berseru sambil mendorong tubuh gua.

    Gua terlempar kebelakang namun gua tetap balik lagi bersujud didepan dia. Memohon-mohon dibawah kakinya. Untuk pertama kalinya gua merendahkan diri sebegitu rendah dan sebegitu hinanya didepan seseorang. Karena kalo bukan karena Jhosua sepupu gua dan bukan karena keadaan seperti ini, gua gak bakalan pernah sudi bersujud dikaki orang. Tapi ini berbeda. Dan jalan yang terbaik menurut gua sekarang ini adalah merelakan diri menjadi terhina dan rendah dimata Jhosua.

    “Gua janji jhos. Elo minta apa aja. Elo suruh gua apa aja. Gua pasti kerjain. Gua gak bakalan nolak. Asal please... jangan kasih tau ini semua ke orang tua gua. gua takut jhoooos... gua emang suka sama cowok. Tapi gua pasti nikahnya sama cewek. Sama cowok gua Cuma nafsu seks aja... tapi sama cewek gua bisa mencintai!”

    Jhosua masih tampak dia menatap tajam wajah gua. Ada baiknya gua kembali mengobral janji.

    “Serius jhos. Gua janji. Kalo gua gak nepatin janji gua. elo boleh nyiksa gua. elo boleh buang gua dari apartermen lo. Asal jangan elo ungkapin ini semua ke orang tua gua!”

    Jhosua masih tampak diam, namun tak lama kemudian dia berkata. “Elo janji bakalan lakuin apa yang gua suruh, dan bakalan berikan apa yang lo minta?!”
    Gua mengangguk-angguk seperti anak kecil yang patuh. “Gua janji-gua janji.” Kata gua dengan pasti, menyadari penuh apa saja konsekuensi dari ucapan gua ini. Namun gua tidak peduli.

    “Oke... gua pegang semua kata-kata lo. Mulai sekarang... elo harus menuruti semua perkataan gua.” kata Jhosua. kemudian ia bangkit berdiri. “Sekarang gua mau mandi. Nanti gua panggil elo kalo gua butuh. Menyingkirlah dari gua sekarang!”

    Gua dengan sigap menyingkir memberikan jalan bagi Jhosua untuk pergi, sementara sepupu gua itu berjalan menuju kamarnya. Selang beberapa saat kemudian gua mendengar suara pancuran. Dia mandi.


    +++


    Gua duduk diam di sofa dengan pikiran kosong. Menatap tanpa arti jendela bergambarkan pemandangan malam. Gedung-gedung dengan lampu-lampu yang menyala dan bangunan-bangunan lain yang bercahaya. Mendadak terdengar suara Jhosua memanggil. Gua lantas bangkit dan berjalan menuju kamarnya.
    Jhosua baru keluar dari kamar mandi dengan mengelap-ngelap kepalanya yang masih basah ketika gua melangkah masuk. Ia melihat kedatangan gua dan—untuk sekarang—menyadari gua menatap penisnya selama beberapa saat.

    “Ngiler ya?!” tanya Jhosua. Itu sindiran. “Ya jelas lah, elo homo. Pastinya ngiler ngeliap alat vital nggantung begini.” Gua tidak berani menjawab dan memilih diam. Menunggu apa yang akan diperintahkan sepupu gua itu setelah ini.

    Setelah selesai menghaduki diri dia melempar handuknya dan berjalan naik karanjangnya. Merebahkan diri dan tidur dengan posisi terlentang.

    “Elo isep peler gua sekarang!” kata dia tanpa menatap gua.

    “Apa?”

    “Elo isep peler gue, homooo!” kata Jhosua akhirnya menatap gua. “Elo demen kan ama peler. Nih ada alat vital nganggur. Berarti selama ini elo udah ngebet banget pengen ngisep alat vital gua kan. Pantesan lo semangat ngocok peler gua waktu itu. Ternyata elo napsu. Sekarang sini lo, homo! Isep peler gua sekarang!”

    Rasanya gua pengen banget nabok sama nendangin muka Jhosua saat itu juga. Kata-katanya bikin gua pengen naruh bom dimulutnya. Bangsat abis tuh orang.

    “Woi gay! homo!” Jhosua kembali memanggil, dan rasanya semakin menyakitkan. “Elo ngapain bengong disitu. Cepetan isep peler gua sekarang!”

    Gua berjalan naik ketempat tidurnya dan berlutut didekat pelernya.

    “Elo isep peler gua... nggak pake tangan. Dan elo minum semua peju nanti kalo keluar. Ampe ada yang berceceran. Elo harus jilatin! Kerjain sekarang!” kata Jhosua. ia menaruh kedua tangannya dibawah kepalanya dan menunggu.

    Gua membungkuk. Mendekat penis besar yang masih tertidur itu. Di kondisi lain ini pastinya sesuatu yang menyenangkan, namun sekarang ini, gua merasa seperti budak yang sudah kenyang dan jemu dengan penis namun dipaksa untuk bekerja. Bibirnya turun sampai keujung penisnya, kira-kira beberapa cenitmeter dari sprei dan memasukan penis Jhosua. karena gua gak boleh pake tangan maka gua membukuk sangat rendah agar mulut gua bisa memasukan penis Jhosua. setelah masuk gua sedikit menaikan kepala gua dan mulai menghisapnya. Jhosua tampak memperhatikan gua saat gua bekerja. Dia pastinya penasaran bagaimana seorang cowok menghisap benda yang ia juga punya.
    Sesekali penis Jhosua yang belum bangun terlepas dari mulut gua, sehingga gua harus kembali membungkuk serendah mungkin untuk bisa memasukan penisnya kemulut gua. ini benar-benar membuat gua seperti budak seks.
    15 menit berlalu ketika akhirnya penis Jhosua seutuhnya mengeras. Dan gua masih saja terus menghisap. Jhosua kini menutup matanya, tampak menikmati. Lalu beberapa menit kemudian dia membuka mata dan berkata.

    “Elo tuh ye, jadi gay kok isepannya jelek banget. Mendingan cewek deh. Eh homo, yang enak napa ngisepnya. Homo sejati harusnya ahli ngisep-ngisep alat vital kan! Yang enak ngisepnya dong!” Perkataan Jhosua seperti komplain dari manjikan ke pembantu. Gua benar-benar harus menahan rasa marah, malu dan sakit hari.

    30 menit berlalu ketika Jhosua sudah tidak lagi komplain. Dia kini diam sambil menutup mata. Gua menggunakan segala keahlian menghisap gua yang gua bisa. Mulut gua pun sekarang terasa kelu dan lelah luar biasa, karena 30 menit bekerja tanpa henti. Selama itu mulut gua terus berinteraksi dengan penis besarnya Jhosua.
    45 menit berlalu ketika rasanya mulut gua lelah luar biasa. Dan herannya Jhosua belum mengeluarkan pejunya juga. Entah dia sengaja atau memang dia membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengeluarkannya. Tapi rasanya gua sudah lelah luar biasa. Segala upaya yang gua lakukan rasanya tak ada gunanya. Lalu beberapa menit kemudian....
    Crot...Crot...crot...crot...Crot!
    Jhosua dengan begitu mendadaknya menembakan pejunya. Begitu banyak, begitu kencang sampai-sampai mulut gua tak sanggup. Gua bahkan nyaris muntah ketika tembakan peju Jhosua keluar. Dan hasilnya banyak sperma yang berceceran disekitar penis Jhosua. Gua dengan segenap hati berusaha menelan banyaknya sperma yang masuk kemulut gua. Merasa sedikit mau muntah ketika menelanya. Sperma Jhosua banyak sekali.
    Sepupu gua itu akhirnya membuka mata. Dia kini memperhatika gua yang berusaha menelan spermanya.

    “Tuh masih banyak diluar. Elo jilat gih. Enak pastinya tuh bagi elo. Jilat cepetan!”
    Gua kembali menunduk dan menjilati ceceran sperma Jhosua. Menjilat-menelan-menjilat-menelah sampai rasanya benar-benar mau muntah. Lalu mulut gua juga harus membersihkan penis Jhosua sampai bersih. Kegiatan itu membutuhkan waktu beberapa menit sampai akhirnya Jhosua mengizinkan gua untuk selesai. Penis Jhosua sudah kembali bersih. Sejenak gua bangga juga. Hebat banget bisa bersihin alat vital Cuma pake mulut.

    “Kerjaan elo selesai. Sekarang elo keluar dari kamar gua!”

    Gua beranjak dari tempat tidurnya dan pergi meninggalkan kamar. Berjalan dengan sedikit sempoyongan menuju ke kamar gua. masuk ke kamar mandi dan membersihkan mulut gua yang kotor. Lalu keluar tepat disaat pintu kamar mandi yang lain terbuka.
    Gua naik ketempat tidur gua dan merebahkan diri. Mulut gua seakan mati rasa sekarang. Begitu lelah dan seakan kebas. Tak bisa dirasakan. Mungkin makanan aja sudah tak ada rasanya dimulut gua sekarang. Mata gua menerawang kelangit-langit kamar. Berpikir dan menyesal. Mengingat kembali peristiwa beberapa jam yang lalu. Ketika gua dibakar nafsu saat bercinta dengan Kiddo, ketika gua seperti orang maling tertangkap basah saat Jhosua yang mendadak muncul, ketika gua benar-benar direndahkan dan dinistakan luar biasa saat dengan Jhosua, rasanya gua pengen banget pergi ke balkon dan loncat. Tapi pastinya itu hanya menambah panjang dosa gua.
    Peristiwa blom job yang melelahkan tadi gua tau hanya sebagai awal. Gua tau awal konsekuensi dari omongan gua baru terlaksana tadi. Dan gua tau bahwa gua bakalan terus seperti ini, terus direndahkan, terus diperlakukan seperti Sex Slave untuk waktu yang lama. Dan gua tidak bisa berbuat apa-apa.


    +++


    Gua baru saja bermimpi yang benar-benar menghibur dan lagi-lagi... membuat iga junior bangun pagi-pagi bukan saja hanya karena alasan biologis. Namun mimpi penuh birahi itu sirna ketika seseorang menampar-nampar pipi gua. dan ketika gua melek, peler Jhosua sudah berada didekat mulut gua. Yak ampuuun... bahkan pagi-pagi pun...
    Gua dengan terpaksa namun tidak menunjukan wajah keterpaksaan gua, menghisap penis Jhosua yang untungnya sudah mengeras, jadi gua gak perlu melewati proses membangunkan. Sekarang ini Jhosua mengizinkan gua menggunakan tangan, kemajuan. Namun yang lebih menyenangkannya lagi, gua merasa bernafsu pagi ini. Mungkin efek dari mimpi gua tadi ditambah hilangnya perasaan direndahkan pada waktu malam hari membuka dalam sekejap nafsu gua naik. Maka dengan senang hati dan tidak peduli bahwa status gua sekarang ini adalah Sex Slave, gua menghisa penis Jhosua.
    Butuh lima belas menit bagi gua untuk menghisapnya dengan segala kemampuan S1 Fakultas Teknik Menghisap gua, sampai akhirnya Jhosua mencabut penisnya dari mulut gua dan beranjak dari tempat tidur gua.

    “Ikut gua lo!” katanya seraya keluar kamar.

    Lima menit berlalu ketika gua harus duduk dibawah meja makan dan menghisap alat vital Jhosua lagi. Jhosua benar-benar memperlakukan gua sebagai budak seks. Sementara itu ia sarapan sambil membaca koran dan sesekali menatap LCD TV yang menayangkan berita didepannya.
    Nafsu diri gua semakin menjadi-jadi dan gua semakin semangat menghisap alat vital Jhosua. Efeknya, dapat gua lihat. Jhosua tampak mulai kelojotan dan menggelinjang ketika gua hisap. Gua gak mau diam aja, gua juga akhirnya mengocok penis gua. entah apa yang dirasakan Jhosua sekarang. Apakah sekarang masih membaca koran atau sudah merem-melek. Apakah tangannya sudah mencengkram koran dengan begitu kuat atau apa. Yang pasti Jhosua sudah tidak bisa duduk tenang sekarang.
    Jhosua akhirnya mengejang-kejang. Dan peju keluar dari penisnya. Tidak sebanyak yang semalam namun masih bisa memenuhi ruangan mulut gua. gua dengan segenap tenaga menelannya dan beruntung tidak ada yang tercecer. Sempat gua mendengar Jhosua mendesah waktu dia menembak. Gua sedikit merasa tersanjung.
    Gua menghentikan kocokan penis gua, karena gua gak mau menembak dilantai yang bisa beresiko gua harus menjilat sperma gua sendiri.
    Tak lama kemudian Jhosua melempar sejumlah uang kebawah meja, kemuka gua. “Tuh uang, buat sarapan lo!” ia kemudian bangkit dari kursi dan menuju kamarnya. Meninggalkan gua yang mematung dibawah meja. Benar-benar hina. Benar-benar seperti pelacur bayaran.


    +++


    Gua hanya melamun pada saat dosen gua menjelaskan panjang lebar pelajaran saat itu. Gua terus terbengong-bengong walaupun mata gua menatap kedepan. Rafael yang duduk disebelah gua tampak bingung dan sesekali menatap gua. Sampai detik ini gua dan dia belum berbicara satu sama lain. Gua lagi senang bengong sekarang dan amat sangat malas sekali berbicara. Mulut gua lelah luar biasa.
    Menjelang pelajaran selesai Rafael akhirnya tidak tahan. Dia akhirnya memaksa gua berbicara.

    “Kenapa sih lo. Dari tadi gua tanya gak ngomong-ngomong.”

    Gua memandangnya dan hanya menyunggingkan senyum. Rafael hanya menggeleng-geleng dan mendesah lalu kembali memperhatikan pelajaran.
    Sekeluarnya dari kelas Rafael menarik gua secepat mungkin. Membawa gua masuk ke lift kosong dan naik keatas. Babarapa saat kemudian gua keluar dilantai paling atas yang tidak berpenghuni. Lalu ia mencium gua. French Kiss. Dia yang inisiatif. Gua sih Cuma mangap-mangap doang. Gua sekarang merasa mangap dan membuka mulut lebar-lebar jauh lebih mudah sekarang. Kedua tangan Jhosua masuk kedalam kaos gua dan meraba-raba punggung gua. Lalu kedua tangannya menyelip masuk dan meremas-remas pantat gua. masih mencium gua dia menurunkan resleting gua dan menurunkan celana jeans gua. lalu menurunkan dengan satu tangan celana dalam gua. dia terus mencium gua saat tangannya mulai mengocok-ngocok penis gua. namun mendadak dia menghentikan semuanya.

    “Elo kenapa sih?” Rafael bertanya dengan sedikit kesal.

    “Nggak kenapa-napa.” Jawab gua ngasal.

    “Elo bohong. Dari tadi elo kaya orang gak ada nyawa. Gua nafsu-nafsui mesra-mesraan sama elo, tapi elonya diem aja.”

    “Gua gak kenapa-napa Rafa...” kata gua. gua kini berinisiatif mencium balik Rafael, namun dia menolaknya. Dia malah menjauh. Ngambek.

    “Gua udah males kalo kaya gini. Turun aja.” Kata Rafael dengan wajah cemberut.

    “Raf... rafa... ya udah ayo. Kita main disini.” Kata gua seraya menarik tangannya.

    Namun cowok indo ganteng itu malah memencet tombol lift. Beneran dia ngambek. Dasar ambekan. Gua membenarkan pakaian gua dan berdiri disampingnya. Ketika pintu lift tersebuka tiga orang cewek tampak terkejut ketika melihat dua cowok ganteng berdiri menunggu. Dan ketika kita berdua masuk rasasnya nafas-nafas mereka tampak berhenti. Gua yakin mereka terus menatap kita sekarang. Rafael berinisiatif menekan tombol G dan ><. Karena cewek-cewek tadi semua sedang terpesona maka yang masih sadar aja yang jadi operator.


    +++


    Haaah... hari yang melelahkan... mulut yang melelahkan... gua masuk kedalam apartermen di sore hari. Benar-benar lelah dan ingin segera rebahan di sofa dan bermalas-malasan.
    Matahari sore tampak indah dari kaca apartermen Jhosua menambah sempurnanya acara malas-malasan gua sore ini. Gua duduk di sofa dengan sudah berseragam celana dalam dan menyalakan televisi. Program infotaiment sedang tayang saat itu. Malas meneruskan karena tidak begitu tertarik dengan infotaiment lantas gua menarik keluar labtop dari tas gua dan langsung online di internet. www.boyzforum.com adalah situs pertama yang gua buka. Melihat-lihat isinya. Tempat yang paling sering gua datangi adalah Boysex, Boylove dan Boy Style... setelah puas di boyzforum gua berlanjut ke kaskus.us... situs disitus tersebut tampak orang-orang naif yang dengan noraknya berteriak-teriak maho-maho... dog lo semua. Emang kita semua pengen kaya begini. Jujur aja, ada kalanya gua merasa pengen banget dilahirkan kembali sebagai cowok yang HANYA suka sama cewek atau sebagai cewek yang HANYA suka sama cowok.
    Disitus itu tampak orang-orang sok suci menghina-hina maho (Manusia Homo). Tanpa pernah merasakan bagaimana perasaan orang yang dikatain. Coba jika mereka yang berada diposisi kita. Coba jika merekalah yang homo dan kita ngatain mereka. Coba jika salah satu anak mereka ada yang gay atau banci dan temen-temennya dengan kejam mengatain mereka. Bagaimana coba reaksi mereka. Bagaimana coba tanggapan mereka jika mereka punyak anak seperti itu dan mendapat hinaan seperti itu. Memang manusia tidak akan berhenti berbuat salah sampai mereka merasakan sendiri getahnya. Dan selama mereka tidak pernah terkena karma dari hinaan maho mereka, maka selama itu juga mereka akan terus norak. Gua benci banget sama manusia-manusia yang gak menghargai keberadaan dan nasib manusia lain. Elo boleh gak suka sama kaum tertentu tapi elo gak boleh menghina kaum tersebut karena mereka juga berhak hidup dan berhak ADA!
    Gua terpaksa menyelesaikan browsing internet ketika malam hari, ketika Jhosua pulang dari kantor. Seperti biasa walaupun berantakan dan tampak lelah, entah kenapa dia selalu terlihat tampan dan macho. Gua menutup labtop gua dan berjalan mengikuti dirinya karena dia memanggil.
    Dikamar Jhosua melepaskan sepatunya, melepaskan dasinya, kemeja hitamnya, melepaskan kaos dalamnya, lalu menurunkan celana bahan hitamnya dan terakhir melepaskan celana dalamnya. Lalu ia naik ke tempat tidur dan tiduran terlentang.

    “Ga, tugas lo sekarang.” Katanya.

    Gua menghela nafas dan berjalan naik ketempat tidurnya. Seperti biasa menungging dan mulai menghisap penisnya. Seperti kemarin... satu jam ini mulut gua harus bekerja sekuat tenaga. Lelah Mulut, Lelah Hati...

    Bersambung Ke Episode 12

    Ditunggu Komen dan Votenya....

    Gw trenyuh dah baca episode ini tp d balik itu dpt diambil suatu hikmah yaitu si Iga jd bsa ngerasain BRGnya Joshua!

    Dan percayalah bahwa lama-kelamaan si Joshua pun suka ma cowok coz klo s8 man dah ngerasain maen ma cowok dia akan kecanduan alias ketagihan.

    Nice story, good luck 4 u bro!
Sign In or Register to comment.