BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Dokter jadul vs trendy

edited November 2008 in BoyzRoom
Menjadi seorang dokter ternyata tambah sulit. Untuk penyakit dalam telah disepakati harus minimal mendapat 250 kredit/ sejenis SKS per 5 tahun supaya dapat diperpanjang surat ijin prakteknya. Ini sebenarnya mudah, seperti pertemuan ilmiah nasional penyakit dalam kemarin menyediakan peluang mendapat 43 SKS kalau ikut semua, berarti sudah hampir seperenam kewajiban selama 5 tahun. Tetapi sekarang semua simposium agak jaim, kalau dulu asal aja registrasi pasti dapat sertifikat, sekarang harus di-scanning dulu kartu peserta tiap sessi, kalau kurang persentase kehadirannya, tidak dikasih sertifikat. Di satu sisi ada baiknya, karena dokter di pelosok banyak yang masih menggunakan ilmu pengobatan 10-15 tahun yang lalu saat dia tamat tanpa pembaharuan sedikit pun. Tetapi yang jeleknya, semua simposium itu kan disponsori farmasi, sehingga obat jadi tambah mahal dan si dokter pun terpaksa harus memakai obat-obat mahal yang mensponsorinya. Jadi gimana dong, berobat ke dokter jadul yang jarang simposium tapi murah atau dokter yang rajin simposium tapi mahal?

Comments

  • alandra wrote:
    Menjadi seorang dokter ternyata tambah sulit. Untuk penyakit dalam telah disepakati harus minimal mendapat 250 kredit/ sejenis SKS per 5 tahun supaya dapat diperpanjang surat ijin prakteknya. Ini sebenarnya mudah, seperti pertemuan ilmiah nasional penyakit dalam kemarin menyediakan peluang mendapat 43 SKS kalau ikut semua, berarti sudah hampir seperenam kewajiban selama 5 tahun. Tetapi sekarang semua simposium agak jaim, kalau dulu asal aja registrasi pasti dapat sertifikat, sekarang harus di-scanning dulu kartu peserta tiap sessi, kalau kurang persentase kehadirannya, tidak dikasih sertifikat. Di satu sisi ada baiknya, karena dokter di pelosok banyak yang masih menggunakan ilmu pengobatan 10-15 tahun yang lalu saat dia tamat tanpa pembaharuan sedikit pun. Tetapi yang jeleknya, semua simposium itu kan disponsori farmasi, sehingga obat jadi tambah mahal dan si dokter pun terpaksa harus memakai obat-obat mahal yang mensponsorinya. Jadi gimana dong, berobat ke dokter jadul yang jarang simposium tapi murah atau dokter yang rajin simposium tapi mahal?

    Dokter cinta ajieaaaah (sambil mendesah)
  • kita masih belajar
  • alandra wrote:
    Menjadi seorang dokter ternyata tambah sulit. Untuk penyakit dalam telah disepakati harus minimal mendapat 250 kredit/ sejenis SKS per 5 tahun supaya dapat diperpanjang surat ijin prakteknya. Ini sebenarnya mudah, seperti pertemuan ilmiah nasional penyakit dalam kemarin menyediakan peluang mendapat 43 SKS kalau ikut semua, berarti sudah hampir seperenam kewajiban selama 5 tahun. Tetapi sekarang semua simposium agak jaim, kalau dulu asal aja registrasi pasti dapat sertifikat, sekarang harus di-scanning dulu kartu peserta tiap sessi, kalau kurang persentase kehadirannya, tidak dikasih sertifikat. Di satu sisi ada baiknya, karena dokter di pelosok banyak yang masih menggunakan ilmu pengobatan 10-15 tahun yang lalu saat dia tamat tanpa pembaharuan sedikit pun. Tetapi yang jeleknya, semua simposium itu kan disponsori farmasi, sehingga obat jadi tambah mahal dan si dokter pun terpaksa harus memakai obat-obat mahal yang mensponsorinya. Jadi gimana dong, berobat ke dokter jadul yang jarang simposium tapi murah atau dokter
    yang rajin simposium tapi mahal?


    Don't care.
  • AVATAR wrote:
    alandra wrote:
    Menjadi seorang dokter ternyata tambah sulit. Untuk penyakit dalam telah disepakati harus minimal mendapat 250 kredit/ sejenis SKS per 5 tahun supaya dapat diperpanjang surat ijin prakteknya. Ini sebenarnya mudah, seperti pertemuan ilmiah nasional penyakit dalam kemarin menyediakan peluang mendapat 43 SKS kalau ikut semua, berarti sudah hampir seperenam kewajiban selama 5 tahun. Tetapi sekarang semua simposium agak jaim, kalau dulu asal aja registrasi pasti dapat sertifikat, sekarang harus di-scanning dulu kartu peserta tiap sessi, kalau kurang persentase kehadirannya, tidak dikasih sertifikat. Di satu sisi ada baiknya, karena dokter di pelosok banyak yang masih menggunakan ilmu pengobatan 10-15 tahun yang lalu saat dia tamat tanpa pembaharuan sedikit pun. Tetapi yang jeleknya, semua simposium itu kan disponsori farmasi, sehingga obat jadi tambah mahal dan si dokter pun terpaksa harus memakai obat-obat mahal yang mensponsorinya. Jadi gimana dong, berobat ke dokter jadul yang jarang simposium tapi murah atau dokter yang rajin simposium tapi mahal?
    Dokter cinta ajieaaaah (sambil mendesah)

    ...kLo nYuNtyiK pakaReNa jaRuM tuMpYuL ya jeNg... :lol: :lol: :lol:
Sign In or Register to comment.