BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

GAK ADIL

edited October 2008 in BoyzRoom
kelakuan wanita jalang satu ini lebih gila dan lbh sadis dari Ryan Jombang, bahkan dari plaku mutilasi manapun, bayangkan tubuh suami sendiri dipotong2, dan diambil dagingnya, dipisahkan dari tulang, dan dikuliti pula, sampai ga ada yg nyangka itu daging manusia, dikira daging hewan

gila khan? tapi pelaku ini waras loh

HERANNYA KOK GA SEHEBOH PEMBERITAAN WAKTU RYAN/ GAY yg melakukan pembunuhan yah? wkt itu nama plu dijelek2an habis2an. tapi giliran yg lakuin hetero, kok biasa2 aja yah? ga ada reaksi gimana2 gitu? ga adail neh kayaknya...coba klo plu yg lakuin, heboh dah

Semanggi, Warta Kota



Sri Muryati-wid Sejumlah awak bus, pemilik warung, dan petugas di Terminal Bus Kalideres, Jakarta Barat, tak habis pikir bahwa daging yang mereka temukan pada 29 September lalu merupakan potongan-potongan tubuh Hendra, korban mutilasi oleh istri keempatnya. Beberapa dari mereka bahkan sempat melontarkan ide untuk menyantap daging tersebut.

Menurut Ace Saepudin, petugas PO Primajasa di Terminal Kalideres, ia membuka kardus berisi daging yang ditinggalkan seorang wanita di terminal tersebut. ”Di dalam kardus itu ada dua kantong plastik warna merah berisi jeroan dan potongan daging. Orang-orang di sini nyangka itu daging babi,” ujarnya kepada Warta Kota, Selasa (28/10) siang.

Menurut Ace, kardus berisi daging itu dititipkan seorang wanita kepada seorang kondektur bus Primajasa jurusan Kalideres-Bandung, sekitar pukul 09.00. Dengan alasan akan mengambil kardus yang lain, wanita tersebut kemudian pergi. Namun, hingga dua jam kemudian, dia tak kembali.

Disaksikan sejumlah awak bus dan pemilik warung di terminal, Ace dan rekannya, Lukman, membuka kardus tersebut. ”Ada bagian yang masih ada kulit dan bulu-bulunya, saat itu kita menyangka itu daging babi. Ada juga yang bilang mungkin ini daging gelonggongan,” ujar Eni, pemilik warung di Terminal Kalideres. Ace lantas menitipkan kardus berisi daging tersebut di warung Eni. ”Malah saya sempat bercanda, kalau bener itu daging sapi, saya bagi dua saja sama si uni (pemilik warung),” kata Ace.

”Tak ada yang mau mengambil daging itu karena dikira daging babi,” kata Eli. Menurut Eli, daging tersebut berwarna merah muda dan sangat berbeda dari daging sapi. ”Seratnya lebih halus dan warnanya pucat. Jadi kami mengira itu daging babi,” ujarnya.

Eli lalu menghubungi para pemilik warung yang biasa mengolah daging babi. ”Tapi, mereka juga tidak mau mengambil. Mereka bilang itu bukan daging babi,” ujarnya.

Sekitar pukul 17.00, kardus berisi daging itu dibawa ke Pos Polisi Terminal Kalideres. Petugas di pos tersebut mengatakan bahwa potongan daging itu adalah daging babi. Sore itu juga, Ace melapor ke R Gultom, Komandan Regu II Terminal Kalideres. ”Karena daging itu mulai bau, saya suruh si Topo, tukang sampah, untuk membuangnya ke bak sampah,” ujar Gultom.

Ace baru mahfum daging yang ia periksa pada Senin pagi itu adalah daging manusia ketika polisi meminta keterangan darinya. Polisi menemui Ace setelah meneliti 13 potongan tubuh manusia yang ditemukan di bus Mayasari Bakti P64 (jurusan Kalideres-Pulogadung) di dekat Terminal Bus Pulogadung. Polisi menduga pembawa potongan-potongan tubuh manusia itu naik dari Kalideres.

”Saya diperiksa dari jam 8 malam sampai jam 2 pagi,” kata warga Rangkasbitung, Banten, ini. Rekan-rekan Ace yang sempat memegang-megang daging itu jadi bergidik ketika tahu bahwa isi kardus tersebut adalah daging korban mutilasi. ”Merinding saya. Untuk saya tidak sampai mengambilnya,” kata Gultom.

Cemburu

Wanita yang meninggalkan kardus berisi daging di Terminal Kalideres tersebut belakangan diketahui sebagai Sri Rumiyati alias Yati. Menurut polisi, Yati mengaku memutilasi suaminya, Hendra, dan membuang potongan-potongan tubuh suaminya di sejumlah angkutan umum.

Yati mengaku bahwa potongan kepala Hendra ia tinggalkan di taksi warna putih yang ia naiki dari Tomang sampai ke Tanahtinggi, Tangerang. Diduga, Yati naik taksi tersebut setelah turun dari bus Mayasari Bakti.

Saat naik taksi, Yati membawa dua bungkusan. Namun, saat turun, dia sengaja meninggalkan salah satu bungkusan (berisi potongan kepala) di taksi. Setelah membayar ongkos taksi, Yati naik bus Prima Asri tujuan Cirebon. Dia pun meninggalkan bungkusan berisi telapak tangan Hendra di bus tersebut.

Hingga kemarin, polisi belum menemukan taksi yang membawa potongan kepala Hendra maupun bus Prima Asri yang membawa potongan tangan Hendra. ”Kita masih berupaya keras untuk menemukan potongan tubuh lainnya. Kami mengimbau masyarakat yang menemukan potongan tubuh tersebut agar lapor ke polisi,” ujar Kepala Satuan Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Fadhil Imran.

Menurut seorang penyidik, Yati mengaku menghabisi dan memutilasi Hendra karena cemburu lantaran Hendra kerap mengunjungi maupun mengirim uang ke Dewi, istri ketiganya, yang tinggal di Lampung. Selain itu, Yati juga kesal karena kerap mendapatkan perlakuan kasar dari korban.

Yati juga mengaku menghabisi Hendra dengan memukulkan batu ke kepala sang suami. Aksi keji ini dilakukan saat Hendra tidur. Setelah Hendra tidak bergerak, Yati memutilasi tubuh Hendra dengan golok pinjaman.

Sementara itu, percikan darah yang telah kering di lantai dan dinding ditemukan polisi di rumah kontrakan Hendra di Sepatan, Kabupaten Tangerang. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa Hendra dibunuh dan dimutilasi oleh Yati di rumah tersebut.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Metro Jaya, Kombes dr Agus Prayitno, mengatakan bahwa bercak darah tersebut akan dicocokkan dengan DNA korban mutilasi. ”Jika ada kecocokan baru dapat ditegaskan bahwa mayat korban mutilasi tersebut adalah Hendra,” katanya di rumah Hendra, Selasa (28/10) siang. Kemarin, selama sekitar dua jam, para petugas bidokkes, forensik, dan identifikasi memeriksa rumah pasangan Hendra-Yati yang terletak di Jalan Teriti, RT 04/04 Kampung Karetnagrak, Desa Karet, Kecamatan Sepatan.

Kedatangan petugas forensik di rumah Hendra-Yati telah dipersiapkan sejak Selasa pagi. Polisi menutup seluruh jalan ke rumah kontrakan itu. Polisi juga memasang garis polisi sekitar 500 meter dari rumah Hendra. Pemeriksaan ini disaksikan H Azam, empunya rumah, dan ketua RT setempat. Sedangkan Yati tidak dihadirkan di lokasi. Polisi juga minta, untuk sementara, rumah tersebut tidak digunakan ataupun disewakan karena sewaktu-waktu bisa dilakukan penyelidikan ulang.

Suami baik

Di tengah kerumunan massa yang menyaksikan polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), ada seorang wanita yang tampaknya sangat terpukul. Wanita ini, Dewi (40), merupakan istri pertama Hendra. Dewi yang menggendong anak laki-laki mengaku baru tiba dari Lampung.

Dewi datang ke Tangerang untuk mendapat kabar lebih utuh tentang tewasnya Hendra. Selama ini, dia hanya mendapat kabar dari berita di media massa dan cerita dari mulut ke mulut.

”Memang Bang Hendra itu dibilang tukang kawin. Cuma, bagi saya, dia itu baik karena masih tanggung jawab. Satu atau dua bulan sekali Bang Hendra pulang ke Lampung,” kata Dewi. Dari Dewi, Hendra memiliki dua anak. Kedua anak Hendra tersebut tinggal bersama Dewi di Lampung. ”Saya denger di TV, Bang Hendra udah mati. Tapi, kenapa musti dipotong-potong seperti itu, tega banget,” kata Dewi. (tos/wid/cel)

Comments

  • di indonesia, suara mayoritas khan selalu menang dari suara minoritas ^^
    welcome to minoritas world...
  • simply because we are living in a straight world honey.
  • cerita tentang banci laku dijual...lagian yang dibunuh tuh banci banyakan dr tuh pewong...
  • Mpok_Atik wrote:
    cerita tentang banci laku dijual...lagian yang dibunuh tuh banci banyakan dr tuh pewong...
    ekkes sama yey yg tuwirda begindang laksa yah buk lol
  • leila sari wrote:
    Mpok_Atik wrote:
    cerita tentang banci laku dijual...lagian yang dibunuh tuh banci banyakan dr tuh pewong...
    ekkes sama yey yg tuwirda begindang laksa yah buk lol

    ya iyalah... masa' yah iyah cong.. !!
  • Berita selain mengandung nilai informasi, ketika sudah masuk ke media elektronik berbasis profit maka harus punya nilai komersil juga....


    regards
    ~ART~
    z1.gif
  • Arth4 wrote:
    Berita selain mengandung nilai informasi, ketika sudah masuk ke media elektronik berbasis profit maka harus punya nilai komersil juga....


    regards
    ~ART~
    z1.gif
    anjing gigit orang bukan berita ... orang gigit anjing ... baru berita
  • ya wajarlah.. di Indonesia gay masih dianggap menyimpang, nah kalau orang yang menyimpang membuat kasus yang diluar akal sehat pasti heboh..

    justru itu kita minta kawan-kawan untuk terus mensosialisasikan bahwa homoseksual bukanlah penyakit, penyimpangan atau keanehan.
    kita sama-sama normal dengan kawan-kawan hetero lainnya.

    selama anggapan miring tentang kelompok LGBT masih ada, ya selama itu pula ketidak adilan akan terus jalan. so kamu mau tetep begitu atau mau ada perubahan?
  • de Hati wrote:
    Arth4 wrote:
    Berita selain mengandung nilai informasi, ketika sudah masuk ke media elektronik berbasis profit maka harus punya nilai komersil juga....


    regards
    ~ART~
    z1.gif
    dog gigit orang bukan berita ... orang gigit dog ... baru berita
    klarifikasi
    babi yg dimaksud diatas adalah ba bi
    anjing yg dimaksud de hati adalah and jing
  • bukan maksud membela ryan ya. gw jg ga kesel dgn prilaku sadis ryan walaupun ga au motif nya apa. inilah indonesia, masih ada ketidakadilan dan ras. soalnya pihak hukum kita kurang ok . dan masih pilih kasih. yg pasti sih saya selaku komunity ini ingin minta diakui dan diasamakan dng org biasa di indo.
Sign In or Register to comment.