Bagian 1
Ketika itu Kelas Satu SMA
Aku hanyalah komputer biasa sebuah desktop dengan Operating System Windows 95. Kertas bertuliskan angka 17 tertempel di bagian atas monitorku. Aku bekerja di Lab Komputer sebuah Sekolah Menengah Atas yang lumayan kenamaan.
Bekerja di sebuah lab terkadang menyenangkan, namun lebih sering membosankan. Bosan juga melihat rambut-rambut cepak itu silih berganti masuk ke lab komputer itu. Bosan juga melihat ekspresi bingung anak-anak itu ketika guru itu mengajarkan materil yang mungkin hanya dimengerti 10% siswa di lab itu, entah salah siapa. Bosan juga melihat kepala-kepala itu bermain game-game kecil ketika jam istirahat dimulai. Kesimpulannya singkat saja. BOSAN.
Tapi, pagi itu aku harus mencari penghapus. Untuk menghapus kata bosan yang kutuliskan di benakku(mungkin lebih tepat jika disebut processorku). Pagi itu tidak membosankan. Pagi itu menarik.
Pagi itu seorang anak berambut cepak dengan papan nama bertuliskan "Wisnu Wardhana" di dada kananya, datang ke lab itu. Dia menitikkan setitik air mata. Air mata itu terlihat cukup kontras dengan postur si anak yang cukup tinggi dengan wajah yang terlihat garang. Ingin aku bertanya kepada anak itu, mengapa ia menangis. Namun apa daya, masih terlalu cepat 30 tahun sampai manusia mungkin bisa berkomunikasi dengan bebas bersama desktop-nya.
Anak itu duduk di hadapanku, jemarinya menggapai mouse yang terletak di samping CPU-ku. Dia mengarahkan pointer di monitorku menuju sebuah ikon bergambar huruf W biru. Microsoft Word. Sesaat kemudian jemari itu mulai bergerak di atas keyboard. Bergerak penuh emosi, seakan menumpahkan segala isi perasaanya pada setiap momentum jari-jemarinya.
===
AKU SAYANG KAMU!!...
Pengen banget rasanya aku teriak dan ngasi tau dia, kalo aku sayang dia..
Tapi..aku ga bisa..dan mungkin ga bakal pernah bisa..
===
Jemari itu terdiam sejenak, imaji sang anak melayang
===
"Hi, namaku Wisnu" Kalimat itu mengawali pembicaraan dua orang anak manusia berseragam SMA dengan dasi yang berstrip satu di lorong kelas sekolah itu, dan tidak berhenti sampai disitu, sapaan itu mengawali sesuatu yang lebih besar.
===
Jemari si anak kembali bergerak
===
oh Tuhan...
Pertama kali aku bertemu dengannya di lorong kelas itu.
Aku ga bisa ngelupain mata itu.
Mata yang indah.
Terlalu indah.
Matamu hitam, pekat.
Matamu bagai portal menuju dimensi lain.
Dimensi baru dalam hidupku.
Dimensi yang aneh.
Dimensi yang membuatku gila.
Ingin aku bertanya.
Kenapa harus aku ?
lebih-lebih lagi.
Kenapa harus dia ?
aahhhh...peduli setan dengan semuanya...
Aku sayang dia!!!!
argghhh....
dan aku BENCI bahasa Inggris.
===
Si anak terdiam lama di tatapnya baris demi baris tulisan yang muncul di layar itu. Tatapan si anak terlihat sedikit lega. Dia mengklik ikon bergambar disket di jendela itu. “Aku Benci Bahasa Inggris” begitu judul yang dia berikan pada file itu. Pointer bergerak menuju tanda silang di pojok kanan atas layar, klik, kemudian aku memunculkan pilihan untuk menyimpan data -sebuah standar prosedur yang harus kujalani-, klik, dan aku pun menutup jendela itu. Membiarkanku dalam keadaan menyala si anak pergi meninggalkanku, meninggalkan laboratorium Komputer.
Bagian 2
Ketika itu Kelas Dua SMA
Manusia adalah makhluk yang aneh, otak mereka sangat hebat, prosesorku tentu tidak ada apa-apanya dibanding kejeniusan sel-sel abu-abu dalam kepala manusia itu. Tapi, terkadang manusia itu sering bingung karena hal sederhana. Mereka bisa bingung karena dua pilihan yang sudah sangat jelas.
Bagiku :
Jika “aku cinta padanya” maka “aku katakan padanya” kalau tidak “aku tidak katakan padanya”
Tentu saja hal di atas adalah hal yang mudah bagiku. Tinggal mengecek apakah “aku cinta padanya”, lalu aku tinggal mengeksekusi salah satu perintah yang ada setelahnya. Simpel.
Namun bagi mereka :
Jika “aku cinta padanya” maka ...............................
Mereka bisa bingung karena kondisional simpel seperti itu, kondisional ini bisa mengarah pada gangguan kinerja piranti lunak manusia, atau mereka biasa menyebutnya “stres”.
Sepertinya gangguan kinerja bernama stres ini tengah melanda anak bernama Wisnu itu. Hari ini dia duduk dengan tatapan yang sama seperti dulu dia duduk di hadapanku. Tatapan gelisah. Kelihatannya dia butuh “aspirin” lagi. Dugaanku tepat, dia mengarahkan pointer ke ikon W biru itu lagi. Mencari file berjudul “Aku Benci Bahasa Inggris” dalam folder-folder memoriku. Kemudian “dia mulai meneguk aspirin” lewat setiap hentakan jarinya.
===
AKU STRESS!!!
AKU BINGUNG!!
Oh Tuhan..
kenapa Kau siksa aku dengan perasaan ini..
kenapa Kau buat setiap milisekon aku merindukannya..
kenapa Kau menyiksaku lewat malaikat terindahmu..
dia begitu baik padaku,
dia menghiburku dalam setiap saat sedihku..
dia tertawa bersamaku dalam saat bahagiaku..
dia adalah segala-galanya bagiku..
Setiap malam aku selalu menatap ke arah itu..
Menatap ke arahnya..
Mengharap keajaiban akan membawa dia
ke sisiku..
ke pelukku..
lagi-lagi aku ingin berteriak..
berteriak pada dunia
AKU SAYANG DIAAAA....
arghhhhhh!!
dan
aku semakin benci bahasa Inggris!!
===
Puas meneguk aspirin maya nya si anak kemudian pergi meninggalkanku, tentu saja tak lupa menghapus jejak memori yang sempat dia torehkan ke memoriku. Kepergianku meninggalkan sebuah kebingungan tersendiri. Apa arti sayang bagi manusia ? Bagi ku sayang adalah rangkaian huruf “S-A-Y-A-N-G”, jelas, riil, tidak membingungkan. Mengapa sayang begitu membingungkan bagi manusia ? Terkadang aku jadi bertanya-tanya sendiri, mengapa makhluk aneh seperti itu bisa-bisanya menciptakan diriku. Sungguh ajaib.
Bab 3
Ketika itu Kelas Tiga SMA
Hari ini tidak ada pelajaran di laboratorium komputer. Oh, bukan, hari ini bukan hari libur. Gosipnya, hari ini adalah hari kelulusan bagi anak itu.
Sudah hampir tiga tahun sejak pertama kali si anak membuat file “Aku Benci Bahasa Inggris.doc”. Tiga tahun adalah waktu yang singkat bagi manusia, tapi tidak bagiku, sebentar lagi kelihatannya aku akan segera di depak dari lab ini, digantikan dengan produk-produk baru dengan Operating System baru, katanya sih namanya Windows 98. Aku tidak terlalu memusingkan hal ini.
Hari ini anak bernama Wisnu itu muncul lagi di hadapanku. Cukup gagah. Agaknya dia ingin meneguk aspirin terakhirnya sebelum meninggalkan sekolah ini.
Dia membuka file yang sama seperti yang dia buka tiga tahun lalu. Membaca ulang dari halaman pertama setiap kata-kata yang dia tuliskan, sambil terkadang tersenyum kecil. Selesai membaca ulang, mulai lah dia melakukan ritual meneguk aspirin itu.
===
Oh Tuhan.
Tiga tahun sudah
aku dan dia bersama..
Tiga tahun sudah
aku mencintainya
Aku dan dia akan berpisah hari ini..
Mungkin bertemu lagi suatu waktu..
mungkin juga tidak..
aku tidak pernah tahu apa yg Kau rencanakan
Tidak sekalipun aku bisa menyatakan betapa besar cintaku padanya..
tidak sekalipun terucap kata aku sayang kamu..
karena aku tidak bisa..
dan
aku tidak boleh..
Aku sayang dia
dan aku benci bahasa Inggris..
Mengapa ??
Coz' I Love Him..
===
Setelah terdiam cukup lama sang anak menutup jendela itu. Kemudian ia meninggalkan ruangan itu.
Bab ~
Bukan Epilog
Setelah kali terakhir dia menemuiku, tidak pernah lagi aku melihat anak itu kembali lagi. File buatanya masih tersimpan di memoriku yang makin karatan ini. Mungkin tinggal tunggu waktu saja aku crash dan data itu pun nantinya akan hilang.
Sialnya, sampai akhir aku masih juga belum mengerti apa maksud “sayang” yang dituliskan si anak itu. Ada yang tahu ? Kalau kamu tahu tolong kasih tahu aku ya ! Tapi tolong buat dalam format .exe sehingga aku dapat memahaminya dengan mudah. Ok ?
Seharusnya Selesai
ps: title nya dituker untuk menyesuaikan dg cerita asli
Comments
hmm aku nggak tau apakah ini kebetulan belaka atau hanya seubah ilustrasi dan bahan cerita yang menarik, tetapi cerita ini pernah ku jalani dari tahun 1996 hingga 1999 saat aku masih smp..
aku bertemu seorang murid cow tentunya di lorong sekolah ke arah kelas ku dari kelasnya...
kami berbeda kelas saat kelas 1 dan menjadi teman dekat dari kelas 2 hingga 3 bahkan menjadi saudara..
sampai saat ini dia tidak pernah tau perasaanku padanya
aku selalu ke ruang samping osis hanya sekedar mengetik perasaanku padanya setiap kali aku merindukan dan mencintainya..
tapi tidak setahun sekali seperti cerita itu..
setiap kali aku sempat dan sendiri tanpa ada siapa2...
aku mengetik perasaanku yang akhirnya mama ku mengetahuinya..
tapi aku bukan wisnu wardhana..
aku arrh
sayang, yah rasa sayang yang sangat besarlah yang membuat aku selalu bertahan pada cinta yang aku punya
entah, rasa itu mungkin berbeda baginya
karna aku hanyalah seorang saudara baginya
aku hanyalah seorang teman baik baginya
betapa hari2 ku ingin bisa memeluknya
mengucapkan kata cinta
hahahahahaha..... smp... aku masih terlalu muda
saat kelas satu, aku selalu berdoa agar bisa lebih mengenalnya dan menjadi lebih dekat dengannya
Tuhan mengabulkannya
aku sekelas waktu kelas dua hingga kelas tiga
duduk berdekatan dengannya
bisa berbicara berdua dengannya
dan menjalani ekskul bareng dia adalah hal yang terindah saat itu
tapi tetap... aku tetap tidak bisa mengungkapkan isi hatiku padanya
aku tidak bisa lepas dari penjara yang ku buat sendiri
saat lulus sekolah kami berpisah
aku masuk ke sekolah negeri sementara di ke sma swasta
jarang kontak tetapi aku tetap mengingatnya
selalu dan selalu ku dengar cerita tentangnya
bahkan itu adalah kesengajaanku untuk bertanya tentang dia
iseng2 aku coba kerumahnya dan dia menyambutku dengan sangat ramah dan tetap sama tak pernah berubah
tapi tetap aku tidak bisa berkata apa2 padanya
saat kuliah, aku kembali ke malaysia dan dia ke jakarta
jarak yang sangat jauh bagi kami berdua
hingga saat aku kembali ke indo dan bekerja juga menjalin cinta dengan pacar pertama ku
tak terasa setelah sekian lama
tiba2 ada nomor asing yang masuk ke hp ku
dan itu adalah dia
dia telah kembali lagi ke kota ini
kota dimana telah aku dan dia tinggalkan untuk meniti karir kami masing2
dia datang ke kantorku untuk menjadi customer
yah Tuhan... dia masih sama
senyum yang ku kenal, dan tutur kata yang hangat
malaikat terindah yang terpahat dari kasihMu
dia nyata di hadapanku
dan tetap, tak ada kata2 yang keluar
kata2 yang dari dulu kusimpan
di komputer sekolah ku dengan judul "mengapa"
sebuah cerita lama yang hanya di saksikan oleh pc sekolahku
sayang dan cinta adalah sesuatu yang abadi dalam hidup ini..
dan saat kita mati, sayang dan cinta itu tetap ada
melekat pada mereka yang menyayangi dan mencintai kita
pada mereka yang mengingat kita...
pada hati yang tak pernah berubah meskipun waktu telah melewatinya...
dua2 nya bagus n menyentuh..
hehe..
tulisan yg bagusss xD
kok jadi kangen banget yah sama masa2 itu...
masa2 dimana aku mencoba memaenkan sebuah getaran yang tak bernada..
my lovely school...
tapi kalo di komputer gw yg ada cuman cerita yg gua buat dari khayalan2 liar yang muncul waktu w buat cerita itu.... ada bagian yg w salin dari film sich... tapi cuman dikit...
ini pengalaman nyata
gw lupa yang nulis kata ini siapa...tpi kata2 nya nyentuh banget.....
........ketika cinta tak emilih jenis kelamin,......
maka cinta pun menjadi terlarang........
gimna menurut kalian??
senengnya ngerasain perasaan tanpa pretensi...
makasi ya comment2 nya
ps : sengaja ga dibikin bersambung biar ga pada stres nungguin kelanjutannya
even until today...
Gw suka pemilihan sudut pandangnya,unik dan beda.
interesting point of view and writing style
gue msh baca bukunya laskar pelangi ... pemberian TOYO ... pengen liat pilemnya ntar di indo