Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh
Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
TKI* MODE ON
Sejak berapa puluh tahun yang lalu, setiap tahun menjelang Lebaran merupakan bencana nasional bagi banyak keluarga di tanah air! Pembantu mudik! Waduh, kalang kabut deh kita dibuatnya! Dulu waktu almarhum Ayahanda masih pejabat di mana kami punya 5 pembantu rumah tangga, selalu ada satu yang tidak pulang kampung sehingga bencana itu tidak terlalu terasa benar. Sekarang dengan satu orang house keeper yang sudah 15 tahun ikut kami dan mengerjakan segala sesuatunya, mulai dari beresin kamar, nyuci pakaian, nyetrika, masak, belanja ke supermarket, ambil pensiun Ibunda di kantor Pos dan Giro, menyiapkan obat2an untuk Ibunda dan untuk diriku sampai transfer uang di bank untuk keponakanku di Tondano, maka bencana itu yang jadi terasa benar! :roll:
Kegiatanku di mulai menjelang jam 03:00, menyiapkan makan sahur. Setelah selesai makan, cuci piring, dll menunggu adzan subuh.. Selesai sholat subuh, jalan pagi dan Orhiba di depan Ma Kizi Jihandak/SDS (Markas Kompi Zeni Penjinak Bahan Peledak/Sura Dharma Santika), lalu aku tidur lagi. Sekitar jam 07:00 bangun untuk beresin kamar, mencuci pakaian dan menjemurnya. Lalu memanaskan mobil supaya accunya nggak mati (mobil jarang dipakai kecuali Ibunda perlu bepergian, itupun pake supir harian lepas dari Driver’s Club) Untuk menyapu/ngepèl, Ocha di BKO dua hari sekali, sedangkan untuk menyapu halaman, menyiram tanaman dan mencuci mobil Abi di BKO setiap hari (pakè absen sehingga kalau dia mangkir dia tidak dibayar). Untuk menyetrika cucian, disub-kontrakkan ke Odah (istri Ocha). Jadi cucian yang sudah dijemur dibawa pulang Ocha, kalau dia ke Mako lagi pakaian yang sudah disetrika dia bawa.
Sore, menjelang buka, aku mulai sibuk di dapur. Masak air untuk nyeduh kopi/teh, masak nasi (untung ada rice cooker) dan lauknya (pengalaman 10 tahun merantau di luar negeri dipraktekkan deh! 8) ) Selama Ramadhan, menjelang buka juga harus melayani pembeli es batu (Ibunda jualan es batu dan es Mambo!) Kemudian aku toto dahar kadang2 dibantu Rizal, itupun harus diperintah dulu ”Ngana baku tulung akang baator meja jo!”, menyiapkan obat2an Ibunda (metformin, glucodex, simvastatin, thrombo aspilet, diltiazem, asam folat, alupurinol, cedocard! :shock: Kalau obat2anku sih nggak sebanyak itu, hanya untuk DMnya saja! Selesai makan malam, nyupir (nyuci piring) lalu menyiapkan jualan es batu Ibunda (masak air sepanci besar lantaran sebab karena Ibunda tidak mau menjual es batu dari air mentah!) Kemudian menutup jendela, menggembok pagar dan mengunci pintu depan. Cek & Ricek ke dapur apakah masih ada kompor yang menyala. My house keeper juga sudah meninggalkan nomor ponsel warung Uda di ujung jalan kalau mau pesan air mineral (seminggu dua gallon) dan gas Elpiji (2 minggu satu tabung 12 kg)!
Gun tidak medapat tugas khusus di Mako lantaran sebab karena unreliable! :x Dia nyaris tidak pernah tepat waktu. Lagipula blue ice sedang digadaikan oleh orang tuanya sehingga hari Kamis kemarin untuk mengambil THR ke Mako, Gun terpaksa ngètèng naik angkot. Ketika dia cerita bahwa ibu mertuanya mau datang nganter kue, aku belikan selusin donut JCo di Margo City untuk oleh2. Komentar Gun ”Bujug! Orang Semper diempanin JCo, apa entar nggak keselek?” Ngehina banget ya sama mertua sendiri? :P
Untuk hidangan Lebaran nanti, my house keeper sudah masak gulai kambing, rendang dan semur lalu disimpan di freezer. Nanti pas Lebaran aku tinggal memanaskan dan memberi santan. Ketupat aku sudah pesan dari Bu Lik. Yah, beginilah Bencana Nasional Tahunan di keluargaku. Aku manula yang jalan saja harus dibantu tongkat, Ibunda berusia 80 tahun dan sudah tidak bisa melihat, keponakanku Rizal yang meskipun berusia 19 tahun dan sehat wal afiat, pola perilakunya kayak anak raja (jarang berkontribusi pada kegiatan rumah tangga)
Bagaimana teman2 menyikapi Bencana Nasional ini, mengingat dampaknya yang lintas sektoral (teman2 non-Muslim juga ikut jadi korban ketika para PRTnya mudik 2 minggu!)? :?:
“TKI = Tenaga Kerja Insidental?
Comments
Yup kalo ada acara besar biasanya baru mempekerjakan seorang pembantu dadakan hehe tapi biasa sih acara beres2 gitu bisa kelar sendiri, paling besoknya aja baru dicuci. Jadi ya biasa2 aja di rumah hino.
taun2 kmaren sih pd mudik. tp yg repot bonyok doang.. gue gak bantu sama skali hehehe :oops:
asal ga d suruh masak ajah.... :roll:
(duhhhh nasibbb ga d jayapura d surabaya sama saja........xixiixixiixix)
Hamil? :shock: Memang sampeyan bisa menghamili? :roll: :P
takut ketau-an benchisnya ama keluarga ..... hehehehehe
di amriknya gue kagak punya pembantu, semuanya kudu gue tangani sendiri ........
kalau di aryan sono ada pembantu asal pilipin .. tapi cabutan alias datengnya hanaya sekali seminggu
Yang pasti, dengan mudiknya pembantu pengeluaran jadi lebih besar. Jadi memang bencana! Tapi apapun yang terjadi, manja keq, miskin keq, aku tetap bangga menjadi ORANG INDONESIA! 8)
hee??? ga juga tuhhh... d rumah malah bokap yg sering masak
(waiting him...............)
duh jangan jangan neh ...... kenalin donk ....
(ukkhhhh klo marah menyeramkannn.xiixixiixixixiixix) :P
ada yg bisak di pake kan ..... hehehehehehe ...... chandaaaaaaaaaaaaaaa ....