BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com
Howdy, Stranger!
It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Quick Links
Categories
- 31.1K All Categories
- 24.4K BoyzLife!
- 5.5K BoyzStyle
- 1.9K BoyzStories
- 5K BoyzLove
- 5.9K BoyzRoom
- 2 *Members Only!
- 1 BoyzAlbum*
- 1 BoyzChat*
- 12.8K BoyzConnect!
- 6K Jabodetabek
- 3.9K Jawa
- 2.5K Nusantara
- 451 International
- 291 BoyzForum Info
- 8 Apa Itu BoyzForum?
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
BAHASA JEPANG MENARIK
sori copas...hhe..
Bahasa Jepang Tetap Memikat
Jepang merupakan negara yang menarik. Baik dari segi budaya, ekonomi, teknologi, maupun dari segi perkembangan masyarakatnya. Jepang juga dikatakan sebagai negara moderen dengan budaya tradisional. Karena, meskipun Jepang mengalami perkembangan yang pesat, namun Jepang tidak melupakan budaya asalnya. Tidak hanya itu, Jepang juga memiliki teknologi yang tinggi. Hal ini berimbas kepada banyaknya lapangan kerja yang terbuka. Baik di Jepang sendiri maupun di negara-negara di luar Jepang, termasuk Indonesia.
Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta Syamsul Bahri menjelaskan, hal itulah yang biasanya menjadi alasan mahasiswa tertarik dengan sastra Jepang.
"Umumnya mahasiswa Unsada yang masuk sastra Jepang karena di samping budaya Jepang yang unik, juga karena mereka ingin bekerja di perusahaan Jepang," kata Syamsul.
Hal senada juga dikatakan Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta Dra Nalti Novianti, M Si. Ia mengatakan, sejak tahun 80 an, Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki investasi yang besar di Indonesia. Dalam dunia pendidikan pun, Jepang dikenal sebagai negara yang selalu memberikan beasiswa bagi pelajar yang belajar bahasa Jepang. Karena itu, hingga kini bahasa Jepang sangat diminati.
Tingginya permintaan tenaga kerja dari perusahaan Jepang menyebabkan banyak mahasiswa yang tertarik belajar bahasa Jepang. Karena Jepang merupakan negara industri, sehingga peluang tenaga kerja di dunia industri lebih besar. Hal ini yang membuat Binus menitikberatkan pembelajaran bahasa Jepang yang aplikatif. Yaitu bahasa Jepang yang biasanya digunakan untuk keperluan bisnis dan manajemen.
"Kami memfokuskan kepada bahasa Jepang lisan untuk bisnis. Dengan begitu, kami berharap lulusan kami dapat beradaptasi terhadap lingkungan kerja di perusahaan Jepang dengan baik," jelas Nalti.
Karena, tambah Nalti, bisnis dan manejemen Jepang memiliki karakteristik tersendiri. Baik dari segi bahasa, sistem yang digunakan hingga budaya kerjanya. Untuk itu, mahasiswa sastra Jepang Binus diberikan mata kuliah yang memang ditujukan untuk keperluan bisnis dan manajemen. Seperti mata kuliah bisnis Jepang, manajemen Jepang, etos kerja Jepang, budaya Jepang dan sebagainya. Mata kuliah tersebut biasanya diberikan pada tahun ketiga.
Pada tahun pertama, mahasiswa dibekali dasar bahasa Jepang. Pada tahun pertama ini, bahasa Indonesa digunakan sebagai bahasa pengantar. Pada tahun kedua, mulai digunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar selain bahasa Indonesia. Pada tahun ketiga barulah menggunakan bahasa Jepang sepenuhnya sebagai bahasa pengantar.
Pada tahun ketiga, mahasiswa diberikan pilihan peminatan. Yaitu penerjemahan dan perkantoran.
"Umumnya mahasiswa lebih memilih penerjemahan. Karena di penerjemahan diajarkan bagaimana menerjemahkan bahasa Jepang secara lisan," ungkap Nalti.
Hal serupa juga dilakukan oleh Unsada. Untuk bekal mahasiswanya, Unsada juga memberikan materi mengenai bidang-bidang lain. Seperti ekonomi, politik, sejarah, filsafat, perhotelan, pariwisata, dan juga manajemen. Selain itu, diajarkan juga bahasa Mandarin. Syamsul menjelaskan, ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan bahasa Jepang di segala bidang.
Sebelumnya, Unsada menggunakan kurikulum yang mengacu pada kurikulum Universitas Indonesia (UI). Namun sejak dua tahun belakangan ini, Unsada mulai menerapkan kurikulum yang disusun sendiri. Hal ini dilakukan atas masukan dari beberapa pihak. Perubahan ini meliputi penggunaan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar untuk mata kuliah umum. Mata kuliah pun disusun sedemikian rupa sehingga pengajaran bahasa Jepang lebih optimal.
Kesulitan Bahasa Jepang
Pembantu Dekan II Fakultas Sastra Unsada, Dra Yuliasih Ibrahim menjelaskan, ada tiga kesulitan yang umumnya ditemui ketika belajar bahasa Jepang. Yaitu cara menulis, cara membaca, dan cara mengartikan. Di bahasa Jepang dikenal tiga penulisan, yaitu hiragana, katagana, dan kanji. Hiragana dan katagana lebih mudah. Untuk mempelajari hiragana dan katagana, dapat dilakukan dalam waktu lebih kurang dua minggu.Kanji lebih sulit, karena memiliki variasi huruf yang tidak terbatas.
Yuliasih mengatakan, satu komposisi kalimat bisa berbeda dengan komposisi kalimat lainnya. Dengan pelafalan dan makna yang berbeda pula. Meskipun menggunakan huruf yang sama.
Syamsul menambahkan, tata bahasa adalah hal yang paling penting dalam belajar bahasa Jepang. Karena tata bahasa Jepang berbeda dengan tata bahasa Indonesia.
"Secara umum bahasa Jepang menerapkan menggunakan tata bahasa yang terbalik. Dalam bahasa Indonesia membaca kalimat dari depan ke belakang. Sedangkan untuk membaca kalimat dalam bahasa Jepang dari depan dulu, ke belakang kalimat baru kemudian ke depan lagi," jelas Syamsul.
Kesulitan lainnya adalah ada perbedaan penggunaan bahasa. Antara bahasa tulis dengan bahasa percakapan. Biasanya, bahasa tulis lebih bervariasi dibandingkan dengan bahasa percakapan. Selain itu, bahasa tulis sering menggunakan singkatan. Karena itu, lebih sulit untuk memahami bahasa tulis dibandingkan dengan bahasa percakapan.
"Ada bahasa atau kalimat yang sulit dipahami. Bahkan oleh orang Jepang sekalipun," jelas Syamsul.
Dua Minggui untuk Adaptasi
Jepang merupakan negara yang memiliki investasi yang besar di Indonesia. Selain karena budayanya yang menarik, banyaknay perusahaan Jepang di Indonesia menyebabkan banyak orang yang ingin belajar bahasa Jepang. Meskipun begitu, bahasa Jepang bukanlah bahasa yang mudah dipelajari, baik cara menulis, cara melafal maupun cara mengartikan. Huruf yang digunakan pun terdiri dari tiga jenis. Yaitu hiragana, katagana dan kanji.
Karena itulah, biasanya diterapkan program pengenalan bahasa Jepang. Seperti yang dilakukan oleh Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta dan Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta. Program pengenalan ini dilakukan sebelum mahasiswa baru memulai perkuliahan. Program ini berjalan selama dua minggu.
Dalam dua minggu tersebut, mahasiswa diberikan pengenalan dunia kampus. Sehingga bisa beradaptasi dengan sistem belajar dan aturan yang berlaku. Selain itu, mahasiswa juga diberikan pengenalan program studi. Pengenalan ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak kaget dengan materi perkuliahan yang akan diberikan. Selain itu, untuk memberikan dasar bagi mahasiswa baru. Biasanya selama dua minggu tersebut, mahasiswa akan diberikan materi mengenai huruf hiragana dan katagana.
"Hiragana dan katagana dapat dipelajari hanya dalam waktu dua minggu," jelas Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Unsada Syamsul Bahri.
Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Binus Dra Nalti Novianti, M Si juga sependapat. Ia menjelaskan, huruf kanji lebih sulit dibandingkan dengan hiragana dan katagana. Karena huruf kanji memiliki variasi yang tidak terbatas. Program pengenalan ini, selain dijalankan oleh tenaga pengajar juga dibantu olah mahasiswa senior program studi yang bersangkutan.
Bahasa Jepang Tetap Memikat
Jepang merupakan negara yang menarik. Baik dari segi budaya, ekonomi, teknologi, maupun dari segi perkembangan masyarakatnya. Jepang juga dikatakan sebagai negara moderen dengan budaya tradisional. Karena, meskipun Jepang mengalami perkembangan yang pesat, namun Jepang tidak melupakan budaya asalnya. Tidak hanya itu, Jepang juga memiliki teknologi yang tinggi. Hal ini berimbas kepada banyaknya lapangan kerja yang terbuka. Baik di Jepang sendiri maupun di negara-negara di luar Jepang, termasuk Indonesia.
Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta Syamsul Bahri menjelaskan, hal itulah yang biasanya menjadi alasan mahasiswa tertarik dengan sastra Jepang.
"Umumnya mahasiswa Unsada yang masuk sastra Jepang karena di samping budaya Jepang yang unik, juga karena mereka ingin bekerja di perusahaan Jepang," kata Syamsul.
Hal senada juga dikatakan Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta Dra Nalti Novianti, M Si. Ia mengatakan, sejak tahun 80 an, Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki investasi yang besar di Indonesia. Dalam dunia pendidikan pun, Jepang dikenal sebagai negara yang selalu memberikan beasiswa bagi pelajar yang belajar bahasa Jepang. Karena itu, hingga kini bahasa Jepang sangat diminati.
Tingginya permintaan tenaga kerja dari perusahaan Jepang menyebabkan banyak mahasiswa yang tertarik belajar bahasa Jepang. Karena Jepang merupakan negara industri, sehingga peluang tenaga kerja di dunia industri lebih besar. Hal ini yang membuat Binus menitikberatkan pembelajaran bahasa Jepang yang aplikatif. Yaitu bahasa Jepang yang biasanya digunakan untuk keperluan bisnis dan manajemen.
"Kami memfokuskan kepada bahasa Jepang lisan untuk bisnis. Dengan begitu, kami berharap lulusan kami dapat beradaptasi terhadap lingkungan kerja di perusahaan Jepang dengan baik," jelas Nalti.
Karena, tambah Nalti, bisnis dan manejemen Jepang memiliki karakteristik tersendiri. Baik dari segi bahasa, sistem yang digunakan hingga budaya kerjanya. Untuk itu, mahasiswa sastra Jepang Binus diberikan mata kuliah yang memang ditujukan untuk keperluan bisnis dan manajemen. Seperti mata kuliah bisnis Jepang, manajemen Jepang, etos kerja Jepang, budaya Jepang dan sebagainya. Mata kuliah tersebut biasanya diberikan pada tahun ketiga.
Pada tahun pertama, mahasiswa dibekali dasar bahasa Jepang. Pada tahun pertama ini, bahasa Indonesa digunakan sebagai bahasa pengantar. Pada tahun kedua, mulai digunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar selain bahasa Indonesia. Pada tahun ketiga barulah menggunakan bahasa Jepang sepenuhnya sebagai bahasa pengantar.
Pada tahun ketiga, mahasiswa diberikan pilihan peminatan. Yaitu penerjemahan dan perkantoran.
"Umumnya mahasiswa lebih memilih penerjemahan. Karena di penerjemahan diajarkan bagaimana menerjemahkan bahasa Jepang secara lisan," ungkap Nalti.
Hal serupa juga dilakukan oleh Unsada. Untuk bekal mahasiswanya, Unsada juga memberikan materi mengenai bidang-bidang lain. Seperti ekonomi, politik, sejarah, filsafat, perhotelan, pariwisata, dan juga manajemen. Selain itu, diajarkan juga bahasa Mandarin. Syamsul menjelaskan, ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan bahasa Jepang di segala bidang.
Sebelumnya, Unsada menggunakan kurikulum yang mengacu pada kurikulum Universitas Indonesia (UI). Namun sejak dua tahun belakangan ini, Unsada mulai menerapkan kurikulum yang disusun sendiri. Hal ini dilakukan atas masukan dari beberapa pihak. Perubahan ini meliputi penggunaan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar untuk mata kuliah umum. Mata kuliah pun disusun sedemikian rupa sehingga pengajaran bahasa Jepang lebih optimal.
Kesulitan Bahasa Jepang
Pembantu Dekan II Fakultas Sastra Unsada, Dra Yuliasih Ibrahim menjelaskan, ada tiga kesulitan yang umumnya ditemui ketika belajar bahasa Jepang. Yaitu cara menulis, cara membaca, dan cara mengartikan. Di bahasa Jepang dikenal tiga penulisan, yaitu hiragana, katagana, dan kanji. Hiragana dan katagana lebih mudah. Untuk mempelajari hiragana dan katagana, dapat dilakukan dalam waktu lebih kurang dua minggu.Kanji lebih sulit, karena memiliki variasi huruf yang tidak terbatas.
Yuliasih mengatakan, satu komposisi kalimat bisa berbeda dengan komposisi kalimat lainnya. Dengan pelafalan dan makna yang berbeda pula. Meskipun menggunakan huruf yang sama.
Syamsul menambahkan, tata bahasa adalah hal yang paling penting dalam belajar bahasa Jepang. Karena tata bahasa Jepang berbeda dengan tata bahasa Indonesia.
"Secara umum bahasa Jepang menerapkan menggunakan tata bahasa yang terbalik. Dalam bahasa Indonesia membaca kalimat dari depan ke belakang. Sedangkan untuk membaca kalimat dalam bahasa Jepang dari depan dulu, ke belakang kalimat baru kemudian ke depan lagi," jelas Syamsul.
Kesulitan lainnya adalah ada perbedaan penggunaan bahasa. Antara bahasa tulis dengan bahasa percakapan. Biasanya, bahasa tulis lebih bervariasi dibandingkan dengan bahasa percakapan. Selain itu, bahasa tulis sering menggunakan singkatan. Karena itu, lebih sulit untuk memahami bahasa tulis dibandingkan dengan bahasa percakapan.
"Ada bahasa atau kalimat yang sulit dipahami. Bahkan oleh orang Jepang sekalipun," jelas Syamsul.
Dua Minggui untuk Adaptasi
Jepang merupakan negara yang memiliki investasi yang besar di Indonesia. Selain karena budayanya yang menarik, banyaknay perusahaan Jepang di Indonesia menyebabkan banyak orang yang ingin belajar bahasa Jepang. Meskipun begitu, bahasa Jepang bukanlah bahasa yang mudah dipelajari, baik cara menulis, cara melafal maupun cara mengartikan. Huruf yang digunakan pun terdiri dari tiga jenis. Yaitu hiragana, katagana dan kanji.
Karena itulah, biasanya diterapkan program pengenalan bahasa Jepang. Seperti yang dilakukan oleh Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta dan Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta. Program pengenalan ini dilakukan sebelum mahasiswa baru memulai perkuliahan. Program ini berjalan selama dua minggu.
Dalam dua minggu tersebut, mahasiswa diberikan pengenalan dunia kampus. Sehingga bisa beradaptasi dengan sistem belajar dan aturan yang berlaku. Selain itu, mahasiswa juga diberikan pengenalan program studi. Pengenalan ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak kaget dengan materi perkuliahan yang akan diberikan. Selain itu, untuk memberikan dasar bagi mahasiswa baru. Biasanya selama dua minggu tersebut, mahasiswa akan diberikan materi mengenai huruf hiragana dan katagana.
"Hiragana dan katagana dapat dipelajari hanya dalam waktu dua minggu," jelas Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Unsada Syamsul Bahri.
Ketua Jurusan Program Studi Sastra Jepang Binus Dra Nalti Novianti, M Si juga sependapat. Ia menjelaskan, huruf kanji lebih sulit dibandingkan dengan hiragana dan katagana. Karena huruf kanji memiliki variasi yang tidak terbatas. Program pengenalan ini, selain dijalankan oleh tenaga pengajar juga dibantu olah mahasiswa senior program studi yang bersangkutan.
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
regards
~ART~
what the..???
LOL... same here.. :P
onegaishimasu
sonkyo
kamae
hajime!
meeeeeeeen ..... ! [pletak]
koteeeeeee .... ! [thud]
doooooooo ....! [pok]
yame!
sonkyo
o same to
rei
onegaishimasta
Nihon go wa omoshiroi desu. Keredemo musukashi neh! Sanju nen mae ni boku wa Nihon go o benkyo shimashita. Ima wasuremashita. Warui kotoba dake omoidasu: bakka, chin chin, mankok, bakero, konero. :P Ja matta, gambatte neh! 8)
Was ist......?
coba diterjemahin yach (dah lama berhenti les jpg nih :oops:
"Bhs Jepang menyenangkan tetapi susah yach.30 tahun lalu aku belajar Bhs Jpg.Skrg dah berhenti.Hanya kata2 negatife aja yg aku hafal spt: bodoh,dll.Good luck yach"
chin-chin =penis
what is mankok???
it`s not bakero but baka yaro!! = bodoh lu!!!
not konero but kono yaro!! = ungkapan pada saat marah sambil menunjuk ke orang yang bersangkutan
chin-chin =penis
what is mankok???
it`s not bakero but baka yaro!! = bodoh lu!!!
not konero but kono yaro!! = ungkapan pada saat marah sambil menunjuk ke orang yang bersangkutan
Selamat Belajar..
^^
bakero sih tau cuma gak tau jelasin nya.
douitashimashite
Artinya? ^^
terima kasih kembali
udah malem lo