BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

• Ratu Jogja Tolak UU Antipornografi •

edited September 2008 in BoyzRoom
25708large.jpg

[ Selasa, 23 September 2008 ]
Ratu Jogja Tolak UU Antipornografi
JOGJA - Kontroversi pengesahan Undang-Undang Antipornografi terus berlangsung di beberapa daerah di Nusantara. Yang menolak terkesan lebih lantang menyuarakan sikapnya.

Di Jogja, beberapa tokoh masyarakat terlibat dalam aksi penolakan UU tersebut. Salah satunya adalah permaisuri Keraton Jogja Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.

Istri Sultan Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut hadir bersama ratusan peserta aksi di gedung DPRD DIJ (Daerah Istimewa Jogja) di Jalan Malioboro kemarin. Selain Hemas, tampak pula seniman tenar Jogja Butet Kartaredjasa. ''UU Antipornografi itu sangat tidak jelas. Dalihnya untuk melindungi anak dan perempuan. Tapi, materinya tidak jelas," kritik Hemas berapi-api.

Saat menyampaikan orasinya, Hemas mengikat kepalanya dengan kain putih bertulisan ''Yuk Tolak RUU Pornografi''. Anggota DPD RI itu mengajak semua elemen� bersatu padu menolak RUU tersebut. ''Mari kita tolak bersama-sama," ajaknya semangat.

Sementara itu, Butet dengan gayanya yang menggelitik menyebut mereka yang menyusun UU itu berpikiran ''ngeres''. ''Membangkitkan hasrat seksual itu apa ukurannya. Memang wakil rakyat bisa mengukurnya," ucap seniman monolog itu.

Menurut dia, berfantasi dan berimajinasi adalah wilayah privat sehingga tidak pantas negara mengurusinya. ''RUU itu hanya akan menimbulkan potensi konflik horizontal," ingatnya.

Mantan Ketua Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIJ Budi Wahyuni juga ikut bicara. Aktivis PKBI itu menilai RUU Antipornografi hanyalah bentuk dari kemunduran berpikir.

Wakil Ketua DPRD DIJ Agus Sulistiyono yang menerima para pengunjuk rasa menyatakan dukungannya terhadap aksi tersebut. Dia pun didaulat meneken pernyataan penolakan.

Setelah beraksi di halaman gedung DPRD DIJ, Hemas kembali ikut turun ke jalan saat beraksi di depan Gedung Agung. Kali ini sejumlah seniman datang bergabung.

Mereka, antara lain, Djaduk Ferianto dan Eko Bebek. Orasi dan pertunjukan seni pun digelar. Aksi itu berlangsung tiga jam, pukul 14.00-17.00. Masyarakat yang ikut mendukung dipersilakan meneken di atas kain putih yang dipasang di pagar Gedung Agung.

Tolak Bala di Solo

Di Solo, komunitas seniman Solo yang membentuk Solo Rayakan Keberagaman (Sorak) menduduki gedung DPRD setempat. Mereka datang untuk melakukan prosesi tolak bala, memprotes pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Antipornografi dan Pornoaksi (APP) menjadi undang-undang.

Dimotori seniman tari Suprapto Suryodarma, ratusan seniman membawa sebatang lidi di depan Gedung Paripurna DPRD. Lidi tersebut diberi bawang merah dan cabai yang kemudian ditancapkan di atas potongan batang pohon pisang berukuran sekitar setengah meter.

Sekitar 15 menit ritual itu berlangsung, Mbah Prapto -sapaan akrab Suprapto- pun memanjatkan doa di depan lidi-lidi yang ditancapkan itu. Lidi dipilih sebagai simbol karena jika disatukan akan menjadi sebuah kekuatan untuk membersihkan segala macam kotoran.

''Kotoran dalam hal ini tidak hanya yang pro terhadap RUU APP, tapi yang kontra juga harus membersihkan diri. Pada hakikatnya, RUU APP ini mengandung konflik. Maka, harus disapu bersama-sama,'' katanya.

Prapto menambahkan, RUU APP yang akan disahkan dinilai malah memecah belah kebinekaan di Indonesia. Sebab, ada beberapa pasal yang sebetulnya tidak harus dicantumkan malah ditonjolkan.

Misalnya, pasal 14 RUU yang menyatakan bahwa pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan materi seksualitas dapat dilakukan untuk kepentingan dan memiliki nilai seni-budaya, adat istiadat, dan ritual tradisional. ''Kata-kata seni, budaya, dan adat istiadat yang dikaitkan dengan seksualitas seharusnya tidak dimunculkan. Sebab, malah bikin salah tafsir dan membuat kerancuan,'' tandasnya.

Aksi para seniman itu disambut baik oleh Ketua DPRD Hariadi Saptono. Aspirasi yang disuarakan para seniman diterima Hariadi. ''Pernyataan sikap ini kami terima dan akan kami kirim ke Jakarta untuk ditindaklanjuti,'' ujarnya.

Setelah menerima pernyataan sikap itu, Hariadi ikut menancapkan sebatang lidi ke batang pisang diikuti para seniman lain. Selama aksi, salah satu seniman, Mugiyono Kasido, terus melantunkan langgam Jawa mengiringi setiap langkah para peserta yang akan menancapkan lidi. (un/tej/kus/jpnn/ruk)

Sumber : Jawa Pos

Comments

  • [
    Di Jogja, beberapa tokoh masyarakat terlibat dalam aksi penolakan UU tersebut. Salah satunya adalah permaisuri Keraton Jogja Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.
    Emang si Ratu ini punya power di pemerintahan euy?


    Setelah menerima pernyataan sikap itu, Hariadi ikut menancapkan sebatang lidi ke batang pisang diikuti para seniman lain. Selama aksi, salah satu seniman, Mugiyono Kasido, terus melantunkan langgam Jawa mengiringi setiap langkah para peserta yang akan menancapkan lidi. (un/tej/kus/jpnn/ruk)
    Emang ngaruh euy nancep2in lidi gitu ( ato kasih bunga2an) untuk ngebatalin RUU tsb? Heran pisann...

    :?: :?: :?: :?: :?: :?: :?: :?: :?: :?: :?: :?: :?:
Sign In or Register to comment.