Teman - teman pemerintah akan coba mengganti kebijakan test HIV dan AIDS dari kerelaan menjadi inisiatif medis.
Jadi dampak nya adalah seorang medis dapat melakukan test HIV dan AIDS kepada seorang pasien tanpa harus minta persetujuan dari pasien.
Dalam hal ini medis diberikan hak untuk itu.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data HIV dan AIDS yang valid di Indonesia. Ide ini berasal dari IDI yang akan diadop oleh Depkes.
Menurut teman - teman bagaimana ??
saya ingin tanya ama teman - teman. Apa kelebihan dan kekurangan dari kebijakan ini?
Karena saya ama teman - teman LSM lainya mau buat kajian kecil soal ini. Jangan sampai kebijakan ini malah akan mendiskriminasikan kelompok yang sudah distigma.
Misalnya kelompok gay, PSK, anak jalanan atau yang lainnya.
Soalnya kelompok ini sering dinilai sebagai kelompok penyebar HIV dan AIDS.
Jadi sangat mungkin sekali kalau PSK nanti bisa di tangkapi dan kemudian ditest apakah postif atau tidak?.
Kalau memang ingin dapat data valid apakah ada cara lain ya? menurut teman - teman bagaimana? berikan juga alternatif cara lain nya. Biar kita dapat memberikan masukan kepada Depkes.
Wasalam
Toyo
Comments
baru denger
kalo emang mengambil sampel darah tanpa persetujuan yang bersangkutan, itu sendiri udah melanggar etika kedokteran di mana-mana
sabar bu...sabar...masih acara anak anak!!! :P :P :P
Begitulah kalo orang gak tamat SD di kasi Komputer !!
apa yg membuat u berpikir dia gak lulu sd?
inisiatif sih boleh, tapi tetap harus ada persetujuan pasien
aku juga kalo ada pasien yang dugaan HIV positif tentu saja berinisiatif untuk memeriksakan darahnya, apakah memang positif apa ngga
tapi sebelum diperiksa ya diceritain dulu sama pasiennya apa saja yang mau diperiksa, ini berlaku buat semua pemeriksaan, ngga cuman periksa HIV, tentu saja harus ada persetujuan untuk ini
makany dy dah jd supernova kn. gw yakin tujuan dy cm itu. gw ga ngerti aja ngapain msti ngejar supernova, join k forum kn buat ngobrol, klo ga ad opini ya ngapain join klo cm bikin sesak tmpt doang.
menjawab topikny: mnurut gw pemerintah ngelakuin ini dgn tujuan menekan penyebaran HIV. memang melanggar privasi, tp gw si ngga ngeliat d mana ruginya yakh.
dan klompok2 yg bung toyo sebut bakal kena diskriminasi, gw rasa emang HIV itu sndiri dikenal akrab dgn kelompok2 tsb (gay included). gw jg ga ngerasa pemeriksaan inisiatif bakal memperburuk situasi yg memang udah buruk.
n penyakit AIDS itu sendiri masih d anggap menjijikan & memalukan. & banyak org masih enggan memeriksakan diriny sndiri ke rumah sakit ato laboratorium. mungkin ini emang cr yg paling efektif buat mendata penderita AIDS.
mereka merasa yg punya forum kale??
hihihihihi...
waduh RECTORY.. eh FAITH..
ups.. CHAUDE..
serem banget ya ID kamu banyak banget..
hihihihi...
ngga lihat di mana ruginya?
dasar dari etika itu adalah perlakuan yang sama
mau ngga kamu diperlakukan hal yang sama jika kamu melakukan hal itu pada orang lain?
tapi sebelum berdebat lebih jauh lagi
aku sendiri mau tahu pelaksanaannya kaya apa?
inisiatif dari dokter, berarti kan harus ada pasien yang inisiatif datang ke dokter dulu
tanpa inisiatif pasien datang ke dokter dan menyatakan bahwa dirinya beresiko, hingga mengundang inisitif dokter untuk memeriksakan darah, sama saja dengan sistem survailans pasif kayak TBC
dan tentu saja si dokter/konselor harus kasih advis dulu sebelumnya agar pasien bener2 siap menerima hasil, bukan sekedar main rahasia-rahasiaan
Saya cuma kuatir saja pihak pemerintah dapat melakukan apa saja untuk dapat memaksa orang ditest HIV dan AIDS. Sementara bagaimana efek dari pemeriksaan itu secara sosial dan psikologis ODHA nya.
Teman - teman pernah tahu tidak pengalaman soal sosialisasi KB pada masa orde baru. Perempuan dipaksa ikut KB sampai menggunakan tentara loh..
Dan buktinya sampai sekarang KB hanya jadi komiditi pemerintah dan perempuan yang selalu dijadikan object.
Salam
Toyo
gimana dengan soal confidentiality-nya ... ?? penting banget tuh .....
Pada dasarnya saya setuju dengan usulan IDI gimana cara mendapatkan angka benar soal HIV dan AIDs di Indonesia.
Cuma mesti harus dipikirkan benar - benar soal rencana ini. karena saya kuatir sekali kadang hanya untuk mendapatkan data tetapi tidak peduli dengan dampak terhadap ODHA itu sendiri.
Dasar pijakan pada hak asasi manusia kadang jarang sekali menjadi pertimbangan pada pemerintah.
Misalnya pertanyaan simpel saja lah??
Kenapa teman - teman gay di forum ini tidak mau terbuka dengan orang lain maupun dengan keluarga?
Atau kenapa teman - teman masih pada belum mau test HIV dan AIDS secara sukarela?
Apakah ketidak mauan teman - teman itu karena teman - teman malas? Saya pikir pasti lebih pada persoalan sosial termasuk diskriminasi.
Mungkin bisa kita eksplor lagi..
Salam
Toyo