BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

5 Tahun Berjualan Daging Sampah Hotel

edited September 2008 in BoyzRoom
Dear All...

Berita yang cukup heboh dalam minggu minggu ini.
Selengkapnya:

5 Tahun Berjualan Daging Sampah Hotel

SUARA PEMBARUAN DAILY
SP/Yumelda Chaniago

Wali Kota Jakarta Barat Joko Ramadhan melihat daging olahan sisa hotel
dan restoran yang digerebek polisi dan petugas Sudin Peternakan dan
Perikanan Pemkot Jakarta Barat, di kawasan Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng,
Jakarta Barat, Kamis (11/9).

Bau busuk langsung menyeruak begitu SP tiba di depan pintu sebuah ruangan
berukuran sekitar 5 x 3 meter di Jalan Peternakan I, RT 04, RW 07, Kapuk
Jagal, Cengkareng, Jakarta Barat pada Kamis (11/9) sore. Ruangan
berdinding kayu dan berlantai tanah merah itu merupakan sebuah dapur, tempat Darmo
(55tahun), dan istrinya Yatmi (50 tahun) mengolah berbagai daging busuk
yang akan mereka jual kembali.

Sore itu pasangan suami-istri ini tengah bekerja. Darmo tengah menunggui
lima penggorengan berisi daging busuk yang tengah digorengnya, ketika
tiba-tiba sejumlah polisi dari Polres Jakarta Barat, bersama petugas
dariSuku Dinas Peternakan dan Perikanan, Pemkot Jakarta Barat masuk dan
memergoki ulah mereka.

Wajah Darmo dan Yatmi pun langsung tegang. Apalagi para petugas langsung
menemukan sejumlah daging busuk yang belum sempat mereka masak. "Saya
enggak tahu apa-apa pak. Saya cuma masak, yang ngerti itu bosnya. Dari dialah
saya mendapat daging-daging yang sedang dimasak ini," aku Darmo dengan nada
panik, ketika polisi bertanya mengapa daging yang telah busuk dimasaknya
kembali.

Darmo bergegas keluar dari dapur disusul istrinya. Tampaknya ia sudah
tak tahan dengan kejaran pertanyaan dari para petugas. Ia kemudian duduk di
dipan depan rumahnya yang berdinding kayu. "Saya enggak tahu pak asal
daging ini dari mana. Pokoknya saya beli dari bos, kemudian saya masak dan jual
lagi," akunya dengan wajah ketakutan.

Petugas terus mencecarnya dengan pertanyaan seputar asal daging itu.
Namun, Darmo tetap menjawab tak tahu. Ia beralasan sang bos yang menjual daging
tersebut, datang dan menjual langsung ke rumahnya.

Padahal saat SP bertanya, bagaimana ia bisa mendapatkan daging-daging
tersebut, Darmo mengaku terkadang kalau sang bos tak datang membawa
daging ke tempatnya, maka Darmo lah yang akan pergi membeli ke tempat sang bos.
Tapi saat ditanya di mana tempat sang bos, lagi-lagi ia mengaku tak
tahu. "Enggak tahu saya di mana tempat bosnya. Kadang-kadang si bos sudah
datang ke tempat saya bawa daging dalam karung, terkadang saya yang beli ke
sana. Tapi saya enggak tahu tempatnya," katanya kembali menghindar.

Menurut Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan, Pemkot Jakarta
Barat,drh Chaidir Taufik, berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan
stafnya selama hampir satu minggu sebelum penggerebekan dilakukan, diduga
daging-daging busuk yang terdiri atas daging ayam, sosis, ikan, dan usus
ayam yang dimasak Darmo, diperoleh dari kumpulan sampah-sampah hotel dan
restoran.

"Daging sisa yang telah dibuang ke bak sampah hotel dan restoran,
kemudian dikumpulkan dan dijual ke orang-orang seperti Darmo. Mereka lalu
menggorengnya kembali untuk dijual dan dimakan," kata Chaidir kepada SP,
di sela-sela penggerebekan.

Direndam Formalin

Tak jauh dari dapur rumah Darmo, terdapat sebuah lokasi yang dijadikan
tempat penampungan dan penyortiran sampah. Di tempat ini tampak belasan
orang pemulung tengah menyortir sampah dari plastik-plastik sampah
berukuran besar.

Beberapa di antara mereka tampak sibuk memisahkan plastik-plastik bekas
botol air mineral, kardus, dan lain-lain. Petugas dari Sudin Peternakan
dan Perikanan pun mendatangi tempat penyortiran sampah tersebut. Di sana,
terdapat sebuah kardus berisi kumpulan daging beraneka jenis yang belum
sempat dipilah. "Nah daging-daging sisa dari tempat inilah yang dimasak
kembali untuk dijual," ujar Chaidir. Selain kotor, daging-daging yang
berada di tumpukan lokasi penyortiran sampah tersebut juga telah membusuk dan
bercampur dengan sampah-sampah lainnya, aromanya sangat "menusuk"
hidung.

Chaidir mengatakan, daging-daging busuk tersebut sebelum dimasak kembali
oleh Darmo, terlebih dahulu dicuci dan direndam dalam formalin agar
kembali kenyal dan bau busuknya menjadi berkurang. Setelah itu daging digoreng
kembali dan dijual ke warung-warung makanan, tukang bubur ayam, dan
masyarakat luas.

"Daging ayam yang mereka goreng kembali bentuknya hancur, seperti daging
suwir. Soalnya mereka mengumpulkannya dari sisa-sisa daging ayam yang
tidak habis dikonsumsi para tamu hotel atau restoran, sehingga bentuknya tidak
utuh," urainya.

Menurut Darmo, untuk mencerahkan warna daging yang terlihat menghitam
akibat proses masak yang berulang, daging yang telah digoreng akan diberi
adukan bubuk pewarna merek rodamin (pewarna tekstil, Red). Bubuk tersebut akan
membuat daging yang telah dimasak menjadi berwarna kekuningan, sehingga
terlihat seperti daging yang baru diolah. "Saya ngasihnya enggak
banyak-banyak, biasanya satu baskom daging hanya ditaburi setengah
bungkus pewarna. Kemudian diaduk-aduk supaya warnanya merata," imbuhnya.

Daging yang telah dimasak kembali itu, jelas Darmo, ia jual ke sejumlah
pelanggan yang datang ke rumahnya. Ia mengaku tak mengenal para
pelanggan yang datang membeli ke rumahnya. Selain itu, istrinya juga membantu
menjual dengan menggelar lapak di Pasar Pos Duri, Kecamatan Tambora, Jakarta
Barat. "Saya menjual semua jenis daging dalam baskom. Biasanya saya jual
seharga Rp 1.000 per bungkus. Isinya daging campur-campur," aku Yatmi.

Lima Tahun

Darmo mengaku membeli daging-daging yang akan dimasaknya dari seseorang
yang disebutnya bos. Setiap hari sang bos datang membawa aneka jenis daging
yang telah dipilah dalam sebuah karung bekas beras. "Berapa pun banyaknya
daging yang dibawakan, saya hanya membayarnya seharga Rp 100.000. Mau isinya
sedikit atau banyak harga belinya tetap, karena borongan," ungkapnya.

Dalam satu hari, Darmo mengaku bisa memasak daging sekitar 50-100 kilogram.
Dari penghasilannya ini ia memperoleh untung sekitar Rp 100.000 per hari.
Usaha yang telah ditekuninya selama lebih dari 5 tahun ini, diakui Darmo
merupakan usaha turunan dari mendiang ibunya. "Dulu saya belajar dagang
daging ini dari ibu saya yang sudah meninggal. Setelah ibu meninggal
usahanya kemudian saya teruskan. Untungnya cuma cukup buat makan
sehari-hari," katanya.

Sementara itu, tetangga Darmo bernama Mirna, mengaku tak tahu jika
daging yang dijual Darmo berasal dari tempat sampah. Ia hanya melihat setiap
hari Yatmi, istri Darmo jualan daging di Pasar Pos Duri, Tambora dalam wadah
baskom. "Enggak pernah tahu kalau daging yang dijualnya itu dari tempat
sampah. Malah tetangga di sini juga suka ikut beli, soalnya daging yang
mereka jual murah. Beli seribu bisa dapat lima potong ikan goreng," imbuhnya.

Wali Kota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan mengaku terkejut mendapatlaporan
adanya penjualan daging dari tempat sampah tersebut. Terlebih ia
mendengar perdagangan daging busuk itu tersebar di beberapa tempat di wilayah yang
dipimpinnya. "Saya minta Kasudin Peternakan dan Perikanan untuk terus
mencari lokasi mana saja yang terdapat penjualan daging busuk. Ini
benar-benar keterlaluan, masak daging sampah dikasihkan pada manusia,"
ujarnya dengan nada gusar.

Menurut Djoko, penjual daging busuk tersebut dapat dikenai sanksi sesuai
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996, tentang Pangan. Ancaman hukumannya
pidana penjara maksimal 1 tahun, dan atau denda Rp 120 juta.
[SP/Yumeldasari Chaniago]

PST GMH,


Terry
«13

Comments

  • Makasih atas artikel ini.
    Saya sangat tersentuh. Kemiskinan dan rasa kurang peduli bisa membuat orang berperilaku kurang baik.
    Semoga kesadaran masyarakat bertambah, dan kejadian semacam ini tidak akan terulang lagi.

    Makasih



    Terry Sie wrote:
    Dear All...

    Berita yang cukup heboh dalam minggu minggu ini.
    Selengkapnya:

    5 Tahun Berjualan Daging Sampah Hotel

    SUARA PEMBARUAN DAILY
    SP/Yumelda Chaniago

    Wali Kota Jakarta Barat Joko Ramadhan melihat daging olahan sisa hotel
    dan restoran yang digerebek polisi dan petugas Sudin Peternakan dan
    Perikanan Pemkot Jakarta Barat, di kawasan Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng,
    Jakarta Barat, Kamis (11/9).

    Bau busuk langsung menyeruak begitu SP tiba di depan pintu sebuah ruangan
    berukuran sekitar 5 x 3 meter di Jalan Peternakan I, RT 04, RW 07, Kapuk
    Jagal, Cengkareng, Jakarta Barat pada Kamis (11/9) sore. Ruangan
    berdinding kayu dan berlantai tanah merah itu merupakan sebuah dapur, tempat Darmo
    (55tahun), dan istrinya Yatmi (50 tahun) mengolah berbagai daging busuk
    yang akan mereka jual kembali.

    Sore itu pasangan suami-istri ini tengah bekerja. Darmo tengah menunggui
    lima penggorengan berisi daging busuk yang tengah digorengnya, ketika
    tiba-tiba sejumlah polisi dari Polres Jakarta Barat, bersama petugas
    dariSuku Dinas Peternakan dan Perikanan, Pemkot Jakarta Barat masuk dan
    memergoki ulah mereka.

    Wajah Darmo dan Yatmi pun langsung tegang. Apalagi para petugas langsung
    menemukan sejumlah daging busuk yang belum sempat mereka masak. "Saya
    enggak tahu apa-apa pak. Saya cuma masak, yang ngerti itu bosnya. Dari dialah
    saya mendapat daging-daging yang sedang dimasak ini," aku Darmo dengan nada
    panik, ketika polisi bertanya mengapa daging yang telah busuk dimasaknya
    kembali.

    Darmo bergegas keluar dari dapur disusul istrinya. Tampaknya ia sudah
    tak tahan dengan kejaran pertanyaan dari para petugas. Ia kemudian duduk di
    dipan depan rumahnya yang berdinding kayu. "Saya enggak tahu pak asal
    daging ini dari mana. Pokoknya saya beli dari bos, kemudian saya masak dan jual
    lagi," akunya dengan wajah ketakutan.

    Petugas terus mencecarnya dengan pertanyaan seputar asal daging itu.
    Namun, Darmo tetap menjawab tak tahu. Ia beralasan sang bos yang menjual daging
    tersebut, datang dan menjual langsung ke rumahnya.

    Padahal saat SP bertanya, bagaimana ia bisa mendapatkan daging-daging
    tersebut, Darmo mengaku terkadang kalau sang bos tak datang membawa
    daging ke tempatnya, maka Darmo lah yang akan pergi membeli ke tempat sang bos.
    Tapi saat ditanya di mana tempat sang bos, lagi-lagi ia mengaku tak
    tahu. "Enggak tahu saya di mana tempat bosnya. Kadang-kadang si bos sudah
    datang ke tempat saya bawa daging dalam karung, terkadang saya yang beli ke
    sana. Tapi saya enggak tahu tempatnya," katanya kembali menghindar.

    Menurut Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan, Pemkot Jakarta
    Barat,drh Chaidir Taufik, berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan
    stafnya selama hampir satu minggu sebelum penggerebekan dilakukan, diduga
    daging-daging busuk yang terdiri atas daging ayam, sosis, ikan, dan usus
    ayam yang dimasak Darmo, diperoleh dari kumpulan sampah-sampah hotel dan
    restoran.

    "Daging sisa yang telah dibuang ke bak sampah hotel dan restoran,
    kemudian dikumpulkan dan dijual ke orang-orang seperti Darmo. Mereka lalu
    menggorengnya kembali untuk dijual dan dimakan," kata Chaidir kepada SP,
    di sela-sela penggerebekan.

    Direndam Formalin

    Tak jauh dari dapur rumah Darmo, terdapat sebuah lokasi yang dijadikan
    tempat penampungan dan penyortiran sampah. Di tempat ini tampak belasan
    orang pemulung tengah menyortir sampah dari plastik-plastik sampah
    berukuran besar.

    Beberapa di antara mereka tampak sibuk memisahkan plastik-plastik bekas
    botol air mineral, kardus, dan lain-lain. Petugas dari Sudin Peternakan
    dan Perikanan pun mendatangi tempat penyortiran sampah tersebut. Di sana,
    terdapat sebuah kardus berisi kumpulan daging beraneka jenis yang belum
    sempat dipilah. "Nah daging-daging sisa dari tempat inilah yang dimasak
    kembali untuk dijual," ujar Chaidir. Selain kotor, daging-daging yang
    berada di tumpukan lokasi penyortiran sampah tersebut juga telah membusuk dan
    bercampur dengan sampah-sampah lainnya, aromanya sangat "menusuk"
    hidung.

    Chaidir mengatakan, daging-daging busuk tersebut sebelum dimasak kembali
    oleh Darmo, terlebih dahulu dicuci dan direndam dalam formalin agar
    kembali kenyal dan bau busuknya menjadi berkurang. Setelah itu daging digoreng
    kembali dan dijual ke warung-warung makanan, tukang bubur ayam, dan
    masyarakat luas.

    "Daging ayam yang mereka goreng kembali bentuknya hancur, seperti daging
    suwir. Soalnya mereka mengumpulkannya dari sisa-sisa daging ayam yang
    tidak habis dikonsumsi para tamu hotel atau restoran, sehingga bentuknya tidak
    utuh," urainya.

    Menurut Darmo, untuk mencerahkan warna daging yang terlihat menghitam
    akibat proses masak yang berulang, daging yang telah digoreng akan diberi
    adukan bubuk pewarna merek rodamin (pewarna tekstil, Red). Bubuk tersebut akan
    membuat daging yang telah dimasak menjadi berwarna kekuningan, sehingga
    terlihat seperti daging yang baru diolah. "Saya ngasihnya enggak
    banyak-banyak, biasanya satu baskom daging hanya ditaburi setengah
    bungkus pewarna. Kemudian diaduk-aduk supaya warnanya merata," imbuhnya.

    Daging yang telah dimasak kembali itu, jelas Darmo, ia jual ke sejumlah
    pelanggan yang datang ke rumahnya. Ia mengaku tak mengenal para
    pelanggan yang datang membeli ke rumahnya. Selain itu, istrinya juga membantu
    menjual dengan menggelar lapak di Pasar Pos Duri, Kecamatan Tambora, Jakarta
    Barat. "Saya menjual semua jenis daging dalam baskom. Biasanya saya jual
    seharga Rp 1.000 per bungkus. Isinya daging campur-campur," aku Yatmi.

    Lima Tahun

    Darmo mengaku membeli daging-daging yang akan dimasaknya dari seseorang
    yang disebutnya bos. Setiap hari sang bos datang membawa aneka jenis daging
    yang telah dipilah dalam sebuah karung bekas beras. "Berapa pun banyaknya
    daging yang dibawakan, saya hanya membayarnya seharga Rp 100.000. Mau isinya
    sedikit atau banyak harga belinya tetap, karena borongan," ungkapnya.

    Dalam satu hari, Darmo mengaku bisa memasak daging sekitar 50-100 kilogram.
    Dari penghasilannya ini ia memperoleh untung sekitar Rp 100.000 per hari.
    Usaha yang telah ditekuninya selama lebih dari 5 tahun ini, diakui Darmo
    merupakan usaha turunan dari mendiang ibunya. "Dulu saya belajar dagang
    daging ini dari ibu saya yang sudah meninggal. Setelah ibu meninggal
    usahanya kemudian saya teruskan. Untungnya cuma cukup buat makan
    sehari-hari," katanya.

    Sementara itu, tetangga Darmo bernama Mirna, mengaku tak tahu jika
    daging yang dijual Darmo berasal dari tempat sampah. Ia hanya melihat setiap
    hari Yatmi, istri Darmo jualan daging di Pasar Pos Duri, Tambora dalam wadah
    baskom. "Enggak pernah tahu kalau daging yang dijualnya itu dari tempat
    sampah. Malah tetangga di sini juga suka ikut beli, soalnya daging yang
    mereka jual murah. Beli seribu bisa dapat lima potong ikan goreng," imbuhnya.

    Wali Kota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan mengaku terkejut mendapatlaporan
    adanya penjualan daging dari tempat sampah tersebut. Terlebih ia
    mendengar perdagangan daging busuk itu tersebar di beberapa tempat di wilayah yang
    dipimpinnya. "Saya minta Kasudin Peternakan dan Perikanan untuk terus
    mencari lokasi mana saja yang terdapat penjualan daging busuk. Ini
    benar-benar keterlaluan, masak daging sampah dikasihkan pada manusia,"
    ujarnya dengan nada gusar.

    Menurut Djoko, penjual daging busuk tersebut dapat dikenai sanksi sesuai
    Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996, tentang Pangan. Ancaman hukumannya
    pidana penjara maksimal 1 tahun, dan atau denda Rp 120 juta.
    [SP/Yumeldasari Chaniago]

    PST GMH,


    Terry
  • Ini salah satu efek makin sulitny mencari uang di zaman sekarang ini..
    Penjual menghalalkan segala cara demi meraup keuntungan, pembeli gag lagi me nomor 1 kan masalah kesehatan asal barang murah. :(

    Semoga aj kejadian kek gini gag akn terulang di kemudian hari :(
  • berita yang hangat tapi basi di sini !!!!
    gw rasa udah pada tau karena ada di mana2 : tv, surat kabar, dan situs2 berita....

    terus aja copy paste basi dan gak keratif !!!!
  • berita yang hangat tapi basi di sini !!!!
    gw rasa udah pada tau karena ada di mana2 : tv, surat kabar, dan situs2 berita....

    terus aja copy paste basi dan gak keratif !!!!

    KERATIF??????????

    wkwkwkwkwkwk..

    sampe gk bisa ngmg saya..

    hihihihih...
  • OMG!!!! Mengerikan sekali ya hidup di Indonesia!!!!!!! :shock:
  • Hukumannya maksimal cuma SATU tahun?????? Hebat yah hukum Indonesia. Salut deh.
  • berita yang hangat tapi basi di sini !!!!
    gw rasa udah pada tau karena ada di mana2 : tv, surat kabar, dan situs2 berita....

    terus aja copy paste basi dan gak keratif !!!!

    wogh~
    saya belum tau tuh ada kabar begini-
    ini merupakan salah satu contoh ada nya manfaat Terry posting d sini-
    makasi pak terry-
    bagi yg uda tau cukup diam dan perhatikan tread lain-

    muahahaha~
    :lol: :lol: :lol:
  • eeewww~~~!!!
    kenapa sih org bisa kejam begini??jelas2 rhodamin itu bwt textile,bkn bwt makanan.di depan botolnya jga ada simbol tengkorak,dan tulisan "bukan untuk makanan".
    gak abis mikir degh :roll: :roll: :roll:
  • silopez wrote:
    Makasih atas artikel ini.
    Saya sangat tersentuh. Kemiskinan dan rasa kurang peduli bisa membuat orang berperilaku kurang baik.
    Semoga kesadaran masyarakat bertambah, dan kejadian semacam ini tidak akan terulang lagi.

    Makasih

    Sama sama...
    Senang bisa membantu...

    PST GMH,


    Terry
  • k a z e wrote:
    Ini salah satu efek makin sulitny mencari uang di zaman sekarang ini..
    Penjual menghalalkan segala cara demi meraup keuntungan, pembeli gag lagi me nomor 1 kan masalah kesehatan asal barang murah. :(

    Semoga aj kejadian kek gini gag akn terulang di kemudian hari :(

    Setujuuu...

    PST GMH,


    Terry
  • berita yang hangat tapi basi di sini !!!!
    gw rasa udah pada tau karena ada di mana2 : tv, surat kabar, dan situs2 berita....

    terus aja copy paste basi dan gak keratif !!!!

    WAAKKAKAAKK...
    Wajar lah, namanya khan Miss Copas.
    Bisanya Copas.
    Demi mempertahankan gelar Miss Copas, semua akan dilakukan...
    WKKWKWK...

    Miss Copas,


    Terry
  • albert2 wrote:
    berita yang hangat tapi basi di sini !!!!
    gw rasa udah pada tau karena ada di mana2 : tv, surat kabar, dan situs2 berita....

    terus aja copy paste basi dan gak keratif !!!!

    KERATIF??????????

    wkwkwkwkwkwk..

    sampe gk bisa ngmg saya..

    hihihihih...

    Biasa, benzez kalo lagi emosi, suka aneh aneh bahasana.
    WKWKWKWKWK...

    PST GMH,


    Terry
  • FAITH wrote:
    OMG!!!! Mengerikan sekali ya hidup di Indonesia!!!!!!! :shock:

    Biasa ajijah kok.
    Yang penting berhati hati aja kalo makan.
    Jangan sembarangan.
    Karena bukan hanya bisa terkena hepatitis, tapi bisa langsung meningkatkan resiko Karsinogenik terhadap tubuh.

    PST GMH,


    Terry
  • FAITH wrote:
    Hukumannya maksimal cuma SATU tahun?????? Hebat yah hukum Indonesia. Salut deh.

    Memang banyak yang harus dilakukan para Petinggi Indonenong sich.
    Masalah telah terlalu kompleks.

    Pemimpin Spiritual Tertinggi Gank Mawar Hijau,


    Terry
  • June wrote:
    berita yang hangat tapi basi di sini !!!!
    gw rasa udah pada tau karena ada di mana2 : tv, surat kabar, dan situs2 berita....

    terus aja copy paste basi dan gak keratif !!!!

    wogh~
    saya belum tau tuh ada kabar begini-
    ini merupakan salah satu contoh ada nya manfaat Terry posting d sini-
    makasi pak terry-
    bagi yg uda tau cukup diam dan perhatikan tread lain-

    muahahaha~
    :lol: :lol: :lol:

    Setujuuu...

    Pemimpin Spiritual Tertinggi Gank Mawar Hijau,


    Terry
Sign In or Register to comment.