It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tapi banyak kok yang merasakan pengalaman begini!
jika secara materi tidak memungkinkan untuk hengkang dari lingkungan....dan takut membuat perbedaan, jalani aja......
coba cintai wanita.....dengan mencari semua kelebihnnnya....
wanita jauh lebih bisa merawat kita, apalagi jika kita tua
wanita yang memberikan anak-anak pada kita
wanita memberikan kesejukan....
kadang-kadang memang kita minta ada keperkasaan yang datang
memberikan kesenangan dan kenikmatan ganda
mengentak dalam haru biru asmara
hanyut diri dibawa rasa...
tapi realita berkata.....
diri tak mampu berbuat beda.....
maka menjalinya....dan mencoba menjalaninya......
jika ada kegagalan katakan dengan keterbukaa
perasaan tidak selamannya harus dihamburkan (dituruti)
adakalanya kita harus kedepankan pikiran (akal nyata)
jadilah perkasa
jadilah pelindung.....
cari komunitas yang lebih tepat
belajarlah kepada yang telah melewati waktu
jika rasa menyerang lagiiii....katakan aku kuat, aku bisa
maka kita bisa hidup di dua dunia
jalan tengah yang mencapaui keduannya
sebagai lelaki yang mendambakan sesama
sebagai lelaki kepala rumah tangga
ada yang lain?
Org tua gw emang pnya pikiran terbuka, tp mreka perlu waktu bwt memahami jalan pikiran gw.
Pertamax gw biasain mreka dgn keberadaan cowo gw d tengah kami. Slain itu gw terbuka dgn mreka, apa yg gw suka n yg gw ga suka, yg bkin gw bahagia n yg bkin gw sedih.
Skarang udah staun kami jadian n org tua gw udah anggap cowo gw kaya mantunx sendiri.
Banyak hal yang terpaksa kita lakukan terasa menyiksa. Tapi jika kita mengubah cara pandang kita, maka akan terasa manis.
Contoh, syaa punya Ibu yang (mohon maaf) amat nyinyir, namun saya bersyukur bahwa masih diberi kesmepatan untuk bisa merawat dan berlatih kesabaran. Anda pun, dengan adanya anak dan istri, bisa menyukuri hal ini. Gak banyak yang menempuh jalan seperti anda, apalagi jika demi alasan menggapai bahagia dan ridha Tuhan di akherat. Percayalah, semua di dunia ini sementara saja: Orang yang anda cintai itu, perhatikanlah baik2 apa saja di dirinya yang anda cintai. Matanya? Itu yang pertama kali membusuk ketika ia wafat. Rambutnya? Itu juga yang pertama terlepas dari jenazahnya. Lantas, apa yang abadi? Apa yang tersisa ketika kita sendiri menuju kepada-Nya? Ah, itu mudah dijawab: Amal baik.
Maka, marilah beramal shaleh, jauhilah perilaku homoseksual yang dilarang agama anda, kalau memang agama anda melarangnya dan anda meyakininya. Kalau anda sayang pada keluarga, jadilah kepala keluarga yang layak diteladani. Banyak gay yang menolak bahkan benci agama, karena mengingatkan mereka pada betapa fananya kesenangan mereka, dan pada nurani yang telah mereka lupakan. Menjadikan dia sebagai objek seksual (dilihatin, dibayangin), meski ia tidak menyadari, hemat saya itu merupakan bentuk eksploitasi atas dirinya dan penodaan terhadap kehormatan anda sendiri. Jika anda syaang padanya, doakanlah agar ia terlindungi dari hal-2 negatif dalam diri anda (demikian pula sebaliknya), agar pertemanan anda berdua bermanfaat dan abadi dunia-akherat.
tunjukkanlah kami jalan lurus-Mu
kusadari bahwa selama ini ku tlah melewati batas
tapi, kusayang dia, dan cintaku tlah menyeretku ke jalan yg salah
ampunilah dosaku ya Allah...