Apakah anda tahu berapa banyak orang yang tidak berkebangsaan mungkin sanggatlah banyak bahkan hingga setelah bangsa itu merdeka, ketika saya melihat foto keluarga ternyata banyak dari keluarga saya di Belanda, Amerika, Rusia dan Tjina ternyata mereka adalah orang2 yang terusir ketika sejak PRRI hingga GESTAPU 1965, hingga tahun 70'an mereka adalah stateless peoples padahal mereka tidaklah terlibat baik langsung ataupun tak langsung, hingga akhirnya menaturalisasikan diri dan berkarya dinegara tersebut namun sebagai orang minang mereka masih terikat dengan rumah gadangnya walaupun ketika cucu merekalah yang dapat pulang ke Indonesia sebagai perwujudan kerinduan terhadap kamopung halaman, namun salah seorang diantara saudara saya berkata "ketika kami terbuang kami dalah 'hopless peoples' in the craziest state tetapi kami berusaha terus terikat dengan tanah leluhur kami tetapi kenapa orang2 di kampung kami berusaha lari dan membebasakan diri dari keterikatannya dari kampung halamannya" itulah perkataan yang terus menghantui diri saya bahkan mungkin banyak orang minang yang ingin melepaskan diri dari akar budayanya, setelah saya bertanya kepada mereka kenapa melepaskan diri dari adat mereka berkata tak ada kehidupan dan penghidupan bila berpgang pada yang dua tapi satu (agama islam dan adat) sejujurnya saya sedih dari jawaban tersebut apakah ia tidak sadar karena itulah tuntunan. Apakah mereka benar2 'hopless' pada budayanya dan lebih memilih generasi pop yang slalu berupaya instan
Comments