BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Jakarta di Mata Orang Asing

edited August 2008 in BoyzStyle
Love Jakarta? We do. We are all a proud Jakartanian! !!

Just something that will open up your eyes about our beloved city
conditions

I agree 100% to the writer.

I lived in Sydney for 3.5 years. And one thing I miss the most,
adalah bisa berjalan2 di semua sudut kota dengan santai, karena
trotoarnya besar dan nyaman sekali untuk pedestrian walk

Padahal, di Sydney macetnya juga sama parahnya kaya di jakarta, lebih
parah malah. tapi pemerintahnya lebih milih dibuat trotoar daripada
jalanan buat mobilnya diperbesar..
Subsidiary of ramerame.com | the idea company

Today, high-rises dot the skyline, hundreds of thousands of vehicles
belch
fumes on congested traffic arteries and super-malls have become the
cultural centers of gravity in Jakarta, the fourth largest city in the
world. In
between towering super-structures, humble kampongs house the majority
of the city dwellers, who often have no access to basic sanitation,
running
water
or waste management.

Pada saat ini, gedung pencakar langit, jalanan macet dipadati oleh
ratusan
ribu kendaraan, dan mal-mal raksasa telah menjadi pusat kebudayaan
Jakarta , yang notabene merupakan kota terbesar ke-4 di dunia. Terjepit
diantara
gedung tinggi, terhampar perkampungan dimana bermukim sebagian besar
penduduk Jakarta yang tidak memiliki akses sanitasi dasar, air bersih
atau
pengelolaan limbah.

While almost all major capitals in the Southeast Asian region are
investing heavily in public transportation, parks, playgrounds,
sidewalks
and
cultural institutions like museums, concert halls and convention
centers,
Jakarta
remains brutally and determinately 'pro-market' profit-driven and openly
indifferent to the plight of a majority of its citizens who are poor.

Disaat hampir semua kota-kota utama lain di Asia Tenggara
menginvestasikan
dana besar-besaran untuk tr ansportasi publik, taman kota, taman
bermain,
trotoar besar, dan lembaga kebudayaan seperti museum, gedung konser, dan
pusat pameran, Jakarta tumbuh secara BRUTAL dengan berpihak hanya pada
PEMILIK MODAL dan TIDAK PEDULI akan nasib mayoritas penduduknya yang
MISKIN.

Most Jakartans have never left Indonesia, so they cannot compare their
capital with Kuala Lumpur or Singapore; with Hanoi or Bangkok .
Comparative statistics and reports hardly make it into the local media.
Despite
the fact that the Indonesian capital is for many foreign visitors a
'hell on
earth,' the local media describes Jakarta as "modern," "cosmopolitan,
" and
"a
sprawling metropolis."

Kebanyakan penduduk Jakarta belum pernah pergi ke luar negeri, sehingga
mereka tidak dapat membandingkan kota Jakarta dengan Kuala Lumpur atau
Singapura, Hanoi atau Bangkok . Liputan dan statistik pembanding juga
jarang ditampilkan oleh media massa setempat. Meskipun bagi para
wisatawan
asing
Jakarta merupakan NERAKA DUNIA, media massa setempat menggambarkan
Jakarta
sebagai kota "modern", "kosmopolitan" , dan "metropolis" .

Newcomers are often puzzled by Jakarta's lack of public amenities.
Bangkok, not exactly known as a user-friendly city, still has several
beautiful
parks. Even cash-strapped Port Moresby, capital of Papua New Guinea,
boasts wide promenades, playgrounds, long stretches of beach and sea
walks.
Singapore and Kuala Lumpur compete with each other in building wide
sidewalks, green areas as well as cultural establishments. Manila,
another
city without a glowing reputation for its public amenities, has
succeeded in constructing an impressive sea promenade dotted with
countless
cafes and
entertainment venues while preserving its World Heritage Site at In
tramuros. Hanoi repaved its wide sidewalks and turned a park around
Huan-Kiem Lake into an open-air sculpture museum.

Para pendatang/wisatawan seringkali tA

Comments

  • I'm agree with ya !
  • kayak pernah baca dari manaa gitu :?
  • jakarta ?
    bagh...
    gw org jkt ga ada bangga2nya ma jkt *wkeke~
    gw da perna ke sydney, tokyo, singapura, malay, thailand (ibukotanya apa ya ? lupa),dll (eropa)... separah2nya ibu kota... ga ada yg kotornya lebih parah dari kita... wakaka~
    tokyo ? jangan bandingin ma jkt kejauhan...
    sydney ? eh lu da perna kesana ga ? disono macet cuma di beberapa tempat lagian klo macet ga separah kita... disini plus debu ma sampah...
    thailand... ini mirip2 ma kita cumaaa... lu akan mencintai negara ni karna org2 kek kita bisa di terima di masyarakat... jkt ma.., lu isa di caci maki klo gandengan sesama cowo...

    klo misalkan idup gw bruntung... gw pengen tinggalin indo wakaka~
    bodo amat ma yg namanya nasionalisme... slama gw idup gw ga ada enak2nya tinggal di negara tempat kelahiran gw...

    masa lu pengen idup di tempat yg lu ga suka ? aneh banget...
    uda2 jangan maksain diri untuk menyukai negara yg lu benci...
    tar jadinya u jadi tertekan ma diri sendiri... hh~
  • pemerintah jakarta gak becus menata kota nya...gue sih gak benci dan juga gak cinta jakarta...hanya strezz aja di jakarta
  • that's why most acehnese prefer to malaysia which nearest rather than spend a lot of money flying to jakarta
Sign In or Register to comment.