Kelompok Teroris Diduga Sedang Kumpulkan Dana
Sabtu, 3 Mei 2008 | 20:56 WIB
JAKARTA, SABTU - Perampokan toko emas terjadi dua hari berturut-turut pada hari Kamis (1/5) dan Jumat (2/5) di Kota Solo, Jawa Tengah dan Surabaya, Jawa Timur. Dari kedua perampokan itu, belum terungkap siapa dan kelompok mana pelakunya. Hasil penyidikan masih gelap.
Perampokannya sendiri berjalan sangat cepat. Untuk kasus di Solo, kawanan perampok yang hanya berboncengan mengendarai sepeda motor itu, langsung merampok dua toko emas yang berada di Jalan dr Radjiman itu dalam waktu yang bersamaan.
Di Toko Aladin perampok berhasil menggondol sekitar 5 kilogram emas dan sejumlah uang tunai. Di Toko Al Kausar berhasil merampok enam kilogram perhiasan emas dan sejumlah uang tunai. Kawanan perampok ini juga sempat menempak tiga orang penjung toko emas tersebut. Satu orang meninggal dunia dan dua orang mengalami luka berat.
Polisi mencurigai serangkaian perampokan itu dilakukan oleh kelompok terorisme. Mereka diduga tengah mengumpulkan dana setelah sekian lama vakum karena tergencet operasi terorisme dan pemutusan hubungan dengan donatur di luar negeri.
"Kecurigaan kesana jelas ada. Tapi kita belum dapat memastikan karena belum ada satupun tersangka yang tertangkap," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Abubakar Nataprawira, Sabtu (3/5).
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Sutanto menyatakan masih menunggu hasil penyelidikan dan analisis kasus perampokan itu, apakah ada keterkaitan antara jaringan terorisme dengan serangkaian perampokan toko emas yang terjadi di Solo dan Surabaya itu.
"Kita masih tunggu hasil laporan penyelidikan. Kita belum dapat pastikan ke arah sana (kelompok terorisme)," kata Kapolri.
Kecurigaan polisi terhadap kelompok terorisme cukup beralasan. Sebab sebelumnya, berbagai aksi terorisme yang telah terungkap didanai dari hasil perampokan. Aksi teror Bom Bali I yang dilakukan oleh Imam Samudra cs, didanai dari hasil perampokan di toko emas, Serang, Banten (tahun 2002). Teror di Poso, Sulawesi Tengah, pun melibatkan jaringan Al-Jama'ah Al-islamiyah, yang didanai hasil perampokan.
Indikasi lainnya yang mengarah ke terorisme diantaranya adalah perampokan itu berjalan dengan cepat dan pelaku yang hanya menggunakan motor menghilangkan jejak dengan cepat. Mereka juga tidak segan-segan melukai atau bahkan membunuh saat melakukan perampokan.
Kasus-kasus perampokan sebelumnya yang dilakukan oleh kelompok teroris juga tidak pernah terlacak. Kasus perampokan itu baru terungkap beberapa tahun kemudian
setelah pelaku tertangkap karena melakukan aksi terorisme, bukan karena hasil penyelidikan terhadap kasus perampokannya. (Persda Network
Comments