BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

HENDAKNYA MENJADI TELADAN KITA

edited June 2008 in BoyzRoom
Dear all,

bersama ini gw posting sejarah kehidupan seortg hakim yg agung yg mengandung nilai2 yg luhur bagi kita smua utk dijadikan teladan


SEJARAH KEHIDUPAN HAKIM 'BAO ZHENG'

Bao Zheng (Hanzi: 包拯) (999-1062) adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada jaman Dinasti Song Utara. Karena kejujurannya dia mendapat julukan Bao Qingtian (包青天) yang berarti Bao si langit biru, sebuah nama pujian bagi pejabat bersih. Musuh-musuhnya menjulukinya Bao Heizi (包黑子) yang artinya si hitam Bao karena warna kulitnya yang gelap. Nama kehormatannya adalah Xiren (希仁).

Kehidupan
Bao dilahirkan dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, provinsi Anhui). Kehidupan awalnya banyak mempengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya dengan baik. Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia banyak berteman dengan rakyat jelata sehingga dia mengerti beban hidup dan masalah mereka. Hal ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad untuk menegakkan keadilan dan kejujuran. Orang yang berpengaruh besar pada kehidupannya adalah Liu Yun, seorang pejabat kehakiman di Luzhou, seorang pejabat yang ahli dalam puisi dan literatur serta adil dan membenci kejahatan. Dia juga seorang yang menghargai intelektual dan bakat Bao. Di bawah pengaruh Liu, Bao bertekad untuk memberikan kesetiaannya terhadap kerajaan dan cintanya pada negara dan rakyat.

Pada usia 29 tahun, dia lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah pengujian langsung dari kaisar hingga menyandang gelar Jinshi. Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten Jianchang. Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian karena sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah selama sepuluh tahun. Baru setelah kematian orang tuanya, dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai pejabat kehakiman Provinsi Tianchang. Ketika itu dia telah berumur 40 tahun.

Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song Renzong yang mempromosikannya dan memberikannya jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kaifeng), ibukota Dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap korupsi diantara pejabat pemerintahan saat itu. Dia menegakkan keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar termasuk pada Guru Besar Pang(庞太师), ayah mertua kaisar yang merangkap guru besar yang membimbing putra mahkota sehingga Pang sangat menganggap Bao sebagai musuhnya.

Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak dia memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari 30 orang pejabat tinggi termasuk beberapa mentri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain. Dia sangat berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran. Enam kali dia melaporkan pada kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir kelas atas kerajaan, tujuh kali untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan kaisar, bahkan dia pernah beberapa kali membujuk kaisar untuk memecat perdana mentri Song Yang. Dalam kapasitasnya sebagai juru sensor kerajaan dia selalu sukses meyakinkan kaisar tanpa membawa kesulitan bagi dirinya, padahal dalam sejarah banyak juru sensor telah mengalami nasib yang buruk, seperti misalnya Sima Qian, sejarawan dan filsuf Dinasti Han yang dikebiri karena Kaisar Han Wudi tidak bisa menerima pendapatnya.

Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman kaisar yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama pangeran ke delapan (八王爷, Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan yang salah. Baginya siapapun termasuk kerabat dekat kaisar sekalipun harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan pelanggaran. Bao meninggal tahun 1062 dan dimakamkan di makam keluarganya di Hefei, di kota itu juga dibangun kuil untuk mengenangnya (包公祠).


Bao Zheng dalam legenda
Bao Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah Tiongkok, kisah hidupnya yang melegenda sering ditampilkan dalam opera dan drama, kebanyakan kisah-kisah ini didramatisasi. Dalam opera biasanya dia digambarkan sebagai pria berjenggot dengan wajah hitam dan tanda lahir berbentuk bulan sabit di dahinya (beberapa versi menyebutkan tanda ini berasal dari luka ketika dia memberi hormat dengan sangat keras pada ibunya untuk menunjukkan baktinya).

Disebutkan juga bahwa kaisar menganugerahi Bao tiga gilotin (alat penggal) dalam tugasnya sebagai hakim. Ketiga gilotin itu mempunyai dekorasi yang berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai statusnya. Guilotine kepala anjing untuk menghukum rakyat jelata, kepala macan untuk menghukum pejabat korup, dan kepala naga untuk menghukum bangsawan jahat. Dia juga dianugerahi tongkat emas kerajaan oleh kaisar sebelumnya untuk menghukum kaisar sendiri bila bersalah dan pedang pusaka kerajaan sebagai tanda berhak untuk menghukum siapapun termasuk anggota kerajaan tanpa melapor atau mendapat persetujuan dulu dari kaisar. Dalam tugasnya dia dibantu oleh enam deputinya yaitu polisi Zhan Zhao, sekretaris Gongsun Zhi, dan empat pengawal Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, dan Zhao Hu. Selain itu juga lima pendekar dari dunia persilatan yang dijuluki lima pendekar tikus. Keduabelas orang ini disebut “tujuh pendekar lima ksatria” (七侠五义, qi xia wu yi).

Beberapa kisah legendanya yang terkenal adalah :
-鍘美案, mengisahkan Bao Zheng mengeksekusi Chen Shimei, seorang sarjana yang meninggalkan anak istrinya setelah lulus ujian kerajaan dan menikahi seorang wanita bangsawan, Chen bahkan mencoba membunuh istrinya dengan mengirim pembunuh bayaran.
-貍貓換太子, mengisahkan Bao membongkar konspirasi dalam istana, dimana bayi putra mahkota ditukar dengan anak kucing ketika baru dilahirkan. Dalam kasus ini Bao harus berhadapan dengan kasim yang menjadi temannya pada awal karirnya, Guo Huai sehingga Bao harus memilih antara perasaan pribadi sebagai teman dan kewajibannya menegakkan keadilan. Bao menyamar sebagai dewa Yama, raja neraka untuk membongkar kejahatan Guo Huai. Guo pun akhirnya mengakui segalanya karena dia mengira telah berada di neraka

Bao Zheng dalam budaya populer
Kisahnya yang difilmkan oleh sebuah perusahaan film Taiwan dengan judul Justice Bao (包青天) meraih popularitas luar biasa di Asia pada dekade 90-an, tak lama kemudian untuk mengikuti kesuksesannya, Hongkong pun ikut menggarap kisah ini dengan aktor pemeran Bao yang sama pula, Jin Chaoqun, namun tidak sesukses versi Taiwannya. Di Indonesia serial ini dulu ditayangkan di dua stasiun TV sekaligus yaitu RCTI dan TPI.

Hampir semua kisah dalam serial ini adalah fiksi yang dihubungkan dengan kehidupannya, namun sarat dengan nilai-nilai tradisional Tiongkok, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan pada negara, dan kehormatan
[img]http://www.readybb.com/boyzforum/users/21567/bao zheng.jpg[/img]bao.jpgbao.jpg
«1

Comments

  • Dear all,

    bersama ini gw posting sejarah kehidupan seortg hakim yg agung yg mengandung nilai2 yg luhur bagi kita smua utk dijadikan teladan


    SEJARAH KEHIDUPAN HAKIM 'BAO ZHENG'

    Bao Zheng (Hanzi: 包拯) (999-1062) adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada jaman Dinasti Song Utara. Karena kejujurannya dia mendapat julukan Bao Qingtian (包青天) yang berarti Bao si langit biru, sebuah nama pujian bagi pejabat bersih. Musuh-musuhnya menjulukinya Bao Heizi (包黑子) yang artinya si hitam Bao karena warna kulitnya yang gelap. Nama kehormatannya adalah Xiren (希仁).

    Kehidupan
    Bao dilahirkan dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, provinsi Anhui). Kehidupan awalnya banyak mempengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya dengan baik. Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia banyak berteman dengan rakyat jelata sehingga dia mengerti beban hidup dan masalah mereka. Hal ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad untuk menegakkan keadilan dan kejujuran. Orang yang berpengaruh besar pada kehidupannya adalah Liu Yun, seorang pejabat kehakiman di Luzhou, seorang pejabat yang ahli dalam puisi dan literatur serta adil dan membenci kejahatan. Dia juga seorang yang menghargai intelektual dan bakat Bao. Di bawah pengaruh Liu, Bao bertekad untuk memberikan kesetiaannya terhadap kerajaan dan cintanya pada negara dan rakyat.

    Pada usia 29 tahun, dia lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah pengujian langsung dari kaisar hingga menyandang gelar Jinshi. Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten Jianchang. Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian karena sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah selama sepuluh tahun. Baru setelah kematian orang tuanya, dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai pejabat kehakiman Provinsi Tianchang. Ketika itu dia telah berumur 40 tahun.

    Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song Renzong yang mempromosikannya dan memberikannya jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kaifeng), ibukota Dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap korupsi diantara pejabat pemerintahan saat itu. Dia menegakkan keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar termasuk pada Guru Besar Pang(庞太师), ayah mertua kaisar yang merangkap guru besar yang membimbing putra mahkota sehingga Pang sangat menganggap Bao sebagai musuhnya.

    Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak dia memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari 30 orang pejabat tinggi termasuk beberapa mentri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain. Dia sangat berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran. Enam kali dia melaporkan pada kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir kelas atas kerajaan, tujuh kali untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan kaisar, bahkan dia pernah beberapa kali membujuk kaisar untuk memecat perdana mentri Song Yang. Dalam kapasitasnya sebagai juru sensor kerajaan dia selalu sukses meyakinkan kaisar tanpa membawa kesulitan bagi dirinya, padahal dalam sejarah banyak juru sensor telah mengalami nasib yang buruk, seperti misalnya Sima Qian, sejarawan dan filsuf Dinasti Han yang dikebiri karena Kaisar Han Wudi tidak bisa menerima pendapatnya.

    Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman kaisar yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama pangeran ke delapan (八王爷, Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan yang salah. Baginya siapapun termasuk kerabat dekat kaisar sekalipun harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan pelanggaran. Bao meninggal tahun 1062 dan dimakamkan di makam keluarganya di Hefei, di kota itu juga dibangun kuil untuk mengenangnya (包公祠).


    Bao Zheng dalam legenda
    Bao Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah Tiongkok, kisah hidupnya yang melegenda sering ditampilkan dalam opera dan drama, kebanyakan kisah-kisah ini didramatisasi. Dalam opera biasanya dia digambarkan sebagai pria berjenggot dengan wajah hitam dan tanda lahir berbentuk bulan sabit di dahinya (beberapa versi menyebutkan tanda ini berasal dari luka ketika dia memberi hormat dengan sangat keras pada ibunya untuk menunjukkan baktinya).

    Disebutkan juga bahwa kaisar menganugerahi Bao tiga gilotin (alat penggal) dalam tugasnya sebagai hakim. Ketiga gilotin itu mempunyai dekorasi yang berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai statusnya. Guilotine kepala dog untuk menghukum rakyat jelata, kepala macan untuk menghukum pejabat korup, dan kepala naga untuk menghukum bangsawan jahat. Dia juga dianugerahi tongkat emas kerajaan oleh kaisar sebelumnya untuk menghukum kaisar sendiri bila bersalah dan pedang pusaka kerajaan sebagai tanda berhak untuk menghukum siapapun termasuk anggota kerajaan tanpa melapor atau mendapat persetujuan dulu dari kaisar. Dalam tugasnya dia dibantu oleh enam deputinya yaitu polisi Zhan Zhao, sekretaris Gongsun Zhi, dan empat pengawal Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, dan Zhao Hu. Selain itu juga lima pendekar dari dunia persilatan yang dijuluki lima pendekar tikus. Keduabelas orang ini disebut “tujuh pendekar lima ksatria” (七侠五义, qi xia wu yi).

    Beberapa kisah legendanya yang terkenal adalah :
    -鍘美案, mengisahkan Bao Zheng mengeksekusi Chen Shimei, seorang sarjana yang meninggalkan anak istrinya setelah lulus ujian kerajaan dan menikahi seorang wanita bangsawan, Chen bahkan mencoba membunuh istrinya dengan mengirim pembunuh bayaran.
    -貍貓換太子, mengisahkan Bao membongkar konspirasi dalam istana, dimana bayi putra mahkota ditukar dengan anak kucing ketika baru dilahirkan. Dalam kasus ini Bao harus berhadapan dengan kasim yang menjadi temannya pada awal karirnya, Guo Huai sehingga Bao harus memilih antara perasaan pribadi sebagai teman dan kewajibannya menegakkan keadilan. Bao menyamar sebagai dewa Yama, raja neraka untuk membongkar kejahatan Guo Huai. Guo pun akhirnya mengakui segalanya karena dia mengira telah berada di neraka

    Bao Zheng dalam budaya populer
    Kisahnya yang difilmkan oleh sebuah perusahaan film Taiwan dengan judul Justice Bao (包青天) meraih popularitas luar biasa di Asia pada dekade 90-an, tak lama kemudian untuk mengikuti kesuksesannya, Hongkong pun ikut menggarap kisah ini dengan aktor pemeran Bao yang sama pula, Jin Chaoqun, namun tidak sesukses versi Taiwannya. Di Indonesia serial ini dulu ditayangkan di dua stasiun TV sekaligus yaitu RCTI dan TPI.

    Hampir semua kisah dalam serial ini adalah fiksi yang dihubungkan dengan kehidupannya, namun sarat dengan nilai-nilai tradisional Tiongkok, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan pada negara, dan kehormatan
    [img]http://www.readybb.com/boyzforum/users/21567/bao zheng.jpg[/img]
    [img]http://www.readybb.com/boyzforum/users/21567/bao zheng.jpg[/img]
  • bao cin tien
  • abxis wrote:
    bao cin tien
    ngerti nggak siy kalo disini bukan hongkong !! :roll:
  • OmiyO wrote:
    abxis wrote:
    bao cin tien
    ngerti nggak siy kalo disini bukan hongkong !! :roll:

    boyzforum - forum gay Indonesia
  • ini bukan masalah ras atau negara manapunlho

    Ini menyangkut nilai2 kebenaran yg luhur yg sangat patut di teladani.

    Mudah2an bisa diterapkan Di Indonesia utk membasmi KKN


    :wink: :wink: 3.jpg
  • Heran gw ama member2 laen. dikasi wacana kog malah nyindir2/nyinggung ras. Tolong dong diliat esensi pesan moral yg terkandung dalam cerita ini.
    Bukan menilai 'kulit' nya saja.
    Bagaimana Indonesia mau maju sbg bangsa yg ber-bhinneka kalo dikit2 uda nyindir2 suku/ras.
  • Brownies wrote:
    Heran gw ama member2 laen. dikasi wacana kog malah nyindir2/nyinggung ras. Tolong dong diliat esensi pesan moral yg terkandung dalam cerita ini.
    Bukan menilai 'kulit' nya saja.
    Bagaimana Indonesia mau maju sbg bangsa yg ber-bhinneka kalo dikit2 uda nyindir2 suku/ras.


    trims atas response nya

    ya, bgitu de msh bnyk member2 lain yg tidak menangkap maksud yg disampaikan
  • Dear Gery,

    It's very inspiration story...
    Mungkin yang patut kita banggakan beberapa waktu terakhir adalah tindakan KPK yang telah mulai berani menangkap orang orang yang dulunya terpikir oleh Gw sebagai orang orang yang tak tersentuh hukum.
    Semoga ini bukan hanya hangat hangat ... Ayam, tapi tetap berkelanjutan.
    Mungkin hukuman mati harus dilaksanakan untuk para koruptor yang telah menghancurkan sendi sendi ekonomi kita.

    Cheers,


    Terry Sie
  • Maafkan aku ya, ini hanya pendapat pribadi.

    Mungkin kesannya timbul/tersirat propaganda...
    Terima kasih.
  • 1980 wrote:
    Maafkan aku ya, ini hanya pendapat pribadi.

    Mungkin kesannya timbul/tersirat propaganda...
    Terima kasih.

    Maksudnya? propaganda apaan neh? :roll:
  • jadi ingat pepatah
    carilah ilmu.......hingga ke negeri cina
    *tapi jangan pakai bhs cina disini lho
    :wink: :wink: :wink:
  • 1980 wrote:
    Maafkan aku ya, ini hanya pendapat pribadi.

    Mungkin kesannya timbul/tersirat propaganda...
    Terima kasih.

    yah gitu deh... LOL
  • 1980 wrote:
    Maafkan aku ya, ini hanya pendapat pribadi.

    Mungkin kesannya timbul/tersirat propaganda...
    Terima kasih.

    yah gitu deh... LOL
    ngana pagi2 so pamer aurat edodoe...edodoeeee.....
Sign In or Register to comment.