It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"loe kenal ya ama dua cowok ditempat tadi ?"tanya revo sambil mengaduk-ngaduk gelas yang berisi teh tarik.
"yang mana" tanyanya
"itu yang diwarung roti bakar? Selidik revo sambil menyerahkan gelas yang tampak mengepulkan asap.
Dito menerima gelas itu dan meletakkan dikarpet dekatnya.
Dia menyadarkan punggungnya ketembok sambil meluruskan kedua kakinya dikarpet.
Kamar kos revo ini terkesan minimalis.
Diruangan 3x3 meter ini hanya terdapat sebuah lemari pakaian dipojok ruangan dan sebuah meja beserta bangku didekat jendela kamar yang mengarah kejalan sebagai tempat meletakkan perangkat komputer, pernak-pernik,foto-foto,pajangan-pajangan meja dan pajangan gantung.
Semantara kasur tanpa ranjang terhampar rapi diatas karpet berwarna orange yang membuat kesan luas pada kamar ini.
"kenal"
dito terdiam sesaat
"itu mandala teman kos gue sama kakak teman gue" ujarnya melanjutkan. Matanya menerawang ke salah satu pojok ruangan.
Tak terdengar suara lagi dimulut kedua sahabat baru itu. Suasana terasa sepi. Masing-masing sibuk dengan pikiran mereka.
"auh.." tampak dito memijit kedua keningnya dan matanya menyipit.
"kena dit?" tanya revo khawatir sambil bergerak mendekat duduk disamping dito.
"ngak tau nih kepalaku rasanya pusing" jawabnya sambil tetap memijit kedua pelipisnya.
"kayaknya aku masuk angin nih, mungkin karena tadi telat makam" lanjutnya.
"0h..Gitu. Aku pijit ya" tawar revo ragu-ragu.
Mata dito sesaat berpaling melihat revo. Mata itu kelihatan teduh. Kembali pikirannya melayang kepada sosok remi sahabatnya yang meninggal saat acara perkemahan mahasiswa.
Mata ini..
Wajah ini..
Tangan ini..
Kulit ini..
Tubuh ini..
Semuanya sama
"dit..Kamu ngak papa" tanya revo membuyarkan lamunannya.
"oh ngak papa" jawabnya terbata-bata.
"aku pijit ya?" tawar revo lagi.
Dito hanya mengangguk sambil matanya tetap memandang wajah revo
"Aku pijitin ya dit biar sakit kepalanya hilang"tawarku.
Dito hanya mengangguk dan duduk didepanku sambil memutar tubuhnya membelakangiku yang tengah duduk dikasur tanpa ranjang bersandarkan tembok.
"Mundur dikit dit" ujarku sambil Ku tarik tubuh dito mendekatiku.
Punggung dito yg berbentuk "V" itu kusandarkan kedada bidangku. Betapa damai ku rasakan saat tubuhku dan tubuh dito bertemu.
Aroma hugo xy menggelitik indra penciumanku, menimbulkan sensasi yang lain didiriku. Nafsuku mengeruak...
Kedua telapak tanganku ada didahi dito.
Mulai kupijit dahinya.
Kudekatkan kepalaku kebahunya. Telinga kami saling bergesekan. Wajah kami begitu dekat. Kuperhatikan dari arah samping mata dito terpejam menikmati pijitanku.
"gimana dit, pijitannya enak" tanyaku.
"enak" jawab dito pelan tanpa membuka matanya.
Kulanjutkan pijitanku terus.
Kurasakan bagian bawahku bertemu dengan bongkahan pantat dito yg gempal. Kurasakan getaran yang lain disana sehingga bagian bawahku bergerak membesar.
"Semoga dito tak menyadari itu" harapku sambil membetulkan posisi dudukku agar tidak terlaku ketara bagian bawahku menegang saat menyentuh pantat gempal dito.
Sesaat kuintip bagian bawah dito dari belakang bahunya.
Kulihat ada tonjolan disana. Tapi aku ngak bisa memastikan kalo itu penis dito yang menegang atau lipatan kain yg menggembung.
Semua membuat aku penasaran.
Ku tambah tekanan jari tanganku di dahi dito.
Kulihat dia menikmati pijitanku.
"udah terasa enak dit, palanya? Tanyaku lagi.
"Iya nih rev kepalaku sudah mulai terasa ringan ngak pusing lagi" jawabnya.
"kalo gitu sekarang aku pijit tengkukmu ya?" tawarku
"boleh" jawabnya pelan.