Tulisan ini ditulis oleh seorang Gay yang lahir dan besar di Aceh.
Menurut saya ini karya luar biasa dari seorang gay dari Aceh. Dan sekarang penulis ini mendirikan satu komunitas gay di Banda Aceh. Salut buat Faisal (itu namanya).
Selamat membaca..
Anda merasa seorang heteroseksual
Nanti dulu, bisa jadi suatu saat anda juga bisa menemukan sisi homoseksualitas, atau bahkan menjadi seorang yang biseksual.
Sering kali jika seseorang berbicara masalah seks dan seksualitas, pendapat yang muncul kemudian adalah: laki-laki yang kemayu itu gay, laki-laki gay harus berbusana dan meniru tingkah laku perempuan, kalau laki-laki macho itu bukan gay, gay karena pengaruh masa kecil yang tidak mendapatkan kasih sayang dari ayah, terlalu besar peran ibu dan kakak-kakak perempuan dalam pengasuhan akan menyebabkan seorang laki-laki menjadi gay, gay dianggap sebagai biang penyebaran HIV-AIDS, dan lain-lain sebagainya. Adanya pengertian-pengertian salah atau mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat menyebabkan penilaian seseorang terhadap seksualitas menjadi sangat mainstream. Apakah salah jika banyak orang menyukai channel RCTI lalu aku suka Metro TV, lalu apakah salah ketika aku menyukai manusia dari jenisku sendiri. Mungkin bertahun-tahun kita masih bergulat dengan apakah yang kita alami itu merupakan suatu kesalahan, dan bertahun-tahun pula kita bertarung dengan perasaan sendiri yang menganggap hal tersebut merupakan suatu ketidak normalan. Dan yang sangat pedih adalah adanya tundingan kalau hidup dengan memilih homo sebagai orientasi seksual berarti akan sanga kesepian dimasa tua karena tidak menikah dan mempunyai keluarga. Namun sebenarnya ini apa, penolakan?, diskriminasi?, atau stigma yang terlalu kejam menunjuk hidung orang-orang yang berbeda dan memiliki pilihan yang beda pula. Mari kita tinjau lebih jauh:
1.Setiap orang berpeluang melakukan hubungan sejenis
Mengapa bisa ada pernyataan seperti ini, karena sebenarnya tiap orang memiliki orientasi yseksual yang berbeda, dan orientasi seksual merupakan hal yang sangat cair.
Orientasi seks adalah; arah atau kecenderungan seseorang mencari pasangan seksualnya berdasarkan jenis kelamin .
Sedangkan seksualitas adalah: seluruh kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian, dan sikap atau watak sosial yang berkaitan dengan gender, peran gender, orientasi seksual, dan perilaku seksual)1.
Menurut kinsey (seorang ahli psikologi ) orientasi seksual adalah sebuah hal yang kontinum menempati skala 0 sampai dengan 6. Angka 0 artinya hetreroseksual ekslusif (100% heteroseksual)sementara 6 adalah homoseksual yang ekslusif (100% homoseksual). Namun hal ini (heteroseksual ekslusif dan homoseksual ekslusif) sangat sedikit jumlahnya karena manusia sebenarnya cenderung biseks. Misalnya anda seorang perempuan yang heteroseks tetapi tetap saja kadang kala tertarik jika melihat ada perempuan lain yang cantik dan berpenampilan menarik. Hal ini tetap saja dianggap sangat normal. Hal ini berlaku pula dalam hal kecenderungan seksualitas. Adakalanya seseorang yang telah sekian tahun berkeluarga akhirnya menemukan bahwa ia cenderung suka dengan sejenis (seperti kasus yang dialami oleh salah seorang gubernur negara bagian Amerika Serikat). Dari sinilah kita bisa mengetahui sebenarnya seksualitas itu sangat cair, termasuk juga bila ada teman gay yang kemudian menikah.
2.Homologi dan homophobic
Nah apalagi yang disebut dengan homologi dan homophobic. Sebenarnya jika ditinjau dari segi terminologi homologi berasal dari kata homo dan logos, homo artinya sejenis dan logos artinya ilmu, jadi homologi dapat dikatakan sebagai sebuah cakupan ilmu yang mempelajari tentang sejenis dan kecenderungan menyukai sesama jenis. Sedangkan homophobic berasal dari kata homo dan phobic, phobic artinya ketakutan yang tak beralasan. Seseorang dapat dikatakan homophobic jika ia secara tidak beralasan takut terhadap homoseksulitas (baik secara personal maupun ideologis). Saat ini homoseksualitas dan biseksualitas sudah tidak dianggap lagi sebagai suatu kelainan atau penyakit psikologis. Di Indonesia sendiri homoseksualitas dinyatakan bukan merupakan penyakit atau gangguan jiwa sudah 20 tahun lebih, hal ini di kutip dari pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) di Indonesia (ed. II, 1993 [revisi], Jakarta, direktorat kesehatan jiwa, direktorat jendral pelayanan medik, Departemen Kesehatan RI, 1985), halaman 241-248. Ketakutan seseorang akan kondisi seksualitas dapat di sebabkan karena kesalahan anggapan yang masih menganggap homoseksualitas sebagai suatu kelainan atau gangguan jiwa. Ketakutan ini bentuknya bisa berupa penolakan terhadap orang-orang homoseks dan transgender atau bisa juga berupa tidak dapat menerima jika orientasi seksualnya adalah homoseks. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan stigma dan diskriminasi.
3.Homoseks, biseks, waria dan MSM atau LSL
Kadangkala orang bertanya apa perbedaan antara homoseks, biseks dan waria. Lalu apa lagi yang dimaksud dengan MSM atau LSL. Homoseks dan biseks adalah orientasi seksual sedangkan waria adalah identitas gender (kita lebih mengenalnya dengan transgender). Homoseks sendiri dalam perjalanannya memiliki terminologi baik untuk perempuan maupun laki-laki. Untuk homoseks perempuan kita lebih mengenal sebaga lesbian sedangkan homoseks laki-laki kita lebih mengenalnya sebagai gay. Dalam konsep transgender sebenarnya ada dua jenis (namun kita lebih mengenalnya sebagai waria yang merupakan transgender male to female atau laki-laki yang cenderung bergender perempuan). Padahal dalam konsepnya transgender ada dua macam yaitu transgender male to female (yang lebih dikenal dengan waria) dan female to male (mungkin disini kita lebih mengenal sebagai tomboy yang selalu dikaitkan dengan lesbianisme walau sebenarnya tidak). Disinilah kita harus memisahkan antara identitas seksual/identitas gender dengan orientasi seksual. Sementara itu biseksual adalah orientasi seksual kepada kedua jenis kelamin (baik laki-laki maupun perempuan). Istilah MSM dan LSL sendiri adalah pendekatan untuk program dalam hal ini ruang lingkupnya adalah kesehatan seksual laki-laki dalam pencegahannya dengan Infeksi Menular Seksual (IMS). Kepanjangan dari MSM atau LSL adalah Man Sex with Man atau dalam bahasa Indonesianya adalah Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Jadi sebenarnya ruang lingkup MSM adalah semua laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (homoseksual, biseksual, waria, dan semua laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki). Jadi jelas adanya perbedaan pada kesemua terminologi yang telah disebutkan diatas.
4.Jawaban dari pencarian
Jadi jelaslah sekarang jika kita ingin mengetahui bagaimana homoseksualitas atau heteroseksualitas itu apa dan bagaimana dan begitu pula jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tibul diatas akan menjawab semua mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat. Apakah waria itu gay, apakah gay itu harus lemah gemulai, apakah pria gay bisa menikah, mengapa pria normal yang menikah bisa tiba-tiba menjadi gay, atau apakah pria yang macho itu ada kemungkinan menjadi gay. Sekarang terserah bagaimana kita memandangnya karena memang begitulah adanya seksualitas cair seperti air. Dan ketika seseorang yang tiba-tiba bisa menikmati hubungan seksual sejenis artinya memang didalamnya telah ada kecenderungan untuk menyukai sejenisnya.
Salam
Faisal
Aktivis Anak Dan HIV / AIDS di Banda Aceh
Comments
Tapi Faisal ini seorang yang lahir dan besar di Aceh berani keluar dari kukungan itu. Itu yang saya berikan apresiasi dengan dia.
Ada juga orang tinggal di Belanda, udah hidup ama co 10 tahun. Tapi tetap juga masih bingung dengan identitasnya. Jadinya tulisan ini tetap punya nilai yang sangat luar biasa bagi saya.
Salam
Toyo
disini aja masih banyak yg bingung dengan indentitasnya
Sementara Faisal yang hidup dilingkungan seperti Aceh, yang sangat homophobia tapi bisa keluar dari sistem kukungan itu.
Ini yang menjadi tekanan pada penulis ini.
Kalau di Indonesia jangan dibilang lagi lah kondisinya.
Tapi karena teman - teman bilang bahwa tulisan Faisal sangat biasa saja makanya saya jelaskan konteksnya.
salam
toyo
makanya gw cenderung bilang kita disini ini munafik sebetulnya