almost a half years aku ngejalani sebuah siklus kehidupan. the wedding..setelah ngejalani sebuah proses dan prosesi yang panjang dan berliku...i found myself berada di sebuah kondisi yang sangat ga bahagia. aku seperti di dalam sebuah sumur tanpa dasar...seperti di dalam sebuah lembah yang gelap tanpa cahaya..
mencoba bertahan hanya membuat luka yang ada menjadi lebih berdarah dan menimbulkan luka baru yang ga kalah menyakitkan. the ring yang harusnya bisa menyatukan kami dalam sebuah wadah kebahagiaan ternyata ga pernah "membunyikan" fungsinya.
memang terlalu dini untuk menarik sebuah benang merah ataupun mengambil sebuah keputusan di usia pernikahan kami yang masih sangat muda. i just found myself ga sebahagia dulu.....n i miss my life..my old life.
something has left my life n i dont know where it went...n now im sitting here all alone...dunno what to do...dunno what to say...im in the midlle of crossroad just want to say......GOD HELP ME....
Comments
kenapa dulu kamu bs ambil keputusan itu??
apa pertimbangan loe sampe berani ngambil keputusan itu??
Tetap bertahan di di kehidupanmu yang sekarang, yang sudah diputuskan oleh dirimu sendiri, keluarga besarmu, yang rasanya seperti neraka buat kamu. Tapi kalo boleh cobalah bertahan sedikiiiiit lagi, siapa tau ada keajaiban, kata Dewa: bukankah cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Siapa tau tiba-tiba tumbuh chemistry sehingga kamu merasakan jatuh cinta yang sebenarnya, hingga akhirnya kamu mampu membawa keluargamu menjadi keluarga sakinah, mawadah, warrahmah....Amin
Pilihan selanjutnya, kau tinggalkan yang ada sekarang, kamu dapatkan kebahagiaan seperti dulu seperti yang kamu mau, tapi resikonya kamu menyakiti hati orang banyak.
Keduanya pilihan yang sulit, tapi semoga kamu bijak mengambil keputusan, Good Luck
Love, kiss, hugs.
Ape lage ????selalu ade aje berite yang menggemparkan ye dari Hazuky...
nyesel kan ?? makanya jangan sok kewong2 segale deh, tapi sebagai lelaki ( masudnya sok laki ) harus tanggung jawab denan ape yang udah lo putusin...
yah... paling engak loe udah ngejalin sesuatu yang loe anggap benar tadinya... kalo enggak berhasil ... paling tidak loe udah coba..
jangan lupa undang nyai and the gang ya..
LOL LOL
maap yah... nikah?!! bukan febby baget itu mah... kewong mah iya,..... LOL
Hmmm, Gw cukup sedih juga mendengar cerita U.
Kalo ngga salah ingat, U juga udah ngga aktif lagi yach udah beberapa bulan ini.
Harus kita akui terkadang kita memang susah untuk bersikap dalam adat ketimuran ini.
Peran Orang Tua, Kakak - Adik, Saudara dan lainnya masih cukup dominan dalam mempengaruhi keputusan kita.
Memang juga budaya barat (sebagian mungkin beranggapan), baik dan bagus dalam improvisasi diri, tapi yah itulah, kebudayaan mereka memang berbeda dengan kebudayaan kita.
Gw coba memberi ilustrasi atas permasalahan dari Hazuky sekarang.
Gw pernah baca suatu peristiwa yang pernah terjadi dan diceritakan kembali dalam sebuah cerita yang cukup bagus dan menurut Gw agak mirip dengan apa yang U alami sekarang...
Pada suatu hari, ada seorang kakek yang baru saja ditinggal mati oleh istrinya.
Dan karena sang kakek seorang diri dan hartanya juga tidak terlalu banyak, akhirnya dia memutuskan untuk tinggal di Panti Jompo, bersama dengan orang orang seusianya.
Sang kakek tersebut akhirnya memilih sebuah Panti Jompo yang tidak terlalu bagus (bahkan mungkin lebih rendah dari kata "sederhana")
Ketika perawat pada Panti Jompo tersebut hendak memperlihatkan kamar yang akan digunakan Kakek itu, kakek berkata (dengan mata berbinar), bahwa tempat tersebut sangat bagus sekali.
Ruangan kamarnya tersebut padahal hanya terdiri atas ranjang reot serta lubang ventilasi yang tidak terlalu besar serta ada rak penyimpan pakaian di sudut ruangan.
Dengan terheran suster bertanya, "Kek, kakek tidak perlu buru buru memutuskan, Kakek bisa melihat kamar tersebut terlebih dahulu"
Kakek kembali berkata, "Tidak... Tidak... Saya tetap pilih tempat ini"
Karena penasaran, perawat kemudian bertanya, "Kenapa kakek cepat memutuskan untuk tinggal disini? Dan atas dasar apa Kakek memilih tempat ini, padahal Kakek belum melihat kamarnya?"
Kakek berkata, "Nak, ada banyak hal yang saya pelajari sepanjang hidup saya, bahwa jika kita berpikiran positif atas apapun, maka kehidupan kitapun akan diwarnai dengan kehidupan yang positif, jika pada awalnya saya tidak menyukai tempat ini, belum tentu juga saya akan menyukai tempat yang lain?"
"Banyak pertimbangan yang terkadang menjerumuskan kita kedalam hal yang seharusnya tidaklah demikian"
Itulah pelajaran dari Sang Kakek.
Nah kembali ke persoalan U...
Apakah ketika U pertama kali merit telah memilih untuk berpikiran negatif terhadap pernikahan U?
Pemikiran Negatif itu misalnya:
1. Sepertinya kehidupan Gw akan berat setelah merit
2. Gw sekarang udah bahagia kok
dan lainnya.
Ingat Say, jalan udah U pilih, sooo, untuk mengembalikan perasaan U, udah saatnya U menikmati kehidupan U.
Dengan berpikiran seperti: "aku seperti di dalam sebuah sumur tanpa dasar...seperti di dalam sebuah lembah yang gelap tanpa cahaya.."
Menurut Gw tidak akan membuat kehidupan lebih baik.
Saran Gw sih, mendingan U mulai mendekatkan kembali diri U kepada agama U sekarang ini.
Aktifkan kegiatan sosial keagamaan, biasanya cukup membantu.
Tentang kehidupan masa lalu, lupakanlan...
Masa lalu tidak akan kembali lagi kok.
Justru dengan U tetap menjalin hubungan dengan orang orang masa lalu U, membuat U akan menjalani kehidupan sekarang dengan lebih baik.
Toh kalo cuma ngobrol ngobrol dengan teman teman U juga tidak membuat kerugian bagi siapapun bukan?
Malah menurut Gw lebih bagus, karena perubahannya tidak terlalu drastis dalam kehidupan pribadi U saat ini.
Ntar kapan kapan cerita ya hasilnya, kalo U terima saran dari Gw (dan udah dilakukan)...
Cheers,
Terry Sie
:roll: :roll: nggak deh ketemu kamu, ngetik aja nasehatnya sepanjang ini, gimana ketemu lansung ??? bertele2 .....
Aduduh Si Ajeng ini ke geer an deh...
Ekke ngga ajak ketemuan si Ajeng lho...
HAHHAHA...
^_^
Terry Sie
masalah nikah, dulu waktu masih muda (beberapa tahun lalu) aku masih berpikiran masa depanku untuk berumah tangga seperti manusia normal lainnya. Berusaha mengingkari jati diriku. Tapi, sesuatu terjadi. Suatu malam aku bermimpi menikah dengan adik perempuan dari cowok yg aku sukai waktu itu, dalam mimpi itu aku justru tersiksa menjalani prosesi pernikahan, makin tersiksa mendekati puncak upacara pengikat yang akan mengubah seluruh hidup ku. Dan menyesal setelah acara pernikahan selesai.
Ketika bangun, betapa leganya aku. Mulai saat itu, aku berpendirian tidak akan pernah menikah, untuk kebahagiaanku sendiri. Aku nggak mau melakukan sesuatu yg membuat aku tersiksa seumur hidup
Ini maksudnya apa ya?
Emang Gw rame ya?
Sepertinya biasa aja lho...
Teman Gw banyak yang lebih rame lagi tuch.
Gw cuma bisa bantu memberi pandangan dan saran saran aja kok.
Siapa tahu pandangan dan saran Gw cukup berguna.
Bahasa kerennya tanggung jawab sosial terhadap sesama.
HAHHAHAH...
^_^
Terry Sie
kalo kawin itu sebuah pilihan, kenapa cerai ngga?
Cuma ngomong doang, pikirkan baek2 lo ya. What's the best for you, only you can decide, it's your life neway.
sebentar, ini nikahnya ma cowo apa ma cewe sih???????
kalau nikah sama cowok dia gak akan nyesel dan sepilu ini kata2nya LOL