BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

HEALTH: Ginekomastia

edited February 2008 in BoyzRoom
Ginekomastia



LAZIMNYA hanya perempuan yang membesar payudaranya. Namun, adakalanya pembesaran payudara terjadi pada pria. Kok bisa?
Dalam dunia medis, pembesaran payudara pria disebut ginekomastia. Konon, sembilan persen dari populasi pria mengalami hal ini. Secara garis besar, struktur jaringan payudara pria dan perempuan tidak berbeda. Hanya, jaringan payudara pria biasanya tidak tumbuh, sedang pada perempuan berkembang sempurna hingga membesar. Hanya pria yang mengidap ginekomastia mengalami hal semacam itu.

Menurut Dr.dr. Wahyuning Ramelan, ginekomastia dapat menimpa siapa saja. Bayi, remaja, maupun orang tua. Menurutnya, sekitar 11 hingga 30 persen pria yang masuk usia puber mengalami pembesaran payudara. Pada remaja ginekomastia dianggap normal, karena pada masa itu perkembangan hormon berlangsung pesat.


Salah satu hormon yang dapat mempengaruhi pembesaran payudara perempuan adalah estrogen. Pria juga punya hormon seperti itu, tetapi kadarnya sedikit. Semua hormon, termasuk estrogen, biasanya meningkat kala puber. “Pria yang memiliki kelenjar payudara sensitif terhadap perubahan estrogen, payudaranya akan membesar” katanya.
Kecuali itu beberapa jenis hormon testosteron seperti enantat dan propionat dapat juga merangsang tumbuhnya payudara pada pria.


Uniknya, payudara yang membesar tidak serlalu kedua-duanya. Kalau pun terjadi pada kedua payudara, besarnya tidak selalu sama.
Benjolan biasanya lunak dan tidak sakit saat ditekan. Kalau itu terjadi, jangan panik, karena setelah masa itu berakhir payudara akan mengecil kembali. Tetapi bila hingga masa puber lewat ternyata masih tetap membesar, baru dicari penyebab guna menentukan langkah penanangaannya.


Ginekomasti yang terjadi pada bayi, menurut Health Today biasanya berkait dengan adanya galaktorea (aliran susu secara berlebihan dari ibu). Kita tahu, air susu ibu mengandung hormon estrogen yang dapat mempengaruhi pembesaran kelenjar susu pada bayi. Kondisi itu biasanya berlangsung beberapa minggu, atau paling lama sampai bayi berusia dua tahun.


Ginekomastia juga kerap berhubungan dengan pemakaian hormon untuk memperbesar otot-otot tubuh. Obat-obat yang sering dipakai untuk meningkatkan pertumbuhan jaringan ini dikenal sebagai anabolic steroid.

Beberapa anabolic steroid merupakan turunan sintesis dari testosteron atau progesteron. Pengaruhnya terhadap pengembangan payudara sangat kecil.

Selain itu, ginekomastia juga sering terjadi karena pengaruh obat-obatan tertentu serta mariyuana. Meski jarang terjadi, tumor, kelainan genetik, dan penyakit hati kronis dapat pula menyebabkan genikomastia. Bahkan penyakit ginjal kronis, TBC, dan kencing manis dapat juga mengakibatkan ginekomastia. Misal, tumor dalam kelenjar adrenal (kelenjar yang terdapat dalam ginjal) bisa meningkatkan hormon estrogen, dan mengakibatkan ginekomastia.


Sementara itu, kelainan genetik yang menyebabkan ginekomastia adalah sindroma kinefelter. Sekitar 30-70 persen pengidap sindroma ini diketahui mengalami pembesaran payudara. Kecuali itu, pria dengan sindroma kinefelter pertumbuhannya mengalami hambatan, kuku berubah menjadi hijau atau kekuningan.


Ginekomastia terkadang sembuh dengan sendirinya. Namun bila payudara yang bengkak terasa nyeri, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan berkala perlu dilakukan terutama bila kelainan itu terjadi sebelum masa puber. Jadi, meski tak perlu kelewat dicemaskan, sebaiknya memang waspada.


Taken From: http://www.kr.co.id/

Comments

Sign In or Register to comment.