It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ampir sama
beda sudut pandang
Kalo baca gene malah puseeeeng!!!
Tapi yang buat kudu Nia Dinata,.
Tapi, inti cerita'y ga bakalan dapet kalo dibiqin n ditayangin di Indonesia,. Sl'y bakal dipotong sana-sini..
Belum lagi kontroversi yang bakalan muncul di masyarakat..
Ada yg pro, kontra, ato pun yang byasa aja kayak gw..
Well,, gw slalu pengen bisa biqin cerita kayak gitu.. Tapi, ga jalan2..
Goresan yang tak kan pernah hilang
Pikiranku masih menacari-cari nama Katrin dalam ingatanku yang paling dalam. Tapi tetep sekeras apapun aku berusaha untuk inget, aku emang asing sama cewek dengan nama Katrin. Aku edarkan pandangan ke seluruh dinding kamar, siapa tau di antara banyak foto-foto yang aku gantung, ada yang bisa bantu aku tau siapa Katrin. Tapi nihil. Semua foto-foto itu Cuma ada kenangan aku sama Irwan.
Tiba-tiba aku tersenyum melihat foto aku, Irwan, dan Jimmy. Foto kami bertiga waktu di Borobudur. Tangan Irwan merogoh dalam ke sebuah stupa, berusaha menyentuh arca yang ada di dalamnya, ekspresinya serius sambil memonyongkan bibir. Jimmy memberi semangat dengan mendorong Irwan dari belakang. Aku sendiri tertawa lebar, tangan kiriku merangkul Irwan. Aku masih ingat siapa yang memfoto kami, Tan, cowok yang kita sempat ajak kenalan. Orangnya baik, murah senyum.
Kenangan indah. Tapi itu setahun yang lalu. Sekarang…
Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan slalu memujamu
“Halo?”, Jimmy nelepon lagi.
“halo…”, suara halus dan lembut membalas dari ujung sana
“wogh! Tadi kenapa lo? Nangis?”
“nnngggg… gua mau ngomong sesuatu”
Apaan si? Gak biasanya lo kaya gini, Jim, “Ya udah ngomong aja! Kenapa? Lidah lo diambil kucing?”
“Entar malem gua tunggu di vorpal bunny”, jimmy tiba-tiba nutup telepon.
“lho? Halo! Halo!”, yah si kuya! Maksudnya apa coba?
Aku coba telepon balik.
“maaf, nomer yang anda tuju sedang…”, veronica yang ngangkat. Aku coba empat kali, tapi hasilnya sama. Ya udah, aku rasa sekarang aku gak punya banyak pilihan kecuali dateng ke vorpal bunny nanti malem.
Vorpal bunny, caffe yang kalo kata aku rada unik. Di sini sama sekali nggak ada menu. Kamu bisa mesen apa aja yang kamu pengen. Nggak ada batasan. Yah asal yang dipesen masih makanan dan minuman orang-orang sewajarnya. Contoh, kalo kamu pesen jus jeruk purut dengan taburan singkong, ada kemungkinan pelayannya masih bisa bawain. Beda kalo kamu pesen gajah serut goreng yang dipanggang dengan lelehan congek. Bukan Cuma cara masaknya yang bikin bingung, tapi pelayannya juga bakal konsultasi sama psikiater buat nanya cara nyerut gajah.
selain nggak adanya menu, interiornya juga diset jadi kaya gudang. Dugaan aku ada dua sebab, pertama nih caffe niru caffe yang ada di luar negeri. Aku pernah liat caffe dengan interior sama lagi diberitain di TV. Tapi nih caffe Cuma specialis sama anggurnya. Aku harap suatu saat aku bisa kesana sama Irwan. Romantis banget kalo bisa minum red wine bareng dia. Sebab yang kedua, pemiliknya jorok banget sampe-sampe naro kardus barang-barang bekas, gelondongan kayu, vas pecah belah, pigura-pigura kosong, kandang burung, globe retak, piala penyok n semua benda nggak penting lainnya di caffe dia.
Tapi satu hal spesial, yang orang lain nggak tau kecuali aku dan irwan. Hal kecil yang begitu membekas di hati kita. Di dalam lemari sapu, tempat pelayan nyimpen peralatan kebersihan. Tempat yang orang mikir dua kali tuk ngehabisin waktu dua jam lebih di dalamnya. Tapi Di situlah Irwan pertama kali nyium aku. Nyatain semua perasaan dia. Perasaan yang katanya udah dia pendam sejak kita SMA.
Di sana dia udah melambungkan perasaan aku jauh tinggi mencapai cloud seven. Bibirnya yang hangat melumatkan semua prinsip yang ada di hati aku. Menyentuh bukan bibirku, tapi langsung menghujam ke hati. Menorehkan sejuta kenangan. Nggak masalah waktu itu kita bertukar air liur, karena di saat itu aku udah merasa jadi satu dengan dia. Sebelah kakiku terangkat dan dia semakin mengeratkan pelukannya. Erangan ku teredam oleh nafasnya yang memburu. Dan nafasnya teredam oleh degup jantungku. Hidung kami saling bersentuhan dan Irwan mulai mengulum lidahku dengan lidahnya. Aku membalas dengan memutar posisi bibirku. Pelan-pelan dia menarik retsleting jaketku dan tanpa kusadari aku sudah bertelanjang dada. Tangannya meraba hampir setiap jengkal tubuh atasku, mencari tempat dimana aku menggelinjang ketika disentuh, sementara bibirnya tetap nggak terlepas dari bibirku. Malam itu, aku milik dia sepenuhnya, dan juga malam-malam selanjutnya.
Setelah semua yang dia lakukan sama aku di dalam sana, dia mengambil pisau lipat dari kantongnya. Kita berdua sudah berpakaian lengkap lagi. Dia tersenyum kecil, melirikku sekilas. Dia lalu mengukir kata-kata di sudut yang terdalam di lemari itu:
Untuk selamanya, June dan Irwan.
Dia menambahkan dengan goresan berbentuk hati di sekeliling kata-kata itu. Kita berdua tersenyum puas.
Aku mendengus pelan, mengira-mengira apakah kata-kata itu masih membekas disana. Bertahan menemani cinta kita selama tiga tahun. Toh kita nggak pernah kesana lagi setelah itu. Aku udah nggak sabar nunggu nanti malam.
Di setiap langkahku
Ku kan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan
Hidupku tanpa cintamu
***
scenarionya gak jadi keluar hari ini
bagian u know who belon selesai diedit
jadinya langsung ke june scene 2
Ditunggu kelanjutan ny yaaaa
tenang aja deh,
dijamin!
mmmmuach!
aku pengennya sama sutradara LOVE
sumpah kemaren nonton nih film sambil nangis
kalo di indo harus di ubah palingan juga.
bagaimana dengan kelanjutannya? 8)
aq minta maaf
sekarang aq lagi sakit d sukabumi,
n flashdisk aq ktinggalan d bandung,
jadi scenario lanjutan'y baru bs aq muat kalo udah balik.
Thankyou