BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

A Tribute to Heath Ledger

edited January 2008 in BoyzStyle
Rasanya ... kehilangan Heath masih menyesakkan dada. Daniel Day Lewis mempersembahkan Screen Actors Guild Awardnya buat Heath Ledger. Dan yang berikut ini, dari Christopher Nolan, sutradara film terbaru Batman, "The Dark Knight" di mana dia kerja bareng ama Heath Ledger.

Heath ... we miss you so much ... :cry: :cry: :cry:

Kharisma Seperti Gaya Tarik Bumi
Oleh: Christopher Nolan | NEWSWEEK

Heath Ledger, 28, Aktor


Dikenal dengan perannya yang mengesankan dalam film yang menganugerahinya nominasi Oscar sebagai Ennis Del Mar, salah satu gay koboi dalam film produksi 2005 “Brokeback Mountain”, Ledger adalah seorang talenta muda di awal kehebatannya ketika dia meninggal dunia minggu lalu di New York. Lelaki Australia ini baru saja menyelesaikan kelanjutan film Batman yang akan keluar musim panas ini, “The Dark Knight”, di mana dia berperan sebagai The Joker. Christopher Nolan, sutradara film ini berbagi kenangan:

Di suatu malam, aku berdiri di jalan LaSalle, Chicago, mencoba untuk mengatur pengambilan gambar film “The Dark Knight”, seorang asisten produksi meluncur dengan skateboard masuk ke pandanganku. Diam-diam, aku mengumpat saat Heath pertama kali meluncur ke lokasi syuting dengan dandanan lengkapnya. Aku takut akan reaksi penggemar Batman akan Joker yang meluncur dengan skateboard, tapi hasil akhirnya sungguh merupakan penciptaan trend skateboard di antara kru muda kami. Kalau kami tanya, kenapa kamu bawa skateboard ke tempat kerja, mungkin mereka akan jawab tidak tahu kenapa. Itulah kharisma sejati – semisterius dan sealamiah gaya tarik bumi. Itulah yang dimiliki Heath.

Heath meluap-luap dalam kreativitasnya. Ada di setiap gerak-geriknya. Dia pernah berkata kalau dia memilih menganggur di antara syuting film sampai dia ‘lapar kreativitas’. Sampai dia membutuhkannya lagi. Dia membawa sikap itu ke lokasi syuting tiap hari. Tidak banyak aktor yang bisa membuat kamu malu, seberapa sering kamu mengeluh tentang melakukan pekerjaan terbaik di dunia? Heath adalah salah satu di antaranya.

Sekali waktu, dia dan beberapa aktor lain melakukan adegan yang rumit. Kita punya waktu dua hari untuk mengambil gambar dan di penghujung hari pertama, mereka akhirnya menemukan ‘sesuatu’ dan Heath khawatir kalau dia tidak ‘memilikinya’ lagi kalau kita berhenti. Dia ingin meneruskan pengambilan gambar dan menyelesaikannya. Sulit untuk meminta kru untuk bekerja larut kalau kita tahu bahwa masih banyak waktu untuk menyelesaikannya di hari berikutnya. Tapi, semua orang seakan mengerti kalau Heath lagi memiliki ‘sesuatu yang istimewa’ dan kita harus mengambilnya sebelum ‘sesuatu yang istimewa’ itu hilang. Beberapa bulan kemudian, aku baru sadar kalau saat Heath meninggalkan lokasi syuting pada malam itu, diam-diam dia berterima kasih kepada tiap anggota kru yang telah bekerja larut. Diam-diam. Tidak untuk ditunjukkan, hanya sekedar berterima kasih atas kesempatan yang mereka berikan untuknya.

Malam itu, jalanan di Chicago dipenuhi pemeran pengganti. Ini bisa jadi saat yang membosankan buat aktor, tapi Heath sangat menyenanginya, dengan bersemangat menerima undangan kami untuk ikut di dalam mobil kamera waktu kita mengejar-ngejar mobil di jalanan – bukan untuk sekedar menikmati adrenalin kejar-kejaran, tapi untuk menjadi bagian darinya. Dia membawa komputer jinjingnya di dalam mobil dan kita sempat melihat sepintas dari dua film yang sedang dikerjakannya, film pendek yang dibuat menyenangkan dan melekat di pikiran. Semangatnya membuat aku lelah dan berat. Aku tidak pernah merasa tua seperti waktu aku menonton Heath mengeksplorasi bakatnya. Malam itu aku menawarkan – walaupun aku tahu dia belum tentu mengambilnya – untuk datang ke lokasi kalau dia tidak ada pekerjaan untuk dapat melihat apa yang sedang kami kerjakan.

Ketika kami berada di ruang edit setelah pengambilan gambar, kamu merasakan tanggung jawab aktor yang telah mempercayai kamu dan Heath memberikan semuanya. Waktu aku mulai mengedit, aku menghitung tiap-tiap yang kami pilih, setiap potongan yang kami buat. Aku membayangkan pemutaran yang harus kami berikan padanya di saat film selesai – duduk tiga atau empat baris di belakangnya, memperhatikan setiap gerakan kepalanya untuk tahu petunjuk, apa yang dia pikirkan dari apa yang telah kami buat, dari semua yang telah dia berikan. Sekarang, pemutaran itu tidak akan pernah benar-benar nyata terjadi. Aku lihat dia tiap hari di ruang edit. Aku pelajari mukanya, suaranya dan aku sangat kehilangan dia.

Kembali ke jalan LaSalle, aku berbalik ke asisten sutradaraku dan minta dia untuk mengenyahkan orang dengan skateboard itu dari pandanganku ketika aku sadar – itu adalah Heath, dengan topi wol ditarik ke bawah menutupi matanya, berada di sini di hari liburnya untuk menerima tawaranku. Aku hanya bisa tersenyum.

- NEWSWEEK 2008 -

Charisma as Natural as Gravity
By Christopher Nolan | NEWSWEEK

Heath Ledger, 28, Actor

Best known for his haunting, Oscar-nominated performance as Ennis Del Mar, one of the gay cowboys in 2005 ' s "Brokeback Mountain," Ledger was a massive young talent on the cusp of greatness when he died last week in New York. The native Australian, who is survived by his 2-year-old daughter, Matilda, had recently finished work on this summer's "Batman" sequel, "The Dark Knight," in which he plays a villain, the Joker. Christopher Nolan, the film's director, shared these memories:
One night, as I'm standing on LaSalle Street in Chicago, trying to line up a shot for "The Dark Knight," a production assistant skateboards into my line of sight. Silently, I curse the moment that Heath first skated onto our set in full character makeup. I'd fretted about the reaction of Batman fans to a skateboarding Joker, but the actual result was a proliferation of skateboards among the younger crew members. If you'd asked those kids why they had chosen to bring their boards to work, they would have answered honestly that they didn't know. That's real charisma—as invisible and natural as gravity. That's what Heath had.

Heath was bursting with creativity. It was in his every gesture. He once told me that he liked to wait between jobs until he was creatively hungry. Until he needed it again. He brought that attitude to our set every day. There aren't many actors who can make you feel ashamed of how often you complain about doing the best job in the world. Heath was one of them.

One time he and another actor were shooting a complex scene. We had two days to shoot it, and at the end of the first day, they'd really found something and Heath was worried that he might not have it if we stopped. He wanted to carry on and finish. It's tough to ask the crew to work late when we all know there's plenty of time to finish the next day. But everyone seemed to understand that Heath had something special and that we had to capture it before it disappeared. Months later, I learned that as Heath left the set that night, he quietly thanked each crew member for working late. Quietly. Not trying to make a point, just grateful for the chance to create that they'd given him.

Those nights on the streets of Chicago were filled with stunts. These can be boring times for an actor, but Heath was fascinated, eagerly accepting our invitation to ride in the camera car as we chased vehicles through movie traffic—not just for the thrill ride, but to be a part of it. Of everything. He'd brought his laptop along in the car, and we had a high-speed screening of two of his works-in-progress: short films he'd made that were exciting and haunting. Their exuberance made me feel jaded and leaden. I've never felt as old as I did watching Heath explore his talents. That night I made him an offer—knowing he wouldn't take me up on it—that he should feel free to come by the set when he had a night off so he could see what we were up to.

When you get into the edit suite after shooting a movie, you feel a responsibility to an actor who has trusted you, and Heath gave us everything. As we started my cut, I would wonder about each take we chose, each trim we made. I would visualize the screening where we'd have to show him the finished film—sitting three or four rows behind him, watching the movements of his head for clues to what he was thinking about what we'd done with all that he'd given us. Now that screening will never be real. I see him every day in my edit suite. I study his face, his voice. And I miss him terribly.

Back on LaSalle Street, I turn to my assistant director and I tell him to clear the skateboarding kid out of my line of sight when I realize—it's Heath, woolly hat pulled low over his eyes, here on his night off to take me up on my offer. I can't help but smile.

© 2008 Newsweek, Inc.

Comments

  • Kayaknya Ledger emang punya kecenderungan menjadi aktor multitalenta seperti seniornya, sesama dari negeri kanguru de...Mel Gibson...

    Sayang sekali harus mengakhiri hidup seperti itu...

    Aktingnya bagus. Gw malah paling suka dia di Brothers Grim, bukan Brokeback Mountain. Perannya sebagai cowo kikuk pemalu keren banget. CAKEP pula! ':oops:'

    Ga sabar liat peran villainnya jadi JOKER...

    DUA pria HOT...Bale dan Ledger dalam THE DARK KNIGHT...


    MUST SEE MOVIE !!
    8) 8) 8) [/size]
Sign In or Register to comment.