It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sobat saya kebetulan baca episode yang keenam, bisa tidak kalimat yang dikutip diatas diubah sedikit dengan tetap tidak menghilangkan maknanya.
Karena kalimat diatas menunjukkan ada menyalahkan diri sendiri, padahal seorang gay tidak mau bicara ama teman dan keluarga bukan karena kesalahan gay nya, Tapi karena sosial dan masyarakat yang menuntut dan membuat kami sebagai gay harus menutup diri dan berbohong.
Saya ambil contoh yang sering terjadi, misalnya ada perempuan yang malam hari jalan kemudian diperkosa. banyak perempuan bilang sudah menjadi korban akan bilang, iya ini juga salah saya karena jalan2 malam dan memakai baju sexy lagi. Korban selalu memang sering menyalahkan diri sendiri.(ini mungkin ada pengaruh psikologis kali ya)
Kembali ke topik atas, begitu juga untuk konteks gay, saya yakin davonar bisa mengubah sedikit saja kalimat tanpa menghilangkan makna yang ingin kamu sampaikan, tetapi tidak terkesan bahwa gay nya itu menyalahkan diri sendiri karena dia tidak jujur dengan teman nya.
Misalnya saya ambil contoh :
gua menangis bukan karena gua ditinggalkan setelah dia tau gua adalah gay, tapi gua menangis dan gua marah karena masyarakat membuat saya tidak bisa jujur sejak awal bertemen dengan dia dengan bilang gua adalah gay.
Mungkin ini contohnya, coba maknai kalimatnya, di kalimat itu tidak ada kesan bahwa dia menyalahkan dirinya sendiri tetapi ada sebuah sistem dalam masyarakat yang membuat dia harus berbohong. atau mungkin bisa diganti kalimatnya supaya lebih halus, tetapi pembaca mengerti bahwa ini disebabkan karena masyarakat yang menolaknya.
Davonar,sekali lagi masukan saya jangan dilihat hal yang buruk ya, Sejujur2nya saya benar - benar serius pingin bahwa gay nantinya diterima oleh masyarakat. sehingga saya senang memberikan masukan kepada hasil akhir novel ini.
Maaf aku baru baca bagian enam ini saja. nanti bagian yang lain akan saya kasih masukan pelan - pelan.
asal davonar gak bosan dan muak dengan masukan saya.hehehehe
Salam peace, salut buat kamu sobat...
Toyo
Sejak usia 15 tahun, Fernando mengaku kepada keluarganya. Ia adalah seorang Gay. Ayahnya shock dan sejak saat itu hubungan menjadi buruk. Merasa tak menjadi salah satu anggota keluarga, Fernando kecil pun berjuang untuk mendapatkan kehidupan lebih baik.. Ia mengejar sebuah beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Australia. Dengan semangat dan pantang menyerah, ia lolos menjadi kandidat penerima beasiswa. Ia pun berangkat tanpa diantarkan oleh orang tuanya. Yang ada hanya sebuah uang saku untuk hidupnya selama kuliah di Sydney.
Ketika ia datang ke Sydney . Ia masih tak pernah mengaku dirinya adalah gay. Hingga ia mulai mendapatkan cinta sejenis. Ia pun terbuka dan mulai aktif dalam organisasi yang menghimpun gay seluruh Australia. Ia terlibat dalam sebuah parade show kota yang berunjuk rasa hak asasi gay . sejak saat itu ia menjadi gay terbuka , beberapa orang yang dulu kenal, mungkin akan terbiasa dengannya.
Namun sejak mengenal antony, ia mulai berpikir akan kehidupan seorang laki laki sejati. Dan itulah yang membuatnya tak kuasa melamun setiap saat.
“Gua mau coba menjadi normal. Ntah kenapa, sejak gua kenal sama Antony, gua merasa iri dengan kehidupan dia yang normal. Dia ngajarin gua banyak hal tentang sebuah hidup yang normal.. jadi gua mencoba untuk jadi normal sebisa gua!!”
Coba Davonar maknai kalimat dan maksud cerita diatas? apakah itu tidak "lucu" dan gak konsisten. Disisi lain dia adalah aktivis gay dan sudah 'selesai" dengan ke gay annya. Masak ketemu Antony tiba2 dia berpikir kembali ingin jadi "heteroseksual".
Ini mungkin saja terjadi, tapi saya pikir mesti tahu apa sih yang dilakukan oleh aktivis2 gay. LSM pada umumnya banyak bicara soal kajian2 dan diskusi yang tajam. Jadi jujur saya heran dan agak aneh loh seorang aktivis gay tiba2 dia masih mengatakan ingin jadi "normal".
Waduh kayaknya mesti tahu deh istilah aktivis itu sendiri dan maknanya apa.
Aduh sorry davonar kalau saya agak menggunakan bahasa yang kurang tepat kali ya.
salam peace
Toyo
bakal beli deh...
jadi nengok ke diri sendiri..
hauh...
toyo-san, anda care banget
jarang2 ada orang sepert anda
kebanyakan langsung ngejelekin gitu
ga pernah bisa menghargai karya maupun orang lain...
salut!!!
davonar-san...tetep maju terus...
aku juga lagi mbikin komik sih...
hahahaha...
tetep semangat!!!
berkarya terus!!!
kritik apapun itu, pasti karena orang itu memperhatikan karya kita!
ganbatte ne!!!
Semoga yang ini bener2 bacaan bermutu, punya nilai moral yang baik dan bisa bermanfaat positif juga jika dibaca oleh heteroseksual.
What is "blatung" :?: .
Karena dari dua episode yang Davonar tulis ada beberapa kalimat yang masuk ke ranah normal, lelaki sejati.
karena ini akan berbahaya sekali kalau misal kamu ingin membantu untuk penerimaan gay oleh masyarakat.
Mesti diakui fakta membuktikan masyarakat sampai sekarang menilai gay itu gak normal dan mesti disembuhkan. Sehingga penggunaan dan cara kamu menyampaikan untuk normal dan tidak normal mesti benar2 untuk tujuan membuka mata bahwa ini normal juga.
Mungkin bagus kalau kamu bisa bongkar wacana normal menurut ukuran siapa? dan apa sih lelaki norma? apakah sih lelaki sejati? lelaki sejati itu menurut ukuran siapa sih?
Itu yang mesti ada dalam pikiran kamu sobat, bahwa normal dan lelaki sejati itu sangat SUBJEKTIF sekali.
Untuk kesekian kalinya bahwa saya memberikan masukan ini hanya untuk memberikan masukan Novel kamu untuk benar - benar punya nilai lebih dari novel2 sebelumnya.
karena jujur selama ini ada beberapa novel gay di indonesia isinya sangat stigma sekali. artinya bukannya membuat image baik malah membuat image buruk buat pembacanya.
Mungkin penulis novel tersebut tidak ada niat itu, niat nya yakin bagus dan ingin menunjukkan bahwa gay itu ada loh dan mereka manusia sama dengan yang lain.
Tapi karena perspektif dan pandangan terhadap persoalan seksualitas maupun soal identitas tubuh belum banyak dipahami oleh penulis novel gay, akhirnya hasilnya malah justru bias sekali.
saya ingin novel kamu akan punya nilai lebih, jadi siapa pun yang membaca akan dapat hal yang baru dan keren sekali.
saya siap membantu dengan segala kemampuanku untuk bisa membantu persfektif, karena itu yang saya punya sobat.
Sekali good dan saya senang kamu mau menulis novel ini, saya tahu kamu pasti banyak berpikir dan menghabiskan energi.
salut buat kamu ya sobat.
salam peace
Toyo
novel uda tamat sih
kalian adalah pembaca yang baik hehe
Saya pribadi senang karena sudah banyak novel - novel yang mengangkat isu gay.
Tetapi disisi lain semakin berat tantangan yang harus dihadapi oleh kelompok gay termasuk saya karena semakin berat dan banyak stigma - stigma buruk yang diberikan gay.
Termasuk melalui novel - novel, jujur saya juga sedih kalau misal novel kamu "dipaksakan" terbit tanpa memperhatikan isi dan kritikan dari luar.
Tapi semua terserah kamu, itu hak kamu Davonar...Tapi teman - teman gay kita mesti lebih kuat dan kerja keras lagi.
ternyata tantangan kita sekarang bukan saja dari diri kita, kelompok gay sendiri, masyarakat yang anto homophobia.
Tapi yang lebih parah adalah masyarakat luar yang anti terhadap gay tetapi mencoba bersikap berpihak kepada gay.
Ini yang mesti teman - teman gay sikapi, mudah2an terbitnya Novel mu ini akan semakin kuat dan terus berjuang gerakan gay di Indonesia, walau misal novel menjadi salah satu novel bagian yang membangun stigma terhadap gay...
Salam berduka terhadap perjuangan Gay Indonesia.
Toyo
saya akan menjawab apa yang mas toyo perlu ketahui
saya menulis sesuai dengan hati dan pikiran saya. bila saya harus ikut terhadap apa yang orang lain katakan. artinya saya menulis bukan dengan hati saya.
saya menerima masukan dari siapapun . tapi saya tetap pada pendirian saya bahwa tulisan saya adalah ide dan kreatif saya. tanpa ingin menyinggung mas toyo yang begitu gentar untuk memperjuangkan hak gay
saya salut kepada anda. mungkin ada bisa membuat cerita dalam pemikiran anda
saya kurang setuju dengan salam berduka dari anda untuk gay . karena saya tegaskan sekali lagi
tulisan saya dibuat atas pemikiran untuk mengangkat tema bahwa
GAY BUKANLAH PENYAKIT SOSIAL YANG TIDAK BOLEH MENDAPATKAN SEBUAH SAHABAT
SAYA MENGANGKAT TEMA UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA SEORANG GAY PUN BERHAK UNTUK MEMILIKI SEORANG SAHABAT SEJATI
JADI SAYA BUAT NOVEL INI UNTUK MEMBUAT ORANG LAIN TERBUKA MATANYA AKAN SOSOK GAY . BUKAN MENGUCILKAN.
ANDA PERLU MEMBAWA LEBIH HINGGA TAMAT. BILA ANDA HANYA TERKESIMA OLEH SEBUAH KATA KATA SATU BAIT. ANDA TIDAK PEDULI TERHADAP KATA KATA LAIN. MAKA SAYA HANYA BISA TERSENYUM KECIL
WELL SAYA SENANG BISA MENULISKAN SESUATU YANG BERGUNA. TAPI BUKAN UNTUK DIPERGUNAKAN.
TERIMA KASIH SEMUANYA
MUACH MUACH MUACH.
Awalmya kamu menuliskan sinopsisnya dan kamu minta pendapat dan masukan dari teman - teman forum ini.
Saya sejak awal menduga bahwa tujuannya mu baik, coba lihat dari apa yang saya komentari awal. Bahwa dugaan saya benar bahwa kamu ingin menunjukkan gay juga berhak punya sahabat. ternyata dari sinopsis yang kamu tulis saya sudah dapat membaca tujuan novel itu.
Tapi dari sinopsis juga saya melihat ada beberapa kata - kata dan kalimat yang menjerat atau justru menjadi bomerang untuk tujuan baik mu itu sendiri. Maksud saya jadi senyata makan Tuan..Alasannya saya sudah sebutkan..
kemudian kamu bilang, bahwa apa yang saya berikan tanggapan tidak akan terjadi. Kemudian saya coba lah baca beberapa episode yang diberikan di blog mu, minimal saya baca episode lima dan enam.
Kemudian dugaan saya ternyata ada benarnya, dan saya sudah tuliskan beberapa kalimat dalam episode lima dan enam yang menurut saya menjadi bomerang atas niat baik kamu itu.
Kemudian kamu bilang lagi bahwa Novel ini sudah selesai dan kamu mengucapkan terima. Dari apa yang kamu sebutkan dan juga sudah jelas kamu tuliskan bahwa saya tidak akan mengubah apapun dari Novel ini.
Malah kamu memperjelas lagi, bahwa ini adalah ideku sepenuhnya dan semua atas hak ku. Gak ada hak orang lain dapat memberikan masukan dan mengubahnya, mungkin itu inti kalimat mu.
Malah kamu bilang kalau memang mau sesusai pikiran saya (Toyo) ya buat sendiri saja...
Tapi yang mesti saya tekankan bahwa saya bukan untuk merubah makna dan maksud tujuan baik mu.
Saya cuma memberikan masukan supaya tujuan baik mu itu benar - benar bermanfat bagi kelompok gay.
Maksud saya tujuan baik mu itu bukan malah merusak keberadaan gay sendiri, sejujurnya maksud saya begitu Davonar. Intinya saya hanya memberikan gambaran dari apa yang saya tahu dan pelajari selama ini soal isu HAK seksualitas dan Identitas gay.
Tapi Davonar kemudian merasa bahwa saya mencampuri dan coba memasukan ide - ide saya.
Saya lakukan ini hanya uantuk yang terbaik buat kelompok gay Davonar untuk diterima dimasyarakat tanpa harus dikasihani, Itu tujuan saya tanpa ada maksud apapun, malah saya sangat senang sekali kamu menulis novel ini.
Karena jujur seperti yang disampaikan teman lain dalam forum ini, bahwa kalau boleh jujur Novel, Film, Sinetron atau berita2 soal gay di Indonesia, mungkin tujuannya baik tapi karena dikemas dengan tidak menggunakan persfektif keberpihakan kepada gay maka hasilnya adalah semakin menguatkan STIGMA dan Streotipe (pelabelan) yang buruk terhadap gay sendiri dalam karya - karya seni.
Jadinya pesan dan niat baik itu untuk membantu menyadarkan publik soal gay malah hasilnya semakin mencibir keberadaan gay.
Itu loh maksud saya Davonar, sekali lagi saya tidak ada maksud merendahkan karya mu. Saya hanya untuk memberikan masukan.
Saya ambil contoh sekarang ini ada novel gay yang di Tulis oleh Fa yang judulnya "Macho Man Ngomong Cong" penulisnya mungkin tujuannya sama seperti kamu Davonar,
tapi cobalah teman - teman dan Davonar baca...Saya gak tahu gimana buruknya pelabelan gay dalam novel itu. Sampai saya mikir apakah penulis itu gak tahu bahwa isinya sangat melabelkan buruk pada gay??
Jujur saya sebagai pekerja sosial untuk hak - hak gay, sangat kecewa sekali lihat cerita novel tersebut (macho man ngomong cong), kalau boleh memilih mending gak usah saja novel tersebut terbit. Tapi sayang saya tidak punya hak untuk melarang novel itu terbit. Walau saya mungkin kalau mau bisa mengajukan secara hukum keberatan atas novel tersebut. Tapi sudah lah.......
Kembali lagi ke Novel Davonar, bahwa saya sebagai pekerja sosial untuk hak gay jujur ingin sekali novel kamu tidak akan mengulang lagi novel2 terdahulu yang cuma menambah deretan stigma pada gay, walau itu bukan maksud mu Davonar.
Mungkin sebelumnya saya juga minta maaf karena kesulitan mencari kata - kata. Sehingga saya terkesan marah dengan kamu atau menyinggung kamu Davonar. Ini memang tipikal ku Davonar..maaf kalau soal itu..
Sekarang Davonar bilang bahwa ini karya ku tidak ada seorang pun boleh "intervensi" atas karya ku.
Saya jadi ingat waktu saya memberikan kritik atas film Coklat Straberry, banyak pekerja seni bilang ya jangan dikritik dong kalau kamu mau dengan apa yang kamu pikirkan ya buat sendiri film??
Jujur alasan davonar sama dengan orang yang waktu itu saya temui, dia pekerja seni juga. Dan banyak juga pekerja seni sering seperti itu, waktu itu seorang koreografer tari gay juga sempat seperti itu, intinya sama bahwa ini hak ku dan orang gak boleh ada yang "kritik" dan campuri.
Trus saya mikir oh apa emang kalau seniman itu begitu ya, gak boleh dikritik atau diberikan masukan. Bahwa karyanya adalah mutlak dan tidak dapat diperbaikin atau dibuat ulang..Sehingga saya sempat takut kalau mau kritik karya2 sastra, novel, tari, lagu ataupun film.
Trus saya cari lah jawabannya.....Dan saya dapat lah jawabannya. ternyata tidak, bahwa seniman - seniman besar malah banyak sekali merubah atau bahkan mengulang karyanya pada saat mendapat masukan atau kritikan dari pihak luar..
Dan ternyata diseni juga bukan bidang yang anti terhadap masukan dan kritikan. malah seorang ahli seni, mas Putu Wijaya dan Mas Veven bilang kalau seni itu sangat terbuka terhadap masukan..Justru karya yang besar apabila mau menerima kritikan orang lain (ini menurut Putu Wijaya dan Umar Kayam).
Jadi saya juga tambah yakin bahwa karya yang baik itu adalah karya yang bisa mendengar pendapat dan kritikan dari yang lainnya.
Mungkin itu saja Davonar, semua terserah kamu. mau kamu pertimbangkan masukan saya atau tidak, semua itu hak mu Davonar.
Tetapi saya juga punya hak nantinya kalau novel mu itu terbit akan saya katakan kepada publik dan teman gay yang lainnya bahwa Novel mu sangat membuat Stigma dan pelabelan terhadap gay.
Dan Novel mu akan menjadi dan menambah deretan Novel - novel yang merendahkan keberadaan gay di Indonesia.
Walau sekali lagi saya tahu kamu tidak ada maksud itu,
Tapi ini menyangkut cara pandang dan persfektif penulis.
mesti diakui bahwa para penulis Novel ataupun kita2 semua, hidup dalam masyarakat yang sangat anti terhadap homophobia. Sehingga sering sekali sadar atau tidak sadar tindakan kita banyak juga merendahkan gay sendiri, walau kita sering tidak meyadari itu.
Sekali lagi ini persoalan cara pandang seseorang terhadap persoalan hay gay sebagai manusia yang "utuh".
Mungkin teman - teman dan Davonar kalau boleh saya kasih contoh beberapa Novel yang bagus yang bisa jadi Rujukan karya - karyanya adalah Novelis:
Ayu Utami, Djenar,
Nawal El Sadawi (perempuan dititik NOl dan karyanya yang lain).
karya - karya Cok Sawitri (budayawan Bali)
dan novel - novel karya
Pramudya Ananta Toer (walau banyak karya sejarah).
Coba baca karya - karya mereka, sangat kuat sekali walau mereka misalnya menuliskan soal hal - hal yang berkaitan dengan seksualitas. isinya penuh dengan ideologis dan semangat pengetahuan yang tinggi dalam karya - karyanya.
Saya tidak katakan bahwa Davonar harus seperti mereka, kamu tetap dengan gaya mu sendiri. Tapi kamu bisa menjadi Novelis yang karyanya punya nilai - nilai dan ideologi yang kuat seprti juga novelis yang saya sebutkan tadi khususnya untuk perjuangan hak - hak gay.
Tapi kalau memang kamu anggap tanggapan saya dibilang saya ikut campur dan membuat kamu merasa dicampurin, ya semua saya minta maaf...Dan keputusan ada ditangan kamu......
Dan kemudian saya akan katakan
"SELAMAT DATANG NOVEL STIGMA BUAT GAY LAGI" (maaf Davonar kalau mesti saya katakan ini).
Wasalam
Toyo