05/12/2007 12:50 WIB
Waria Tewas Diceburkan ke Kali, Rekan Tuntut Satpol PP Bubar
Nadhifa Putri, Nadhifa Putri - detikcom
Jakarta - Puluhan waria menuntut pembubaran Satpol PP DKI Jakarta. Beberapa orang oknum Satpol PP mereka tuding terlibat dalam tindak penyerangan hingga menyebabkan tewasnya seorang waria tiga pekan silam.
Aksi unjuk rasa ini digelar 20-an orang waria di depan Balaikota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Rabu (5/12/2007).
Ketua Arus Pelangi Ridho Triawan dalam orasinya mendesak Pemprov DKI Jakarta menindak tegas anggota Satpol PP yang perilakunya sudah keterlaluan. Operasi penertiban selama ini lebih mirip penyerangan dan berbau kekerasan.
"Kita desak pemprov menindak tegas Satpol PP. Kalau tidak bisa ditertibkan, lebih baik dibubarkan saja, karena fungsinya tabrakan dengan dengan kepolisian," serunya.
Tewasnya Elly Suzanna, disebutnya sebagai contoh perilaku keterlaluan Satpol PP. Kejadian berlangsung pada 17 November lalu di Taman Lawang, Jakarta Pusat.
Seperti biasa, malam itu Elly sedang 'gaul' dengan teman-temannya sesama waria. Mendadak belasan orang anggota Satpol PP datang melakukan penyerangan dengan melempari batu ke arah waria yang sehari-hari mangkal di sana.
Mendapat serangan tak terduga itu para waria spontan membubarkan diri. Tiga orang yang sempat tertangkap diceburkan ke sungai Ciliwung yang mengalir di Manggarai-Dukuh Atas, dan Elly Suzanna termasuk satu di antaranya.
Karena panik, Elly malah tenggelam dan terbawa arus. Jasad pemilik salon rias pengantin di Kramat Sentiong itu baru ditemukan sore keesokan harinya. Mayat Elly mengambang di Kali Cideng dengan luka memar di sekujur tubuh.
Komunitas waria dan LSM Arus Pelangi telah melaporkan kasus ini ke Komnas HAM dan kepolisian. Bila hingga akhir Desember tidak ada tindakan tegas pada oknum Satpol PP bersangkutan, unjuk rasa lebih besar akan mereka gelar. (lh/lh)
***
05/12/2007 13:53 WIB
Waria Ngadu ke Komnas HAM Rekannya Tewas Diceburkan ke Kali
Anwar Khumaini - detikcom
Jakarta - Mencari keadilan hukum atas rekannya yang tewas diceburkan ke kali oleh petugas Satpol PP, 20-an waria pria homoseksual mengadu ke Komnas HAM.
"Kita ke sini untuk mencari kepastian tentang kasus pembunuhan teman kami, Elly Suzanna. Dia meninggal karena diduga mengalami tindak kekerasan dari petugas Trantib," ujar mantan calon anggota Komnas HAM, Yulianus Rettoblaut.
Waria yang akrab disapa Mbak Yuli ditemui detikcom di kantor Komnas HAM, Jl Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2007).
Menurut dia, kekerasan yang menyebabkan rekannya meninggal adalah bentuk dari pelanggaran HAM.
"Kita sebagai waria punya hak, tidak boleh dibeda-bedakan. Karena HAM menjamin kita," kata Mbak Yuli yang tampak apik mengenakan setelan blazer warna coklat tua, anting bulat besar warna kuning, dan kalung mutiara, dengan rambut sebahu yang digerai.
Pada 17 November 2007, petugas Satpol PP mendatangi Taman Lawang, Jakarta Pusat, di mana Elly dan teman-temannya biasa kongkow. Petugas menangkap 3 waria, termasuk Elly.
Ketiganya kemudian diceburkan ke Kali Ciliwung yang mengalir di Manggarai-Dukuh Atas. Elly pun tenggelam dan tewas. Jasad Elly mengambang di Kali Cideng dengan luka memar di sekujur tubuh. (ziz/sss)
***
05/12/2007 16:43 WIB
Badjoeri Bantah Satpol PP Tewaskan Waria Elly
Nadhifa Putri - detikcom
Jakarta - Sejumlah waria menuntut Satpol PP dibubarkan karena menceburkan rekan mereka sampai tewas. Kadis Tramtib dan Linmas Pemprov DKI Haryanto Badjoeri membantah ini ulah anak buahnya.
"Bukan oleh kita, nggak ada itu kekerasan," kata Badjoeri di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (5/12/2007).
Elly Susana ditemukan tewas 18 November 2007 di Sungai Cideng. Sebelumnya Elly sedang nongkrong bareng dengan teman-teman warianya di Taman Lawang dan lalu digeruduk Satpol PP.
Menurut Badjoeri, Satpol PP sudah mengimbau para waria untuk tidak mangkal di Taman Lawang. Namun karena imbauan ini tidak digubris, terpaksa Satpol PP memaksa mereka pindah.
"Tapi yang terjadi bukan kekerasan," cetusnya.
Badjoeri mengatakan dirinya tidak mempermasalahkan para waria untuk nongkrol atau berkumpul dengan komunitasnya. Dia hanya mempermasalahkan para waria yang menawarkan jasa seksual.
"Mereka kan menjajakan kayak tempat prostitusi. Mejeng, menawarkan jasa seksual itu tidak boleh," pungkasnya.
(fay/nrl)
Comments
Kuatkan diri kita dulu baru kita akan punya peluruh untuk itu...
Salam
Toyo
semuanya berbalik dr caranya mendidik generasi muda ... kalau di amrik ama di aryan itu .... hak milik dan hak azazi adalah kurikulum penting dr awal pendidikan utk generasi muda ....dan juga hak hukum org jelas ... nah di indo hak hukum kabur .. hak milik org bisa aja di sulap ... gimana mau ngomongin hak azazi ... ??? ... duh repotnya ...
kalau kamunya ada duta ya beruntunk lah .... kebanyakan penduduk indo kan ngga seberuntunk kamu .... pernah bcha blognya sukadit ttg gun yang ada di penjara sana ..... semoga kamu punya uang selama hayat kamu di kandung badan .... :roll: :roll: :roll:
buktinya amrik n aryan hobi menjajah....
coba liat itu de pe arogansi.....
edodoe....edodoeeeeee.......
ya jangan mau donk di jajah ..... 8) 8) 8) 8)
biar dia orang nyandak sembarangan baku rebut hak.....
oh well .................. :roll: :roll: :roll: :roll:
Gw bukan dukun, dan bukan ratu siluman apapun, tp gw penyebar kutukan. Ayo siapa yg mau gw kutuk, antri satu satu. Mulai dari selangkangan siapa hayo
Gw bukan dukun, dan bukan ratu siluman apapun, tp gw penyebar kutukan. Ayo siapa yg mau gw kutuk, antri satu satu. Mulai dari selangkangan siapa hayo
Hati2 buat yang biasa melacur tengah malam,ntar diseret ke pinggir kali :x