It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku pun terdiam. Bingung. Tidak ada topik yang bisa aku ungkapkan.
"Mas, haloo, mass?" suara pelayan cewe mengagetkanku
"Duh, ganteng - ganteng, berdua, kok ngelamun toh. Nih pesanannya" tambahnya
"ehh .. Iya mbak." jawab kami hampir bersamaan
"Makasih ya mbak" tambahku singkat
Aku segera mengambil jus melon dan menyeruputnya. Enak. Mantap banget. Aroma ayam kecap merasuki lubang hidungku. Jadi pengen.
"Wah .. mas, ayam kecapnya kayaknya enak." aku memasang muka mupeng
"Deeh .. katanya tadi gak mau, hehehe, mau ? aku suapin yah ?" dia menyodorkan sendok yang sudah terisi nasi dan ayam
"Duh, sok romantis. Boleh deh mas, tapi cepet yah! banyak orang, malu" kataku gelisah, tapi pengen. Sepasang mata seorang pelayan mengawasi gerak - gerik kami
"Ahh .. cuek aja, masa kita kayak pasangan sih ??" kata dia sambil tertawa
"... I Hope so" kataku lirih
"Ha ? Kenapa to? kamu bilang apa?" tanyanya penasaran
"Nggak, aku cuman bilang, mungkin aja" aku meringis
"Enak ya ayamnya." kata dia memuji
"Iya mas, makanan disini khan emang sedap semua." tambahku
"Mau disuapin lagi?" tanya dia
"Udah, nanti aja, mas makan dulu deh, aku ntar terakhir aja kalau gak habis."
"Bener nih gak mau disuapin lagi ??" tanyanya sambil mengerlingkan mata
"Deeeh, genit amat sih." aku mencubit lengannya.
"Aduh.."
"Kapok, rasain, jadi orang jail amat"
"Ih, awas yah, aku bales nanti."
"Nggak takut"
"Untung nih tempat rame, kalau gak rame kamu udah aku apa - apain." candanya
"Mau dong" tantangku
"Bener nih ?"
"Iya, aku tungguin apa - apanya." aku meledek
"Udah ah, makan dulu, ntar keburu dingin."
Inu melanjutkan makannya yang tertunda. Aku menatap wajah tampannya. He's so perfect. Terlihat tampan dengan t shirt yang ia kenakan sekarang, berwarna cokelat tua dipadukan dengan putih kulitnya. Cambang dan sorot matanya yang tajam membuat aku terpesona.
Sepertinya aku jatuh cinta. Jatuh cinta pada pertemuanku yang pertama. Apakah ini benar cinta ? Atau hanya obsesiku semata ?
Lanjuut.......
"Liat apaan sih ?" dia mengagetkanku
"Hhh. nggak kok, cuman lagi pengen ngelihat kamu aja." aku mencoba mencari alasan
"Hehehe, naksir yah ??" dia cekikikan
"Ihh .. ge - er, nggak lah." nggak salah, aku membatin
"Ya udah, awas nyesel ya."
"Nggak .. nggak nyesel kok, masih banyak yang lain."
"Hmm .. emangnya, kamu suka yang kayak gimana sih?"
"Yang gimana yah, mungkin, yang mirip - mirip kamu, tapi bukan kamu." tambahku
"Maksudnya?" dia penasaran. Sebutir nasi menempel di pipinya
"Eh, tuh ada tamu yang mau masuk di pipi kamu." dia mengusap pipinya, mengambil nasi yang menempel dan memasukkan ke mulutnya.
"DUh, mas makan lama banget sih"
"Ih, biarin, lagi seru neh. Enak banget ayamnya, apalagi tulangnya."
"Ya udah, cepetan ya, kasian nanti, monster di camp nungguin aku."
"Siapa? Temanmu tah?"
"Iya tuh mas, nih udah missed call dianya." aku menunjukkan layar handphone ku dengan satu panggilan tak terjawab
"Iya deh, eh aku kenalin donk ke dia, cantik gak?"
"Emang masih suka cewe??" aku menyindirnya
"Hmm .. ada deh, pokoknya kenalin yah ??" dia mengharap
"Jangan dulu deh, bahaya, dia belum jinak, nanti aku bawa dia ke dokter hewan dulu, biar disuntik obat penenang."
"Ih . sadis juga kamu"
"Yaa dikittt, nanti kalau mas buas deket - deket sama aku, juga bakalan aku suntik kok."
"Suntiknya sakit gak ?"
"Gak kok, paling kaya digigit macan."
"Yeee .. aku mau disuntik tapi yang gak sakit aja, tapi, aku suka nya menyuntik, buka disuntik, tapi kalau sama kamu gak papa deh."
"Maksudnya mas?" aku keheranan, nggak paham.
"Ahh .. pura - pura gak tahu."
"Beneran emang gak tahu kok. Emang apaan ?" aku bertanya lagi
"Udah ah, gak usah dibahas, aku udah selesai nih, yuk balik." dia berdiri sambil mengeluarkan dompat dari dalam saku celananya.
"Tanyain sana brapa."
"Dibayarin neh critanya??" aku memanggil Pelayan
"Iya adikku sayang." dia mengacak - acak rambutku. Lagi
"Semuanya 18 ribu mas." pelayan itu menunjukkan lembaran tagihan.
"Ini mas." dia memberikan selembar uang dua puluh ribuan.
"Ditunggu yah mas kembaliannya." tambah pelayan itu
"Ohh. gak usah mas, kembaliannya ambil aja."
"Wah, terima kasih mas." senyuman mengembang di bibir pelayan itu.
"Iya sama - sama. Yuk to, pulang" dia menarik lenganku.
"Duh, sabar donk, gak usah pake tarik - tarik." aku menepis tangannya, sakit.
"Iya neh, udah gak sabar mau dikenalin ama si monster."
"Yee .. gak mau ahh, kapan - kapan aja." tambahku
"Pokoknya dikenalin, plzzzz." dia memohon, seperti anak kecil minta dibelikan permen.
"Liat nanti deh, yuk pulang." aku membonceng di motor bututnya. Motor dinyalakan, asap putih kembali memenuhi udara. Kita mulai berjalan perlahan meninggalkan cafe. This is my lucky day, batinku dalam hati.
Tapi apa ngak salah tempat nih.
Harusnya kan di boylove
bukan di westernboyz nek'?
kykny seru ni! dlanjtin dunk!