BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

[KANKER TAK BERBAHAYA LAGI!!!]

edited May 2010 in BoyzRoom
Semoga bermanfaat

Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di
Indonesia dapat
memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya
tanaman
"keladi
tikus" (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai
tanaman obat yang
dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker
dan berbagai
penyakit berat lain.

Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30
sentimeter
ini
hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari
langsung.
"Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata
Drs.Patoppoi
Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di
Indonesia.

Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof
Dr Chris
K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari
Universiti
Sains
Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia.
Lembaga
perawatan
kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan
pasien dari
Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru,
Singapura, dan
berbagai negara di dunia.

Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi
di
Pekalongan,Jawa
Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker
payudara stadium III
dan
harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas
tersebut diangkat
melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi
(suntikan
kimia
untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran
sel-sel kanker
tersebut. "Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan
agar kami
menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan
mengakibatkan
kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya
nafsu makan,"
jelas
Patoppoi.

Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi
terus
berusaha
mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia
mendapatkan informasi
mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati
kanker.
"Saat itu
juga saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli teh
tersebut,"
ujar
Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di
sebuah toko
obat di
Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca
buku mengenai
pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live
karangan Dr Chris
K.H. Teo terbitan 1996.

"Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku
tersebut.
Begitu
menemukan buku itu, saya malah tidak Jadi membeli teh Lin
Qi, tapi
langsung
pulang ke Indonesia," kenang Patoppoi sambil tersenyum.

Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium
flagelliforme itu.
Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan
pejabat
Departemen
Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman
tersebut.
Setelah
menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat,
familinya di
Pekalongan
Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka
menemukan tanaman
itu di
sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan
mempelajarinya lagi,
Patoppoi
menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran
tanaman yang
ditemukannya itu.

Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan
menjelaskan bahwa
tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo
mengatakan agar
tidak
ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut
Patoppoi.

Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan,
Patoppoi mulai
memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah
pada buku
tersebut
untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi
putranya,
Boni
Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan
tanaman tersebut.
"Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai
mencari di
pinggir
sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman
tersebut tumbuh
liar
di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya
saat itu. Selama
mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi
mengalami penurunan
efek
samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti
rontok,
kulitnya
tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu
saya pun
kembali
normal," lanjut Boni.

Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi
menjalani
pemeriksaan kankernya. "Hasil pemeriksaan negatif, dan itu
sungguh
mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta," kata
Patoppoi. Para
dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang
diberikan pada
isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah
memberikan
dosis
kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi.

Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber,
para dokter
pun
mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar
mengembangkannya.
Apalagi
melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek
samping kemoterapi
yang
sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya
tiga bulan
sekali
diundur menjadi enam bulan sekali."Tetapi karena sesuatu
hal, para
dokter
tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan
penggunaan tanaman
sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil
tertawa.

Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan
peningkatan
keadaan
isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian
menghubungi Dr.Teo
melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut
banyak
terdapat di
Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan
tanaman ini di
Indonesia. Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami,
tetapi mereka
tidak
tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang
jauh," sambung
Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka
iterjemahkan
dalam bahasa Indonesia dan disebar-luaskan di Indonesia,
Dr. Teo
menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan
berkonsentrasi
dalam
usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.

Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas
habis mengenai
meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal
Jawa Pos,
Patoppoi
sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala,
penderitaan,
pengobatan
yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu
pengalaman
pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku
tersebut. Dan
eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan
pasien tersebut.
"Lalu
saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa
Pos," ujar Boni.
Dan
tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan.
Dalam sehari,
bisa
sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada
sekitar 300
orang
yang datang ke sini," lanjut Boni yang beralamat
di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo. Pasien pertama yang
berhasil
adalah
penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini.

Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi.
Tetapi karena
belum
memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual
untuk biaya
operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah
diberi tanaman
dan
cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut
datang lagi dan
melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil
pemeriksaan
mengatakan negatif.

Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi,
Patoppoi
berusaha
untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan
Direktur Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan,
Sampurno, Patoppoi
dapat
menemui Dr. Teo di Penang, Malaysia. Di kantor Pusat
Cancer Care
Penang,
Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut
mengenai riset
tanaman
yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia. Ternyata saat
Patoppoi
mendapat
buku "Cancer, Yet They Live" edisi revisi tahun 1999,
fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta
pengalaman
isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker.

Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar
Patoppoi mendirikan
perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka
secara resmi,
Patoppoi
dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial
Cancer Care
Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan
Cancer Care,
yaitu di
Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta, telp. 021-4894745, dan di
Buduran,
Sidoarjo. Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk
pengobatan
tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi
ekstrak Keladi
Tikus
dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan
berbagai
tananaman
lainnya
dengan dosis tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung
penyakit yang
diderita," kata Boni.

Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi
formulir yang
menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan
dikirimkan melalui fax
ke
Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan
kami fax-kan.
Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep
sekaligus obatnya,
dengan harga langsung dari Malaysia, sekitar 40-60 Ringgit
Malaysia,"
lanjut
Boni. "Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami
tidak
menarik
keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa
memberikan
perpanjangan waktu pembayaran." tambahnya.

Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba
oleh salah
satu
dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap
kanker ginjal.
Ada
dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat
sebagai
direktur
salah satu rumah sakit terbesar di Surabaya ini. Pasien
pertama yang
mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan
dengan keladi
tikus,
karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah
memiliki
reputasi.
Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien
tersebut mengalami
kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu
muntah. Tetapi
pada
pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini
menanganinya
sendiri
dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses
penyembuhan kemoterapi.

Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang
dialami
penderita
pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi
dokter ini
menolak
untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum
resmi diteliti
di
Indonesia. Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui
bahwa dia memakai
pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat
sebagai
"ter-kun"
atau dokter-dukun. "Disinilah gap yang terbuka antara
pengobatan
konvensional dan modern," kata dokter tersebut.

Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan
memberikan
bantuan
kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan
sabu-sabu di
Surabaya, yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat
kanker
paru-paru.
Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III,
pasien tersebut
mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup
mengejutkan,
karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun
narkoba dari
peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan
pada narkoba
tersebut. "Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir
racun dengan
keladi
tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti
akan timbul
resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi
berkubang lagi,"
sambung
Boni sambil tertawa. Juga ada pengalaman pasien yang
meraung-raung
kesakitan
akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat
penawar rasa
sakit
sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi
tikus,
beberapa
saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa
kesakitan.
Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang
telah
disembuhkan
adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker
payudara,
paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal,
leher rahim,
tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu,
pankreas, dan
hepatitis.
Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan
milyaran
Ringgit
Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi
dunia kesehatan.

Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjut
sehubungan
dengan
artikel "Obat Kanker" bisa menghubungi perwakilan lembaga
sosial
"Cancer
Care Indonesia" beralamat di Jl. Kayu Putih 4 no. 5
Jakarta, telp :
021-4894745
«1

Comments

  • buat khumpie ... moga dengan adanya artikel ini bisa sedikit membantu yah bos !! ... dengan tidak mengurangi maksud dan tujuannya :)

    cepet sembuh yah bos ... ato jangan2 u dah nyoba cara ini ?
  • Khumpie....tuh Chimox kasih saran, kamu coba ada temuan baru..., mudah mudahan bisa berguna buat kamu...miin..
  • hihihihi...emang si khumpie kena kanker apa?

    kanker P.E.N.I.S yaaaa? :) :wink:
    khumpieeeee kamu sakit apa?
  • XdaII wrote:
    hihihihi...emang si khumpie kena kanker apa?kanker P.E.N.I.S yaaaa? :) :wink: khumpieeeee kamu sakit apa?

    .... pasti si XdaII nggak tau neh .. soalnya lama nggak nongol dia ....
  • Ronald ngga tau ya....
    Si Khumpie tuh kena kanker otak.....

    Eh....ch1m0x....
    ngga salah tuh artikel.....
    kok panjang sih....
    apa ngga ada yg lebih singkat, padat & jelas.....

    Khumpie dah baca,belum ya ?
  • yaa ... yang namanya artikel khan juga harus dapat pembuktian yang jelas, biar yang baca percaya ...

    buat khumpie dicoba ajah yaah !!
  • ch1m0x wrote:
    yaa ... yang namanya artikel khan juga harus dapat pembuktian yang jelas, biar yang baca percaya ...

    buat khumpie dicoba ajah yaah !!

    well gue ada resep nieh tapi nggak tahu manjur apa tidak. Yang jelas buat bokap gue lumayan manjur (bokap gue penderita diabetes)

    Kalo ada pohon kopi yang udah tua...dan kurang terawat...biasanya di pohon itu tumbuh semacam benalu. Nah benalu itu di potong trus di rebus. (bisa kering ato basah) air rebusannya diminum rutin setiap hari. Rasanya tdk pahit seperti pasak bumi. lebih kurang kayak teh biasa. Katanya sih bisa juga untuk kanker....masih belon terbukti...tapi tidak ada salahnya mencoba. semoga bermanfa'at
  • demi ALLAH.......
    khum ngucapin makasih banget atas informasinya,tapi kalau resp atau saranya di coba tapi di campur sama obat dokter berbahaya tidak ?.
    pasti khum akan kasih tahu mama saran saran ini.MKASIH YA.......
    :wink: :wink: :wink: :wink: :wink:
  • buat khump ... cepet sembuh yah ...

    mungkin yah jelas nggak papa khump .. ini khan obat tradisional, mungkin gak papa jika dicampur ma obat dokter

    cuman kalo mungkin obat dr dokter tuh mahal.. gak ada salahnya toh u nyoba obat dari t4 yg gua kasih

    moga membantu yah...
  • Dear Khumpie
    semua cara dan ikhtiar diperbolehkan oleh Allah SWT
    guna mencapai kesembuhan, jadi ngga salahnya kamu coba
    siapa tahu BERJODOH dengan dirimu, jadinya bisa sembuh
    Oh ya satu lagi, sering-sering berdo'a aja ya karena
    Tuhan tidak tidur, pasti mendengar keluhan insannya yg menderita.
    Do'a ku turut menyertai kesembuhan kamu
  • ivannov wrote:
    Dear Khumpie
    semua cara dan ikhtiar diperbolehkan oleh Allah SWT
    guna mencapai kesembuhan, jadi ngga salahnya kamu coba
    siapa tahu BERJODOH dengan dirimu, jadinya bisa sembuh
    Oh ya satu lagi, sering-sering berdo'a aja ya karena
    Tuhan tidak tidur, pasti mendengar keluhan insannya yg menderita.
    Do'a ku turut menyertai kesembuhan kamu

    Aku tidak mau mengucapkan kata-kata yang muluk-muluk Kumphie. Karena aku tahu loe pasti dah nerima segudang yang seperti itu, yang terkadang bisa buat miris. So aku hanya bilang....sorry....Selama apa pun sisa hidupmu....perbuatlah sesuatu yang berguna. Baik untuk dirimu...keluargamu...teman-temanmu...dan orang disekitarmu. Tapi bukan berarti kamu langsung menyerah melawan penyakitmu. Tetap berjuang sampai kamu harus pergi. Kita tidak mengetahu apa rencana Tuhan dalam hidup kita. Mujizat tetap ada dari Tuhan bagi orang yang mempercayainya. OK Keep fighting ya
  • ch1m0x wrote:
    buat khump ... cepet sembuh yah ...

    mungkin yah jelas nggak papa khump .. ini khan obat tradisional, mungkin gak papa jika dicampur ma obat dokter

    cuman kalo mungkin obat dr dokter tuh mahal.. gak ada salahnya toh u nyoba obat dari t4 yg gua kasih

    moga membantu yah...
    jangan salah lo!!bukan berarti obat tradisional gak ada efek samping!!apalagi klo dicampur obat yang sintesis kimia!lebih baik minta saran dokter dulu..ato suruh diteliti dulu ada saling dukung ato malah bertolak belakang zat aktifnya,kan bisa berabe :wink: ..moga2 cepet sembuh....
  • bossss gua khan bilang MUNGKIN
  • terima kasih semuanya,terima kasih.
    terima kasih. :wink: :wink: :roll: :wink: :cry:
  • omg.. selama ini gua gak pernah baca topik ini... semoga cepet sembuh yah khump. kalo kanker tuh yang penting hepi terus gak boleh sedih pasti bae :D gua denger sih ada sup lobak yang bisa ngebantu ngilangin kanker diminum 3 kali sehari sekarang lagi ngetrend di kalangan chinese.. pake daon lobak jamur wortel sama akar lotus kalo gak salah coba cari tau deh ada jual instantnya di daerah glodok kalo gak salah semoga ngebantu.
Sign In or Register to comment.