Pada posting yang yang lain saya sudah memaparkan tentang ALEXANDER THE GREAT YANG GAY, begitupun gurunya, yaitu Aristoteles yang gay juga.
Sejarah mencatat dengan cinta emas salah satu dari beberapa gay yang menpunyai andil pada peradaban dunia.
Filsafat masuk ke dalam Isalam berkat Filsafat Yunani yang di jumpai oleh pemikir-pemikir Isalam di Syria, Mesopotamia, Persia atau Alexndria di Mesir.
Kebudayaan dan Filsafat Yunani ini datang ke daerah tersebut seiring dengan expansi Alexander The Great ke Timur pada abad ke 4 sebelum Kristus. Politik Alexander untuk menyatukan Kebudayaan Yunani dan Kebudayaan Persia meninggalkan bekas besar di daerah-daerah yang dikuasainya dan timbul pusat-pusat budaya Yubnani di timur seperti di Alexandri di Mesir, Antioch di Syria atau Bactra di Persia, juga di Judisyapur di Mesopotamia.
Pada masa dinasti Umayyah pengaruh Kebudayaan Yunani belum terasa, tetapi ketika Al_makmun, putra Harun Al-Rasyid bertahta, kebudayaan Yunaniberkembang subur di dunia Islam. Penerjemahan besar-besar diadakan, sebagian besar adalah karangan Plato, Aristoteles yang dipimpin oleh ilmuwan Arab Kristen HUNAIN IBN ISHAK.
Melalu jalur terjemahan inilah peradaban dan pemikiran Yunani tersebar ke dunia Islam dan muncullah filosof-filosof besar di dalam kebudayaan dan perdaban Islam, misalnya Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Tufai dll (lihat Al-Ghazali sebagai Filosof, NiZamuddin Jr., Ilmu dan Budaya, Tahun VI, No. 10 Juli 1984, hal. 775).
Pengaruh ilmu dan peradaban Islam atas ke Eropa di kemudian, yang berlangsung sejak abad 12. Sejak abad 14 timbul kebangkitan atau Renaissance di Eropa berkat terjemahan Kebudayaan Arab Islam. Dari bahasa Arablah karya-karya itu diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin. Pengaruh Kebudayaan dan peradaban Islam atas Eropa meluas melalui masyarakat Islam Spanyol (711-1492 M) dan Sisilia (825 1091 M). (lihat Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Prof. S.I. Poeradisatra, P3M, Pt Temprit, cet ke 2, 1981, halv vii-viii, hal. 70-84
Para pemikir atau filosof besar Islam tidak memandang kegayan seorang Aristoteles misalnya, tetapi lebih menitik beratkan ilmu (lihat apa yang diucapkan bukan melihat siapa yang mengucapkan). Salah satu mendapat Aritoteles adalah "manusia adalah makhluk yang hewan yang berdasarkan akal yang rasional (the animal that reason, baca Ilmu, Filsafat dan Agama, Endang Saifudin Anshari, Pt. Bina Ilmu, cetakan ke 4, 1983, hal. 5-15). Filsafat Logika ini selarah dengan Ilmu Manthiq dalam Filsafat Islam, Al-Insanu Hayawanun Nathiqun.
Di jurusan lain Kebudayaan menurut Prof. Dr.C.A. Van Peursen, "Kebudayaan menyerupai gerak pasang surut antara manusia dan kekuasaan itu, ketegangan antara imanensi dan transenensi, kebijaksanaan atau strategi yang mengatur pasang surut. Bila kebudayaan dipandang sekolah umat manusia, maka dapat dunamakan juga pendidikan terus menerus, pendidikan sekolah yang tidak pernah tamat sepanjang sejarah hubungan manusia dan kekuasaan yang diatur oleh rencana-rencara, dari cara berburu, MAIN ASMARA, sampai seluk beluk yang selalu berganti rupa memperlihatkan bagaimana manusia berurusan dengan kekuasaan, agresi, cinta, asmara dari dunia ini dan dewa-dewa (lihat Hakekat Agama dan Kebudayaan, Ngurah Parsua, Ilmu dan Budaya No. 4 Januari 1984, hal 314-316, juga lihat Strategi kebudayaan, Prof.Dr. C.A. Van Peursen, 1976).
Berangkat dari sini saya ingin mengaris bawahi, bahwa pada zaman keemasan Islam, segala golongan sangat di hormati, dari segi keilmuaan, walaupun berangkat dari agama, idologi yang berbeda atau juga dari pandangan gay saat itu.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Akal dan Wahyu dalam Islam, Santosa Irfan, Ilmu dan Budaya No. 7 April 1988, Tahun X, Hal.541-542.
2. Hakekat Agama dan Kebudayaan, Ngurah Parsua, Ilmu dan Budaya, No. 4, Januari 1984, hal. 314-316.
3. Ilmu, Filsafat dan Agama, Endang Saifuddin Anshari, PT. Bina Ilmu, cet ke 4, 1983, hal. 5-15.
4. Antropologi Baru, Sutan Takdir Alisyahbana, PT. Dian Rakyat 1991
5. Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Prof. S.I Pooeradisastra, P3M, PT. Temprit cet. ke 2 1981
Comments
Senada dengan 2 pendapat fulsuf yunani tsb, hal yg sama juga ditegaskan ALLAH SWT dalam kitab-Nya. hanya saja, secara tekstual, al-qur'an menggunakan kata insan, basyar, nas serta Bani Adam untuk menyebut nama lain manusia. Jadi dapat didefinisikan bhw hakekat manusia sebenarnya sama seperti binatang. Yang membedakan diantara keduanya adalah otak dan nafsu. Manusia menggunakan nalar dalam menjalankan aktivitasnya, sementara binatang hanya mengandalkan nafsu. Dalam hidup bermasyarakat, diatur norma-norma agama dan masyarakat, sedang binatang tidak.
Perbedaan yang timpang ini menjadikan manusia lebih sempurna ketimbang binatang. Artinya, manusia mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lain. manusia mempunyai potensi dalam dirinya untuk mengetahui fungsi dan nama benda, mampu mengetahui pengalaman hidup, kenikmatan, dan mudah menerima petunjuk agama.
manusia dan moralitas
majalah hidayah
edisi : mei 2004.
masih ada tulisan ditengah-tengah artikel, tapi saya lebih memilih untuk menutup dengan paragraf akhir yg juga penutup di tulisan tersebut. dengan kalimat :
harusnya kita mempertanyakan pada diri sendiri sekali lagi : Apakah kita ini sudah berhak menyandang gelar "manusia" ? Bukankah kejadian manusia berasal dari kejadian sperma yang hina ? Dengan mengingat segala kelemahannya, patutkah manusia menyombongkan diri dan berbuat semaunya ? Apakah kita mau disamakan dengan kera sebagaimana teori evolusi yang dikemukakan C Darwin ? Sudah selayaknya manusia menyadari tujuan kehidupannya bhw ia diciptakan untuk mengagungkan asma ( nama ) ALLAH. Wallahua'lam bis shawab.
dari urain ini saya memiliki "pertanyaan" pribadi kepada aristotles dan plato. telah disebutkan bhw hakekat manusia sebenarnya sama dengan binatang dengan pembeda otak ( akal ) dan nafsu. salah satunya adalah kemampuan mengetahui fungsi dan nama benda.
pertanyaanya adalah : jika ia ( aristotles ) adalah gay, dan disisi lain ia juga manusia. artinya ia tahu fungsi dan nama benda yang bernama air mani ( sperma ), sebagai asal kehidupan manusia seperti yang tercantum di paragraf akhir. lantas utk apa ia menghamburkannya kepada sesama jenis yang jelas-jelas tidak akan menghasilkan kehidupan manusia, termasuk dirinya sendiri.
terima kasih.
Dear Saudara Freid,
pendapat anda dilihat dari sudut Agama (Agama Anda) ada benarnya, tetapi jangan lupa pola pikir anda itu terbentuk karena adanya pengaruh Filsafat Aritoteles.
Yang ketika zaman keemasan Islam banyak melakukan terjemahan karya-karya Filsafat Yunani. Kebetulan ajaran Islam banyak menuntut menggunakan akal (ini sejalan dengan pemikiran Rasional ajaran Filsafat Yunani).
Tetapi kalau mau anda kaji Kitan anda, pasti anda tahu ada yang yang berbunyi kurang lebih demikian, " Manusia yang akhlaknya mulia derajatnya akan melebihi atau lebih tinggi dari malaikat, tetapi kalau akhlaknya buruk, maka lebih buruk dari binatang, " kurang lebi demikian, maaf kalau saya tidak hafal betul (pada hal saya pernah mengambil Study Kajian dan Sejarah Islam).
Mengenai perttanyaan anda kepada Aritoteles, katanya, "Dulu ilmuwan Muslim seperti tidak pernah deh tanya-tanya begitu, merek hanya pelajar, menerjemahan, mengambil apa yang baik dari ajaran Saya (filsafat Rasional) dan memberi ruh sesuai ajaran agama mereka". Jadi Pertanyan itu sih gue malas jawabnya, yang penting gue sudah memberi andil Dunia, dan duniapun nga pernah mengurusi kehomoan gue."
Tetapi kalau mau anda kaji Kitan anda, pasti anda tahu ada yang yang berbunyi kurang lebih demikian, " Manusia yang akhlaknya mulia derajatnya akan melebihi atau lebih tinggi dari malaikat, tetapi kalau akhlaknya buruk, maka lebih buruk dari binatang, " kurang lebi demikian, maaf kalau saya tidak hafal betul (pada hal saya pernah mengambil Study Kajian dan Sejarah Islam).
setahu saya, malaikat tidak dianugerahi nafsu. diciptakan sebagai makhluk yg terus menerus beribadah/berzikir. dengan kata lain, ia tidak melakukan perbuatan lain kecuali ibadah ( menurut cara mrk sendiri ) dan perintah lain yg merupakan tugasnya, seperti mencabut nyawa atau menurunkan hujan. sedang hewan sebaliknya, hanya dianugerahi nafsu dan tidak dianugerahi akal. sehingga ia dapat berbuat semaunya. tidak berpikir, karena tidak tahu fungsi dan nama benda. kita tidak mungkin memangsa anak sendiri, karena ia darah daging kita. kita juga tidak mungkin buang air/berhubungan seks di tempat umum, karena kita tahu fungsi fasilitas umum. karena kita dianugerahi dua-duanya, baik akal maupun nafsu. sehingga, manusia bisa menjadi makhluk yang paling mulia, sekaligus makhluk yang paling "hina".
terima kasih.
Di lihat dari jurusan nilai-nilai, sampai saat ini pemikiran Filosof Yunani masih menjadi pedoman di hampir semua Universitas terkemuka dunia. begitupun di Indonesia.
Salah satu buku bacaan wajib di Universitas, Buku "Pemikiran Politik di Negara Barat" Karya, Pengamat Politik Deliar Noerpun masih membahas pemikiran-pemikiran tersebut.
Sejarah peradaban manusia menurut Sedgwick juga disusun oleh batu bata yang didirikan kaum gay (homo) dan hetero yang saling pelengkapi. Museum gay di London menyebutkan deretan panjang nama-nama tokoh terkenal yang gay atau biseks. Antara lain Winston Churchill, Lord Byron. Lord Mountbatten, Lawrence of Arabia, John Maynard, Sultan Mehmet II, Aritoteles, Alexander The Great, Abu Nawas, Maechelangelo, dll.
Bayangkan adai tokoh-tokoh itu tidak ada, wajah dunia kini tak bakal sama (Tempo edisi 5-11 Juli 2004, hal.49-51
Mas Sat bisa aja, saya menganut, ketika muda muda hura-hura, tua bahagia, mati masuk surga.
Tapi sejujurnya saya lebih condong ke gay walau ada ketertarikan ke perempuan mungkin hanya sekitar 30-40 %, jadi belum pada posisi di tengah-tengah sebagai biseks, walau pernah menikah sekitar 13 tahun, saat ini saya janda, eeeh maaf duda.
Kalau mas Sat lihat Mas Guruh, itulah gambaran saya (bukan seperti mas Didi Ninik Towok.
:twisted: :twisted: :evil: :evil: eit nggak boleh bawa bawa nama org laen tanpa sepengetahuan dia ... ha .. ha .. ha .. ntar ente dituntut tuh ... paling kagak ditegor ama superlop .... ati ati yak .... jangan jangan ntar disangka nuduh yg kagak kagak lage ...
Mas Sat, kalo menurut saya sih Mas Agung hanya bilang kalo dia tuh mirip Mas Guruh (atau mengidolakannya), kan nga ada kalimat yang membuat aib atau certia tentang Mas Guruh.
Bukannya gue mau bela dia ya, tapi supaya nga salah paham, gimana nih mas Agung?
memang bener juga ya sumbangsih Yunani yang punya dunia gay. Kalender aja masih pake nama Yunani, terus lambang keadilan dewi Yunani yang ditutup matanya, belum lambang kdokteran,waahhh banyak. Juga aku baca ternyata banyak kata-kata itu itu dari perkataan Alexsander the Great yang masuk dalam perbendaharaan sehari-hari, dll, dlll. Salam buat Mas Agung
tapi saya ga tahu ya dengan Raphael dan Donatello..loh kok jadi Kura-kura Ninja??
Sekalian belajar sejarah ... termasuk sejarah bf (dulu-dulu ada siapa ajah ...)