It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tolong baca tulisan Anak Agung yang lain, yaitu Anal Seks sebagai Alternatif Seks. Saya rasa itu sudah memenuhi syarat, karena dia mencantumkan nara sumber yang cukup terkenal. Atau baca aja Tempo Edisi 10-16 Maret 2003, diditu juga memuat pernyataan para seks yang sudah Mas Agung sebut.
Satu Buku baru yang wajib untuk dibaca anda semua, ' SEKS PARA PANGERAN, TRADISI DAN RITUAL HEDONISME JAWA'
PENULIS : OTTO SUKATNO C.R.
PENERBIT : BENTANG BUDAYA, YOGYAKARTA
CETAKAN : PERTAMA, NOVEMBER 2002
Otto Sukatno C.R., adalah Sastrawan dan ahli Kejawaen, yg menyingkaap pernik2k dunia seks dalam masyakarat Jawa. Lebih lanjut beliau mengulas ritual seks yang kadang dalam masyarakat Jawa dianggap berbau mistis (misalnya percintaan Panembahan Senopati, pendiri dinasti Mataram dengan Nyi Roro Kidull), yakni simbol-simbol seksual yang digunakan sebagai penanda dan pemakna terhadap konsep theologi Jawa.
Sepertijuga yang termuat dalam buku " SERAT WIRID HIDAYAT JATI" yang menjelaskan konsep persetubuhan.
Buku yang sangat menarik yang memperlihatkan kompleksitas ruang seksual Jawa, lewat naskah Klasik seprti "SERAT CENTHINI", SERAT CEMPORET dan beberapa primbon Jawa.
Malah kadang seks sebagai legitimasi kekuasaan, ini terjadi misalnya pada Amangkurat III, yang bukan Putra Makhota. Beliau berhasil menghisap kemaluan Raja sebelumnya yang menurut menglihatnya ketika ereksi ada seberkas sinar.
Yang jelas saya bukan omong kosong ya, tetapi memang itu realita sejarah budaya pada masyarakat Jawa, begitupun pada masyakart lainnya di Nusantara (saya memakai kata "Nusantara" yang meliputi, Asean).
Jelas bahwa Seks dalam masyakarat Jawa sesuatu yang sakral sekaligus hedonis.
terima Kasih
terima kasih.
kamu neh sulit di mengerti yah.... O_O
*loe kadang2 bisa bener juga yak Pan? hihihihii ....*
Soal perspektif si Freid bhw itu hanyalah sejarah hrsnya diperdebatkan di level ilmuwan
kita hrs mulai dari definisi budaya dan sejarah
*gw gak mao diskusi soal hal2 kayak gini, soalnya ini bukan bidang gw*
mungkin yg Freid maksud tuh budaya masa lalu
so ...... tetep aja ada unsur budaya di sini, gak melulu sejarah aja
Klo kita anggap semua sbg sejarah, seolah2 semua itu terjadi cuman sekali aja dan gak jadi sesuatu yg umum
misalnya: perang Diponegoro. Naaahhh .... ini baru dinamakan sejarah.
Tapi kalo dulu pernah ada aktivitas seksual sesama jenis di kalangan penari reog (gemblakan, red), dan itu diterima begitu saja oleh masy umum sbg hal yg lumrah, kita hrs menyebutnya sbg budaya. Budaya masa lalu.
Intinya: di sini sebenarnya kita diberitahu oleh Anak Agung bahwa mulai jaman dulu sebenarnya masyarakat di beberapa tempat di dunia juga sdh mengenal perilaku homoseksual, dan menerima hal itu sbg sesuatu yg wajar.
Bukankah menambah pengetahuan itu mrpk sesuatu yg positif?
Mengenai apakah kita setuju dgn. kebudayaan2 masa lalu itu, semua terserah kita.
So ...... buat apa kita mendebat seseorang yang memberi kita tambahan ilmu pengetahuan?
Klo gw sih, mending gw ucapin thanks ke Anak Agung atas info nya
Gitu ajah
:roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll:
lo salah pan... lagi serius ato gak serius kang didi sama-sama cakepnya koq.
kalo kang didi lagi gak serius... imut-imut... pengen nyubit kntlnya ato pntatnya... eh salah pipinya ding
kalo kang didi lagi serius... rasanya... berwibawa... bikin segan... aku pasti langsung menunduk hormat... trus terpandang... yang menggumpal itu apa ya... pengen nyubit juga .... teteeeeuuuuuup :):)
saya tujukan untuk semua karena saya tidak mau berpolemik khususnya dengan Freid.
Bidang pengajaran saya adalah seperti itu, kalau di UI dan beberapa Universitas Negeri Mis UGM sudah ada Fakultasnya sendiri, yaitu Fakultas Ilmu Budaya, yang memang nga secara khusus membahas soal gay, dan sayapun tidak berpropaganda soal gay. Sedang di Universitas Swasta di Jakarta umumnya termasuk salah satu mata kuliah wajib pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ulmu Politik.
Satu satu mata Kuliah, yaitu politik Indonesia banyak membaca kajian budaya, sejarah yang diaplikasikan kepolitik masa kini, dan sekali lagi soal budaya gaypun juga dibahas di Leiden, yang belum lama ini dipentaskan di Singapura lewat "Ila Galigo" dimana fenomena gay diwakili dengan para BISSU ( waria perantara para dewa), yang sampe saat ini masih ada di Makassar.
Kalau saya ketemu para forum seminar, ternyata mereka sangat memahami. satu lagi ternyata banyak diplomat kita yang Pria Metroseksual yang biseksual, dan itu sudah buakan rahasia umum.
Mengenai Amangkurat, berita terbarunya yaitu Mangkatnya (wafat) Sri Susuhunana Paku Buwono XII, yang sayang itu menjadi rahasia kerabat Ningrat tersebut, yang saya yakin ada kerabat, baik anak atau ponakan yang berusaha menghisap kemaluan Sang Raja.
Perlu diingat dalam kepercayaan Masyrakat Jawa, legitimasi berasal dari dunia Mikro dan Makro Cosmos, dalam arti kata, tetap percaya pada hal-hal yang gaib dan mistis, silakan teman-teman ke Yogya atau ke Solo.
Ini berarti budaya terssebut tetap jalan, dan Para Pangeran di dua kota tersebut tetap berprilaku sebagaimana kehidupan zaman dulu, hanya dalam lingkungan terbatas, contoh, saya turut menghadiri "JUMENENGAN ( KENAIKAN tAHTA) SULTAN HAMENGKU BUWONO X", tahun 1989, kami malam harinya (Kanjeng Pangeran Haryo Herwasto, oomnya Poundra dan beberapa teman, pojok disudut Kraton Yogya untuk saling pegang kemaluan. Mohon Maaf Mas Heru, membongkar rahasia).
ini berarti kebiasan tersebut masih ada (jelas Freid). Begitupun mengenai persetubuhan mistis itu menjadi bahasan dalam mata kuliah saya, yang bisa dibaca di "BABAD MATARAM", BAHASA JAWA KUNO. Kalau yang Serat Centini sudah pernah dialihbahasakan tahun 1985.
Untuk yang mempelajari antropologi atau Argeologi bukan hal yang aneh dengan mitos seks.
satu lagi mungkin teman-teman pernah dengan dengan Candi Sukuh ( 0RANG AWAM MENGANGGAP CANDI PORNO). dimana semua relif berupa persetubuhan hetero, dan beberapa homo. Ada beberapa patung LINGGA (YAITU PATUNG ALAT KELAMIN LAKI-LAKI sebagai tempat pemujaan)ATAU ISTILAH KASARNYA PATUNG KO.N.T.O.L), juga ada Relif LINGGA DAN YONI, YAITU PERTEMUAN DUA ALAT KELAMIN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN, INI DIANGGAP SUCI SEBAGAI DEWA KESUBURAN.
HEBATNYA di India sebagai alas agama Hindu, Candi seperti itu tidak ada, yang ada hanya Patung lingga dan Yoni. Mungkin teman-teman yang pernah ke Grand Hyaat lihat air pancur di Lobby utama, nah itu Patung Yoni lambang kelamin perempuan, dewi sesuburan, perhatikan air pancurnya jelas terlihat alat kelamin wanita.
Jadi teman-teman nga udah heran kalo ternyata hanya seorang Freid yang merasa aneh dengan kehidupan gay, kalau ternyata duania ilmaih dunai sangat mengakui budaya gay Indonesia.
Kalau menurut istilah psikologis, Saudara Freid menderita HIPOSEKSUAL, YAITU keadaan orang yang tidak suka dengan aktifitas seks orang lain, merasa jijik, karena adanya disfungsi ereksi, ini disebabkanya karena libido yang rendah. sehingga istilah nomal baginya lebih mudah diucapkan daripada didefinisikan. Misalnya onani, anal seks, yang secara medis, psikologis dan statistik dapat digolongkan normal, tetapi menjadi abnormal bila diukur dari aspek sosial dan agama. Kalau Kang Didi penderita Hiperseksual, yaitu kondisi yang kebalikan dari Hiposeksual. Yaitu orang yang peka terhadap rangsanagn dan dorongan seksual. Adanya rangsangan yang sedikit aja atau hanya fantasi akam memicu gairah yang meluap dan diikuti dengan aktifitas seks ( MAAF YANG KANG DIDI). baca matra no. 197 Desember 2002
Melihat ulasan di atas yang sekilas, jelas ternyata di beberapa daerah masih ada budaya seks, yang mana notabenenya Yogya adalah daerah Islam, karena salah satu gelar Sulatannya adalah "KALIFATULLAH SAYIDIN PANOTOGOMO". nAMUN KEHIDUPAN BUDAYA GAY MASIH ADA DI BEBERAPA PURI-PURI BANGSAWAN.
BEGITUPUN KETIKA TUHAN MURKA PADA KAUM LUT, TIDAK BERARTI KEHIDUPAN GAY MUSNAH.
ABNORMAL DILIHAT DARI SUDUT AGAMA (KHUSUSNYA ISLAM), TETAPI NORMAL DILIHAT DARI SUDUT PSIKOLOGIS, MEDIS, SOSIAL DAN BUDAYA. CONTOH DI BALI ADALAH HAL YANG WAJAR PARA WANITA MENGUMBARA BUAH DADA, KARENA HAL TERSEBUT TIDAK DILARANG DALAM AGAMA HINDU, YANG TIDAK BOLEH ADALAH MEMPERLIHATKAN PAHA.
KALAU TEMAN-TEMAN KE BALI, BERKUNJUNG KE SALAH SATU PURI BANGSAWAN JANGAN HERAN BANYAK WANITA BERKAIN TAPI BERTELANJANG DADA.
CUKUP INI DULU THAKS
wahhhh ....... jadi maluuuu .....
*sambil nunduk ke bawah, trus salah tingkah*
:oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops:
:oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops:
:oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops:
:oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops:
:oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops: :oops:
Info satu lagi, bahwa diBali masih ada 1 budaya yang masih terpelihara dengan baik yaitu mandi disungai rame rame, ini berlaku untuk laki-laki juga perempuan (walaupun situasi diBali sudah sangat moderat, tapi masih tetap hal ini dilakukan sampai saat ini), tapi biasanya mereka tidak campur antara laki laki dengan Perempuan.
Ayo..untuk membuktikannya mendingan rame rame ngumpul diBali... bikin panitia untuk acara ini.
Sekarang di anggap menyimpang :? :? hanya karena pengaruh agama yg kuat kah?