BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SIDEE (Art and Misery)

Np.Bukan pertamakalinya, sebelumnya saya pernah menulis Triangel dan Froz yang gak saya lanjuti diakun Ovii saya sudah coba masuk ke akun itu tapi nihil.
sekarang saya mencoba cerita baru. Silahkan tinggalkam krtitik dam saran


"Seni lahir dari kesedihan dan rasa kecewa." Kalimat itu membuatku selalu tertarik pada seniman. Mereka selalu mampu membuat karya yang luar biasa seorang seperti mereka yang menekuni seni memiliki sifat yang unik entah mereka menunjukanya atau tidak yang tentu membuat naluriku tertarik mengamati dan menganalisisnya.Atas dasar itu membawaku berdiri di sini, tepat di depan studio lukis di sudut kota saat cuaca kota terasa lebih lembab dan sejuk dari bulan lalu karena memasuki desember kota ini tengah memasuki musim hujan. Langit hampir selalu abu-abu dan berawan dengan durasi cahaya matahari hanya bersinar sebentar lalu bersembunyi di balik gulungan awan berlapis-lapis. Langit biru cerah adalah langka di bulan ini. Angin sesekali bertiupkencang membuatku harus mengeratkan jaket yang kukenakan, namun cuaca seperti ini tak membuatku berhenti menunggnya datang sambil memerhatikan bagian luar studio lukis ini.Sangat rapi dan tertata. Beberapa kaktus di kiri dan kanan dengan rapi masing- masing 3 pot diletakan. Terlihat bahwa pemilik studio menyukai tanaman namun malas untuk merawat sehingga memilih kaktus yang tak butuh perawatan khusus.Pintu bangunan studio ini terbuat dari kayu dengan cat coklat kemerahan senada bata di dinding yang menyelimuti bangunan tak seberapa besar ini, memberi suasana hangat di musim seperti ini. Di depannya tergantung sebuah papan bertulis "Lotus". Entah mengapa Si pemilik memberi nama studiolukisannya dengan nama lotus.Ah, dia di sana berjalan dengan wajah datar. Tubuh kurusnya ditutupi jaket parasut berwarna navy dengan jeans berwarna hitam dan sepatu sneakers. Dia melihatku dengan tatapan biasa, tidak terkejut aku berdiri menunggunya. Tentu dia tak terkejut, sudah kesekian kali aku melakukan hal ini tanpa persetujuan darinya bahkan seringkali dia tak menganggapku seolah aku hanya angin lalu.Aahh, dia pasti ingat aku seorang lulusan psikology sehingga dia berusaha menyembunyikan ekspresinya, seminim mungkin berekspresi di depan ku namun itu hanya khayalan ku tentu dia memang seorang yang minim ekspresi tipikal seorang yang minim tersenyum apalagi tertawa, hal yang membuatku tetap menantinya di sini setiap pukul 8 pagi dimana aku memakan sarapan hanya sedikit dan cepat agar bisa menunggunya.Dia adalah seseorang yang berkepribadian INFJ salah satu dari 1-3% populasi INFJ di dunia. Dimana INFJ adalah Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar itu terlihat jelas bagaimana dia tidak pernah terlihat bersama orang lain atau bisa kusebut dia anti sosial. Berorientasi pada masa depan dan berpikiran secara kompleks serta mendalam. Berkomitmen,penuh ide, perfeksionis, dan juga pendiam. Sayangnya terkadang mereka tidak ramah dan berempati. Tak suka berurusan dengan hal yang rinci dan juga sulit namun sangat mudah mengenali apapotensi diri mereka sehingga mudah bagi mereka menjadi profesional di bidangnya"Selamat pagi," aku menyambutnya dengan riang dan ramah. Dia hanya mengangguk kecil melewatiku tanpa berniat menyapa kembali. Tangannya terulur mengeluarkan kunci membuka pintu.Tanpa diijinkan aku segera mengekor danmasuk. Ruangan ini masih sama seperti sebelumnya sudah kesekian kali aku datang untuk mengamatinya. Rapi dan bersih. Di sepanjang dindingnya merupakan rak terbuat dari kayu yang digunakan untuk menempatkan karya seni di mana banyak lukisan yang bagiku ajaib di sana, Burung elang dengan sayap kupu-kupu. Kepala manusia yang setengahnya hancur, atau kelinci dengan telinga gajah dan menggunakan bot dan banyak lagi karyanya yang diluar nalar manusia.Surealisme adalah gayanya dalam melukis. Surealisme adalah sebuah gerakan seni yang memadukan seni nyatadengan seni imajinasi pelukisnya. Pelukissurealisme tidak menggambarkan bentukasli benda itu, namun menggambarkannya dengan imajinasi mereka. Bisa ditebak penganut surealisme adalah orang dengan kecerdasannya unik karena menggambarkan sesuatu dengan tidak biasa. Mereka seperti membuat dunia sendiri dalam lukisannya."Apa kau menyukai Salvador Dali?" tanyaku. Dia belum membuka suara. Masih sibuk memersiapkan alat lukisannya: kanvas, kuas berbagai ukuran,dan berbagai macam warna cat.Aku mendekat, memerhatikan dia yang kini duduk di depan kanvas putih. Matanya berbentuk Almond dengan pandangan yang tajam dan sedikit masukke dalam dengan alis yang tebal memberi kesan tegas. Sesekali dia berkedip, bulu matanya panjang dan lentik bagai perempuan. Tangan kurus pucatnya sudah menyentuh kuas, jika begitu barang tentu aku akan diabaikan seharianseperti biasanya. Namun, aku tidak menyerah kini memilih sedikit bergeser dan menyentuh pundaknya dengan lembut. Tubuhnya sangat kurus. Bahunyamampu digenggam penuh oleh tanganku."Salvador Dali kau pasti menyukainya." Usahaku tidak sia-sia. Dia melihat ke arahku sekarang dengan pandangan datar tanpa minat. Matanya berwarna abu-abu, sangat menawan bagiku meski mata itu belum pernah kulihat menatap dengan pandangan bahagia."Dia terlalu eksentrik tapi karyanya salah satu yang kukagumi." Aaah suaranya bagai suara dari surga. Teredam dalam sedikit serak seolah dia terlalu sering menangis sambil berteriak.Itu kalimat pertama sekaligus terakhir darinya hari ini yang kudengar karena selanjutnya dia hanya melukis. Kali ini lukisanya lebih suram dan lebih aneh dari biasanya. Dia hanya menggunakan warna-warna gelap. Aku bergidik ngeri melihat lukisannya yang sarat dengan kepedihan bagiku.Dia melukis tubuh seorang wanita duduk di lantai tanpa busana yang tengah memotong perutnya dengan gergaji yang berbentuk gunting wajahnya berupa kucing yang kupikir topeng rambutnya menjuntai terlihat seperti telinga kelinci panjang menyentuh lutut yang jumlahnya banyak. Di kiri perempuan itu ada pohon yang berbuah bohlam.Lukisan seorang pelukis biasanya merupakan ungkapan perasaan mereka yang dipadukan dengan imajinasi. Pelukisterkenal dengan karya terbaik punya riwayat kelam baik dari masalalu atau karakternya. Van gogh punya masalah dengan emosinya yang menyebabkan dia depresi dan menghabiskan sisa hidupnyadi rumah sakit jiwa. Frida Khalo seorang seniman surealis yang terkenal dengan lukisannya yang memiliki cerita dan semua berangkat dari masalah yang pernah dialaminya. Salvador Dali sering berhalusinasi hingga dia menggambarkannya dalam lukisannya.Kali ini aku yakin. Laki-laki di depan ku ini memiliki masalah dalam hidupnya dan rasa sakit tak tersampaikan yang dia ekspresikan dalam lukisan. Entah apa maksud dari lukisanya ini hanya membuatku semakin ingin meneliti dan masuk lebih dalam ke hidupnya. Barangkali, dia seorang pengidap depresi seperti Van gogh, sering berhaluainasi seperti Dali atau malah dia orang yang hidupnya penuh dengan masalah.Aku kembali mendekati rak yang berisi pajangan karyanya. Tidak semua karyanya berwarna kelam namun siapapun dapat merasakan lukisan itu gambaran kesedihan. Karakternya yang seorang introvert mudah sekali dibaca, sangat tertutup.Menarik bukan hanya datang dari pelukis ini tapi pun dari karya yang terpajang di studio ini. Beberapa karya yang kuperkirakan dibuat sekitar 3 tahun lalu terlihat dari tanggal yang tertera di sudut bawah. Lukisan itu memiliki karakter yangberbeda dari karya yang dia buat selama aku mengamatinya. Karya-karya itu bergaya kubisme seperti aliran Pablo Picaso.Apa ada seniman yang merubah alirannyadalam waktu 3 tahun? Jika dia merubah aliran lukisannya pasti dia memiliki alasanyang kuat.Lukisan yang beraliran kubisme di studio ini tidak begitu menarik. Aku melihat dia melukis tanpa menuangkan perasaanya dalam lukisan yang dibuat, tak ada cerita tersirat yang dapat kupahami. Atau...Dia melukis itu karena paksaan?. Aku berpikir keras berusaha menemukan jawabanya karena laki-laki yang tengah tenggelam dalam dunianya di sana tak akan membuka mulutnya atas pertanyaanku. Memasuki teritorial tanpa diusir saja aku sudah harus berterimakasih.Hanya ada satu cara menjawab rasa penasaran ku. Hanya dengan terus mengamatinya dan masuk lebih dalam dalam hidupnya.

Comments

Sign In or Register to comment.